Ayat
Terjemahan Per Kata
يَٰٓأَيُّهَا
hai
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ءَامَنُواْ
beriman
ٱتَّقُواْ
bertakwalah
ٱللَّهَ
Allah
وَءَامِنُواْ
dan berimanlah
بِرَسُولِهِۦ
kepada rasul-rasulnya
يُؤۡتِكُمۡ
Dia akan memberikan kepada kamu
كِفۡلَيۡنِ
dua bagian
مِن
dari
رَّحۡمَتِهِۦ
rahmat-Nya
وَيَجۡعَل
dan Dia menjadikan
لَّكُمۡ
bagi kalian
نُورٗا
cahaya
تَمۡشُونَ
kamu berjalan
بِهِۦ
padanya
وَيَغۡفِرۡ
dan mengampuni
لَكُمۡۚ
bagi kalian
وَٱللَّهُ
dan Allah
غَفُورٞ
Maha Pengampun
رَّحِيمٞ
Maha Penyayang
يَٰٓأَيُّهَا
hai
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
ءَامَنُواْ
beriman
ٱتَّقُواْ
bertakwalah
ٱللَّهَ
Allah
وَءَامِنُواْ
dan berimanlah
بِرَسُولِهِۦ
kepada rasul-rasulnya
يُؤۡتِكُمۡ
Dia akan memberikan kepada kamu
كِفۡلَيۡنِ
dua bagian
مِن
dari
رَّحۡمَتِهِۦ
rahmat-Nya
وَيَجۡعَل
dan Dia menjadikan
لَّكُمۡ
bagi kalian
نُورٗا
cahaya
تَمۡشُونَ
kamu berjalan
بِهِۦ
padanya
وَيَغۡفِرۡ
dan mengampuni
لَكُمۡۚ
bagi kalian
وَٱللَّهُ
dan Allah
غَفُورٞ
Maha Pengampun
رَّحِيمٞ
Maha Penyayang
Terjemahan
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya (Nabi Muhammad), niscaya Allah menganugerahkan kepadamu dua bagian dari rahmat-Nya dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu berjalan serta Dia mengampunimu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Tafsir
(Hai orang-orang yang beriman) kepada Nabi Isa (bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya) kepada Nabi Muhammad ﷺ dan Nabi Isa (niscaya Allah memberikan kepada kalian dua bagian) dua kali bagian (dari rahmat-Nya) karena kalian telah beriman kepada dua nabi (dan menjadikan untuk kalian cahaya yang dengan cahaya itu kalian dapat berjalan) di atas shirath/jembatan (dan Dia mengampuni kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).
Tafsir Surat Al-Hadid: 28-29
Wahai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Kami terangkan yang demikian itu) supaya Ahli Kitab mengetahui bahwa mereka tidak mendapat sedikit pun akan karunia Allah (jika mereka tidak beriman kepada Muhammad) dan bahwasanya karunia itu adalah di tangan Allah.
Dia berikan karunia itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. Dalam keterangan terdahulu yaitu pada riwayat Imam An-Nasai dari Ibnu Abbas disebutkan bahwa Ibnu Abbas menakwilkan ayat ini dengan pengertian orang-orang yang beriman dari kalangan Ahli Kitab, dan bahwa mereka akan mendapat pahala dua kali, seperti yang disebutkan di dalam surat Al-Qashash; dan seperti yang disebutkan di dalam hadits Asy-Sya'bi, dari Abu Burdah, dari Abu Musa Al-Asy'ari yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
tiga macam orang yang mereka diberi pahala dua kali, yaitu seseorang dari Ahli Kitab yang beriman kepada nabinya, lalu beriman pula kepadaku, maka baginya dua pahala. Dan seorang hamba sahaya yang menunaikan hak Allah dan hak majikannya, maka baginya dua pahala. Dan seorang lelaki yang mendidik budak perempuannya dengan pendidikan yang baik, kemudian ia memerdekakannya dan mengawininya, maka baginya dua pahala.
Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim telah mengetengahkan pula hadits ini di dalam kitab shahih masing-masing. Sependapat dengan Ibnu Abbas dalam takwil ayat ini adalah Atabah ibnu Abu Hakim dan lain-lainnya, dan pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa ketika Ahli Kitab merasa berbangga diri karena mereka diberi pahala dua kali, maka Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan ayat berikut kepada Nabi-Nya berkenaan dengan hak umat ini, yaitu: Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan kepadamu pahala dua bagian. (Al-Hadid: 28) Yakni dua kali lipat.
sebagai rahmat dari-Nya. (Al-Hadid: 28) dan Allah memberi lagi tambahan kepada mereka. dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan. (Al-Hadid: 28) Yaitu petunjuk yang dengannya orang yang bersangkutan dapat melihat, terhindar dari kebutaan dan kebodohan, dan Allah memberikan kepadanya ampunan. Allah subhanahu wa ta’ala melebihkan mereka (umat Nabi ﷺ) dengan mendapat cahaya dan ampunan. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Sa'id ibnu Jubair. Dan ayat ini semakna dengan firman-Nya yang menyebutkan: Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu dan menghapus segala kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa)mw.
Dan Allah memiliki karunia yang besar. (Al-Anfal: 29) Sa'id ibnu Abdul Aziz mengatakan bahwa Umar ibnul Khattab pernah bertanya kepada salah seorang pendeta Yahudi tentang keutamaan amal kebaikan yang dilipatkan bagi mereka (kaum Yahudi). Maka ia menjawab, "Tiga ratus lima puluh kali lipat kebaikan." Sa'id ibnu Abdul Aziz melanjutkan, bahwa lalu Umar memuji kepada Allah karena dia telah memberikan kepada umat ini pahala dua bagian. Kemudian Sa'id menyebutkan firman Allah subhanahu wa ta’ala: niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian. (Al-Hadid: 28) Lalu Sa'id mengatakan bahwa pahala dua bagian itu dapat diperoleh pula dalam shalat Jumat.
Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir. Di antara dalil yang menguatkan pendapat ini ialah apa yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan bahwa: telah menceritakan kepada kami Ismail, telah menceritakan kepada kami Ayyub, dari Nafi', dari Ibnu Umar yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Perumpamaan kamu dan orang-orang Yahudi serta orang-orang Nasrani sama dengan seorang lelaki yang mempekerjakan banyak buruh. Lalu ia berkata, "Siapakah yang mau bekerja untukku mulai dari shalat Subuh sampai pertengahan siang hari dengan imbalan satu qirat per orangnya? Ingatlah yang mula-mula bekerja adalah orang-orang Yahudi.
Kemudian lelaki itu berkata, "Siapakah yang mau bekerja untukku mulai dari shalat Lohor sampai shalat Atsar dengan imbalan upah satu qirat per orangnya? Ingatlah, berikutnya yang bekerja adalah orang-orang Nasrani. Kemudian lelaki itu berkata lagi, "Siapakah yang mau bekerja untukku mulai dari shalat Atsar sampai mentari tenggelam dengan upah dua qirat per orangnya? Ingatlah, maka kalianlah yang bekerja.
Maka orang-orang Nasrani dan orang-orang Yahudi marah, mereka mengatakan, "Kami bekerja lebih berat, tetapi upah kami sedikit. Lelaki itu bertanya, "Apakah aku berbuat aniaya terhadap kalian tentang sesuatu dari upah kalian? Mereka menjawab, "Tidak. Lelaki itu berkata, "Sesungguhnya upah dua qirat itu adalah semata-mata karunia dariku, yang aku berikan kepada siapa pun yang aku kehendaki." Imam Ahmad mengatakan bahwa hadits ini telah diceritakan pula kepada kami oleh Mu-ammal, dari Sufyan, dari Abdullah ibnu Dinar, dari Ibnu Umar dengan lafal yang semisal dengan hadits Nafi', dari Ibnu Umar.
Imam Al-Bukhari mengetengahkan hadits ini secara munfarid, maka dia meriwayatkannya dari Sulaiman ibnu Harb, dari Hammad, dari Nafi' dengan sanad yang sama; juga dari Qutaibah, dari Al-Al-Laits, dari Nafi' dengan lafal yang semisal. Imam Al-Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnul Ala, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, dari Yazid, dari Abu Burdah, dari Abu Musa, dari Nabi ﷺ yang telah bersabda: Perumpamaan orang-orang muslim, orang-orang Yahudi, dan orang-orang Nasrani sama dengan seorang lelaki yang mempekerjakan suatu kaum; mereka ditugaskan untuk melakukan suatu pekerjaan untuknya sehari penuh sampai malam hari dengan upah yang telah diketahui (disepakati).
Maka bekerjalah mereka sampai dengan tengah hari, lalu mereka berkata, "Kami tidak membutuhkan lagi upah yang engkau janjikan kepada kami, dan apa yang telah kami kerjakan anggap saja batal. Lelaki itu berkata kepada mereka, "Jangan kamu hentikan, tetapi rampungkanlah sisa pekerjaan kalian, lalu ambillah upah kalian dengan penuh, tetapi mereka menolak dan meninggalkan pekerjaannya. Lelaki itu mempekerjakan kaum lainnya sesudah mereka, dan ia mengatakan, "Sempurnakanlah pekerjaan ini secara penuh, dan kalian akan mendapat upah yang telah aku janjikan kepada mereka.
Maka mereka pun mulai bekerja; tetapi ketika mereka usai dari shalat Atsar, mereka mengatakan, "Apa yang telah kami kerjakan anggap saja -batal, dan silakan ambil saja upah yang telah engkau janjikan kepada kami. Lelaki itu berkata, "Sempurnakanlah sisa pekerjaan kalian, karena sesungguhnya waktu yang tersisa hanya tinggal sedikit lagi, tetapi mereka tetap menolak. Maka lelaki itu mempekerjakan kaum lainnya dengan syarat bahwa hendaknya mereka bekerja untuknya selama sisa waktu yang masih ada.
Dan ternyata mereka bekerja selama sisa waktu yang ada hingga matahari tenggelam, akhirnya mereka memborong upah kedua kaum yang sebelumnya. Maka demikianlah perumpamaan mereka dan perumpamaan apa yang mereka terima dari cahaya (hidayah) ini. Imam Al-Bukhari mengetengahkan hadits ini secara munfarid. Untuk itulah maka disebutkan oleh firman-Nya: Supaya Ahli Kitab mengetahui bahwa mereka tiada mendapat sedikit pun akan karunia Allah. (Al-Hadid: 29) Yakni agar mereka mengetahui dengan nyata bahwa mereka tidak mampu menolak apa yang diberikan oleh Allah, tidak pula mampu memberi apa yang dicegah oleh Allah.
dan bahwasanya karunia itu adalah di tangan Allah. Dia berikan karunia itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Al-Hadid: 29) Ibnu Jarir mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Supaya Ahli Kitab mengetahui. (Al-Hadid: 29) yakni agar orang-orang Ahli Kitab itu mengetahui. Telah disebutkan pula dari Iljnu Mas'ud bahwa dia membaca ayat ini dengan bacaan likai ya'lama, yakni tanpa memakai la, artinya agar mengetahui. Hal yang sama telah dikatakan oleh ‘Atha’ ibnu Abdullah dan Sa'id ibnu Jubair.
Ibnu Jarir mengemukakan alasannya, bahwa demikian itu karena orang-orang Arab biasa menjadikan la sebagai silah (kata penghubung) pada setiap kalimat yang di permulaan atau di akhirnya kemasukan kalimat ingkar atau sanggahan yang tidak disebutkan dengan jelas. Perihalnya sama dengan pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya: Apakah yang menghalangmu untuk bersujud (kepada Adam). (Al-A'raf: 12) Dan firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan apakah yang memberitahukan kepadamu bahwa apabila mukjizat datang mereka tidak akan beriman. (Al-An'am: 109) Yaitu kepada Allah.
Dan firman Allah subhanahu wa ta’ala lainnya, yaitu: Sungguh tidak mungkin atas (penduduk) suatu negeri yang telah Kami binasakan, bahwa mereka tidak akan kembali (kepada Kami). (Al-Anbiya: 95) [Ini adalah akhir dari juz yang ke-27]"
Allah menerangkan keingkaran Ahli Kitab pada kenabian Muhammad. Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah. Laksa-nakan semua perintah-Nya dan jauhilah semua larangan-Nya, dan berimanlah kepada Rasul-Nya, yaitu Nabi Muhammad yang diutus untuk melengkapi dan meluruskan syariat terdahulul. Jika kamu melaksanakannya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, yaitu kebahagiaan di dunia dan kemuliaan di akhirat, dan menjadikan cahaya terang untukmu yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dengan tenang tanpa takut tersesat, serta Dia akan mengampuni semua dosa kamu bila kamu bertobat dengan sungguh-sungguh. Dan Allah Maha Pengampun atas dosamu dan dosa seluruh manusia yang bertobat, Maha Penyayang kepada semua makhluk-Nya. 29. Semua peringatan itu disampaikan agar Ahli Kitab mengetahui bahwa sedikit pun mereka tidak akan mendapat karunia Allah jika mereka tidak beriman kepada Nabi Muhammad dan mengikuti sunahnya, dan agar mereka mengetahui bahwa karunia itu ada di tangan Allah; Dia memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki, yaitu mereka yang beriman dan berbuat kebajikan. Dan Allah mempunyai karunia yang besar bagi siapa saja yang mematuhi ajaran-Nya.
Allah ﷻ memerintahkan kepada Bani Israil yang telah beriman kepada Isa bin Maryam sebagai rasul dan utusan-Nya agar beriman kepada Muhammad ﷺ yang datang sesudah itu, mengikuti perintah-perintah dan menghentikan larangan-larangan-Nya yang terdapat di dalam Al-Qur'an dan Hadis. Perintah ini pada hakikatnya menguatkan perintah Allah yang terdapat dalam Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa. Jika Bani Israil mengikuti perintah Allah swt, maka Allah menjanjikan kepada mereka pahala dua kali lipat dari pahala yang akan diterima orang-orang yang beriman kepada Nabi Muhammad ﷺ saja. Di samping itu akan mengampuni dosa-dosa mereka, karena Dia mengampuni dosa-dosa orang-orang yang dikehendakiNya. Jika yang dijanjikan Allah kepada pengikut Nabi Isa dan mereka beriman pula kepada Muhammad ialah: 1. Mereka akan dianugerahi pahala dua kali lipat. 2. Mereka akan diterangi cahaya petunjuk dalam menghadapi kesengsaraan dan malapetaka di hari Kiamat dan dalam menuju surga yang penuh kenikmatan. 3. Allah ﷻ mengampuni dosa-dosa yang telah mereka perbuat.
Dalam hadis di bawah ini diterangkan orang-orang yang akan memperoleh pahala dua kali lipat, yaitu: Diriwayatkan oleh asy- Sya'biy dari Abu Burdah dari bapaknya Abu Musa al-Asy'ari, ia berkata, "Rasulullah ﷺ bersabda, 'Tiga macam orang yang diberi pahala dua kali lipat, yaitu ahli kitab yang beriman kepada nabinya dan beriman pula kepadaku, maka baginya dua pahala, dan budak yang menunaikan hak Allah dan hak tuannya maka baginya dua pahala, dan orang yang mendidik budak perempuannya dengan baik kemudian dimerdekakan dan dikawini, maka baginya dua pahala pula." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.