Ayat
Terjemahan Per Kata
فَٱنتَقَمۡنَا
maka Kami menghukum
مِنۡهُمۡ
dari mereka
فَأَغۡرَقۡنَٰهُمۡ
maka Kami tenggelamkan mereka
فِي
dalam
ٱلۡيَمِّ
laut
بِأَنَّهُمۡ
dengan (sebab) mereka
كَذَّبُواْ
mereka mendustakan
بِـَٔايَٰتِنَا
pada ayat-ayat Kami
وَكَانُواْ
dan adalah mereka
عَنۡهَا
daripadanya (ayat-ayat)
غَٰفِلِينَ
orang-orang yang lalai
فَٱنتَقَمۡنَا
maka Kami menghukum
مِنۡهُمۡ
dari mereka
فَأَغۡرَقۡنَٰهُمۡ
maka Kami tenggelamkan mereka
فِي
dalam
ٱلۡيَمِّ
laut
بِأَنَّهُمۡ
dengan (sebab) mereka
كَذَّبُواْ
mereka mendustakan
بِـَٔايَٰتِنَا
pada ayat-ayat Kami
وَكَانُواْ
dan adalah mereka
عَنۡهَا
daripadanya (ayat-ayat)
غَٰفِلِينَ
orang-orang yang lalai
Terjemahan
Maka, Kami membalas mereka (dengan siksa yang lebih berat). Kami tenggelamkan mereka di laut karena mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang lengah terhadapnya.
Tafsir
(Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelamkan mereka di laut) laut yang airnya asin (disebabkan mereka) dikarenakan mereka (mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami) tetapi mereka tidak mau memikirkannya.
Tafsir Surat Al-A'raf: 136-137
Maka Kami menghukum mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka di laut disebabkan karena mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami dan melalaikan ayat-ayat Kami.
Dan Kami wariskan kepada kaum yang telah tertindas itu, bumi bagian timur bumi dan bagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan telah sempurnalah firman Tuhanmu yang baik itu (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah mereka bangun.
Ayat 136
Allah ﷻ menceritakan bahwa ketika mereka bersikap sombong dan ingkar, padahal Allah telah menimpakan tanda-tanda kekuasaan-Nya (mukjizat) yang berturut-turut kepada mereka satu per satu, dan mereka masih tetap sombong serta ingkar, maka Allah menghukum mereka dengan menenggelamkan mereka (Fir'aun dan bala tentaranya) ke dalam lautan.
Laut itu adalah laut yang dibelah oleh Nabi Musa a.s., lalu ia menyeberanginya bersama kaum Bani Israil yang mengikutinya. Kemudian Fir'aun dan bala tentaranya memakai jalan yang sama untuk mengejar mereka. Setelah mereka semuanya masuk ke dalam laut itu, maka laut itu tertutup kembali, menenggelamkan mereka sampai semua. Demikian itu terjadi karena mereka mendustakan dan mengabaikan ayat-ayat Allah. Kemudian Allah menceritakan bahwa setelah itu Dia mewariskan belahan timur dan belahan barat bumi kepada orang-orang dari kalangan kaum Bani Israil yang dahulunya hidup tertindas.
Hal ini diungkapkan oleh Allah ﷻ melalui firman-Nya:
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), dan Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi dan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman bersama bala tentaranya apa yang selalu mereka takutkan dari mereka (kaum Bani Israil) itu.” (Al-Qashash: 5-6)
“Betapa banyak taman-taman dan mata air-mata air yang mereka tinggalkan, dan kebun-kebun serta tempat-tempat kediaman yang indah-indah, dan kesenangan-kesenangan yang mereka menikmatinya. Demikianlah, dan Kami wariskan semua itu kepada kaum yang lain.” (Ad-Dukhan: 25-28)
Ayat 137
Diriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri dan Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya:
“Bumi bagian timur bumi dan bagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya.” (Al-A'raf: 137)
Menurutnya, makna yang dimaksud adalah negeri Syam.
Firman Allah ﷻ: “Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka.” (Al-A'raf: 137)
Menurut Mujahid dan Ibnu Jarir, yang dimaksud dengan perkataan 'Tuhanmu yang baik' ialah apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam surat lain, yaitu:
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), dan Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi dan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman bersama bala tentaranya apa yang selalu mereka takutkan dari mereka (kaum Bani Israil) itu.” (Al-Qashash: 5-6)
Adapun firman Allah ﷻ:
“Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya.” (Al-A'raf: 137)
Artinya Kami rusak semua yang telah dibuat oleh Fir'aun dan kaumnya berupa bangunan-bangunan dan lahan-lahan pertanian.
“Dan apa yang telah dibangun mereka.” (Al-A'raf: 137)
Menurut Mujahid dan Ibnu Abbas, makna ya'risyun ialah bangunan-bangunan mereka, yakni apa yang telah mereka bangun.
Karena mereka mengingkari janji untuk percaya kepada ajaran tauhid yang dibawa Nabi Musa, atau mengingkari janjinya membiarkan Bani Israil berhijrah bersama Nabi Musa, dan terus berada dalam kekufuran, maka Kami membalas mereka dengan siksa yang lebih berat daripada siksa yang pernah mereka rasakan. Lalu ketika siksa itu datang, Kami tenggelamkan mereka di laut, yaitu Laut Merah, disebabkan karena sesungguhnya mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami yang demikian agung dan jelas, dan mereka sejak dulu hingga kini adalah orang-orang yang lalai padanya.
Setelah menyampaikan kesudahan kaum durhaka, ayat ini melanjutkan pemberitaannya tentang umat Nabi Musa, dengan menyatakan bahwa Kami tenggelamkan pengikut-pengikut Fir'aun bersamanya dan Kami wariskan kepada kaum yang tertindas itu, yaitu Bani Israil, bu-mi bagian timur dan bagian baratnya, yaitu Ne-geri Syam, Mesir dan negeri-negeri sekitar keduanya yang pernah dikuasai Fir'aun dahulu, yang telah Kami berkahi dengan berbagai nikmat yang berupa tanaman, buah-buahan dan sungai-sungai serta aneka nikmat lainnya. Dan dengan demikian telah sempurnalah firman Tuhanmu yang baik itu sebagai janji untuk Bani Israil (Lihat: Surah al-Qashash/28: 5-6), disebabkan kesa-baran mereka dalam menghadapi siksaan dan ancaman Fir'aun dan kaumnya. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah mereka bangun, berupa gedung-gedung pencakar langit dan istana-istana megah serta atap-atap untuk tanaman dan pepohonan yang menjalar layaknya rambatan pohon anggur. Itulah bukti kemahakuasaan Allah, dan terbukti benarlah segala yang dijanjikanNya kepada Bani Israil.
.
Pada ayat ini Allah menceritakan tentang datangnya saat kebinasaan bagi Firaun dan kaumnya, setelah berbagai azab yang ditimpakan kepada mereka sebelumnya ternyata tidak mengubah sikap dan perbuatan mereka, lantaran kekufuran dan kezaliman mereka.
Firaun dan kaumnya telah mengingkari janji untuk membiarkan Bani Israil meninggalkan negeri Mesir bersama Nabi Musa. Oleh sebab itu, ketika Nabi Musa membawa kaumnya meninggalkan negeri itu menuju Palestina melalui Laut Merah, Firaun dan kaumnya mengejar mereka. Musa dan kaumnya selamat menyeberangi Laut Merah, tetapi Firaun dan kaumnya tenggelam ketika berada di tengah-tengah laut itu, maka mereka binasa.
Pada akhir ayat ini Allah menjelaskan bahwa hukuman tersebut dijatuhkan lantaran mereka senantiasa mendustakan ayat-ayat-Nya, dan tidak mau menyadari akibat yang menimpa mereka lantaran kekufuran dan kezaliman mereka, baik malapetaka di dunia ini, maupun azab sengsara di akhirat kelak. Sebagian dari kaum Firaun telah binasa bersamanya, karena mengikuti kesesatan dan kekufurannya. Sedang sebagiannya lagi binasa karena kekejaman dan kezaliman Firaun terhadap mereka.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
MUSA DAN FIR'AUN (II)
Datang kekeringan kemarau dan rusak pertahunan, mereka tuduh Musalah yang sial. Datang basil bumi yang baik, panen, mereka katakan bahwa itu adalah untuk kami sementara Bani Israil tambah melarat. Diberi peringatan supaya ingat kepada Allah, mereka tolak mentah-mentah dan berkata bahwa apa pun keterangan dikemukakan, mereka tidak mau percaya. Sebab, keterangan-keterangan itu, apa saja pun bentuknya, hanyalah sihir belaka.
Ayat 133
“Maka, Kami kirimlah kepada mereka angin topan dan belalang dan kutu-kutu dan kodok-kodok dan darah, sebagai bukti yang terpisah-pisah, tetapi mereka menyombong juga dan adalah mereka itu kaum yang durhaka."
Berturut-turut datang lima bencana lagi menimpa negeri mereka. Datang dari kekuasaan Allah yang tidak dapat ditangkis oleh kekuasaan Fir'aun. Mula-mula datang angin topan. Menurut satu riwayat yang dinukilkan oleh Ibnu Katsir dari Ibnu Abbas, datang hujan besar yang sangat lebat sehingga timbullah banjir dan disapunya tanam-tanaman yang sedang diharapkan akan berbuah. Menurut riwayat Mujahid, datang banjir menghancurkan segala tanaman dan bekasnya meninggalkan penyakit tha'un atau kolera. Banyaklah orang mati.
Di dalam Perjanjian Lama (kitab Keluaran) pasal 9 ayat 18, tersebut bahwa, “Sesungguhnya esok pagi hari begini, Aku menurunkan hujan rambon yang amat besar maka sebagainya belum pernah ada dalam negeri Mesir daripada jadinya sampai sekarang ini." Dan di dalam ayat 25, “Maka, ditimpa oleh hujan rambon akan segala suatu yang di luar, baik manusia, baik binatang, dan lagi ditimpa oleh hujan rambon akan segala tumbuh-tumbuhan dan dipatah-kannya akan segala pokok yang di ladang."
Tentang bahaya belalang, tersebut pula dalam kitab Keluaran pasal 10 ayat 15, “Karena oleh belalang itu tertudunglah muka segala tanah sehingga kelam kabutlah negeri maka segala tumbuh-tumbuhan yang di tanah dan segala buah-buahan pohon kayu, yang tertinggal dari hujan rambon, habis dimakan oleh belalang itu maka sesuatu yang hijau pun tiada tertinggal pada pohon kayu dan pada segala tumbuh-tumbuhan dalam segala negeri Mesir."
Tentang bahaya kutu-kutu menurut riwayat dari Ibnu Abbas, yaitu semacam ulat hitam kecil yang memakan gandum. Dan, dalam riwayat Ibnu Abbas yang lain pula, yaitu satu belalang kecil tidak bersayap; mengisap gandum selagi masih muda sehingga jadi hampa. Barangkali semacam pianggang di negeri kita (hama wereng).
Terdapat di dalam kitab Keluaran pasal 8 ayat 21 bahwa Musa mengancamkan kepada Fir'aun dan kaumnya bahwa tabuhan yang sangat berbisa sengatnya itu akan masuk berkerumun ke dalam rumah mereka. Tabuhan atau sialang atau tawon hitam yang biasa diambil orang lilinnya.
Tentang bahaya kodok-kodok atau katak, tersebut juga di dalam kitab Keluaran pasal 8 bahwa katak telah naik memenuhi seluruh negeri Mesir, setelah Harun mengangkat Musa itu ke udara sehingga di mana-mana terdapat katak dan katak sampai menjemukan, sampai inasuk ke dalam rumah orang-orang besar, sampai masuk ke dalam istana Fir'aun sendiri.
Tentang bencana darah, memanglah di dalam tafsir-tafsir tersebut bahwa suatu masa bertukarlah Sungai Nil dan segala sumur-sumur yang ada di seluruh negeri Mesir itu menjadi sungai dan sumur darah sehingga orang tidak bisa minum, ikan-ikan habis mati karena pertukaran air menjadi darah itu. Di dalam kitab Perjanjian Lama (kitab Keluaran pasal 7 ayat 19) tersebut demikian, “Dan lagi firman Allah kepada Musa, ‘Katakanlah kepada Harun, ‘Ambillah tongkatmu dan kadangkan-Iah tanganmu ke atas, segala air orang Mesir, ke atas mereka itu dan ke atas segala perkumpulan airnya supaya ia itu berubah menjadi darah, biarlah ada darah dalam seluruh tanah Mesir, baik dalam berkas kayu, baik dalam berkas batu."“ Di dalam ayat 25 diterangkan bahwa seluruh air menjadi darah itu ialah 7 hari lamanya.
Kita salinkan beberapa ayat dari Perjanjian Lama itu ialah mana yang cocok dengan keterangan Al-Qur'an dan kita tidak menerima kalau dia mengatakan “tongkat Harun", sebab Al-Qur'an mengatakan tongkat Musa.
Namun, sudah demikian banyaknya ayat tanda kebesaran ditunjukkan Allah, tetapi mereka tetap juga dalam kesombongan dan tetap juga dalam kedurhakaan. Sombong dan durhaka itu dijelaskan pada ayat berikutnya.
Ayat 134
“Dan, tatkala telah menimpa kepada mereka bencana itu, mereka berkata, ‘Wahai Musa! Doakanlah untuk kami kepada Tuhan engkau dengan apa yang telah dijanjikan -Nya kepada engkau. Sesungguhnya jika telah engkau lepaskan kami dari bencana itu sungguh kami akan pencaya kepada engkau dan akan kami serahkan bersama engkau Bani israil itu.'"
Pada pasal-pasal di dalam Perjanjian Lama (kitab Keluaran) itu pun ada diterangkan bahwa selalu Musa meminta dengan segala hormat kepada Fir'aun agar Bani Israil dibebaskan dan supaya diserahkan kepadanya agar mereka berangkat menuju tempat yang bisa bebas mereka mengerjakan agama mereka. Dan, tiap-tiapnya itu Musa bersama Harun bahwa betul-betul permohonan mereka ini atas kehendak Allah lalu diterangkannya bahwa sebagai bukti besok akan turun topan besar atau besok akan turun belalang atau akan turun tabuhan dan sialang atau katak. Kemudian apa yang dia katakan itu terjadi sehingga cemaslah Fir'aun dan orang besar-besarnya melihat bencana-bencana itu lalu dengan tidak merasa malu lagi, mereka panggil Musa dan mereka minta supaya dimohonkan kepada Allah agar bencana itu dihilangkan dan mereka berjanji kalau bahaya itu telah hilang, mereka akan tobat, akan percaya kepada Tuhannya Musa. Mereka juga berjanji, akan membiarkan Bani Israil pergi.
Ayat 135
“Maka, tatkala telah Kami lepaskan mereka dari bencana itu sehingga suatu yang mereka sampai kepadanya, tiba-tiba mereka pun mungkin."
Artinya, ketika sudah sangat terdesak, tabuhan tidak dapat dimusnahkan, katak tak dapat dibasmi, mereka khususnya Fir'aun meminta Musa datang minta tolong doakan agar semua bencana habis lalu berjanji bahwa pada waktu sekian mereka sudah boleh pergi dari Mesir, tidak akan dihalang-halangi lagi. Akan tetapi, dalam jarak di antara satu bencana dengan bencana yang lain, mereka sengaja melupakan dan memungkiri janji itu. Mereka kembali lagi kepada kedurhakaannya. Mereka amat berat melepaskan Bani Israil pergi bersama Musa. Sebab, Bani Israil, sebagai kelas yang tertindas, adalah sendi pengukuhan kemewahan dan kekuasaan mereka. Kalau Bani Israil pergi, tidak ada lagi kuli-kuli, orang yang diperbudak, orang yang disuruh memikul yang berat. Mesir akan kosong dari kemewahan. Contoh terdekat di zaman sekarang ialah nasib orang-orang Negro di Amerika. Mereka ditindas, tetapi mereka amat diperlukan. Atau sebagai yang disebut politik apartheid di Afrika Selatan. Di mana golongan kecil (minoritas) bangsa kulit putih menindas penduduk kulit berwarna padahal merekalah tiang dari kemewahan mereka. Serupa itulah sebab yang menjadikan Fir'aun dan orang-orang besarnya sangat berdegil buat membebaskan Bani Israil pergi.
Ayat 136
“Maka, Kami balaslah kepada mereka dan Kami tenggelamkan mereka ke dalam laut karena mereka telah mendustakan ayat-ayat Kami dan adalah mereka itu lalai daripadanya."
Ibarat bergantang, sudahlah mulai penuh, sebab itu tidaklah dibiarkan melimbak lagi. Ayat-ayat Allah sudah cukup diperlihatkan, tetapi mereka masih tetap berkeras. Mereka berjanji yang terakhir bahwa Bani Israil sudah boleh keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa. Maka, dengan bertahun-tahun bersama, di bawah pengetahuan Fir'aun sendiri terjadilah pada suatu malam, satu pengungsian besar-besaran. Seluruh Bani Israil yang berada di Mesir, besar, kecil, tua muda, laki-laki dan perempuan, dan anak-anak dalam pangkuan, semua keluar di bawah pimpinan Musa dan Harun, di tengah malam. Akan tetapi, Fir'aun mungkir akan janjinya, dikejarnya orang-orang yang mengungsi itu dengan bala tentara yang besar sehingga hampirlah dapat mereka itu dia hancurkan di tepi lautan. Akan tetapi, kehendak Allah berlaku; lautan terbelah, Bani Israil di bawah pimpinan Musa dan Harun dapat melalui lautan yang terbelah dua itu sehingga sampai ke seberang dengan selamat. Fir'aun yang tidak juga mau mengerti apa yang dimaksud dengan ayat Allah, tanda kebesaran Allah, memacu kudanya-bersama bala tentaranya yang sangat besar itu, ke atas dasar laut yang terbelah padahal itu bukan buat dia. Sesampai dia dengan bala tentaranya di tengah, lautan yang terbelah bertaut kembali, dan tenggelamlah dia bersama orang-orang besar-nya dan seluruh bala tentaranya itu ditelan laut. Yang dalam sebentar waktu saja telah tenang kembali, seakan-akan tidak apa-apa yang terjadi. Mereka lalai memerhatikan bahwa laut belah dua bukan disediakan untuk mereka seberangi, tetapi buat membenamkan mereka.
Ayat 137
“Dan, telah Kami wariskan kepada kaum yang tertindas itu, timur-timur bumi dan barat-baratnya yang telah Kami berkati padanya."
Dengan secara selayang pandang, di dalam ayat ini Allah membayangkan bahwa kaum yang selama ini tertindas itu telah berubah nasib mereka. Mereka telah diberi waris bumi. Kata sebahagian ahli tafsir, bumi bagian timur dan bagian barat itu ialah negeri Syam dan ada juga yang memasukkan Palestina dalam rangkaian itu. Tanah itulah tanah subur yang diberi berkah, yang di dalam beberapa ayat yang lain.
…baik mengenai perpindahan Nabi Ibrahim dan Nabi Luth dahulu dari Ur Kaldan atau tempat berdirinya kerajaan Nabi Sulaiman di belakang Musa. Kemudian disebut juga bahwa negeri yang diberkati itu ialah negeri Syam karena tanahnyayangsubur,penuhsusudanmadu.Kita katakan tadi bahwa ayat telah menerangkan secara selayang pandang karena pada riwayat-riwayat selanjutnya, buat mencapai tanah yang subur itu, tidak pulalah Bani Israil segera disampaikan ke sana, malahan melalui berbagai perjuangan pula. Empat puluh tahun terhenti di Padang Tih sehingga angkatan lama telah habis mati, datang angkatan baru, turun-temurun, sampai Dawud dan Sulaiman dapat mendirikan kerajaan Bani Israil yang megah. “Dan sempurnalah kalimat Tuhan engkau yang sebaik-baiknya atas Bani Israil, lantaran kesabaran mereka."Terlepaslah mereka dari perbudakan karena mereka pegang teguh ajaran Musa menyuruh sabar di saat penderitaan yang hebat dahulu itu.
“Dan, telah Kami hancurkan apa-apa yang diperbuat oleh Fir'aun dan kaumnya dan apa-apa yang telah mereka dirikan."
(ujung ayat 137)