Ayat

Terjemahan Per Kata
وَإِذۡ
dan ketika
تَأَذَّنَ
memberitahukan
رَبُّكَ
Tuhanmu
لَيَبۡعَثَنَّ
sungguh Dia akan mengirim
عَلَيۡهِمۡ
ata/kepada mereka
إِلَىٰ
sampai
يَوۡمِ
hari
ٱلۡقِيَٰمَةِ
kiamat
مَن
siapa/orang
يَسُومُهُمۡ
akan menimpa kepada mereka
سُوٓءَ
seburuk-buruk
ٱلۡعَذَابِۗ
azab
إِنَّ
sesungguhnya
رَبَّكَ
Tuhanmu
لَسَرِيعُ
amat cepat
ٱلۡعِقَابِ
siksa(Nya)
وَإِنَّهُۥ
dan sesungguhnya Dia
لَغَفُورٞ
sungguh Maha Pengampun
رَّحِيمٞ
Maha Penyayang
وَإِذۡ
dan ketika
تَأَذَّنَ
memberitahukan
رَبُّكَ
Tuhanmu
لَيَبۡعَثَنَّ
sungguh Dia akan mengirim
عَلَيۡهِمۡ
ata/kepada mereka
إِلَىٰ
sampai
يَوۡمِ
hari
ٱلۡقِيَٰمَةِ
kiamat
مَن
siapa/orang
يَسُومُهُمۡ
akan menimpa kepada mereka
سُوٓءَ
seburuk-buruk
ٱلۡعَذَابِۗ
azab
إِنَّ
sesungguhnya
رَبَّكَ
Tuhanmu
لَسَرِيعُ
amat cepat
ٱلۡعِقَابِ
siksa(Nya)
وَإِنَّهُۥ
dan sesungguhnya Dia
لَغَفُورٞ
sungguh Maha Pengampun
رَّحِيمٞ
Maha Penyayang
Terjemahan

(Ingatlah) ketika Tuhanmu memberitahukan bahwa sungguh Dia akan mengirimkan kepada mereka (Bani Israil) orang-orang yang akan menimpakan seburuk-buruk azab kepada mereka sampai hari Kiamat. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat hukuman-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tafsir

(Dan ketika memberitahukan) mempermaklumkan (Tuhanmu, bahwa sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka) dimaksud orang-orang Yahudi (sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya) dengan dihinakan dan dibebani pajak/jizyah; kemudian Allah mengutus Nabi Sulaiman kepada mereka, dan sesudah itu Raja Bukhtunasher (Nebukat Nezar) yang membunuh dan menawan mereka serta mewajibkan mereka membayar jizyah. Mereka selalu membayar jizyah kepada orang-orang Majusi sehingga Allah ﷻ mengutus nabi kita Muhammad ﷺ yang kemudian mengambil pula jizyah dari mereka. (Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya) (dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun) terhadap orang-orang yang taat kepada-Nya (lagi Maha Penyayang) terhadap mereka yang taat.
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memberitahukan bahwa sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: memberitahukan. (Al-A'raf: 167) Memakai wazan tafa'ala yang artinya memberitahukan. Demikianlah menurut pendapat Mujahid, sedangkan menurut yang Lain artinya memerintahkan. Di dalam ungkapan ini terkandung makna yang menunjukkan kata sumpah, karena itulah pada kalimat selanjutnya disebutkan oleh firman-Nya: sesungguhnya Dia akan mengirimkan kepada mereka. (Al-A'raf: 167) Maksudnya, kepada orang-orang Yahudi itu.
sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya. (Al-A'raf: 167) Yakni karena kedurhakaan dan pertentangan mereka terhadap perintah-perintah AHah dan Syariat-Nya serta tipu daya mereka untuk menghalalkan hal-hal yang diharamkan. Menurut suatu pendapat, Nabi Musa a.s. membebankan pembayaran pajak kepada mereka selama tujuh tahun. Menurut pendapat lain selama tiga belas tahun. Nabi Musa a.s. adalah orang yang mula-mula menetapkan pajak.
Kemudian mereka berada di bawah jajahan raja-raja Yunani dan Kasydan serta Kaledonia. Kemudian nasib mereka berpindah berada di bawah jajahan orang-orang Nasrani; Orang-orang Nasrani menindas mereka serta mengharuskan mereka membayar upeti dan pajak. Kemudian datanglah agama Islam dan Nabi Muhammad ﷺ Lalu mereka berada di bawah kekuasaan dan perlindungannya, mereka membayar upeti dan pajak kepadanya. Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas di dalam tafsir ayat ini, bahwa yang dimaksud dengan 'azab yang paling buruk' itu ialah kemiskinan dan diharuskan membayar pajak.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas pula bahwa yang dimaksud ialah diharuskan membayar jizyah (semacam upeti), dan orang yang menimpakan azab yang terburuk kepada mereka adalah Nabi Muhammad ﷺ dan umatnya sampai hari kiamat nanti. Hal yang sama telah dikatakan oleh Said ibnu Jubair, Ibnu Juraij, As-Suddi, dan Qatadah. Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Ma'mar, dari Abdul Karim Al-Jazari, dari Sa'id tbnul Musayyab yang mengatakan bahwa dianjurkan mengenakan jizyah (upeti) kepada orang-orang Nabat (segolongan orang Yahudi). Menurut hemat kami, pada akhirnya orang-orang Yahudi muncul sebagai pendukung Dajjal, lalu orang-orang muslim bersama Nabi Isa putra Maryam a.s.
memerangi mereka; yang demikian itu akan terjadi di akhir zaman nanti. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya. (Al-A'raf: 167 Yaitu terhadap orang yang durhaka kepada-Nya dan menentang syariatNya. dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-A'raf: 167) Yakni kepada orang yang bertobat dan kembali kepada-Nya. Ungkapan ini termasuk ke dalam bab "Mengiringkan Sebutan Rahmat Sesudah Sebutan Siksaan", dimaksudkan agar tidak membuat putus asa. Allah subhanahu wa ta’ala acapkali membarengkan sebutan targib (anjuran) dan tarhib (peringatan) dalam satu kalimat, dimaksudkan agar jiwa-jiwa yang terkena khitab berada dalam perasaan antara harap dan takut."
Begitulah siksa dan kebinasaan yang dialami oleh sebagian kelompok Bani Israil. Siksa itu akan terus berlanjut selama mereka dalam kedurhakaan. Memerintahkan hal-hal yang perlu diingat, Allah menyatakan, Dan ingatlah, ketika Tuhanmu wahai Nabi Muhammad memberitahukan melalui para nabi-Nya, kepada nenek moyang mereka bahwa sungguh, Dia Yang Mahakuasa itu akan mengirim dari suatu tempat orang-orang yang akan menimpakan azab yang seburuk-buruknya kepada mereka, yaitu orang Yahudi yang durhaka, sampai hari Kiamat karena mereka telah berbuat zalim dan fasik. Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat siksa-Nya, terhadap orang-orang kafir dan siksa itu pasti terlaksana dalam waktu dekat, sebab setiap sesuatu yang bakal terjadi itu sebenarnya telah dekat. Dan meski demikian, sesungguhnya Dia juga Maha Pengampun bagi siapa pun yang memohon ampunan-Nya dan Maha Penyayang bagi mereka yang bertobat dan kembali menaati-Nya. Ayat sebelum ini menginformasikan bahwa Allah telah menetapkan mereka akan disiksa sampai hari Kiamat, pada ayat ini dijelaskan bagaimana orang-orang Yahudi itu dipencar-pencar di berbagai belahan bumi. Dan Kami pecahkan, cerai-beraikan dan kelompokkan mereka orang-orang Yahudi di dunia ini, sehingga mereka menjadi beberapa golongan; namun demikian mereka tidak juga berbuat baik. Di antaranya ada orang-orang yang saleh, yaitu mereka yang beriman dan konsisten dengan keimanannya itu, atau mengikuti tuntunan Nabi Musa dan kemudian masuk Islam setelah kedatangan Nabi Muhammad; dan ada juga di antara mereka yang tidak demikian, yakni yang kafir dan durhaka. Dan Kami telah dan pasti akan uji mereka dengan jalan memberi nikmat dan berbagai hal yang baik-baik dan bencana atau berbagai hal yang buruk-buruk, agar mereka kembali kepada kebenaran, bertobat dan menyesali pelanggaran-pelanggaran yang mereka lakukan.
Nabi Muhammad dalam ayat ini diingatkan oleh Allah tentang pemberitahuan-Nya kepada orang-orang Yahudi, bahwa Dia akan mengirimkan manusia lain yang lebih perkasa dari mereka untuk menjajah dan menyiksa mereka. Mereka selalu akan hidup dalam kehinaan dan penderitaan sampai akhir zaman, disebabkan tindakan mereka yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah. Dalam sejarah telah terbukti dengan jelas ancaman Allah tersebut. Sesudah zaman Nabi Sulaiman, bangsa Yahudi diperangi oleh bangsa Babilonia di bawah raja Nebukadnezar, mereka hancur, laki-laki banyak yang dibunuh dan wanita-wanitanya banyak yang dijadikan hamba sahaya. Banyak pula di antara mereka yang di bawa ke Babilonia sebagai tawanan, sesudah itu mereka dijajah berganti-ganti oleh bermacam-macam kerajaan, karena itu mereka mengalami penderitaan berabad-abad lamanya akibat peperangan yang tak henti-hentinya. Akhirnya mereka jatuh ke tangan bangsa Romawi sampai zaman Nabi Isa. Zaman Romawi Kristen mereka tidak mempunyai kekuasaan lagi, bahkan mereka diusir dari negeri mereka dan terpencar-pencar di beberapa negeri. Sebagian mereka melarikan diri ke Jazirah Arab. Tinggallah mereka di daerah ini dengan aman. Tetapi kemudian sesudah agama Islam datang, mereka memusuhi Nabi Muhammad. Padahal beliau telah memberikan kebebasan kepada mereka hidup di daerah Islam berdasarkan perjanjian dengan mereka. Karena sikap permusuhan dan pengkhianatan mereka, terpaksa kaum Muslimin mengusir mereka dari daerah Islam. Ada pula di antara mereka yang dibunuh atau terbunuh karena berpihak kepada kaum musyirikin waktu peperangan (Perang Ahzab).
Pada abad ke 20, mereka mengalami penderitaan yang tak terperikan. Dalam perang dunia kedua yang lalu, banyak orang Yahudi menjadi korban kekuasaan Nazi Jerman. Di Amerika, di Eropa dan di Rusia, dewasa ini mereka masih banyak mengalami penghinaan. Meskipun orang Yahudi sekarang sudah mempunyai tanah air (Negara Israel) namun mereka tetap dalam penderitaan, karena sikap mereka juga, disebabkan umat manusia di dunia ini, terutama umat Islam memusuhi mereka. Negara Israel itu dibentuk dengan mengusir rakyat Palestina yang menjadi penduduk asli negara tersebut. Demikianlah nasib bangsa Yahudi itu. Sesungguhnya hukum Allah berlaku terhadap umat yang mendurhakai perintah-perintah-Nya dan membuat onar. Tetapi pengampunan dan kasih sayang Allah sangatlah besar dan luas bagi mereka yang taubat dari dosanya, kembali ke jalan Allah dengan penuh kesadaran, dan dengan jalan mengadakan perbaikan. Allah pasti menghapus penderitaan mereka.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 167
“Dan, (ingatlah) tatkala Tuhan engkau memberitahukan bahwa sesungguhnya Dia akan membangkitkan atas mereka, hingga Hari Kiamat, orang yang akan menimpakan kepada mereka seburuk-buruk adzab."
Artinya, oleh karena itu mereka kian lama kian keluar dan ketentuan yang digariskan oleh agama, yang diajarkan oleh nabi-nabi, pastilah mereka tidak bangun lagi; mereka kian lama kian sengsara, sampai Hari Kiamat, yaitu selama mereka masih begitu-begitu saja memegang agama. Di antara kesalahan mereka ialah merasa diri lebih unggul daripada golongan lain. Tentu orang lain pun tidak suka dibegitukan. Maka, selama perangai ini tidak berubah, selama itu pula akan berganti-ganti ditimbulkan Allah orang yang akan menimpakan kepada mereka seburuk-buruk adzab. Di dalam sejarah orang Yahudi hal ini sudah berlaku. Mula-mula mereka telah dihancurkan oleh bangsa Babil, sampai ditawan dan dijadikan budak lalu digiring dengan tangan terbelenggu ke negeri Babil. Kemudian mereka di bawah belas kasihan bangsa Persia. Kemudian dijarah dan dihancurkan oleh bangsa Yunani di zaman Antiokhus, sebagaimana telah kita uraikan pada tafsir ayat 157 di atas. Kemudian kekuasaan atas Palestina jatuh ke tangan bangsa
Romawi; bertukar agama bangsa Romawi dari kafir menyembah berhala kepada agama Kristen, sejak zaman Kaisar Konstantin, tetapi mereka masih tetap menguasai Palestina. Orang Yahudi masih tetap sengsara menderita. Datang al-Masih sebagai anak Yahudi mengajak mereka kembali kepada jalan yang benar, tetapi mereka masih tetap membantah, sedang orang Romawi tetap menerima agama al-Masih dengan mengubah di sana-sini, disesuaikan dengan agama asli mereka maka orang Yahudi pun bertambah menderita. Karena tindasan raja-raja Romawi itu, mereka pun terpencar-pencarlah di muka bumi.
“Sesungguhnya Tuhan engkau itu adalah sangat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia itu pun adalah Pengampun lagi Penyayang,"
Dengan ujung ayat ini Allah menyatakan bahwasanya suatu kesalahan yang diperbuat, mesti segera mendapat hukum. Akan tetapi, Allah pun memberi ingat, meskipun betapa besar ancaman hukum-Nya, tetapi dia selalu bersedia memberi ampun kepada yang bertobat dan kembali kepada jalan yang benar dan Dia pun Penyayang; sudi memberi petunjuk dan membimbing orang sungguh-sungguh insaf akan kesalahannya dan menempuh jalan yang benar.
Ayat 168
“Dan, Kami potong-potong mereka di bumi ini menjadi beberapa umat."
Artinya, bahwa orang Yahudi itu karena kesombongan dan keingkarannya telah dipotong-potong oleh Allah menjadi berbagai bangsa. Di zaman kaisar-kaisar Romawi yang mendakwakan diri sebagai pembela agama Kristen, tanah Palestina telah mereka rampas dan orang-orang Yahudi dihalau dan diusir keluar dari sana sehingga terpencar-pencar ke negeri-negeri lain. Ada yang ke Mesir, jadi orang Mesir. Ke Andalusia, jadi orang Andalusia, tersebar terpencar ke seluruh Eropa dan ke seluruh Amerika dan ke tanah Romawi sendiri. Di negeri-negeri itu mereka dipandang hina “penduduk kelas dua" oleh mayoritas Kristen. Terpencar juga ke tanah-tanah Arab, sampai terdapat Yahudi Bani Quraizhah, Bani Nadhir, Bani Qainuqa dan lain-lain ketika Nabi Muhammad ﷺ hijrah ke Madinah. Berbagai ragamlah nasib yang mereka derita di negeri-negeri itu. “Di antara mereka ada yang shalih, dan di antara mereka tidak demikian."
Inilah satu pandangan adil yangtermaktub dalam wahyu kepada Nabi kita Muhammad ﷺ bahwa walaupun kaum Yahudi itu telah terpencar-pencar terpotong-potong, tetapi di negeri-negeri tempat mereka berdiam yang baru itu ada juga di kalangan mereka yang shalih, yang berjasa, yang jadi orang-orang baik-baik, dan tidaklah semua orang Israil itu jahat, meskipun yang jahat itu memang ada.
“Dan Kami cobai mereka dengan berbagai kebaikan dan berbagai kejahatan supaya mereka kembali."
Bertemulah sejarah Yahudi sepanjang masa sebagaimana yang dilukiskan Allah ini. Mereka terpencar-pencar di Eropa lalu dipencilkan di tempat-tempat yang bernama Ghetto. Sampai kepada akhir abad ke-19, pandangan bangsa Eropa Kristen sangat hina dan rendah terhadap Yahudi. Mereka mendapat perlindungan yangaman di negeri-negeri Islam sampai abad ke-20 ini. Di negeri Spanyol dalam zaman kejayaan Islam 800 tahun, Yahudi mendapat jaminan hukum yang baik sekali. Sampai ke zaman Tafsir ini dibuat, orang Yahudi masih mendapat jaminan hukum yang baik di Mesir dan di Aljazair atau Marokko walaupun Yahudi (Zionis) telah mendesak dan menginjak-injak orang Arab di Palestina.
Program yang sangat terkenal dari Adolf Hitler dengan Partai Nazinya, ialah memusnahkan orang-orang Yahudi.
Dari sebab anggapan hina yang demikian rupa terhadap mereka, itulah salah satu sebab utama yangmenimbulkan ahli-ahli pikir Yahudi yang besar-besar dalam sejarah dunia ini. Kata setengah ahli filsafat sejarah, rasa dendam karena sekian ratus tahun tertekan dalam masyarakat Eropa menyebabkan timbulnya ahli-ahli pikir itu. Sejak dari Kari Mara dengan Komunisnya, Sigmund Freud dengan Psiko Analisanya, Jean Paul Sartre dengan ajaran Eksistensialismenya, Nobel dengan hadiah nobelnya, Albert Einstein dengan Teori Atom dan Teori Relativitasnya. Perdana Menteri Disraeli dengan Imperium Indianya, Baron Rothschild dengan membeli saham Kanal Sueznya, dan berpuluh lagi ahli-ahli pikir Yahudi yang lain. Sama sekali itu adalah per-cobaan dari Allah, dengan jalan kebaikan sukses atau dengan kejahatan mengeluarkan paham baru dan tenaga perusak yang baru, yang mengguncangkan alam dunia ini. Kalau sekiranya mereka insaf, bukan dicampuri oleh penyakit kesombongan bangsa mendakwakan bahwa diri merekalah rakyat pilihan Allah (sya'bullah al-Mukhtar), dan bangsa lain di dunia ini adalah orang bodoh-bodoh belaka (ummi) lalu mereka kembali kepada jalan yang benar, tidaklah akan sekusut ini dunia sekarang.
Bahkan dalam masa kita sekarang ini, dengan pertolongan negara-negara Kristen yang besar-besar, terutama Amerika dan Inggris, mereka rebut tanah orang Islam, Palestina, dengan dakwaan, bahwa 2000 tahun yang lalu datuk nenek moyang mereka pernah berdiam di situ lalu mereka usir orang Arab yang telah menduduki tanah itu 1400 tahun. Mereka tidak memedulikan lagi keadilan. Mereka datang dari seluruh pelosok dunia, dari Eropa, Amerika, Rusia, Afrika, dan lain-lain yang di sana mereka telah berdiam turun-temurun sebab kaum mereka telah terpotong-potong. Mereka menyangka bahwa akan kekallah mereka menguasai negeri itu lalu membalikkan sejarah, mengusir hampir 2 juta orang Arab penduduk asli negeri itu, sehingga terpencar-pencar pula, tetapi tidak ke seluruh dunia, melainkan hanya ke sebagian Tanah Arab yang lain saja.
Tampaknya mulailah bertemu kembali apa yang diperingatkan Allah pada ayat 167 di atas tadi, bahwasanya, “Allah akan membangkitkan atas mereka sampai Hari Kiamat, orang yang akan menimpakan kepada mereka seburuk-buruk adzab dan siksaan." Sejak mereka rampas negeri itu pada 1958 sampai mereka rebut daerah-daerah Arab yang lain pada Juni 1967, sampai mereka bakar Masjidil Aqsha tahun 1969, mulailah orang Arab penduduk Palestina sendiri bangkit, di bawah pimpinan Yasser Arafat menuntut balas dan melepaskan dendam, sehingga siang malam mereka sebagai dalam neraka layaknya dan tidak akan berhenti sebelum mereka diusir habis dari daerah itu oleh putra Palestina sendiri.
KETURUNAN DI BELAKANG
Ayat 169
“Maka, menggantikanlah sesudah mereka itu suatu keturunan yang mewanisi kitab."
Artinya, nenek moyang yang terdahulu telah habis atau punah atau terpencar-pencar atau terpotong-potong, tersebar, terpencil atau dipencilkan (Ghetto) di seluruh dunia. Maka, datanglah keturunan. Nenek moyang yang telah pergi tidaklah meninggalkan pusaka, hanyalah sebuah kitab suci. Itulah kitab Taurat. Kitab Taurat itu terdiri dari catatan sisa-sisa dari ajaran Nabi Musa a.s„ Harun, Yusyak, dan catatan-catatan yang lain.
Di dalam lanjutan ayat ini dijelaskan bagaimana sikap mereka menerima kitab suci ini. Allah berfirman selanjutnya, “Mereka ambil benda-benda yang rendah ini dan mereka berkata, ‘Kita akan diampuni!'"
Artinya, bahwasanya kitab Taurat yang asli telah terbakar lama sesudah Musa, yaitu ketika bangsa Babil datang merompak Palestina dan membakar Haikal Sulaiman. Setelah orang Yahudi pulang dari pembuangan di Babil yang 62 tahun lamanya, mereka mengumpulkan kembali Taurat itu dari ingatan-ingatan orang-orang tua yang masih hidup. Yang mengambil prakarsa mengumpul itulah yang bernama Izra (Uzair) yang karena demikian besar jasanya, sampai dia disebut juga Anak Allah!
Maka, bercampur-baurlah dalam catatan yang dinamai Taurat itu cerita lain, terutama tentang mengumpulkan kekayaan dan penganiayaan kepada bangsa lain yang bukan Yahudi, Dalam peperangan, musuh yang bukan Yahudi itu boleh disapu bersih saja. Riba hanya terlarang kepada sesama Yahudi dan tidak terlarang kalau mengambil riba kepada bangsa lain. Isi-isi yang rendah semacam inilah yang banyak mereka ambil dari kitab yang masih mereka namai Taurat itu. Meskipun mereka tahu bahwa perbuatan itu salah, mereka memandang bahwa kesalahan itu enteng saja sebab mereka sebagai orang Yahudi adalah bangsa yang sangat dikasihi Allah. Kalau masuk pun ke dalam neraka, hanya beberapa hari saja, (lihat surah al-Baqarah ayat 80 dalam Tafsir al-Azhar Juz 1)
“Dan, jika datang (juga) kepada mereka benda seperti itu, mereka pun akan mengambilnya pula."
Artinya, bahwa pengambil yang pertama atas hal yang rendah itu mereka telah mengakui bahwa itu memang salah! Namun, Allah kasih kepada Yahudi, dosa-dosa semacam itu tidak akan dimurkai Allah, sebab itu kalau terjadi lagi, mereka tetap akan mengerjakannya lagi. Atau ada kesempatan lagi, mereka akan melanggar pula. Kalau ada lapangan bekerja hari Sabtu, mereka pasang pukat hari Jum'at sore dan mereka keluarkan dari laut hari Sabtu malam.
Sehingga dosa itu menjadi hal yang ringan saja, menyebabkan budi pekerti jadi kasar karena dosa.
Maka, datanglah tempelak Allah.
“Bukankah telah diambil perjanjian atas mereka di dalam kitab itu bahwa mereka tidak boleh berkata atas nama Allah, melainkan perkara yang benar? Sedangkan mereka pun telah membaca apa yang ada di dalamnya?"
Di ayat ini diperingatkan kembali kepada mereka bahwa di dalam kitab Taurat itu pun termaktub dengan jelas perjanjian di antara mereka dengan Allah di bawah bimbingan Nabi Musa a.s.. janji yang wajib dipegang teguh, dibuhul mati, tak boleh dilanggar sekali-kali. Sehingga dibuat lambang dengan peti suci, bernama Tabut Perjanjian Allah, tempat Taurat asli diletakkan. Sehingga, bila peti itu kelihatan kembali, mereka mesti ingat kembali kepada janji itu. Dan, tidak ada disebutkan bahwa orang Yahudi adalah kaum pilihan Allah, bangsa istimewa atau rakyat utama. Keutamaan Bani Israil dan siapa pun yang ada di muka bumi ini, bukanlah karena darah dan keturunan, melainkan karena kebaktian dan takwa.
Mereka selalu membaca kitab itu. Apakah kitab hanya buat dibaca, dinyanyi di-dendangkan, bukan buat diamalkan? Buat dibanggakan sebagai pusaka suci, bukan buat ditaati? Di dalam kitab suci itu sekali-kali tidak ada tersebut bahwa mereka orang istimewa, di atas dari seluruh alam, berbuat salah tidak berdosa. Yang tersebut hanyalah bahwa mereka, tidak pandang bulu, akan kena kutuk Allah belaka, kalau peraturan-peraturan itu mereka langgar. Kita di zaman sekarang pun dapat melihat kitab-kitab pegangan mereka. Di dalam Kitab Ulangan, berkali-kali dituliskan pesan Nabi Musa yang diterimanya dari Allah, supaya Bani Israil memegang teguh janji dengan Allah: barangsiapa yang melanggar janji akan dibinasakan sebagaimana telah binasa-nya pelanggar-pelanggar janji yang dahulu.
“Padahal negeri akhinat adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Apakah meieka tidak mau mempergunakan akal?"
Di ayat ini dijelaskan bahwa bagi orang yang ada rasa takwa, kalau mereka mencari suatu keuntungan benda, selalu mereka pikirkan akibat di belakang hari, jangan sampai harta yang didapat itu akan memberati diri di akhirat jangan asal dapat keuntungan saja, padahal tidak tentu halal haramnya. Maka, anak keturunan Bani Israil tadi, tidak lagi mempergunakan akal buat mendalami isi kitab mereka sendiri yang telah diturunkan Allah kepada mereka dengan janji yang teguh. Kitab mereka baca juga, tetapi tidak mereka pahamkan apa isinya. Inilah yang dimisalkan di dalam surah al-Jum'ah ayat 5, bahwa orang-orang
yang disuruh memikul Taurat, tetapi tidak mereka pikul, adalah laksana keledai memikul kitab-kitab. Disuruh memikul kitab itu sendiri, untuk memikul isinya. Kitab mereka pikul, tetapi isinya tidak mereka kerjakan.
Ayat 170
“Dan, orang-orang yang berpegang teguh dengan kitab dan mereka pun mendirikan shalat."
Maka di samping yang hanya membaca kitab, tetapi isinya tidak mereka amalkan, sebagaimana yang disebutkan di atas tadi, masih tetap ada mereka yang memegang teguh janji dan mengamalkan, terbukti dengan mereka pun mengerjakan shalat.
“Sesungguhnya Kami tidaklah akan menyia-nyiakan pahala bagi orang-orang yang berbuat perbaikan."
Dalam kelompok umat yang demikian besar masih ada yang benar-benar memegang teguh isi kitab Taurat itu, mereka pegang dengan setia dan mereka pun mendapat petunjuk. Mereka bandingkan isi kitab mereka itu dengan wahyu yang didatangkan kepada Muhammad ﷺ setelah beliau dibangkitkan maka dia pun menyatakan percaya kepada beliau. Maka, beliau pun menyatakan percaya kepada mereka. Mereka selalu berbuat perbaikan, memperbarui iktikad maka pahala buat mereka tidaklah disia-siakan atau diabaikan Allah.
Ayat 171
“Dan, (ingatlah) tatkala Kami angkatkan gunung itu di atas mereka, seakan-akan sebagai suatu atap dan mereka menyangka bahwa gunung itu akan jatuh kepada mereka.''
Tentang gunung diangkat di atas kepala mereka ini, telah kita ketahui tafsirnya pada surah al-Baqarah ayat 63 dan 93 dan surah an-Nisaa' ayat 153, yang menurut sebagian ahli
tafsir, memang gunung itu sendiri diangkat oleh Malaikat Jibril; dan setengah tafsir lagi, gunung tidak diangkat, tetap tinggi, dan jika terjadi gempa bumi tahulah mereka bahwa kalau Allah menghendaki, dalam sesaat seketika saja gunung itu bisa menimpa mereka; sebagaimana kita ketahui seperti meletusnya gunung Phisopius, di mana seluruh penduduk negeri Pompei habis ditimbun lahar.
“Peganglah Kitab yang telah Kami berikan kepada kamu itu dengan teguh dan ingatlah apa-apa yang ada padanya supaya kamu terpelihara."