Ayat
Terjemahan Per Kata
إِنَّ
sesungguhnya
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
يُحَآدُّونَ
(mereka) menentang
ٱللَّهَ
Allah
وَرَسُولَهُۥ
dan rasulnya
كُبِتُواْ
mereka dihinakan
كَمَا
sebagaimana
كُبِتَ
dihinakan
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
مِن
dari
قَبۡلِهِمۡۚ
sebelum mereka
وَقَدۡ
dan sesungguhnya
أَنزَلۡنَآ
Kami menurunkan
ءَايَٰتِ
ayat-ayat
بَيِّنَٰتٖۚ
jelas/nyata
وَلِلۡكَٰفِرِينَ
dan bagi orang-orang kafir
عَذَابٞ
azab
مُّهِينٞ
menghinakan
إِنَّ
sesungguhnya
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
يُحَآدُّونَ
(mereka) menentang
ٱللَّهَ
Allah
وَرَسُولَهُۥ
dan rasulnya
كُبِتُواْ
mereka dihinakan
كَمَا
sebagaimana
كُبِتَ
dihinakan
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
مِن
dari
قَبۡلِهِمۡۚ
sebelum mereka
وَقَدۡ
dan sesungguhnya
أَنزَلۡنَآ
Kami menurunkan
ءَايَٰتِ
ayat-ayat
بَيِّنَٰتٖۚ
jelas/nyata
وَلِلۡكَٰفِرِينَ
dan bagi orang-orang kafir
عَذَابٞ
azab
مُّهِينٞ
menghinakan
Terjemahan
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya dihinakan sebagaimana dihinakan orang-orang sebelum mereka. Sungguh, Kami telah menurunkan bukti-bukti yang nyata. Orang-orang kafir mendapat azab yang menghinakan.
Tafsir
(Sesungguhnya orang-orang yang menentang) orang-orang yang melawan (Allah dan Rasul-Nya pasti mendapat kehinaan) mereka pasti akan memperoleh kehinaan (sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka telah mendapat kehinaan) karena mereka menentang rasul-rasul mereka. (Sesungguhnya Kami telah menurunkan ayat-ayat yang jelas) yang menunjukkan kebenaran Rasul. (Dan bagi orang-orang yang kafir) yang ingkar kepada ayat-ayat itu (ada azab yang menghinakan) yaitu siksaan yang membuat mereka hina.
Tafsir Surat Al-Mujadilah: 5-7
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka telah mendapat kehinaan. Sungguh Kami telah menurunkan bukti-bukti yang nyata. Dan bagi orang-orang kafir ada siksa yang menghinakan. Pada hari itu mereka semuanya dibangkitkan Allah, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.
Tidakkah, kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan tentang orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya serta mengingkari syariat-Nya. pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka mendapat kehinaan. (Al-Mujadilah: 5) Yakni mereka dihina, dilaknat, dan direndahkan, sebagaimana yang telah dilakukan terhadap orang-orang yang serupa dengan mereka sebelum mereka. Sungguh Kami telah menurunkan bukti-bukti yang nyata. (Al-Mujadilah: 5) Yaitu yang jelas lagi gamblang; tiada yang mengingkari dan tiada yang menentangnya kecuali hanya orang yang kafir, pendurhaka, lagi sombong. Dan bagi orang-orang kafir ada siksa yang menghinakan. (Al-Mujadilah: 5) sebagai pembalasan dari kesombongan mereka yang tidak mau mengikuti syariat Allah dan tidak mau tunduk patuh kepada-Nya.
Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam ayat berikutnya: Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya. (Al-Mujadilah: 6) Maksudnya, hari kiamat. Pada hari itu Allah menghimpunkan semua orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian di suatu lapangan yang amat luas. lalu diberitakannya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. (Al-Mujadilah: 6) Yakni Allah memberitahukan kepada mereka semua amal perbuatan mereka, yang baik dan yang buruknya. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. (Al-Mujadilah: 6) Allah telah mencatat dan menghimpunnya terhadap mereka, sedangkan mereka sendiri telah lupa terhadap apa yang mereka kerjakan di masa lalu.
Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. (Al-Mujadilah: 6) Artinya, tiada sesuatu pun yang gaib dari-Nya dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya, serta tiada sesuatu pun yang terlupakan oleh-Nya. Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan tentang ilmu-Nya yang meliputi semua makhluk, bahwa Dia Maha Periksa terhadap mereka, Maha Mendengar semua ucapan mereka, lagi Maha Melihat tempat mereka di mana pun mereka berada dan kapan pun mereka berada. Untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang. (Al-Mujadilah: 7) Yakni tiga orang yang berbisik-bisik membicarakan suatu rahasia.
melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada. (Al-Mujadilah: 7) Dia Maha Melihat kepada mereka, mendengar semua pembicaraan mereka, rahasia mereka dan bisik-bisik mereka di antara sesamanya. Dan selain dari itu para malaikat yang telah ditugaskan oleh-Nya mencatat semua yang mereka rahasiakan, walaupun Allah mengetahuinya dan mendengarnya.
Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Tidakkah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang gaib? (At-Taubah: 78) Dan firman Allah subhanahu wa ta’ala: Apakah mereka mengira bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka. (Az-Zukhruf: 80) Karena itulah maka diriwayatkan oleh sejumlah ulama yang menyatakan adanya ijma' (kesepakatan) sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa makna yang dimaksud ialah kebersamaan ilmu Allah subhanahu wa ta’ala, dan ini memang tidak diragukan lagi kebenarannya; tetapi pendengaran-Nya juga bersama-sama ilmu-Nya meliput mereka, dan penglihatan-Nya menembus mereka.
Maka Allah subhanahu wa ta’ala selalu melihat makhluk-Nya, tiada sesuatu pun dari urusan mereka yang tersembunyi dari-Nya. Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan: Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-Mujadilah: 7) Imam Ahmad mengatakan bahwa ayat ini dimulai dengan menyebut pengetahuan Allah dan diakhiri pula dengan pengetahuan-Nya.
Pada ayat di atas Allah menerangkan hukum zihar dan kafarat-kafaratnya. Pada ayat ini dijelaskan bahwa orang yang menentang hukum Allah dan Rasul-Nya akan mendapat kehinaan dunia akhirat. Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya dengan menolak dan mengingkari ajaran yang disampaikan Rasulullah pasti mendapat kehinaan sebagaimana kehinaan yang telah didapat oleh orang-orang sebelum mereka seperti kaum Yahudi yang durhaka kepada Nabi Musa yang diubah menjadi kera. Dan sungguh, Kami telah menurunkan bukti-bukti yang nyata tentang kebenaran agama Allah dan hukum-hukum-Nya dengan mengutus para nabi dan rasul. Dan bagi orang-orang yang mengingkarinya dengan kufur dan merintangi pelaksanaannya akan mendapat azab yang menghinakan di dunia dan di akhirat. 6. Kehinaan bagi yang mengingkari hukum Allah yang disebutkan pada ayat di atas akan diberikan pada hari Kiamat, yaitu: pada hari itu mereka semuanya dibangkitkan Allah menuju padang mahsyar, tempat berkumpul manusia sejak Nabi Adam hingga manusia terakhir, lalu diberitakan kepada mereka semua apa yang telah mereka kerjakan dengan lengkap, menyeluruh, dan terinci; Allah menghitungnya dengan akurat semua amal perbuatan mereka itu, meskipun mereka telah melupakannya karena sudah berlangsung lama, tetapi Allah mengetahuinya, ada catatan dua malaikat, ada dokumentasi pada diri manusia (Lihat: Surah al-Isr'/17: 13'14) dan ada kesaksian kedua tangan dan kaki (Lihat: Surah Y's'n/36: 65). Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu yang dilakukan manusia.
Ayat ini memperingatkan manusia yang menentang Allah dan rasul-Nya, dengan memilih hukum yang berlaku pada dirinya, bukan hukum yang telah ditetapkan Allah dan rasul-Nya, dan memeluk agama yang bukan agama yang disyariatkan-Nya. Mereka akan ditimpa azab berupa kehinaan selama hidup di dunia, sebagaimana telah ditimpakan kepada orang-orang dahulu yang mengingkari para rasul yang diutus Allah kepada mereka.
Ayat ini merupakan kabar gembira dan menambah semangat kaum Muslimin yang sedang mengalami tekanan dari orang-orang yang bersekutu dalam Perang Ahzab. Pada waktu itu, orang-orang Yahudi, orang-orang musyrik Mekah, dan orang-orang munafik bersatu dan bersekutu menghadapi kaum Muslimin, sehingga jumlah mereka jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah kaum Muslimin. Karena semangat kaum Muslimin yang tinggi dan keyakinan mereka akan pertolongan Allah yang akan diberikan kepada mereka, maka mereka dapat mengalahkan tentara yang bersekutu itu.
Ayat ini merupakan peringatan kepada para pemimpin bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah di akhirat, apakah mereka telah menjalankan hukum-hukum Allah dalam pemerintahan mereka. Sebab, Allah telah menegaskan bahwa hukum dan agama yang boleh dianut manusia hanyalah agama Islam. Selain dari itu, manusia dilarang mengikuti dan menganutnya. Allah berfirman:
Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barang siapa terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Al-Ma'idah/5: 3)
Agama Islam yang dimaksud ialah agama yang didakwahkan Nabi Muhammad yang diterima dari Allah.
Sementara itu mengenai hal-hal yang telah ditentukan, para penguasa atau orang-orang yang mewakili rakyatnya dibolehkan menetapkan hukum-hukum lain yang mengatur kehidupan masyarakatnya, selama hukum itu tidak bertentangan dengan hukum yang telah ditetapkan Allah.
Diterangkan bahwa Allah telah menurunkan ayat-ayat-Nya kepada Nabi Muhammad, yang mengemukakan dalil-dalil dan bukti-bukti yang kuat akan kebenaran agama beserta hukum-hukum-Nya. Tidak seorang pun yang dapat mematahkan dalil-dalil dan bukti-bukti, sekalipun mereka masih tetap ingkar dan melanggar hukum-hukum itu.
Dari ayat-ayat ini dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan kepada manusia terutama kepada cerdik-pandai agar mempelajari dan membahas hukum-hukum Allah, menggunakan akal, pikiran, dan pengalaman mereka, bahkan dengan seluruh kemampuan yang ada pada mereka. Kemudian memberikan penilaian yang tepat dan objektif.
Dalam ayat ke-4 yang lalu dikatakan, "Wa lil-kafirina 'adhabun alim" (dan bagi orang-orang kafir azab yang pedih), sedangkan pada ayat kelima ini dikatakan, "Wa lil kafirina 'adhabun muhin" (dan bagi orang-orang kafir azab yang menghinakan). Yang dimaksud dengan orang-orang kafir pada ayat ke-4 ialah orang-orang mukmin yang melanggar ketentuan-ketentuan. Mereka memperoleh azab yang pedih sebagai pelajaran bagi mereka agar segera bertobat dan menyadari kesalahan mereka. Sedangkan yang dimaksud dengan orang kafir pada ayat kelima ini ialah orang yang benar-benar kafir, tidak beriman. Bagi mereka azab yang menimbulkan kehinaan selama kehidupan dunia, seperti hilangnya rasa malu pada diri mereka, merasa biasa melakukan perbuatan terlarang, merasa biasa berbuat curang dan melakukan perbuatan keji. Orang yang seperti itu biasanya adalah orang yang berkuasa yang dapat melakukan semua yang dikehendakinya, tetapi orang lain tidak lagi mempunyai penghargaan dalam arti yang sebenarnya pada mereka. Banyak lagi bentuk penghinaan yang lebih berat yang mereka terima.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
“Sesungguhnya orang-orang yang menantang Allah dan Rasul-Nya." Yaitu orang yang berkeras mempertahankan kekacauan jahiliyyah, lalu menantang kepada Allah dan Rasul, mengatakan bahwa peraturan pusaka nenek moyang merekalah yang baik, peraturan yang datang dari Allah tidak baik. Teranglah bahwa orang ini hendak mengadu kekuatan dengan Allah dan Rasul. “Pastilah mereka dihinakan sebagaimana telah dihinakan orang-orang yang sebelum mereka." Hidup tidak mempunyai nilai, tujuan kehidupan gelap gulita. Pedoman hanya hawa nafsu belaka. Sebab itu mereka jadi hina, rendah, tidak ada harga, dan tidak dapat mengangkat martabatnya untuk naik.
“Dan sesungguhnya telah Kami turunkan bukti-bukti yang nyata." Bukan bukti yang samar, bukan khayalan. Karena Allah mempunyai qadha dan qadar, ketentuan yang tidak dapat diubah. Barangsiapa yang menyeleweng dari peraturan yang digariskan Allah, pastilah menjadi hina. Di sebelah selatan dari Tanah Hejaz itu akan bertemu bekas negeri-negeri yang binasa, seperti negeri Nabi Hud dan negeri Tubba'. Di sebelah utara akan bertemu bekas negeri Madyan yang kepada mereka diutus Nabi Syu'aib. Demikian juga negeri-negeri yang lain. Hanyut dan hancur umat itu, hanya tinggal tanda-tanda, bukti-bukti yang dapat disaksikan. “Dan bagi orang-orang yang kafir ada adzab yang menghinakan." (ujung ayat 5)
“(Ingatlah) pada hari akan dibangkitkan mereka itu sekalian oleh Allah." Hari itu ialah Hari Akhirat kelak. Di sana mereka akan mendapat adzab yang lebih membuat mereka jadi hina. “Lalu diberitakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan." Semua apa pun jua amalan di dunia ini yang telah mereka jalankan, dibuka kembali dan diberi nilai oleh Allah. “Dihitung dianya oleh Allah, sedang mereka telah lupa akan dia." Semua amalan yang dikerjakan oleh manusia di dalam dunia ini tidaklah ada yang luput dari catatan Allah, baik besar ataupun kecil. Sebab itu mudah pulalah bagi Allah menguraikan, menceritakan, memaparkan, dan menghitung satu demi satu di akhirat kelak. Sedang kita manusia segera saja lupa apa yang telah pernah kita kerjakan; bahkan kerja sehari yang telah lalu, telah kita lupakan sehari setelahnya. “Dan Allah atas tiap-tiap sesuatu adalah menyaksikan." (ujung ayat 6) Keterangan ayat ini memberi peringatan kepada manusia, bahwa dia selalu dalam tilikan Allah. Sebab itu janganlah dalam hidupnya dia bersikap sembrono, bertindak semau-maunya saja, mentang-mentang merasa diri kuat atau dapat menyembunyikan rahasia.