Ayat
Terjemahan Per Kata
سَابِقُوٓاْ
berlomba-lombalah kamu
إِلَىٰ
kepada
مَغۡفِرَةٖ
ampunan
مِّن
dari
رَّبِّكُمۡ
Tuhan kalian
وَجَنَّةٍ
dan surga
عَرۡضُهَا
luasnya
كَعَرۡضِ
seperti luas
ٱلسَّمَآءِ
langit
وَٱلۡأَرۡضِ
dan bumi
أُعِدَّتۡ
dijanjikan/disediakan
لِلَّذِينَ
bagi orang-orang
ءَامَنُواْ
beriman
بِٱللَّهِ
kepada Allah
وَرُسُلِهِۦۚ
dan rasul Nya
ذَٰلِكَ
itulah
فَضۡلُ
karunia
ٱللَّهِ
Allah
يُؤۡتِيهِ
diberikannya
مَن
siapa
يَشَآءُۚ
yang dikehendaki
وَٱللَّهُ
dan Allah
ذُو
mempunyai
ٱلۡفَضۡلِ
karunia
ٱلۡعَظِيمِ
yang besar
سَابِقُوٓاْ
berlomba-lombalah kamu
إِلَىٰ
kepada
مَغۡفِرَةٖ
ampunan
مِّن
dari
رَّبِّكُمۡ
Tuhan kalian
وَجَنَّةٍ
dan surga
عَرۡضُهَا
luasnya
كَعَرۡضِ
seperti luas
ٱلسَّمَآءِ
langit
وَٱلۡأَرۡضِ
dan bumi
أُعِدَّتۡ
dijanjikan/disediakan
لِلَّذِينَ
bagi orang-orang
ءَامَنُواْ
beriman
بِٱللَّهِ
kepada Allah
وَرُسُلِهِۦۚ
dan rasul Nya
ذَٰلِكَ
itulah
فَضۡلُ
karunia
ٱللَّهِ
Allah
يُؤۡتِيهِ
diberikannya
مَن
siapa
يَشَآءُۚ
yang dikehendaki
وَٱللَّهُ
dan Allah
ذُو
mempunyai
ٱلۡفَضۡلِ
karunia
ٱلۡعَظِيمِ
yang besar
Terjemahan
Berlombalah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang lebarnya (luasnya) selebar langit dan bumi, yang telah disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan para rasul-Nya. Itulah karunia Allah yang dianugerahkan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Allah adalah Pemilik karunia yang agung.
Tafsir
(Berlomba-lombalah kalian kepada ampunan dari Rabb kalian dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi) seandainya jarak di antara keduanya dapat diukur; lafal al-'ardh artinya luas (yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar).
Tafsir Surat Al-Hadid: 20-21
Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang- menipu.
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, menceritakan hinanya kehidupan dunia dan kerendahannya. Untuk itu maka Dia berfirman: sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. (Al-Hadid: 20) Yakni sesungguhnya kesimpulan dari kehidupan dunia bagi para pemiliknya adalah hal-hal tersebut, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Ali Imran: 14) Kemudian Allah subhanahu wa ta’ala menggambarkan tentang perumpamaan kehidupan dunia, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu adalah kemewahan yang fana dan nikmat yang pasti lenyap. Untuk itu Dia berfirman: seperti hujan. (Al-Hadid: 20) Yaitu hujan yang turun sesudah manusia berputus asa dari kedatangannya, seperti yang diungkapkan oleh firman-Nya: Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa. (Asy-Syura: 28) Adapun firman Allah subhanahu wa ta’ala: yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani. (Al-Hadid: 20) Artinya, tanam-tanaman yang ditumbuhkan berkat hujan itu mengagumkan para petaninya. Maka sebagaimana para petani merasa kagum dengan hal tersebut, begitu pula halnya orang-orang kafir mengagumi kehidupan dunia; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang paling menyenanginya dan tiada yang terlintas dalam benak mereka selain darinya.
kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur. (Al-Hadid: 20) Yakni tanam-tanaman itu kering dan kelihatan kuning, padahal sebelumnya tampak hijau dan segar, kemudian semuanya menjadi hancur berantakan alias kering kerontang. Demikian pula kehidupan dunia, pada mulanya kelihatan muda, lalu tumbuh dewasa dan menua, akhirnya pikun dan peot. Demikian pula manusia pada permulaan usianya dan usia mudanya, ia kelihatan segar, padat, berisi, serta penampilannya hebat.
Kemudian secara berangsur-angsur mulai menua dan semua wataknya berubah dan merasa kehilangan sebagian dari kekuatannya. Lalu jadilah ia manusia yang lanjut usia dan lemah kekuatannya, sedikit geraknya dan tidak mampu mengerjakan sedikit pekerjaan pun, sebagaimana yang disebutkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam firman-Nya: Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa. (Ar-Rum: 54) Mengingat perumpamaan ini menunjukkan akan lenyapnya dunia dan kehancurannya serta kehabisan usianya sebagai suatu kepastian, dan bahwa negeri akhirat itu ada dan pasti, maka diperingatkanlah untuk berhati-hati dalam menghadapinya, sekaligus mengandung anjuran untuk berbuat kebaikan yang akan membawa pahala kebaikan di negeri akhirat nanti.
Untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (Al-Hadid: 20) Artinya, tiada di negeri akhirat yang akan datang dalam waktu yang dekat kecuali ini atau itu, yakni adakalanya azab yang keras dan adakalanya ampunan dari Allah dan rida-Nya. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (Al-Hadid: 20) Yakni kesenangan yang fana lagi memperdayakan orang yang cenderung kepadanya, karena hanya dialah yang teperdaya olehnya dan merasa kagum dengannya, hingga ia mempunyai keyakinan bahwa tiada negeri lain selain dunia ini dan di balik ini tidak ada hari berbangkit.
Padahal kehidupan dunia ini amatlah hina/rendah bila dibandingkan dengan kehidupan akhirat. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Harb Al-Mausuli, telah menceritakan kepada kami Al-Muharibi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Tempat cambuk di dalam surga lebih baik daripada dunia dan seisinya, bacalah oleh kalian akan firman-Nya, "Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. Hadits ini telah disebutkan di dalam kitab shahih, tanpa tambahan ayat; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Namir dan Waki', keduanya dari Al-A'masy, dari Syaqiq, dari Abdullah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: Sesungguhnya surga itu lebih dekat kepada seseorang dari kamu daripada tali terompahnya, dan neraka pun sama seperti itu. Imam Al-Bukhari meriwayatkan hadits ini secara tunggal di dalam kitab Raqa-iq melalui hadits Ats-Tsauri, dari Al-A'masy dengan sanad yang sama. Di dalam hadits ini terkandung makna yang menunjukkan dekatnya kebaikan dan keburukan dengan manusia.
Oleh karena itulah maka Allah menganjurkan kepada manusia untuk bersegera mengerjakan kebaikan yaitu berupa amal-amal ketaatan, dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan. Karena dengan mengerjakan amal-amal ketaatan terhapuslah dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan orang yang bersangkutan, sekaligus menghasilkan baginya pahala dan derajat. Untuk itu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. (Al-Hadid:21) Makna yang dimaksud ialah jenis langit dan bumi. Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan bergegaslah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (Ali-Imran: 133) Dan dalam surat ini disebutkan: yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya.
Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Al-Hadid: 21) Yakni apa yang telah disediakan oleh Allah bagi mereka merupakan karunia dan kebaikan dari-Nya kepada mereka. Sebagaimana yang telah kami kemukakan dalam hadits shahih yang menyebutkan: bahwa orang-orang fakir dari kalangan muhajirin berkata, "Wahai Rasulullah, orang-orang yang hartawan telah memborong semua pahala dan derajat yang tinggi serta kenikmatan yang abadi." Rasulullah ﷺ bertanya, "Mengapa demikian?" Mereka menjawab, "Mereka shalat seperti kami shalat, dan mereka puasa seperti kami puasa.
Mereka berzakat, sedangkan kami tidak dapat berzakat. Mereka memerdekakan budak, sedangkan kami tidak dapat memerdekakan budak." Maka Rasulullah ﷺ bersabda: Maukah kalian kutunjukkan kepada sesuatu hal yang apabila kalian mengerjakannya dapat mendahului orang-orang yang sesudah kalian, dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada kalian kecuali orang yang melakukan hal yang sama dengan kalian. Yaitu hendaknya kalian bertasbih, bertakbir, dan bertahmid setiap selesai dari shalat kalian sebanyak tiga puluh tiga kali.
Tetapi tidak berapa lama mereka kembali lagi kepada Rasulullah ﷺ dan berkata, "Saudara-saudara kami yang hartawan telah mendengar apa yang kami kerjakan, lalu mereka mengerjakan hal yang semisal dengan kami." Maka Rasulullah ﷺ bersabda: Itu merupakan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya."
Setelah kamu semua wahai orang beriman mengetahui hakikat kehidupan dunia, maka segera berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dengan istigfar dan berlombalah untuk men-dapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi dengan selalu melakukan kebaikan, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia tertinggi Allah yang diberikan kepada siapa yang Dia dikehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar bagi mereka yang beriman dan berbuat kebajikan. 22. Usai menjelaskan karunia-Nya kepada orang memohon ampunan, Allah menerangkan bahwa semua yang terjadi di alam ini merupakan ketetapan Allah yang tertulis di Lauh Mahfuz. Setiap bencana yang menimpa di bumi, seperti gempa, banjir, erupsi, dan lainnya, dan demikian pula bencana yang menimpa dirimu sendiri, seperti sakit, kecelakaan, dan lainnya, semuanya telah tertulis dalam Kitab yang disebut Lauh Mahfuz sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu, yaitu semua yang terjadi, sangat mudah bagi Allah.
Pada ayat ini Allah memerintahkan supaya manusia itu bersegera dan berlomba-lomba mengerjakan amal saleh untuk dapat memperoleh ampunan dari Allah dan mendapat surga di akhirat kelak, yang luasnya seluas langit dan bumi, yang dipersiapkan bagi orang-orang yang beriman, kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, mengakui keesaan Allah membenarkan rasul-rasul-Nya. Semua yang dipersiapkan Allah bagi mereka, adalah karunia, rahmat dan anugerah daripada-Nya. Di dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu shalih dari Abu Hurairah dijelaskan sebagai berikut: Fakir miskin dari kalangan Muhajirin mengeluh, "Wahai Rasulullah! Orang-orang kaya telah membawa pergi pahala, derajat yang tinggi dan nikmat yang tiada hingga." Rasulullah bertanya, "Apa itu?" Fakir miskin Muhajirin menjawab, "Mereka (orang-orang kaya) salat sebagaimana kami salat, puasa sebagaimana kami puasa, tetapi mereka bersedekah sedangkan kami tidak, mereka memerdekakan budak sedangkan kami tidak (karena tidak mampu.)" Nabi menjawab, "Maukah kalian aku tunjukkan amalan yang apabila diamalkan niscaya kalian mendahului orang-orang sesudahmu serta tidak ada seorang pun yang lebih mulia darimu kecuali seseorang yang mengerjakan amalan seperti amalan kalian, yakni membaca tasbih, takbir, tahmid, tiga puluh tiga kali setiap selesai salat. Abu shalih (perawi) berkata, "Kemudian fakir miskin Muhajirin itu kembali kepada Nabi seraya berkata, 'Saudara-saudara kita yang kaya itu telah mendengar amalan yang kita kerjakan lalu mereka mengamalkan apa yang kita amalkan. Lalu Nabi bersabda, 'Itu merupakan keutamaan Allah yang diberikan kepada orang yang ia kehendaki." (Riwayat Muslim dari Abu shalih dari Abu Hurairah)
Ayat ini ditutup dengan ketegasan bahwa Allah itu amat luas pemberian-Nya dan besar karunia-Nya. Dia memberikan orang yang dikehendaki-Nya apa saja menurut kehendak-Nya; dilapangkan rezekinya di dunia, dianugerahi bermacam-macam nikmat, diberitahu di mana ia harus bersyukur, kemudian dibalas di akhirat dengan balasan yang menyenangkan yaitu surga Jannatun Na'im.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.