Ayat
Terjemahan Per Kata
مَآ
tidak
أَصَابَ
menimpa
مِن
dari
مُّصِيبَةٖ
bencana
فِي
pada
ٱلۡأَرۡضِ
bumi
وَلَا
dan tidak
فِيٓ
pada
أَنفُسِكُمۡ
diri kalian sendiri
إِلَّا
kecuali
فِي
pada
كِتَٰبٖ
kitab
مِّن
dari
قَبۡلِ
sebelum
أَن
bahwa
نَّبۡرَأَهَآۚ
Kami menciptakannya
إِنَّ
sesungguhnya
ذَٰلِكَ
demikian/itu
عَلَى
atas
ٱللَّهِ
Allah
يَسِيرٞ
mudah
مَآ
tidak
أَصَابَ
menimpa
مِن
dari
مُّصِيبَةٖ
bencana
فِي
pada
ٱلۡأَرۡضِ
bumi
وَلَا
dan tidak
فِيٓ
pada
أَنفُسِكُمۡ
diri kalian sendiri
إِلَّا
kecuali
فِي
pada
كِتَٰبٖ
kitab
مِّن
dari
قَبۡلِ
sebelum
أَن
bahwa
نَّبۡرَأَهَآۚ
Kami menciptakannya
إِنَّ
sesungguhnya
ذَٰلِكَ
demikian/itu
عَلَى
atas
ٱللَّهِ
Allah
يَسِيرٞ
mudah
Terjemahan
Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah.
Tafsir
(Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi) seperti kekeringan (dan tidak pula pada diri kalian sendiri) seperti sakit dan kematian anak (melainkan telah tertulis dalam Kitab) di Lohmahfuz (sebelum Kami menciptakannya) sebelum Kami menciptakan semuanya. Demikian pula mengenai hal yang menyangkut nikmat dikatakan seperti itu. (Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah).
Tafsir Surat Al-Hadid: 22-24
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir.
Dan barang siapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah), maka sesungguhnya Allah Dialah Yang Mahakaya lagi Maha Terpuji. Allah subhanahu wa ta’ala menceritakan tentang takdir yang telah ditetapkan-Nya atas makhluk-Nya sebelum Dia menciptakan semuanya. Untuk itu Dia berfirman: Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri. (Al-Hadid: 22) Maksudnya, di jagat raya ini dan juga pada diri kalian. melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya. (Al-Hadid: 22) Yakni sebelum Kami ciptakan manusia dan makhluk lainnya. Sebagian ulama tafsir mengatakan bahwa damir yang terdapat pada lafal nabra-aha merujuk kepada nufus (yakni anfusikum). Menurut pendapat yang lain, kembali kepada musibah.
Tetapi pendapat yang terbaik ialah yang mengatakan kembali kepada makhluk dan manusia, karena konteks pembicaraan berkaitan dengannya. Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Jarir, telah menceritakan kepadaku Ya'qub, telah menceritakan kepada kami Ibnu Aliyyah, dari Mansur ibnu Abdur Rahman yang mengatakan, "Ketika aku sedang duduk bersama Al-Hasan, tiba-tiba datanglah seorang lelaki yang menanyakan kepadanya tentang makna firman-Nya: 'Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami menciptakannya' (Al-Hadid: 22) Maka kusampaikan kepadanya pertanyaan lelaki itu, lalu Al-Hasan menjawab, 'Subhanallah, siapakah yang meragukan hal ini; semua musibah yang terjadi di antara langit dan bumi, maka telah berada di dalam kitab Allah (Lauh Mahfuz) sebelum Dia menciptakan manusia." Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud dengan 'musibah' di sini ialah musim paceklik atau kekeringan.
dan (tidak pula) pada dirimu sendiri. (Al-Hadid 22) Yakni berupa rasa sakit dan penyakit. Qatadah mengatakan bahwa telah diceritakan kepada kami bahwa tiada seorang pun yang terkena luka karena batang dan tidak pula musibah yang menimpa telapak kaki (tertusuk duri) dan tidak pula terkilirnya urat, melainkan karena perbuatan dosa (yang bersangkutan), dan apa yang dimaafkan oleh Allah darinya adalah lebih banyak. Ayat yang mulia ini juga merupakan dalil yang paling akurat yang membantah golongan Qadariyah yang menafikan adanya pengetahuan Allah yang terdahulu.
Semoga Allah mengutuk mereka. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Haiwah dan Ibnu Lahi'ah. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Hani' Al-Khaulani, bahwa ia pernah mendengar Abu Abdur Rahman Al-Habli mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Amr ibnul As mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Allah telah menetapkan ukuran-ukuran (semua makhluk-Nya) sebelum menciptakan langit dan bumi dalam jarak lima puluh ribu tahun.
Imam Muslim meriwayatkannya di dalam kitab sahihnya melalui hadits Abdullah ibnu Wahb dan Haiwah ibnu Syuraih dan Nafi' ibnu Yazid, ketiganya dari Abu Hani' dengan sanad yang sama. Dan Ibnu Wahb menambahkan: sedangkan 'Arasy-Nya berada di atas air. Imam At-Tirmidzi telah meriwayatkan pula hadits ini, dan ia mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Hadid: 22) Artinya, pengetahuan Allah subhanahu wa ta’ala mengenai segala sesuatu sebelum kejadiannya dan pencatatan semuanya itu oleh-Nya sesuai dengan kejadiannya di alam kenyataan adalah mudah sekali bagi Allah.
Karena sesungguhnya Dia mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi serta apa yang tidak akan terjadi, dan bagaimana akibatnya bila hal itu terjadi. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. (Al-Hadid: 23) Yaitu Kami beri tahukan kepada kalian tentang ilmu Kami dan ketetapan Kami atas segala sesuatu sebelum kejadiannya, dan ukuran-ukuran yang Kami buatkan untuk semua makhluk sebelum keberadaannya, supaya kalian mengetahui bahwa musibah yang menimpa diri kalian bukanlah hal yang diluputkan dari kalian, dan musibah yang luput dari kalian bukanlah untuk ditimpakan kepada kalian.
Makajanganlah kamu menyesali apa yang luput dari kamu; karena sesungguhnya seandainya hal itu ditakdirkan, niscaya akan terjadi. dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. (Al-Hadid: 23) Yakni dengan apa yang didatangkan kepadamu. Makna atakum ialah diberikan-Nya kepadamu; kedua makna saling berkaitan. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa janganlah kamu berbangga diri terhadap manusia dengan nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepadamu.
Karena sesungguhnya pemberian itu bukanlah dari usaha kamu, bukan pula dari hasil jerih payahmu. Sesungguhnya hal itu terjadi hanyalah semata-mata karena takdir Allah dan pemberian rezeki-Nya kepadamu. Makajanganlah nikmat-nikmat Allah menjadikan kamu lupa daratan hingga menjadi orang yang jahat lagi angkuh, lalu kamu membangga-banggakannya terhadap orang lain. Untuk itu, maka disebutkan dalam firman berikutnya: Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Al-Hadid: 23) Maksudnya, bersikap angkuh dan sombong serta merasa besar diri terhadap orang lain.
Ikrimah mengatakan bahwa tiada seorang pun melainkan mengalami gembira dan sedih, maka bersyukurlah kamu di saat memperoleh kegembiraan dan bersabarlah dalam menanggung kedukaan (kesedihan). Firman Allah subhanahu wa ta’ala: (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. (Al-Hadid: 24) Yakni gemar mengerjakan hal yang mungkar dan menganjurkan kepada orang lain untuk melakukannya. Dan barang siapa yang berpaling. (Al-Hadid: 24) Yaitu berpaling dari perintah Allah dan jalan ketaatan kepada-Nya. maka sesungguhnya Allah Dialah Yang Mahakaya lagi Maha Terpuji. (Al-Hadid: 24) Semakna dengan apa yang dikatakan oleh Musa a.s.
yang disitir oleh firman-Nya: Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji. (Ibrahim: 8)"
Usai menjelaskan karunia-Nya kepada orang memohon ampunan, Allah menerangkan bahwa semua yang terjadi di alam ini merupakan ketetapan Allah yang tertulis di Lauh Mahfuz. Setiap bencana yang menimpa di bumi, seperti gempa, banjir, erupsi, dan lainnya, dan demikian pula bencana yang menimpa dirimu sendiri, seperti sakit, kecelakaan, dan lainnya, semuanya telah tertulis dalam Kitab yang disebut Lauh Mahfuz sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu, yaitu semua yang terjadi, sangat mudah bagi Allah. 23. Kami beritahukan hal tersebut agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu dan tidak dapat kamu capai, dan jangan pula terlalu gembira dan sombong terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan ketahuilah, Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri dengan kelebihan atau anugerah yang Dia karuniakan.
Ayat ini menerangkan bahwa semua bencana dan malapetaka yang menimpa permukaan bumi, seperti gempa bumi, banjir dan bencana alam yang lain serta bencana yang menimpa manusia, seperti kecelakaan, penyakit dan sebagainya telah ditetapkan akan terjadi sebelumnya dan tertulis di Lauh Mahfudz, sebelum Allah menciptakan makhluk-Nya. Hal ini berarti tidak ada suatu pun yang terjadi di alam ini yang luput dari pengetahuan Allah dan tidak tertulis di Lauh Mahfudz. Menetapkan segala sesuatu yang akan terjadi itu adalah sangat mudah bagi Allah, karena Dia Maha Mengetahui segala sesuatu, baik yang telah ada maupun yang akan ada nanti, baik yang besar maupun yang kecil, yang tampak dan yang tidak tampak. Ayat ini merupakan peringatan sebagian kaum Muslimin yang masih percaya kepada tenung, suka meminta sesuatu kepada kuburan yang dianggap keramat, menanyakan sesuatu yang akan terjadi kepada dukun dan sebagainya. Hendaklah mereka hanya percaya kepada Allah saja, karena hanyalah Dia yang menentukan segala sesuatu. Mempercayai adanya kekuatan-kekuatan gaib, selain dari kekuasaan Allah termasuk memperserikatkan-Nya dengan makhluk ciptaan-Nya dan berarti tidak percaya kepada tauhid rububiyyah yang ada pada Allah. (.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.