Ayat
Terjemahan Per Kata
أَلَمۡ
tidaklah
تَرَ
kamu lihat
أَنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
يَعۡلَمُ
mengetahui
مَا
apa-apa
فِي
pada
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
langit(jamak)
وَمَا
dan apa-apa
فِي
pada
ٱلۡأَرۡضِۖ
bumi
مَا
tidak
يَكُونُ
adalah
مِن
dari
نَّجۡوَىٰ
pembicaraan rahasia
ثَلَٰثَةٍ
tiga
إِلَّا
kecuali
هُوَ
Dia
رَابِعُهُمۡ
keempat mereka
وَلَا
dan tidak
خَمۡسَةٍ
kelima
إِلَّا
kecuali
هُوَ
Dia
سَادِسُهُمۡ
keenam mereka
وَلَآ
dan tidak
أَدۡنَىٰ
lebih kurang
مِن
dari
ذَٰلِكَ
demikian itu
وَلَآ
dan tidak
أَكۡثَرَ
lebih banyak
إِلَّا
kecuali
هُوَ
Dia
مَعَهُمۡ
bersama mereka
أَيۡنَ
dimana
مَا
apa
كَانُواْۖ
adalah mereka
ثُمَّ
kemudian
يُنَبِّئُهُم
Dia memberitahukan kepada mereka
بِمَا
tentang apa-apa
عَمِلُواْ
mereka telah kerjakan
يَوۡمَ
hari
ٱلۡقِيَٰمَةِۚ
kiamat
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
بِكُلِّ
dengan segala
شَيۡءٍ
sesuatu
عَلِيمٌ
Maha Mengetahui
أَلَمۡ
tidaklah
تَرَ
kamu lihat
أَنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
يَعۡلَمُ
mengetahui
مَا
apa-apa
فِي
pada
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
langit(jamak)
وَمَا
dan apa-apa
فِي
pada
ٱلۡأَرۡضِۖ
bumi
مَا
tidak
يَكُونُ
adalah
مِن
dari
نَّجۡوَىٰ
pembicaraan rahasia
ثَلَٰثَةٍ
tiga
إِلَّا
kecuali
هُوَ
Dia
رَابِعُهُمۡ
keempat mereka
وَلَا
dan tidak
خَمۡسَةٍ
kelima
إِلَّا
kecuali
هُوَ
Dia
سَادِسُهُمۡ
keenam mereka
وَلَآ
dan tidak
أَدۡنَىٰ
lebih kurang
مِن
dari
ذَٰلِكَ
demikian itu
وَلَآ
dan tidak
أَكۡثَرَ
lebih banyak
إِلَّا
kecuali
هُوَ
Dia
مَعَهُمۡ
bersama mereka
أَيۡنَ
dimana
مَا
apa
كَانُواْۖ
adalah mereka
ثُمَّ
kemudian
يُنَبِّئُهُم
Dia memberitahukan kepada mereka
بِمَا
tentang apa-apa
عَمِلُواْ
mereka telah kerjakan
يَوۡمَ
hari
ٱلۡقِيَٰمَةِۚ
kiamat
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
بِكُلِّ
dengan segala
شَيۡءٍ
sesuatu
عَلِيمٌ
Maha Mengetahui
Terjemahan
Apakah engkau tidak memperhatikan bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, kecuali Dialah yang keempatnya dan tidak ada lima orang, kecuali Dialah yang keenamnya. Tidak kurang dari itu atau lebih banyak, kecuali Dia bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian, Dia memberitakan apa yang telah mereka kerjakan kepada mereka pada hari Kiamat. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Tafsir
(Tidakkah kamu perhatikan) tidakkah kamu ketahui (bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya) yakni melalui ilmu-Nya. (Dan tiada pembicaraan antara lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada pula pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu).
Tafsir Surat Al-Mujadilah: 5-7
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka telah mendapat kehinaan. Sungguh Kami telah menurunkan bukti-bukti yang nyata. Dan bagi orang-orang kafir ada siksa yang menghinakan. Pada hari itu mereka semuanya dibangkitkan Allah, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.
Tidakkah, kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan tentang orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya serta mengingkari syariat-Nya. pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka mendapat kehinaan. (Al-Mujadilah: 5) Yakni mereka dihina, dilaknat, dan direndahkan, sebagaimana yang telah dilakukan terhadap orang-orang yang serupa dengan mereka sebelum mereka. Sungguh Kami telah menurunkan bukti-bukti yang nyata. (Al-Mujadilah: 5) Yaitu yang jelas lagi gamblang; tiada yang mengingkari dan tiada yang menentangnya kecuali hanya orang yang kafir, pendurhaka, lagi sombong. Dan bagi orang-orang kafir ada siksa yang menghinakan. (Al-Mujadilah: 5) sebagai pembalasan dari kesombongan mereka yang tidak mau mengikuti syariat Allah dan tidak mau tunduk patuh kepada-Nya.
Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam ayat berikutnya: Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya. (Al-Mujadilah: 6) Maksudnya, hari kiamat. Pada hari itu Allah menghimpunkan semua orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian di suatu lapangan yang amat luas. lalu diberitakannya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. (Al-Mujadilah: 6) Yakni Allah memberitahukan kepada mereka semua amal perbuatan mereka, yang baik dan yang buruknya. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. (Al-Mujadilah: 6) Allah telah mencatat dan menghimpunnya terhadap mereka, sedangkan mereka sendiri telah lupa terhadap apa yang mereka kerjakan di masa lalu.
Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. (Al-Mujadilah: 6) Artinya, tiada sesuatu pun yang gaib dari-Nya dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya, serta tiada sesuatu pun yang terlupakan oleh-Nya. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan tentang ilmu-Nya yang meliputi semua makhluk, bahwa Dia Maha Periksa terhadap mereka, Maha Mendengar semua ucapan mereka, lagi Maha Melihat tempat mereka di mana pun mereka berada dan kapan pun mereka berada. Untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang. (Al-Mujadilah: 7) Yakni tiga orang yang berbisik-bisik membicarakan suatu rahasia.
melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada. (Al-Mujadilah: 7) Dia Maha Melihat kepada mereka, mendengar semua pembicaraan mereka, rahasia mereka dan bisik-bisik mereka di antara sesamanya. Dan selain dari itu para malaikat yang telah ditugaskan oleh-Nya mencatat semua yang mereka rahasiakan, walaupun Allah mengetahuinya dan mendengarnya.
Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Tidakkah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang gaib? (At-Taubah: 78) Dan firman Allah subhanahu wa ta’ala: Apakah mereka mengira bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka. (Az-Zukhruf: 80) Karena itulah maka diriwayatkan oleh sejumlah ulama yang menyatakan adanya ijma' (kesepakatan) sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa makna yang dimaksud ialah kebersamaan ilmu Allah subhanahu wa ta’ala, dan ini memang tidak diragukan lagi kebenarannya; tetapi pendengaran-Nya juga bersama-sama ilmu-Nya meliput mereka, dan penglihatan-Nya menembus mereka.
Maka Allah subhanahu wa ta’ala selalu melihat makhluk-Nya, tiada sesuatu pun dari urusan mereka yang tersembunyi dari-Nya. Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan: Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-Mujadilah: 7) Imam Ahmad mengatakan bahwa ayat ini dimulai dengan menyebut pengetahuan Allah dan diakhiri pula dengan pengetahuan-Nya.
Selain menyaksikan segala sesuatu, Allah juga mengetahui semua pembicaraan rahasia. Tidakkah engkau perhatikan, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, karena penglihatan Allah menembus batas-batas ruang dan waktu' Oleh sebab itu, bagi Allah, tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya, karena Allah ada, hadir dan terlibat dalam keseharian hamba-hamba-Nya. Dan tidak ada lima orang yang terlibat dalam pembicaraan rahasia, melainkan Dialah yang keenamnya, karena Allah dekat dan terlibat dalam aktivitas manusia. Dan tidak ada yang kurang dari itu atau lebih banyak yang terlibat dalam pembicaraan rahasia, melainkan Dia, pasti ada bersama mereka di mana pun mereka berada, meskipun manusia sering tidak merasakan kehadiran Allah bersama mereka, karena kalbunya yang terhijab. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari Kiamat apa yang telah mereka kerjakan dengan menghadirkan catatan yang merekam seluruh jejak hidupnya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang dilakukan manusia termasuk pembicaraan rahasia di antara mereka. 8. Pada ayat yang lalu disebutkan bahwa tidak satu pun yang tersembunyi bagi Allah, dari bisikan sampai yang diucapkan dengan terang-terangan. Pada ayat ini dijelaskan perjanjian rahasia yang dilakukan orang-orang Yahudi di Madinah untuk menghancurkan Islam, karena mereka tidak menyadari bahwa Allah mengetahui rahasia jahat mereka. Tidakkah engkau, Muhammad, memperhatikan orang-orang, yakni kaum Yahudi di Madinah, yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia untuk memusuhi Islam, mencelakakan, dan berusaha membunuh Rasulullah, karena mereka telah mengikat perjanjian damai dengan kaum muslim dalam Piagam Madinah; kemudian mereka kembali mengerjakan larangan itu dengan mengabaikan kesepakatan damai tersebut; dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan, dan durhaka kepada Rasul. Mencoba memecah belah persatuan dan kesatuan kaum Ansar yang dahulunya Bani Aus dan Khazraj yang suka berperang di antara mereka. Mereka pun memancing-mancing permusuhan dengan cara berbisik-bisik sesama mereka, jika ada seorang muslim yang lewat di hadapan mereka sehingga kaum muslim merasa tidak aman jika berada di perkampungan Yahudi. Dan apabila mereka datang kepadamu Muhammad, mereka mengucapkan salam dengan cara yang bukan seperti yang ditentukan Allah untukmu, yaitu dengan ucapan, 'Mudah-mudahan kematian menimpamu wahai Abul Qasim. 'Rasulullah menjawab, 'Dan atas kamu juga. ' Dan, setelah orang-orang Yahudi mengucapkan salam penghinaan kepada Rasulullah tersebut, mereka mengatakan pada diri mereka sendiri dengan nada menantang, 'Mengapa Allah tidak menyiksa kita atas apa yang kita katakan itu'' Kalau benar Muhammad seorang rasul, tentu Allah akan mengabulkan jawaban Muhammad, 'Dan atas kamu juga,' bencana atau kematian. Benar Allah akan mengazab setiap orang yang durhaka kepada-Nya, tetapi kapan datangnya azab itu adalah kewenangan Allah. Dia akan menimpakan azab itu bila dikehendaki-Nya, namun yang pasti adalah cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki dengan kehinaan dan penderitaan abadi. Maka neraka itu seburuk-buruk tempat kembali di akhirat yang kekal selama-lamanya bagi orang-orang kafir.
Ayat ini menerangkan bagaimana luas, dalam, dan lengkapnya pengetahuan Allah tentang makhluk yang diciptakan-Nya, sejak dari yang kecil sampai kepada yang sebesar-besarnya. Diterangkan bahwa ilmu Allah mencakup segala yang ada di langit dan di bumi, betapa pun kecil dan halusnya. Jika ada tiga orang di langit dan di bumi berbisik-bisik, maka Allah yang keempatnya. Jika yang berbisik dan mengadakan perundingan rahasia itu empat orang, maka Allah yang kelimanya, dan jika yang berbisik dan mengadakan perundingan rahasia itu lima orang maka Allah yang keenamnya. Bahkan berapa orang saja berbisik dan mengadakan perundingan rahasia dan di mana saja mereka melakukannya, pasti Allah mengetahuinya.
Penyebutan bilangan tiga, empat, dan lima orang dalam ayat hanyalah untuk menyatakan bahwa biasanya perundingan itu dilakukan oleh beberapa orang seperti tiga, empat, lima, dan seterusnya, dan tiap-tiap perundingan itu pasti Allah menyaksikannya. Allah berfirman:
Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwa Allah mengetahui segala yang gaib? (at-Taubah/9: 78)
Dan berfirman:
Ataukah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan Kami (malaikat) selalu mencatat di sisi mereka. (az-Zukhruf/43: 80)
Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa kebenaran tentang Allah Maha Mengetahui segala sesuatu itu, barulah mereka ketahui di hari Kiamat nanti, yaitu ketika dikemukakan catatan amal mereka yang di dalamnya tercatat seluruh perbuatan yang pernah mereka kerjakan selama hidup di dunia, yaitu berupa perbuatan baik maupun perbuatan buruk, tidak ada satu pun yang dilupakan untuk dicatat. Pada saat itu, orang-orang kafir barulah menyesali perbuatan mereka, tetapi penyesalan di kemudian hari itu tidak ada gunanya sedikit pun.
.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
AN-NAJWAA (PERUNDINGAN RAHASIA)
Pada ayat yang pertama saja sudah jelas bahwa Allah mendengar perkataan perempuan yang mengadukan halnya kepada Nabi dan berbantahan dengan Nabi, mendengar juga akan doanya kepada Allah dan mendengar juga soal-jawab perempuan itu dengan Nabi. Dengan demikian teranglah bahwa di hadapan Allah tidak ada yang rahasia. Allah mengetahui sejak dari yang sebesar-besarnya sampai kepada yang sekecil-kecilnya. Sebab itu janganlah mencoba hendak merahasiakan sesuatu dengan persangkaan tidak ada manusia yang akan tahu. Meskipun manusia tidak tahu, namun Allah tahu.
“Tidakkah engkau perhatikan, bahwasanya Allah itu mengetahui apa-apa yang ada di semua langit dan apa yang di bumi?" Disebutkan dalam ayat yang lain bahwa langit itu terdiri dari tujuh tingkat. Bumi ini hanya satu bintang saja di antara berjuta-juta bintang di bawah kolong langit yang pertama atau langit dunia. Isi kesemua langit yang tujuh itu ada dalam pengetahuan Allah. Demikian pun isi bumi ini! Demikian pengetahuan Allah terhadap alam-Nya yang besar. Maka pengetahuan Allah terhadap alam-Nya yang kecil sama dengan pengetahuan-Nya tentang alam yang besar itu.
“Tiada pembicaraan rahasia di antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempat; dan tidaklah berlima melainkan Dialah yang keenam; dan tidak pula kurang dari demikian dan tidak pula lebih banyak, melainkan Dia ada beserta mereka di mana saja mereka berada." Ini adalah peringatan bagi manusia supaya dia berlaku jujur. Tidaklah terlarang bermusyawarah tertutup memperkatakan sesuatu hal dengan terbatas, supaya jangan diketahui oleh orang lain sebelum terjadi. Karena banyak juga hal yang perlu dirahasiakan sebelum matang rencananya. Karena kalau gagal takut akan menimbulkan malu. Tetapi dalam pembicaraan yang terbatas itu hendaklah berhati-hati. Karena kalaupun manusia tidak mendengar, Allah tetap mengetahuinya. “Kemudian itu akan Dia beritakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan itu di hari Kiamat kelak." Sebagaimana disebutkan dalam ayat 6 di atas tadi, Allah menghitung dan menghimpun segala catatan tentang manusia, namun ma-nusia telah lupa apa yang pernah dia kerjakan. “Sesungguhnya Allah atas tiap-tiap sesuatu adalah Maha Mengetahui." (ujung ayat 7) Ujung ayat ini adalah menguatkan lagi tentang meluasnya dan mendalamnya ilmu Allah Ta'aala. Mengenai ayat ini Imam Ahmad bin Hambal meminta perhatian kita bahwa ayat dimulai dengan ilmu disudahi dengan ilmu.
Kemudian itu Allah melanjutkan firman-Nya,“Tidakkah engkau perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali lagi kepada yang dilarang itu?" Segala bisik dan desus, segala pertemuan bagaimanapun rahasianya, namun Allah mengetahuinya. Sebab itu orang yang beriman akan berhati-hati dan akan menjaga keikhlasan mereka lahir batin. Tetapi di sana terdapat orang-orang yang bersifat munafik; pepat di luar pancung di dalam, lain di mulut lain di hati. Mereka telah diberi peringatan supaya bergaul dengan jujur, mereka telah dilarang main sembunyi-sembunyian. Namun mereka dengan diam-diam, karena kemunafikannya, telah melanggar larangan itu kembali. “Dan mereka telah berbisik-bisik rahasia tentang dosa, permusuhan, dan mendurhakai Rasul."
“Dan jika mereka datang kepada engkau, mereka hormati engkau tidak dengan pemberian hormat seperti yang diberikan Allah kepada engkau." Sebagai hasil dari bisik-bisik, pertemuan rahasia yang penuh dendam dan dosa, memupuk permusuhan, ialah mereka sengaja menemui Rasulullah ﷺ bukan dengan maksud baik, melainkan karena hendak mempertontonkan rasa kebencian itu dengan mengucapkan kata-kata yang pada lahirnya memberi hormat, padahal dalam batinnya berisi penghinaan atau kutukan.
“Dan mereka katakan dalam hati mereka: ‘Mengapa Allah tidak menyiksa kita dengan sebab apa yang telah kita katakan itu?'" Artinya ialah bahwa mereka berkata dalam hati kalau memang Muhammad itu Nabi, tentu kehormatannya dijaga oleh Allah. Sekarang kita telah mengatakan kepadanya ucapan salam yang bukan salam. Kalau benar dia Nabi, mengapa kita tidak disiksa Allah karena mengucapkan kata-kata seperti itu? Pada lahirnya ucapan sebagai tanda hormat, pada batinnya dia mengutuk agar dia celaka atau mampus! Maka sebagai lanjutan ayat, sebagai sambutan kepada “kata dalam hati" yang mereka sangka Allah tidak mengetahuinya itu datanglah sambungan ayat, “Cukuplah untuk mereka neraka Jahannam." Di situ akan mereka rasakan kelak ganjaran dari segala kejahatan itu. “Dan itulah yang seburuk-buruk tempat kembali." (ujung ayat 8) Demikian payah mereka berjuang hidup di dunia ini maka sudah sepatutnya mereka mendapat istirahat di akhirat, namun yang menyambut mereka bukan tempat istirahat, melainkan tempat menerima siksaan.
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu berbisik-bisik rahasia, janganlah berbisik rahasia dalam dosa, permusuhan, dan mendurhakai Rasul" Janganlah meniru cara buruk dari orang-orang kafir dan munafik itu, “Tetapi berbisik rahasialah dalam kebajikan dan takwa." Karena kalau orang beriman bercakap terbatas secara rahasia, soal yang maslahat di jalan Allah, tidaklah mengapa dirahasiakan sebelum matang direncanakan. “Dan bertakwalah kepada Allah," karena hanya jalan itulah satu-satunya yang sewajarnya ditempuh oleh orang-orang yang beriman. “Yang kepada-Nya lah kamu sekalian akan dikumpulkan." (ujung ayat 9)
“Sesungguhnya bisik rahasia itu tidak lain adalah dari setan." Yang dimaksud dengan bisik rahasia dari setan ialah bisik rahasia yang diperbuat oleh orang-orang yang penuh dosa, permusuhan dan maksiat terhadap kepada Rasul. “Untuk mendukakan hati orang yang beriman." Artinya apabila orang itu telah mulai menyisih-nyisih mengadakan pertemuan rahasia, maka orang-orang yang beriman tumbuhlah curiga mengenangkan apa pula agaknya siasat buruk yang sedang diatur oleh orang-orang yang telah dipengaruhi setan ini. “Tetapi tidaklah mereka itu akan memberi bahaya kepada mereka (yang beriman) sesuatu jua pun, kecuali dengan izin Allah." Sebab Allah sendirilah tameng, atau benteng, atau pelindung dari orang yang beriman itu. Apa pun siasat yang diperbuat oleh musuh-musuh yang berbisik-bisik itu, namun siasatnya akan digagalkan oleh Allah. “Dan kepada Allah-lah hendaknya bertawakal orang-orang yang beriman." (ujung ayat 10)