Ayat
Terjemahan Per Kata
وَلَقَدۡ
dan sesungguhnya
كَذَّبَ
telah mendustakan
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
مِن
dari
قَبۡلِهِمۡ
sebelum mereka
فَكَيۡفَ
maka bagaimana
كَانَ
adalah ia
نَكِيرِ
celaan-Ku/kemurkaan-Ku
وَلَقَدۡ
dan sesungguhnya
كَذَّبَ
telah mendustakan
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
مِن
dari
قَبۡلِهِمۡ
sebelum mereka
فَكَيۡفَ
maka bagaimana
كَانَ
adalah ia
نَكِيرِ
celaan-Ku/kemurkaan-Ku
Terjemahan
Sungguh, orang-orang sebelum mereka pun benar-benar telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka, betapa hebatnya kemurkaan-Ku!
Tafsir
(Dan sesungguhnya orang-orang sebelum mereka telah mendustakan) umat-umat sebelum mereka. (Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku) keingkaran-Ku terhadap mereka disebabkan kedustaan mereka, yaitu sewaktu mereka dibinasakan, bahwasanya pembinasaan-Ku itu adalah benar.
Tafsir Surat Al-Mulk: 16-19
Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang? Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku. Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. Ini pun termasuk di antara kasih sayang dan rahmat Allah kepada makhluk-Nya, padahal Dia mampu mengazab mereka disebabkan kekafiran sebagian dari mereka kepada-Nya karena mereka menyembah selain-Nya di samping Dia. Tetapi sekalipun demikian, Dia penyantun terhadap mereka dan memberi tangguh kepada mereka serta tidak menyegerakan azab-Nya terhadap mereka, sebagaimana yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan sekiranya Allah menghukum manusia disebabkan apa yang telah mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan menyisakan satu pun makhluk bergerak yang bernyawa di bumi ini, tetapi Dia menangguhkan (hukuman)nya, sampai waktu yang sudah ditentukan.
Nanti apabila ajal mereka tiba, maka Allah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. (Fathir: 45) Dalam surat ini disebutkan pula oleh firman-Nya: Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan menjungkirbalikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang? (Al-Mulk: 16) Yakni berguncang dengan hebatnya dan bergetar. Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. (Al-Mulk: 17) Yaitu angin yang menerbangkan batu-batu yang menghantam kalian, seperti pengertian yang terdapat di dalam ayat lain melalui firman-Nya: Maka apakah kamu merasa aman (dari hukuman Tuhan) yang menjungkirbalikkan sebagian daratan bersama kamu atau Dia meniupkan (angin keras yang membawa) batu-batu kecil? Dan kamu tidak akan mendapat seorang pelindung pun bagi kamu. (Al-Isra: 68) Maka demikian pula dalam surat ini Allah mengancam mereka melalui firman-Nya: Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku? (Al-Mulk: 17) Yakni bagaimana keadaan peringatanku dan akibat yang menimpa orang yang menentang dan mendustakannya.
Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya: Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). (Al-Mulk: 18) Yakni umat-umat sebelum mereka dan generasi-generasi yang silam. Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku. (Al-Mulk: 18) Maksudnya, keingkaran dan hukuman-Ku besar lagi memedihkan terhadap mereka. Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? (Al-Mulk: 19) Maksudnya, adakalanya burung itu mengembangkan sayapnya di udara dan adakalanya mengatupkannya. Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Tuhan Yang Maha Pemurah. (Al-Mulk: 19) Yaitu melalui apa yang telah Dia tundukkan di udara bagi burung sebagai rahmat dan kelembutan-Nya.
Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu. (Al-Mulk: 19) Yakni hal-hal yang bermaslahat bagi segala sesuatu dari makhluk-makhluk-Nya. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain dari Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman. (An-Nahl: 79).
Jangan ada yang menduga bahwa ancaman yang dikemukakan pada ayat-ayat yang lalu hanya 'gertak sambal' yaitu ancaman yang tanpa bukti. Sungguh ancaman itu dapat juga menimpa kaum musyrik Mekah. Ayat ini menegaskan: Dan sungguh, orang-orang yang sebelum mereka kaum musyrik Mekah itu pun telah mendustakan dan mendurhakai rasul-rasul-Nya. Maka betapa hebatnya kemurkaan-Ku!19. Pada bagian awal surah ini telah disinggung kuasa Allah di langit. Ayat ini menegaskan kembali hal tersebut: Tidakkah mereka yaitu kaum musyrik Mekah dan siapa saja yang meragukan kuasa Allah, memperhatikan burung-burung ketika terbang yang selalu mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka' Tidak ada yang menahannya burung-burung itu di udara selain Yang Maha Pengasih Tuhan Pelimpah rahmat bagi segala makhluk. Sungguh, Dia Maha Melihat segala sesuatu dan Maha Mengetahui bagaimana menciptakan segala sesuatu.
Kemudian Allah memerintahkan agar orang-orang kafir memperhatikan penderitaan yang telah dialami umat-umat yang terdahulu, karena telah mendustakan para rasul yang telah diutus kepada mereka. Di antaranya seperti kaum Nuh yang telah ditenggelamkan banjir yang mahadahsyat, kaum Syuaib yang telah dibinasakan dengan petir, serta Fir'aun dan kaumnya telah ditenggelamkan di Laut Merah. Mereka semua baru menyesali perbuatan yang mereka lakukan pada saat azab itu datang menimpa. Semuanya bisa menjadi pelajaran untuk direnungkan dan diperhatikan betapa dahsyat siksa Allah yang ditimpakan kepada orang-orang yang durhaka kepada-Nya.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
TAKUT KEPADA TUHAN YANG GAIB
Ayat 12
“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Tuhannya dengan gaib."
Allah tidak kelihatan oleh mata, tidak terdengar oleh telinga. Tetapi Allah itu nyata kelihatan oleh mata hati kita setelah melihat beribu-ribu bukti tentang ada-Nya.
Tiap-tiap sesuatu adalah bukti Tuhanku Esa sudahlah pasti!
“Bagi mereka adalah ampunan dan pahala yang besar."
Tentang apa mendapat ampunan? Ialah tentang dosa dan kesalahan membuang-buang tempoh dan umur dengan sia-sia, karena lupa akan kegunaan hidup.
Tentang apa mendapat pahala yang besar? Karena manusia telah mulai menempuh jalan baru setelah ma'rifat kepada Allah. Yaitu mencari Allah dalam afal-Nya, dalam Perbuatan-Nya.
Di pangkal ayat ada tersebut tentang takut. Timbullah pertanyaan, mengapa ada rasa takut?
Banyaklah yang ditakuti apabila tidak mengenal Allah. Terutama yang sangat ditakuti ialah kebodohan. Karena bodoh adalah induk dari segala penyakit. Tidak tahu akan kegunaan hidup di dunia. Bertambah mendalam ma'rifat orang kepada Allah, bertambahlah dia merasa takut akan terjauh dan Allah.
Ayat 13
“Dan bisikkanlah perkataanmu atau nyaringkanlah dengan dia, sesungguhnya. Dia Maha Mengetahui apa yang terkandung dalam dada."
Artinya, ialah bahwa Allah tetap mengetahui walaupun engkau berbisik atau bersuara nyaring. Bagi Allah sama saja. Walaupun apa yang terasa dalam hatimu tidak engkau ucapkan sama sekali, namun perasaan yang terkandung dalam hatimu itu tetap juga diketahui oleh Allah. Inilah suatu peringatan bagi manusia supaya dia berhati yang tulus dan ikhlas, jangan lain di mulut lain di hati. Dan ini pun suatu peringatan agar sebutlah nama Allah itu dengan sederhana tidak perlu disorak-soraikan, sebagaimana kebanyakan dilakukan oleh ahli-ahli tasawuf di dalam melakukan dzikir.
Ayat 14
“Apakah tidak mengetahui Maha Pencipta?`
Inilah satu pertanyaan yang memberi kesadaran kepada manusia. Sudah dijelaskan bahwa walau kita berbisik atau bersuara nyaring, Allah pasti tahu. Masakan Tuhan Pencipta seluruh alam tidak akan tahu apa yang Dia ciptakan? Kalau disusun kembali kata-kata itu menurut susunan bahasa kita, beginilah bunyinya, ‘Apakah Allah Maha Pencipta disangka tidak akan mengetahui keadaan makhluk-Nya."
“Padahal Dia adalah Mahahalus, lagi Mahamengerti?"
Dia adalah lathif, artinya Mahahalus penyelidikan-Nya dan peraturan-Nya, sehingga tungau yang kecil pun mempunyai hati jantung juga sebagai hati jantung itu pun ada pada gajah. Dan Allah pun Mahamengerti apa yang patut bagi seluruh makhluk itu. Kalau dia ikan diberilah dia insang. Kalau dia burung diberilah dia sayap. Kalau dia binatang yang hidup di alam bebas diberilah dia bulu penahan dingin. Iklim, pergantian udara, pertukaran musim dan sebagainya memengaruhi kepada hidup menurut jalannya masing-masing.
Ayat 15
“Dialah yang menjadikan bumi itu rendah."
“Zalulan" kita artikan rendah,yaitu rendah, di bawah kaki manusia atau di bawah injakan manusia. Bagaimana pun tingginya gunung, apabila manusia mendakinya, namun puncak gunung itu terletak di bawah kaki manusia juga. “Maka berjalanlah kamu di segala penjurunya" Diumpamakanlah manusia berjalan di atas permukaan bumi sebagai berjalan di atas pundak atau bahu atau belikat bumi. Bumi yang besar diinjak bahunya oleh kita manusia. Yang tinggi hendaklah kamu daki, lurah yang dalam hendaklah kamu turuni, padang yang luas hendaklah kamu seruak, lautan yang dalam hendaklah kamu selami dan layari. Artinya bumi yang telah direndahkan untuk kamu itu kuasailah, bongkarlah rahasianya, keluarkanlah kekayaannya, galilah buminya, timbalah lautannya, tebanglah kayunya, pukatlah ikannya. “Dan makanlah daripada rezeki-Nya." Usahakanlah dengan segala daya upaya yang ada padamu. Dengan akal, pikiran dan kecerdasan. Kamu tidak boleh hanya berpangku tangan menunggu rezeki. Rezeki akan didapat menurut sekadar usaha dan perjuangan.
“Dan kepada-Nyalah akan pulang."
Sebagai manusia kita dikirim Allah ke muka bumi. Dari muka bumi itu disediakan segala kelengkapan hidup kita di sini. Tidaklah kita dibiarkan bermalas-malas, menganggur dengan tidak berusaha. Muka bumi adalah rendah di bawah kaki kita. Kita akan mendapat hasil dari muka bumi ini menurut kesanggupan tenaga dan ilmu. Zaman moden disebut zaman teknologi. Kepintaran dan kecerdasan manusia telah membuka banyak rahasia yang tersembunyi. Puncak gunung yang setinggi- tingginya pun sudah dapat dinaiki dengan mudah, misalnya dengan helikopter! Tambang-tambang digali orang mengeluarkan simpanan bumi. Manusia ditakdirkan Allah bertabiat suka kepada kemajuan. Cuma satu hal tidak boleh dilupakan, yaitu bahwa sesudah hidup kita akan mati. Dan mati itu ialah kembali kepada Allah, kembali ke tempat asal, untuk mempertanggungjawabkan apa yang pernah kita perbuat di dunia ini.
Ayat 16
“Apakah kamu merasa aman saja, terhadap Dia yang di langit?"
Artinya, tidaklah terpikir olehmu agak sejenak bahwa “Dia yang di langit" adalah yang menjamin keamananmu di atas bumi ini?
“Bahwa Dia akan menjungkirkan bumi, sehingga dia dengan tiba-tiba bergoncang?"
Maksud seluruh ayat ialah memberi ingat bahwa kamu hidup di atas bumi ini dalam keadaan aman dan tenteram, tidak ada gangguan apa-apa ialah karena ada jaminan dari Allah yang bertakhta di langit artinya Yang Mahatinggi dan Luhur. Janganlah kamu lupa bahwa Yang Mahatinggi di langit itu satu waktu berkuasa mengalihkan keadaan, menukar ketentaraman menjadi jungkir balik, ketenangan menjadi kegoncangan.
Ayat 17
“Atau apakah kamu merasa aman saja terhadap Dia yang di langit akan mengirimkan badai halimbubu kepada kamu."
Artinya, langit yang tenang, langit yang jernih dan angin berembus sepoi-sepoi basa dengan tiba-tiba bisa saja berubah menjadi badai halilintar, halimbubu yang dahsyat dengan tidak disangka-sangka.
“Maka akan tahulah kamu betapa akibat peringatan-Ku."
Bahwasanya yang demikian itu mudah saja terjadi.
Orang yang sedang berlayar dalam lautan yang tenang tidak berombak, tidaklah mengira bahwa taufan besar akan datang, karena langit jernih saja, tidak ada awan kecuali sedikit di sebelah utara sekelompok kecil. Tetapi yang sekelompok kecil itulah dalam beberapa menit saja dapat mengubah membawa ribut besar. Dalam saat yang demikian manusia tidak dapat berbuat apa-apa. Di saat yang demikianlah akan terasa bagaimana kecilnya dan lemahnya manusia berhadapan dengan Mahakuasa dan Perkasa Allah.
Ayat 18
“Dan sesungguhnya telah mendustakan orang-orang yang sebelum mereka."
Kalau kiranya kaum musyrikin telah mendustakan seruan yang dibawa oleh Muhammad ﷺ di waktu surah ini turun, maka sebelum Muhammad didustakan sekarang, maka di zaman lampau nabi-nabi yang dahulu dari Nabi Muhammad pun telah didustakan pula. Semuanya diceritakan dengan terang dalam Al-Qur'an, seperti kaum Nabi Nuh mendustakan Nuh, kaum Tsamud men-dustakan Shalih, kaum Ad mendustakan Hud, Sadum dan Gamurrah mendustakan Luth dan Fir aun mendustakan Musa dan Harun, Tetapi cobalah perhatikan
“Betapa hebatnya ancaman-Ku."
Semua yang menantang itu dihancurkan oleh Allah dan kebenaran yang dibawa oleh nabi-nabi dan rasul-rasul jugalah yang menang dan tegak?