Ayat
Terjemahan Per Kata
وَيَقُولُونَ
dan mereka berkata
مَتَىٰ
kapan
هَٰذَا
ini
ٱلۡوَعۡدُ
janji/ancaman
إِن
jika
كُنتُمۡ
kalian adalah
صَٰدِقِينَ
orang-orang yang benar
وَيَقُولُونَ
dan mereka berkata
مَتَىٰ
kapan
هَٰذَا
ini
ٱلۡوَعۡدُ
janji/ancaman
إِن
jika
كُنتُمۡ
kalian adalah
صَٰدِقِينَ
orang-orang yang benar
Terjemahan
Mereka berkata, “Kapankah (datangnya) janji (azab) ini jika kamu orang-orang benar?”
Tafsir
(Dan mereka berkata) kepada orang-orang yang beriman, ("Kapankah datangnya Janji itu) yakni janji datangnya hari semua makhluk dihimpun (jika kalian adalah orang-orang yang benar?") dalam hal ini.
Tafsir Surat Al-Mulk: 20-27
Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain dari Allah Yang Maha Pemurah? Orang-orang kafir itu iidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu. Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezeki-Nya? Sebenarnya mereka terus-menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri? Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup yang lebih terpimpin (dalam kebenaran) ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus? Katakanlah, "Dialah Yang menciptakan dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagi kamu." (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.
Katakanlah, "Dialah Yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nyalah kamu kelak dikumpulkan. Dan mereka berkata, "Kapankah datangnya ancaman itu jika kamu adalah orang-orang yang benar?" Katakanlah, "Sesungguhnya ilmu (tentang hari kiamat itu) hanya pada sisi Allah. Dan sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan. Ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat) sudah dekat, muka orang-orang kafir itu menjadi muram. Dan dikatakan (kepada mereka) inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman kepada orang-orang musyrik yang menyembah Dia bersama dengan yang lain-Nya, yang mereka mintai pertolongan dan rezekinya seraya mengingkari keyakinan mereka yang demikian itu, dan memberitahukan kepada mereka bahwa apa yang mereka angan-angankan dari selain Allah itu tidak akan mereka dapatkan. Untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain dari Allah Yang Maha Pemurah? (Al-Mulk: 20) Artinya, tiada bagi kalian selain dari-Nya seorang penolong pun dan tiada pula seorang pelindung pun dan tiada pula seorang pembela pun bagi kalian selain Allah subhanahu wa ta’ala Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya: Orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah dalam (keadaan) tertipu. (Al-Mulk: 20) Kemudian disebutkan oleh firman-Nya: Atau siapakah dia ini yang memberi kamu rezeki jika Allah menahan rezeki-Nya? (Al-Mulk: 21) Yaitu siapakah orangnya yang dapat memberimu rezeki selain dari Allah, apabila Dia memutuskannya darimu.
Dengan kata lain, tiada seorang pun yang dapat memberi, mencegah, menciptakan, memberi rezeki, dan yang menolong selain dari Allah subhanahu wa ta’ala semata, tiada sekutu bagi-Nya. Mereka mengetahui hal ini, tetapi mereka menyembah selain-Nya. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya: Sebenarnya mereka terus-menerus. (Al-Mulk: 21) Yakni bahkan mereka tetap berkesinambungan dalam sikap mereka yang melampaui batas, tenggelam ke dalam kedustaan dan kesesatannya. dalam kesombongan dan menjauhkan diri. (Al-Mulk: 21) Yaitu dalam keingkaran, keangkuhan, dan anti pati mereka terhadap perkara yang hak; mereka tidak mau mendengarkannnya dan tidak mau pula mengikutinya.
Selanjutnya disebutkan oleh firman-Nya: Apakah orang yang merangkak dengan wajah tertelungkup yang lebih terpimpin (dalam kebenaran) ataukah orang yang berjalan tegap di atas jalan yang lurus? (Al-Mulk: 22) Ini merupakan perumpamaan yang menggambarkan tentang keadaan orang mukmin dan orang kafir. Perumpamaan orang kafir dalam kesesatannya sama dengan seseorang yang berjalan dengan kepala terjungkir ke bawah dalam keadaan tubuh yang terbalik. Yakni dia pasti tidak dapat mengetahui ke mana jalan yang ditempuhnya dan bagaimana ia harus melangkah maju, bahkan dia dalam keadaan sesat dan kebingungan.
Lalu apakah orang yang keadaannya demikian lebih mendapat petunjuk. ataukah orang yang berjalan tegap. (Al-Mulk: 22) Maksudnya, jalan dengan tegak, tidak terjungkal. di atas jalan yang lurus? (Al-Mulk: 22) Yaitu di jalan yang jelas lagi terang, sedangkan dia sendiri dalam keadaan tegak dan jalan yang ditempuhnya lurus. Demikianlah perumpamaan mereka (orang-orang mukmin) dalam kehidupan di dunia dan demikian pula keadaan mereka di akhirat nanti. Orang mukmin digiring dengan berjalan secara tegap di atas sirat yang akan mengantarkannya ke surga yang mahaluas.
Adapun orang kafir, maka ia digiring dengan terjungkal alias kepala di bawah menuju ke neraka Jahanam. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: (kepada para malaikat diperintahkan), "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka." (Ash-Shaffat: 22-23) Yang dimaksud dengan istilah azwaj dalam ayat ini ialah orang-orang yang serupa dengan mereka.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Namir, telah menceritakan kepada kami Ismail, dari Nafi' yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Anas ibnu Malik menceritakan bahwa pernah ditanyakan kepada Rasulullah ﷺ, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah ada orang-orang yang digiring dengan muka di bawah?" Rasulullah ﷺ menjawab: Tuhan yang membuat mereka dapat berjalan dengan kaki mereka mampu membuat mereka berjalan dengan muka di bawah. Hadits ini diketengahkan di dalam kitab Shahihain melalui satu jalur periwayatan.
Firman Allah Swt: Katakanlah, "Dialah Yang Menciptakan kamu. (Al-Mulk: 23) Yaitu Yang Menciptakan kamu dari permulaan yang pada sebelumnya kamu bukanlah apa-apa, yakni tiada. dan menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagi kamu. (Al-Mulk: 23) Yang dimaksud dengan absar ialah akal, dan yang dimaksud dengan af-idah ialah pemahaman. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (Al-Mulk: 23) Yakni sedikit sekali kamu gunakan kemampuan dan kekuatan yang telah dianugerahkan oleh Allah kepada kalian untuk ketaatan kepada-Nya dan untuk mengerjakan perintah-perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya.
Katakanlah, "Dialah Yang menjadikan kamu berkembang biak di muka bumi. (Al-Mulk: 24) Yaitu menyebarkan dan mengembangbiakkan kalian di berbagai kawasan muka bumi dengan berbagai macam bahasa, dialek, warna kulit, perhiasan, penampilan, dan bentuk yang beraneka ragam. dan hanya kepada-Nyalah kamu kelak dikumpulkan. (Al-Mulk: 24) Yakni dihimpunkan sesudah kamu bercerai-berai dan terpisah-pisah. Dia akan mengumpulkan kamu kembali sebagaimana Dia telah mencerai-beraikan kamu, dan Dia akan mengembalikan kamu menjadi hidup kembali sebagaimana Dia menciptakan kamu pada yang pertama kali.
Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan sikap orang-orang kafir yang ingkar terhadap adanya hari berbangkit dan menganggap mustahil kejadiannya. Dan mereka berkata, "Kapankah datangnya ancaman itu jika kamu adalah orang-orang yang benar?" (Al-Mulk: 25) Artinya, bilakah terjadinya apa yang engkau beritakan kepada kami, bahwa Allah akan menghimpunkan kami kembali sesudah kami bercerai-berai? Katakanlah, "Sesungguhnya ilmu (tentang hari kiamat itu) hanya pada sisi Allah. (Al-Mulk: 26) Yaitu tiada seorang pun yang mengetahui waktunya dengan tepat selain dari Allah subhanahu wa ta’ala Tetapi Dia memerintahkan kepadaku untuk memberitahukan kepada kalian bahwa hari kiamat itu pasti akan terjadi, maka berhati-hatilah kalian terhadapnya. Dan sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan. (Al-Mulk: 26) Yakni sesungguhnya tugasku hanyalah menyampaikannya kepada kalian dan sekarang aku telah menyampaikannya kepada kalian.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat) sudah dekat, muka orang-orang kafir itu menjadi muram. (Al-Mulk: 27) Yaitu ketika hari kiamat terjadi dan orang-orang kafir menyaksikannya, serta mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri bahwa hari kiamat sudah dekat di depan matanya. Dalam ayat ini diungkapkan dengan istilah dekat karena setiap perkara yang pasti terjadi dapat diungkapkan dengan ungkapan kepastian, sekalipun jarak masanya cukup lama.
Dan ketika terjadi apa yang mereka dustakan itu, bermuram durjalah muka mereka karena mereka mengetahui keburukan yang telah mereka kerjakan di masa sebelumnya. Yakni di saat keburukan meliputi diri mereka, maka datanglah hari kiamat menimpa mereka yang sebelumnya mereka tidak menyadari dan memperhitungkannya. Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.
Dan (jelaslah) bagi mereka akibat buruk dari apa yang telah mereka perbuat dan mereka diliputi oleh pembalasan yang mereka dahulu selalu memperolok-olokkannya. (Az-Zumar: 47-48) Karena itulah maka dikatakan kepada mereka dengan nada kecaman dan celaan: inilah (azab) yang dahulunya kamu selalu meminta-mintanya. (Al-Mulk: 27) Yakni kalian meminta agar segera didatangkan."
Penegasan Allah bahwa semua manusia akan dibangkitkan dan dikumpulkan seperti ditegaskan pada ayat di atas, direspons oleh kaum musyrik, seperti yang terekam dalam ayat ini. Dan kaum musyrik itu berkata sambil berolok-olok, 'Kapan datangnya janji ancaman tentang hari kebangkitan itu jika kamu, wahai Nabi Muhammad, adalah orang yang benar'' Tentu kamu mengetahui dan dapat memberitahukan kepada kami. "26. Menanggapi ucapan kaum musyrik tersebut Nabi Muhammad diperintahkan Allah seperti yang ditegaskan pada ayat ini: Katakanlah wahai Nabi Muhammad, 'Sesungguhnya ilmu tentang hari Kiamat itu hanya ada pada Allah. Dan aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan. '.
Orang-orang kafir itu bertanya kepada Rasulullah ﷺ dengan maksud mengejek dan menentang tentang kapan waktunya ditimpakan kepada mereka runtuhan tanah yang mengimpit, angin kencang yang bercampur batu yang mengembus dan melemparkan mereka, sebagai azab yang sering disebut-sebut akan menimpa orang kafir? Kapan pula datangnya hari Kiamat yang pada hari itu seluruh perbuatan manusia selama hidup di dunia akan dipertanggungjawabkan, dan mereka sebagai orang yang durhaka akan masuk ke dalam neraka? Mereka minta dijelaskan semuanya, jika Nabi termasuk orang yang dapat dipercaya perkataannya.
Dari pertanyaan orang-orang kafir ini dipahami bahwa mereka menantang kebenaran yang disampaikan Rasulullah saw, karena menurut mereka yang diancam itu tidak mungkin terjadi. Menurut mereka, mestinya Muhammad ﷺ dan pengikut-pengikutnya yang akan diazab, dan kenyataannya mereka telah diazab Allah di dunia, berupa kesengsaraan dan siksaan yang ditimpakan kepada mereka seperti kemiskinan, kemelaratan, dan hukuman yang diberikan oleh orang-orang kafir Mekah kepada mereka. Orang-orang kafir itu mengatakan bahwa yang akan diterima Muhammad dan pengikut-pengikutnya di akhirat nanti lebih berat dari siksaan yang mereka terima di dunia.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 25
“Dan mereka bertanya, “Bilakah akan datang janji itu jika kamu adalah orang-orang yang benar?"
Nabi tidaklah menerangkan bila waktunya, berapa tahun lagi, bulan apa masa pabila. Nabi hanya semata-mata memberitaku bahwa Kiamat itu pasti datang, namun mereka menyandarkan kebenaran berita yang dibawa Nabi kepada penentuan waktunya.
Ayat 26
“Katakanlah, hal Rasul Allah! “Sesungguhnya ilmu tentang itu adalah semata-mata di sisi Allah."
Tidaklah Allah memberitahukan kepada seorang pun dari makhluk-Nya, walaupun makhluk-Nya itu Nabi, ataupun malaikat yang tinggi martabatnya itu diberitahukan Allah bila Kiamat itu akan terjadi.
“Aku ini lain tidak hanya pemberi peringatan yang jelas."
Artinya, bahwasanya yang disampaikan oleh Nabi ﷺ hanyalah semata-mata yang di-beritahukan oleh Allah. Mana yang diberitahukan oleh Allah itu mestilah aku sampaikan dengan sejelas-jelasnya dan tidak boleh barang sepatah pun aku kurangi atau aku tambahi. Baik manis ataupun, pahit, aku mesti jelaskan. Walaupun telinga kamu senang mendengar atau tidak senang, namun aku mesti sampaikan. Karena itulah kewajibanku. Tetapi kalau kamu mau tahu dan mau mengorek dari aku suatu rahasia Ilahi yang tidak diberitahukan kepadaku, tidaklah aku sanggup menjawabnya.
Ayat 27
“Maka tatkala mereka telah melihat (adzab itu) sudah dekat, keluhlah muka orang-orang yang kafir itu."
Perangai orang yang kafir, yang menolak kebenaran Allah memang demikian. Mulanya ditantangnya kebenaran. Kalau diberi peringatan kepada mereka jika mereka terus- menerus menantang kebenaran pastilah mereka akan ditimpa adzab. Dengan sombong dan pongahnya mereka akan menantang lagi, “Mana adzab itu. Bawa kemari sekarang juga, aku tidak takut." Tapi apabila adzab itu benar-benar datang, keruhlah muka mereka, atau pucat pasilah muka mereka karena takut. Timbul sesal, padahal sesal tidak berguna. Ingin hendak memperbaiki jalan hidup, padahal sudah kasip. “Lalu dikatakanlah."— Lalu datanglah suara kebenaran itu sendiri, atau suara malaikat menyampaikan peringatan, atau suara dari keadaan itu sendiri yang telah mereka saksikan dan tidak dapat dielakkan lagi, sebab, sudah menjadi kenyataan.
“Inilah dia yang dahulu selalu kamu tanya-tanyakan itu."
Sekarang bagaimana sikapmu lagi?
Niscaya di waktu itulah mereka akan kebingungan karena persediaan buat menghadapinya tidak ada sama sekali.