Ayat
Terjemahan Per Kata
وَلَوۡ
dan jika
جَعَلۡنَٰهُ
Kami jadikannya
مَلَكٗا
seorang Malaikat
لَّجَعَلۡنَٰهُ
tentu Kami jadikan dia
رَجُلٗا
seorang laki-laki
وَلَلَبَسۡنَا
tentu Kami membuat ragu-ragu
عَلَيۡهِم
atas mereka
مَّا
apa
يَلۡبِسُونَ
mereka ragu-ragukan
وَلَوۡ
dan jika
جَعَلۡنَٰهُ
Kami jadikannya
مَلَكٗا
seorang Malaikat
لَّجَعَلۡنَٰهُ
tentu Kami jadikan dia
رَجُلٗا
seorang laki-laki
وَلَلَبَسۡنَا
tentu Kami membuat ragu-ragu
عَلَيۡهِم
atas mereka
مَّا
apa
يَلۡبِسُونَ
mereka ragu-ragukan
Terjemahan
Seandainya Kami jadikan dia (rasul) itu (dari) malaikat, tentu Kami jadikan dia (berwujud) laki-laki, dan pasti Kami buat mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu.
Tafsir
(Dan kalau Kami jadikan rasul itu) yang diutus untuk mereka (seorang malaikat, tentulah Kami jadikan dia) artinya malaikat itu berupa (seorang laki-laki) artinya berbentuk seorang laki-laki supaya mereka bisa melihatnya, sebab manusia itu tidak akan kuat untuk melihat malaikat (dan) seandainya Kami menurunkannya lalu menjadikannya sebagai seorang laki-laki (niscaya akan Kami serupakan) Kami miripkan (atas mereka apa yang membuat mereka ragu) terhadap diri mereka, sebab mereka pasti mengatakan bahwa malaikat ini tidak lain kecuali seorang manusia seperti kamu.
Tafsir Surat Al-An’am : 7-11
Dan jika Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang yang kafir itu berkata, "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.”
Dan mereka berkata, "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) malaikat?" Dan kalau Kami turunkan (kepadanya) malaikat, tentu selesailah urusan itu, kemudian mereka tidak diberi penangguhan (sedikit pun untuk bertobat)
Dan jika Kami jadikan rasul itu seorang malaikat, tentulah Kami jadikan dia berupa seorang laki-laki dan (kalau Kami jadikan dia berupa seorang laki-laki) tentulah Kami menjadikan mereka tetap ragu terhadap mereka sebagaimana mereka ragu terhadap diri mereka sendiri.
Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah azab kepada orang-orang yang mengolok-olok itu sebagai balasan (azab) terhadap olok-olok mereka.
Katakanlah, "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.”
Ayat 7
Allah ﷻ berfirman, menceritakan perihal kaum musyrik dan keingkaran serta kesombongan mereka terhadap perkara yang hak, dan sikap menantang mereka terhadap yang hak.
“Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri.” (Al-An'am: 7)
Yakni mereka melihat turunnya kitab itu dengan mata kepala mereka sendiri, lalu mereka memegangnya.
“Tentulah orang-orang yang kafir itu berkata, ‘Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata’.” (Al-An'am: 7)
Hal ini semakna dengan apa yang diberitakan oleh Allah ﷻ tentang kesombongan mereka terhadap hal-hal yang nyata, yaitu melalui firman-Nya: “Dan jika seandainya Kami membutuhkan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus-menerus naik ke atasnya. Tentulah mereka berkata, ‘sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang-orang yang kena sihir’.” (Al-Hijr: 14-15)
Dan sama dengan yang terdapat di dalam firman-Nya:
“Jika mereka melihat gumpalan awan dari langit gugur, mereka akan mengatakan, ‘Itu adalah awan yang bertumpuk-tumpuk (yang akan menurunkan hujan)’.” (At-Tur: 44)
Ayat 8
Firman Allah ﷻ : “Dan mereka berkata, ‘Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) malaikat’?” (Al-An'am: 8)
Yakni sebagai juru pemberi peringatan bersamanya.
Maka Allah menjawab melalui firman-Nya: “Dan kalau Kami turunkan (kepadanya) malaikat, tentu selesailah urusan itu, kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikit pun).” (Al-An'am: 8)
Yakni seandainya diturunkan malaikat kepadanya untuk mereka, niscaya akan datang kepada mereka azab dari Allah.
Seperti yang dijelaskan dalam firman-Nya yang lain:
“Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar (untuk membawa azab) dan tiadalah mereka ketika itu diberi tangguh.” (Al-Hijr: 8) Juga seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
“Pada hari mereka melihat malaikat di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa.” (Al-Furqan: 22), hingga akhir ayat.
Ayat 9
Mengenai firman Allah ﷻ : “Dan kalau Kami jadikan rasul itu seorang malaikat, tentulah Kami jadikan dia berupa seorang laki-laki. Dan (kalau Kami jadikan dia berupa seorang laki-laki), tentulah Kami akan menjadikan mereka tetap ragu terhadap mereka (rasul malaikat) sebagaimana mereka sekarang juga ragu terhadap diri mereka sendiri (rasul manusia)” (Al-An'am: 9)
Yakni jika Kami mengirimkan kepada manusia seorang rasul dari malaikat, tentu dia akan berwujud laki-laki (manusia) agar mereka bisa berinteraksi dengannya dan mendapatkan manfaat darinya. Dan seandainya hal itu memang terjadi, niscaya hal itu akan membuat mereka tetap akan ragu sebagaimana mereka sekarang juga ragu terhadap diri mereka sendiri dalam menerima rasul manusia.
Hal ini sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: “Katakanlah (Muhammad), ‘Kalau sekiranya ada malaikat-malaikat yang berjalan-jalan sebagai penghuni di bumi, niscaya Kami turunkan dari langit kepada mereka seorang malaikat menjadi rasul’.” (Al-Isra: 95)
Maka ini merupakan rahmat Allah ﷻ kepada makhluk-Nya. Dia mengutus kepada setiap jenis makhluk, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, agar dia dapat mendakwahi mereka dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengambil manfaat darinya dalam berkomunikasi dan bertanya jawab.
Seperti yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam ayat yang lain:
“Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah dan membersihkan (jiwa) mereka.” (Ali Imran: 164), hingga akhir ayat.
Adh-Dhahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa seandainya datang kepada mereka seorang malaikat, maka malaikat itu akan mendatangi mereka dalam bentuk (rupa) seorang laki-laki. Karena sesungguhnya mereka tidak akan dapat melihat malaikat dalam bentuk aslinya, karena malaikat diciptakan dari nur (cahaya).
“Sebagaimana mereka ragu terhadap diri mereka sendiri (rasul manusia).” (Al-An'am: 9)
Yakni niscaya Kami membuat mereka bingung tentang apa yang mereka bingungkan terhadap diri mereka sendiri. Menurut Al-Walibi, makna ayat ialah ‘dan tentulah Kami menjadikan mereka ragu terhadap mereka (rasul malaikat)’.
Ayat 10
Firman Allah ﷻ: “Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan itu sebagai balasan (azab) terhadap olok-olok mereka.” (Al-An'am: 10)
Makna ayat ini mengandung penghiburan yang ditujukan kepada Nabi ﷺ dalam menghadapi kaumnya yang mendustakannya. Ayat ini juga menjanjikan kemenangan bagi Nabi dan bagi orang-orang yang beriman kepadanya, bahwa akan diperoleh kemenangan dan kebaikan di dunia dan akhirat.
Ayat 11
Kemudian Allah ﷻ berfirman: “Katakanlah, ‘Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu’!” (Al-An'am: 11)
Yakni perhatikanlah (renungkanlah) oleh kalian sendiri dan lihatlah apa yang telah ditimpakan oleh Allah terhadap generasi-generasi terdahulu, yaitu mereka yang mendustakan rasul-rasul-Nya dan mengingkarinya. Mereka mendapatkan azab, balasan, dan siksa di dunia (di samping azab pedih yang telah menunggu mereka di hari kemudian). Dan bagaimanakah Kami selamatkan rasul-rasul Kami beserta hamba-hamba Kami yang beriman.
Allah masih melanjutkan jawaban terhadap pertanyaan orang-orang kafir tersebut. Dan sekiranya rasul itu Kami jadikan dari malaikat, maksudnya bahwa kalau Allah mengutus malaikat sebagai rasul, tentu Allah mengutusnya dalam bentuk manusia, pastilah Kami jadikan dia berwujud laki-laki, sebagaimana yang mereka minta, karena manusia tidak dapat melihat malaikat, dan, dengan demikian, tentu mereka akan berkata juga, Ini bukanlah malaikat, hanya manusia sebagaimana kami juga. Jika begitu sikap mereka, pasti Kami akan menjadikan mereka tetap ragu, karena pada intinya mereka menolak kehadiran seorang utusan sebagaimana kini mereka ragu terhadap kerasulan Nabi MuhammadAllah menjelaskan bahwa ajaran para rasul cenderung ditolak dan rasulnya dicemoohkan oleh manusia yang sombong. Dan sungguh, beberapa rasul sebelum engkau, Muhammad, telah diperolok-olokkan, oleh kaumnya yang sombong dan keras kepala, sehingga turunlah azab berupa bencana alam dan kejadian luar biasa kepada orang-orang yang mencemoohkan itu, supaya mereka menyadari kesalahannya dan mengubah sikapnya. Azab itu ditimpakan sebagai balasan atas olok-olokan mereka terhadap para rasul yang mengajak mereka kepada jalan Allah.
Ayat ini menjelaskan anggapan kaum musyrik Mekah tentang kerasulan malaikat seperti tersebut dalam tafsir Surah al-An'am/6 ayat 8. Kalau Allah menjadikan rasul-rasul dari golongan malaikat, seperti pendapat orang musyrik Mekah, tentulah Allah akan menjadikan malaikat itu seperti manusia laki-laki, tetapi bilamana malaikat yang menjadi Rasul (Nabi) itu menyamar dalam bentuk manusia, maka tentulah mereka akan mengatakan dia manusia. Karena mereka tidak akan melihat malaikat kecuali bentuk rupa dengan sifat-sifat kemanusiaannya. Pada saat itu timbullah kesangsian dan keragu-raguan dalam jiwa mereka dan tentulah mereka akan mendustakan para malaikat yang menyamar menjadi manusia, seperti halnya mereka mendustakan Nabi Muhaammad. Mereka akan menyatakan pendapat mereka yaitu bahwa rasul itu haruslah malaikat. Padahal seperti apa bentuk asli malaikat mereka tidak tahu. Demikianlah mereka berputar-putar dalam sebuah lingkaran keraguan yang tak tentu ujung pangkalnya. Kaum musyrik Mekah merupakan sebuah contoh kebanyakan manusia yang terjerumus dalam kesulitan karena kesalahan mereka dalam memilih pegangan hidup dan akhirnya mereka kebingungan mencari jalan keluar.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 7
“Dan, walaupun Kami turunkan kepada engkau sebuah kitab di atas kertas, sampai mereka pegang dia dengan tangan mereka, sesungguhnya berkatalah orang-orang yang tidak mau percaya itu, ‘Tidak lain ini hanyalah sihir yang nyata.'"
Ada di kalangan mereka yang meminta supaya diturunkan kitab wahyu itu, dari langit hendaknya, tertulis hitam di atas putih. Misalnya, dikabulkanlah permintaan mereka itu karena Allah berkuasa berbuat segala sesuatu, malahan yang lebih dari itu pun Allah sanggup berbuat. Apakah mereka akan percaya? Mereka tidak akan percaya, walaupun misalnya kitab itu diadakan, tertulis di kertas, sampai dapat mereka pegang dengan tangan mereka sendiri.
Orang yang telah kufur itu, apa pun alasan yang dikemukakan akan tetap kufur. Kalau akhlak mereka telah rusak dan mengolok-olok pada ayat-ayat yang tampak di mata ini saja, mereka akan mendapati tanda kekuasaan Allah yang lebih dahsyat dan lebih ajaib dari yang mereka minta itu. Kalau sekiranya diadakan kitab di atas kertas dan dapat mereka pegang dengan tangan-tangan mereka, tidaklah mereka akan beriman, malahan akan mencari alasan yang baru lagi buat membantahnya. Kitab itu karena ganjilnya, akan mereka katakan pula sihir yang nyata. Tidak juga mereka akan mengakui bahwa itu adalah kekuasaan Allah, melainkan akan mereka katakan juga bahwa itu hanyalah sihir. Dan sihir adalah penipuan dan mengelabui mata orang, jadi, akan datang lagi olok-olok mereka yang baru, yaitu bahwa Muhammad itu penipu, mengelabui mata orang, dan tukang sihir.
Selain dari tantangan mereka meminta kitab turun dari langit, tertulis di atas kertas, hitam di atas putih, dapat mereka pegang hendaknya dengan tangan mereka, tetapi tidak juga akan mereka percayai, melainkan akan menambah lagi olok-olok mereka menuduh Muhammad tukang sihir maka ada pula yang mengusulkan supaya Muhammad, ditemani oleh seorang malaikat. (Malak adalah kata mufrad, untuk seorang dari malaikat). Hendaknya, kalau memang benar Muhammad itu Rasulullah, ke mana dia pergi diiringkan oleh seorang malaikat, dikawal ke mana-mana dan harus terlihat oleh mata mereka.
Ayat 8
“Dan mereka berkata, ‘Mengapa tidak diturunkan atasnya watak?'"
Kalau dia memang rasul Allah, mana pengawalnya? Katanya dia mendapat wahyu, tetapi yang membawa wahyu itu tidak kelihatan. Oleh sebab itu, kami tidak percaya. Kami baru mau percaya kalau malaikat itu terlihat oleh kami."Padahal kalau Kami turunkan malak tentu selesailah urusan." Artinya kalau kehendak mereka itu diperturutkan sehingga mereka sudah dapat melihat rupa malaikat dalam keadaan zatnya yang asli, tandanya urusan sudah selesai. Kutuk laknat mulai turun kepada mereka, sebab mulailah dihancurkan negeri itu dan tidak ada urusan dengan mereka lagi. Kerewelan selama ini tidak dipedulikan lagi, melainkan adzab dan siksalah yang akan mereka terima.
“Kemudian, mereka pun lidah akan dipedulikan."
Atau tidak lagi akan diberi kesempatan. Menurut tafsir Ibnu Abbas, “Kalau kami datangkan kepada mereka malak dalam rupanya yang asli, niscaya pada waktu itulah Kami membinasakan mereka dan mereka tidak diberi tempo lagi."
Menurut tafsir Qatadah, “Kalau malak yang diturunkan, padahal mereka tidak juga mau percaya maka dipercepatlah adzab buat mereka."
Dan Mujahid menambahkan, “Kalau sudah demikian, artinya Kiamatlah dunia."
Ayat 9
“Dan kalau Kami jadikan dia itu malak, niscaya Kami jadikan dia seorang laki-laki."
Artinya kalau permohonan mereka itu dikabulkan, lalu Allah mengutus seorang malaikat untuk menyaksikan atau menguatkan kerasulan Muhammad ﷺ, niscaya malaikat itu dijelmakan Allah menyerupai seorang laki-laki. Kalau tidak dibuat demikian tentu mereka tidak akan menampak malaikat yang mereka harapkan itu.
“Dan niscaya Kami ragukan mereka sebagaimana mereka (sekarang) ragu-ragu."
(ujung ayat 9)