Ayat

Terjemahan Per Kata
وَقَالُواْ
dan mereka berkata
لَوۡلَآ
mengapa tidak
أُنزِلَ
diturunkan
عَلَيۡهِ
atasnya/kepadanya
مَلَكٞۖ
seorang Malaikat
وَلَوۡ
dan kalau
أَنزَلۡنَا
Kami turunkan
مَلَكٗا
seorang Malaikat
لَّقُضِيَ
tentu diputuskan
ٱلۡأَمۡرُ
perkata itu
ثُمَّ
kemudian
لَا
tidak
يُنظَرُونَ
mereka diberi tangguh
وَقَالُواْ
dan mereka berkata
لَوۡلَآ
mengapa tidak
أُنزِلَ
diturunkan
عَلَيۡهِ
atasnya/kepadanya
مَلَكٞۖ
seorang Malaikat
وَلَوۡ
dan kalau
أَنزَلۡنَا
Kami turunkan
مَلَكٗا
seorang Malaikat
لَّقُضِيَ
tentu diputuskan
ٱلۡأَمۡرُ
perkata itu
ثُمَّ
kemudian
لَا
tidak
يُنظَرُونَ
mereka diberi tangguh
Terjemahan

Mereka berkata, “Mengapa tidak diturunkan malaikat kepadanya (Nabi Muhammad)?” Andaikata Kami turunkan malaikat, niscaya selesailah urusan (mereka dibinasakan karena pengingkaran) kemudian mereka tidak lagi ditangguhkan (sedikit pun untuk bertobat).
Tafsir

(Dan mereka berkata, "Mengapa tidak) kenapa tidak (diturunkan kepadanya) kepada Nabi Muhammad ﷺ (seorang malaikat?") yang membenarkannya (dan kalau Kami turunkan kepadanya seorang malaikat) sebagaimana yang telah mereka minta, niscaya mereka tidak akan beriman (tentu selesailah urusan itu) dengan binasanya mereka (kemudian mereka tidak ditangguhkan) tidak diberi kesempatan untuk bertobat atau minta ampunan, seperti yang telah dilakukan oleh Allah terhadap orang-orang sebelum mereka, yaitu di kala permintaan mereka dikabulkan, kemudian mereka tidak juga mau beriman.
Tafsir Surat Al-An'am: 7-11
Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang yang kafir itu berkata, "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata. Dan mereka berkata, "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) malaikat? Dan kalau Kami turunkan (kepadanya) malaikat, tentu selesailah urusan itu, kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikit pun). Dan kalau Kami jadikan rasul itu seorang malaikat, tentulah Kami jadikan dia berupa seorang laki-laki dan (kalau Kami jadikan dia berupa seorang laki-laki) tentulah Kami meragu-ragukan atas mereka apa yang mereka ragu-ragukan atas diri mereka sendiri.
Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan (azab) olok-olokan mereka. Katakanlah, "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, menceritakan perihal kaum musyrik dan keingkaran serta kesombongan mereka terhadap perkara yang hak, dan sikap menantang mereka terhadap perkara yang hak. Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri. (Al-An'am: 7) Yakni mereka melihat turunnya kitab itu dengan mata kepala mereka sendiri, lalu mereka memegangnya.
tentulah orang-orang yang kafir itu berkata, "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata. (Al-An'am: 7) Hal ini semakna dengan apa yang diberitakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala tentang kesombongan mereka terhadap hal-hal yang kongkret, yaitu melalui firman-Nya: Danjika seandainya Kami membutuhkan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus-menerus naik ke atasnya, tentulah mereka berkata, "Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang-orang yang kena sihir. (Al-Hijr: 14-15) Dan sama dengan yang terdapat di dalam firman-Nya: Jika mereka melihat sebagian dari langit gugur, mereka akan mengatakan, "Itu adalah awan yang bertindih-tindih. (At-Tur: 44) Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan mereka berkata, "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) malaikat? (Al-An'am: 8) Yakni sebagai juru pemberi peringatan bersamanya.
Maka Allah menjawab melalui firman-Nya: Dan kalau Kami turunkan (kepadanya) malaikat, tentu selesailah urusan itu, kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikit pun). (Al-An'am: 8) Yakni seandainya diturunkan malaikat kepadanya untuk mereka, niscaya akan datang kepada mereka azab dari Allah, seperti yang dijelaskan dalam firman-Nya yang lain: Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar (untuk membawa azab) dan tiadalah mereka ketika itu diberi tangguh. (Al-Hijr: 8) Juga seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: Pada hari mereka melihat malaikat di hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa. (Al-Furqan: 22), hingga akhir ayat.
Mengenai firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan kalau Kami jadikan rasul itu seorang malaikat, tentulah Kami jadikan dia berupa seorang laki-laki; dan (kalau Kami jadikan dia berupa seorang laki-laki), tentulah Kami meragu-ragukan atas mereka apa yang mereka ragu-ragukan atas diri mereka sendiri (Al-An'im: 9) Yakni seandainya Kami turunkan bersama dengan rasul manusia seorang rasul malaikat. Dengan kata lain, seandainya Kami kirimkan kepada manusia seorang rasul dari malaikat, niscaya dia berupa seorang laki-laki agar mereka dapat berkomunikasi dengannya dan mengambil manfaat darinya.
Dan seandainya memang demikian, niscaya perkaranya akan meragukan mereka, sebagaimana mereka pun ragu terhadap diri mereka sendiri dalam menerima rasul manusia. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Katakanlah, "Kalau sekiranya ada malaikat-malaikat yang berjalan-jalan sebagai penghuni di bumi, niscaya Kami turunkan dari langit kepada mereka seorang malaikat menjadi rasul " (Al-Isra: 95) Maka merupakan rahmat Allah subhanahu wa ta’ala kepada makhluk-Nya. Dia mengutus kepada setiap jenis makhluk, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, agar dia dapat menyeru mereka dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengambil manfaat darinya dalam berkomunikasi dan bertanya jawab.
Seperti yang disebutkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam ayat yang lain: Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah dan membersihkan (jiwa) mereka. (Ali Imran: 164), hingga akhir ayat. Adh-Dhahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa seandainya datang kepada mereka seorang malaikat, maka tidaklah dia mendatangi mereka melainkan dalam bentuk (rupa) seorang laki-laki. Karena sesungguhnya mereka tidak akan dapat melihat malaikat dalam bentuk aslinya, mengingat malaikat diciptakan dari nur (cahaya).
Apa yang mereka ragukan atas diri mereka sendiri. (Al-An'am: 9) Yakni niscaya Kami membingung-bingungkan atas mereka apa yang mereka bingung-bingungkan atas diri mereka sendiri. Menurut Al-Walibi, makna ayat ialah dan tentulah Kami meragu-ragukan atas mereka. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan (azab) olok-olokan mereka. (Al-An'am: 10) Makna ayat ini mengandung hiburan yang ditujukan kepada Nabi ﷺ dalam menghadapi reaksi kaumnya yang mendustakannya. Juga mengandung janji baginya dan bagi orang-orang yang beriman kepadanya, bahwa akan diperoleh kemenangan akibat yang baik di dunia dan akhirat.
Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Katakanlah, "Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu!" (Al-An'am: 11) Yakni pikirkanlah oleh kalian sendiri dan lihatlah apa yang telah ditimpakan oleh Allah terhadap generasi-generasi terdahulu, yaitu mereka yang mendustakan rasul-rasul-Nya dan mengingkarinya. Mereka ditimpa oleh azab, pembalasan, dan siksaan di dunia, di samping azab pedih yang telah menunggu mereka di hari kemudian. Dan bagaimanakah kami selamatkan rasul-rasul Kami beserta hamba-hamba Kami yang mukmin."
Dan mereka, orang-orang kafir itu, juga berkata, Mengapa tidak diturunkan malaikat kepadanya, Nabi Muhammad, yang menolongnya dari kesulitan, kalau benar dia utusan Allah' Allah menjawab ucapan mereka dengan berfirman, Jika Kami menurunkan malaikat kepadanya, yang membantu beliau menghadapi musuh-musuh Allah, tentu selesailah urusan orang-orang kafir itu dan mereka langsung dibinasakan. Kemudian mereka, setelah dibinasakan, tidak diberi penangguhan sedikit pun dari azab Allah sejak di alam kubur hingga di neraka. Allah masih melanjutkan jawaban terhadap pertanyaan orang-orang kafir tersebut. Dan sekiranya rasul itu Kami jadikan dari malaikat, maksudnya bahwa kalau Allah mengutus malaikat sebagai rasul, tentu Allah mengutusnya dalam bentuk manusia, pastilah Kami jadikan dia berwujud laki-laki, sebagaimana yang mereka minta, karena manusia tidak dapat melihat malaikat, dan, dengan demikian, tentu mereka akan berkata juga, Ini bukanlah malaikat, hanya manusia sebagaimana kami juga. Jika begitu sikap mereka, pasti Kami akan menjadikan mereka tetap ragu, karena pada intinya mereka menolak kehadiran seorang utusan sebagaimana kini mereka ragu terhadap kerasulan Nabi Muhammad.
Dalam ayat ini diterangkan tentang anggapan orang kafir Mekah mengenai kerasulan. Mereka berpendapat semestinya ada malaikat yang mendampingi Muhammad turut memberi peringatan bersamanya dan memperkuat kerasulannya atau Allah menurunkan malaikat sebagai rasul, bahkan mereka menghendaki dapat melihat Tuhan (al-Furqan/25: 7 dan 21).
Di kalangan orang Arab terdapat kepercayaan tentang adanya hubungan antara Allah dengan makhluk-Nya. Menurut mereka, yang patut menjadi penghubung (rasul) mestinya makhluk rohani (malaikat). Manusia, meskipun dia memiliki kesempurnaan rohani yang tinggi, seperti akal, akhlak dan adab yang mulia, namun tidak mungkin dia menjadi rasul, karena dia masih bergaul dengan manusia dan masih memiliki kebutuhan jasmani, seperti makan, minum dan berusaha. Fenomena kepercayaan seperti ini, bukan hal yang baru ada pada zaman Nabi Muhammad, tetapi telah ada sejak zaman Nabi Hud (al-Mu'minun/23: 33-34)
Kaum musyrik Mekah mempunyai dua anggapan mengenai kedudukan malaikat dalam kerasulan. Anggapan pertama ialah malaikat itu sendiri yang menjadi rasul. Anggapan kedua ialah malaikat itu menyertai Nabi dan menjelaskan langsung kepada mereka bahwa Muhammad adalah Nabi. Anggapan mereka yang kedua ini, jika tidak dikaitkan dengan kehadiran malaikat secara langsung di hadapan mereka, tidaklah menjadi sumber perselisihan, sebab Muhammad sudah menerangkan kepada mereka, bahwa mereka selalu didatangi malaikat. Tetapi mereka memandang diri mereka sederajat dengan Nabi dalam sifat-sifat kemanusiaan. Oleh karena itu, mereka berpendapat sanggup pula berhadapan dengan malaikat dan menerima pelajaran langsung dari malaikat. Di sinilah letak kekeliruan yang besar dari orang-orang kafir, terhadap diri sendiri; mereka menolak segala sesuatu yang tidak mereka peroleh secara langsung.
Terhadap anggapan mereka yang kedua, Allah menjelaskan dalam ayat ini bahwa kalau Allah menghadirkan malaikat di hadapan mereka dalam bentuknya yang asli yang terjadi tentulah kehancuran mereka, dan mereka tidak akan diberi kesempatan untuk menyatakan iman, bahkan azab segera akan menimpa mereka. Kehancuran mereka dapat disebabkan oleh kedahsyatan wujud malaikat itu saat malaikat itu menampakkan diri kepada mereka, atau mereka dimusnahkan oleh malaikat karena mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah.
Belum tersedia.
Belum tersedia.
Belum tersedia.
Belum tersedia.
Belum tersedia.
Ayat 7
“Dan, walaupun Kami turunkan kepada engkau sebuah kitab di atas kertas, sampai mereka pegang dia dengan tangan mereka, sesungguhnya berkatalah orang-orang yang tidak mau percaya itu, ‘Tidak lain ini hanyalah sihir yang nyata.'"
Ada di kalangan mereka yang meminta supaya diturunkan kitab wahyu itu, dari langit hendaknya, tertulis hitam di atas putih. Misalnya, dikabulkanlah permintaan mereka itu karena Allah berkuasa berbuat segala sesuatu, malahan yang lebih dari itu pun Allah sanggup berbuat. Apakah mereka akan percaya? Mereka tidak akan percaya, walaupun misalnya kitab itu diadakan, tertulis di kertas, sampai dapat mereka pegang dengan tangan mereka sendiri.
Orang yang telah kufur itu, apa pun alasan yang dikemukakan akan tetap kufur. Kalau akhlak mereka telah rusak dan mengolok-olok pada ayat-ayat yang tampak di mata ini saja, mereka akan mendapati tanda kekuasaan Allah yang lebih dahsyat dan lebih ajaib dari yang mereka minta itu. Kalau sekiranya diadakan kitab di atas kertas dan dapat mereka pegang dengan tangan-tangan mereka, tidaklah mereka akan beriman, malahan akan mencari alasan yang baru lagi buat membantahnya. Kitab itu karena ganjilnya, akan mereka katakan pula sihir yang nyata. Tidak juga mereka akan mengakui bahwa itu adalah kekuasaan Allah, melainkan akan mereka katakan juga bahwa itu hanyalah sihir. Dan sihir adalah penipuan dan mengelabui mata orang, jadi, akan datang lagi olok-olok mereka yang baru, yaitu bahwa Muhammad itu penipu, mengelabui mata orang, dan tukang sihir.
Selain dari tantangan mereka meminta kitab turun dari langit, tertulis di atas kertas, hitam di atas putih, dapat mereka pegang hendaknya dengan tangan mereka, tetapi tidak juga akan mereka percayai, melainkan akan menambah lagi olok-olok mereka menuduh Muhammad tukang sihir maka ada pula yang mengusulkan supaya Muhammad, ditemani oleh seorang malaikat. (Malak adalah kata mufrad, untuk seorang dari malaikat). Hendaknya, kalau memang benar Muhammad itu Rasulullah, ke mana dia pergi diiringkan oleh seorang malaikat, dikawal ke mana-mana dan harus terlihat oleh mata mereka.
Ayat 8
“Dan mereka berkata, ‘Mengapa tidak diturunkan atasnya watak?'"
Kalau dia memang rasul Allah, mana pengawalnya? Katanya dia mendapat wahyu, tetapi yang membawa wahyu itu tidak kelihatan. Oleh sebab itu, kami tidak percaya. Kami baru mau percaya kalau malaikat itu terlihat oleh kami."Padahal kalau Kami turunkan malak tentu selesailah urusan." Artinya kalau kehendak mereka itu diperturutkan sehingga mereka sudah dapat melihat rupa malaikat dalam keadaan zatnya yang asli, tandanya urusan sudah selesai. Kutuk laknat mulai turun kepada mereka, sebab mulailah dihancurkan negeri itu dan tidak ada urusan dengan mereka lagi. Kerewelan selama ini tidak dipedulikan lagi, melainkan adzab dan siksalah yang akan mereka terima.
“Kemudian, mereka pun lidah akan dipedulikan."
Atau tidak lagi akan diberi kesempatan. Menurut tafsir Ibnu Abbas, “Kalau kami datangkan kepada mereka malak dalam rupanya yang asli, niscaya pada waktu itulah Kami membinasakan mereka dan mereka tidak diberi tempo lagi."
Menurut tafsir Qatadah, “Kalau malak yang diturunkan, padahal mereka tidak juga mau percaya maka dipercepatlah adzab buat mereka."
Dan Mujahid menambahkan, “Kalau sudah demikian, artinya Kiamatlah dunia."
Ayat 9
“Dan kalau Kami jadikan dia itu malak, niscaya Kami jadikan dia seorang laki-laki."
Artinya kalau permohonan mereka itu dikabulkan, lalu Allah mengutus seorang malaikat untuk menyaksikan atau menguatkan kerasulan Muhammad ﷺ, niscaya malaikat itu dijelmakan Allah menyerupai seorang laki-laki. Kalau tidak dibuat demikian tentu mereka tidak akan menampak malaikat yang mereka harapkan itu.
“Dan niscaya Kami ragukan mereka sebagaimana mereka (sekarang) ragu-ragu."