Ayat
Terjemahan Per Kata
يَوۡمَ
hari
تَرَى
kamu melihat
ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
orang-orang beriman
وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ
dan orang-orang perempuan beriman
يَسۡعَىٰ
berjalan/bersinar
نُورُهُم
cahaya mereka
بَيۡنَ
diantara
أَيۡدِيهِمۡ
hadapan mereka
وَبِأَيۡمَٰنِهِمۖ
dan disebelah kanan mereka
بُشۡرَىٰكُمُ
berita gembira untuk mu
ٱلۡيَوۡمَ
hari ini
جَنَّـٰتٞ
surga
تَجۡرِي
mengalir
مِن
dari
تَحۡتِهَا
bawahnya
ٱلۡأَنۡهَٰرُ
sungai
خَٰلِدِينَ
kekal
فِيهَاۚ
padanya
ذَٰلِكَ
itulah
هُوَ
dia
ٱلۡفَوۡزُ
kemenangan/keuntungan
ٱلۡعَظِيمُ
yang besar
يَوۡمَ
hari
تَرَى
kamu melihat
ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
orang-orang beriman
وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ
dan orang-orang perempuan beriman
يَسۡعَىٰ
berjalan/bersinar
نُورُهُم
cahaya mereka
بَيۡنَ
diantara
أَيۡدِيهِمۡ
hadapan mereka
وَبِأَيۡمَٰنِهِمۖ
dan disebelah kanan mereka
بُشۡرَىٰكُمُ
berita gembira untuk mu
ٱلۡيَوۡمَ
hari ini
جَنَّـٰتٞ
surga
تَجۡرِي
mengalir
مِن
dari
تَحۡتِهَا
bawahnya
ٱلۡأَنۡهَٰرُ
sungai
خَٰلِدِينَ
kekal
فِيهَاۚ
padanya
ذَٰلِكَ
itulah
هُوَ
dia
ٱلۡفَوۡزُ
kemenangan/keuntungan
ٱلۡعَظِيمُ
yang besar
Terjemahan
Pada hari engkau akan melihat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka. (Dikatakan kepada mereka,) “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai (dan) mereka kekal di dalamnya. Demikian itulah kemenangan yang sangat agung.”
Tafsir
Ingatlah (pada hari ketika kamu melihat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedangkan cahaya mereka bersinar di hadapan mereka) artinya bersinar menerangi bagian depan mereka (dan) cahaya itu pun (bersinar di sebelah kanan mereka) kemudian dikatakan kepada mereka, ("Pada hari ini ada berita gembira untuk kalian, yaitu surga-surga) masuklah kalian ke dalam surga-surga itu (yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, yang kalian kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar").
Tafsir Surat Al-Hadid: 12-15
(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedangkan cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka), "Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang banyak. Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu.
Dikatakan (kepada mereka), "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu). Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata, "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu? Mereka menjawab, "Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (setan) yang amat penipu.
Maka pada hari ini tidak diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari orang-orang kafir. Tempat kamu ialah neraka. Dialah tempat berlindungmu. Dan dia (neraka) adalah sejahat-jahat tempat kembali. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, menceritakan tentang orang-orang mukmin yang ahli dalam bersedekah, bahwa di hari kiamat kelak nur (cahaya) mereka menyinari bagian depan mereka di tempat pemberhentian hari kiamat sesuai dengan amal perbuatan masing-masing. Sebagaimana yang dikatakan oleh Abdullah ibnu Mas'ud sehubungan dengan makna firman-Nya: sedangkan cahaya mereka bersinar di hadapan mereka. (Al-Hadid: 12) Bahwa hal itu sesuai dengan amal perbuatan mereka masing-masing. Mereka berjalan di atas sirat, di antara mereka ada yang nur-nya seperti gunung, ada yang nur-nya seperti pohon kurma, dan ada yang nur-nya seperti seorang lelaki yang berdiri, dan orang yang paling rendah nur-nya dari mereka adalah yang sebesar ibu jarinya, yang kadangkala menyala dan kadangkala padam.
Ini diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir. Qatadah mengatakan, telah menceritakan kepada kami bahwa Nabi ﷺ pernah bersabda: Di antara orang-orang mukmin ada yang cahayanya menerangi antara Madinah dan 'Adn serta San'ah dengan sinar yang sangat terang, dan yang kurang dari itu hingga sesungguhnya di antara orang-orang mukmin ada yang cahayanya hanya dapat menerangi tempat kedua telapak kakinya saja. Sufyan Ats-Tsauri telah meriwayatkan dari Husain, dari Mujahid, dari Junadah ibnu Abu Umayyah yang mengatakan bahwa sesungguhnya kalian kelak di hadapan Allah tertulis nama, tanda, pakaian, munajat, dan majelis kalian secara lengkap.
Apabila hari kiamat tiba, maka dikatakan, "Wahai Fulan, inilah cahayamu. Wahai Fulan, tidak ada cahaya bagimu," lalu ia membaca firman-Nya: sedangkan cahaya mereka bersinar di hadapan mereka. (Al-Hadid: 12) Adh-Dhahhak mengatakan bahwa tiada seorang pun melainkan diberi cahaya kelak di hari kiamat. Dan apabila mereka sampai di pinggir sirat, maka padamlah cahaya orang-orang munafik. Ketika orang-orang mukmin menyaksikan hal itu, mereka merasa takut cahayanya padam seperti yang terjadi pada orang-orang munafik.
Maka berkatalah mereka, "Ya Tuhan kamu, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami." Al-Hasan mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: sedangkan cahaya mereka bersinar di hadapan mereka. (Al-Hadid: 12) Yakni di sirat yang dilalui mereka. Ibnu Abu Hatim rahimahullah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Ubaidillah anak saudaraku anak Wahb, telah menceritakan kepada kami pamanku, dari Yazid ibnu Abu Habib, dari Sa'id ibnu Mas'ud, bahwa ia pernah mendengar Abdur Rahman ibnu Jubair mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Darda dan Abu Dzar menceritakan hadits berikut dari Nabi ﷺ yang telah bersabda: Aku adalah orang yang pertama diizinkan oleh Allah untuk bersujud dan mengangkat kepalanya (dari sujud) pada hari kiamat, lalu aku melihat ke hadapanku, ke belakangku, ke sebelah kananku, dan ke sebelah kiriku; maka aku mengenal umatku di antara umat-umat lainnya.
Lalu ada seorang lelaki bertanya kepadanya, "Wahai Nabi Allah, bagaimanakah engkau dapat mengenal umatmu di antara umat-umat lainnya yang ada sejak Nabi Nuh sampai dengan umatmu?" Maka beliau ﷺ bersabda: Aku mengenal mereka karena anggota tubuh mereka bersinar bekas wudu (mereka), dan hal itu tidak dimiliki oleh seorang pun dari kalangan umat selain mereka. Dan aku mengenal mereka karena kitab catatan amal mereka diberikan dari sebelah kanan mereka, dan aku mengenal mereka melalui tanda-tanda mereka yang ada pada wajah mereka, dan aku mengenal mereka melalui cahaya mereka yang menyinari bagian depan mereka.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: dan di sebelah kanan mereka. (Al-Hadid: 12) Adh-Dhahhak mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah pada sebelah kanan mereka terdapat kitab-kitab catatan amal mereka, semakna dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya: dan barang siapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya. (Al-Isra: 71) Adapun firman Allah subhanahu wa ta’ala: (dikatakan kepada mereka), "Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Al-Hadid: 12) Yakni dikatakan kepada mereka, "Ada berita gembira bagi kamu hari ini." Maksudnya, bagimu berita gembira karena mendapat surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
yang kamu kekal di dalamnya. (Al-Hadid: 12) Yaitu kamu tinggal di dalamnya selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang banyak. (Al-Hadid: 12) Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu. (Al-Hadid: 13) Ini merupakan berita dari Allah subhanahu wa ta’ala yang menceritakan apa yang bakal terjadi di hari kiamat nanti di tempat pemberhentian, banyak terjadi hal-hal yang mengerikan lagi sangat mengejutkan, keguncangan yang sangat dahsyat dan peristiwa-peristiwa lainnya yang sangat menakutkan. Dan sesungguhnya tiada yang selamat di hari itu kecuali hanya orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdah ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, telah menceritakan kepada kami Safwan ibnu Amr, telah menceritakan kepadaku Sulaim ibnu Amir yang mengatakan bahwa kami keluar menujuke tempat jenazah di pintu gerbang kota Dimasyq, di antara kami terdapat Abu Umamah Al-Bahili.
Setelah jenazah disalatkan, lalu mereka bergegas mengebumikannya, dan Abu Umamah berkata, "Wahai manusia, sesungguhnya kamu di pagi hari dan petang hari berada di suatu tempat yang di dalamnya kamu berbagi amal kebaikan dan keburukan. Dan sudah dekat masanya bagi kalian akan pergi meninggalkannya menuju ke suatu tempat lain, yaitu alam kubur ini seraya berisyarat ke arah kuburyaitu rumah kesendirian, rumah kegelapan, dan rumah ulat serta rumah kesempitan terkecuali apa yang diluaskan oleh Allah.
Kemudian kamu akan berpindah lagi darinya menuju ke tempat-tempat hari kiamat. Dan sesungguhnya kalian pada sebagian tempat-tempat itu, semua manusia diselimuti oleh suatu urusan dari Allah, maka ada manusia yang berwajah putih bersinar dan ada pula manusia yang berwajah hitam pekat. Kemudian kamu berpindah lagi darinya menuju ke tempat lain, dan semua manusia diselimuti oleh kegelapan yang sangat pekat; kemudian cahaya dibagikan.
Maka orang mukmin mendapat cahayanya, sedangkan orang kafir dan orang munafik tidak diberi sama sekali dari cahaya itu." Perumpamaan ini telah digambarkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala melalui firman-Nya: Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya; (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, tiadalah dia mempunyai cahaya sedikit pun. (An-Nur: 40) Maka orang kafir dan orang munafik tidak dapat penerangan dari cahaya orang mukmin, sebagaimana orang tuna netra tidak dapat penerangan dari penglihatan orang yang melihat.
Dan saat itu orang-orang munafik laki-laki dan perempuan mengatakan kepada orang-orang yang beriman: Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu. Dikatakan (kepada mereka), "Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)." (Al-Hadid: 13) Ini adalah tipuan dari Allah yang Dia gunakan untuk memperdaya orang-orang munafik, karena Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman: mereka (orang-orang munafik) itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. (An-Nisa: 142) Maka orang-orang munafik itu kembali ke tempat pembagian cahaya, tetapi mereka tidak menjumpai sesuatu pun. Lalu mereka kembali kepada orang-orang mukmin, tetapi di antara mereka telah ada dinding penghalang yang mempunyai pintu.
Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. (Al-Hadid: 13) Sulaim ibnu Amir mengatakan bahwa orang munafik itu masih terus-menerus merasa besar diri hingga cahaya dibagikan dan Allah membedakan antara orang munafik dan orang mukmin. Kemudian Sulaim ibnu Amir mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Usman, telah menceritakan kepada kami Ibnu Haiwah, telah menceritakan kepada kami Artah ibnul Munzir, telah menceritakan kepada kami Yusuf ibnul Hajjaj, dari Abu Umamah yang mengatakan bahwa Allah menjadikan hari kiamat gelap gulita, maka tiada seorang pun baik orang mukmin maupun orang kafir yang dapat melihat telapak tangannya sendiri, hingga Allah mengirimkan cahaya kepada orang-orang mukmin sesuai dengan amal perbuatannya.
Lalu orang-orang munafik mengikuti mereka seraya berkata: Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu. (Al-Hadid: 13) Al-Aufi dan Adh-Dhahhak serta selain keduanya telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ketika manusia berada di dalam kegelapan hari kiamat, maka Allah mengirimkan cahaya. Ketika orang-orang mukmin melihat adanya cahaya, mereka bergerak menuju ke arah cahaya itu. Dan cahaya itu adalah petunjuk dari Allah yang menuntun ke arah surga.
Dan ketika orang-orang munafik melihat orang-orang mukmin berangkat, maka mereka mengikutinya, lalu Allah menjadikan orang-orang munafik dalam kegelapan, kemudian mereka berkata saat itu; Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu. (Al-Hadid: 13) karena sesungguhnya kami selalu bersama kalian sewaktu di dunia. Maka orang-orang mukmin berkata: Kembalilah kamu ke belakang. (Al-Hadid: 13) ke tempat kamu datang yang dalam kegelapan dan carilah cahaya di sana.
[: 8] Abul Qasim Imam Ath-Thabarani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Arafah ibnu Alawaih Al-Attar, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Isa Al-Attar, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Bisyr ibnu Huzaifah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala memanggil manusia kelakdi hari kiamat dengan menyebut nama-nama mereka sebagai penutupan dari-Nya di mata hamba-hamba-Nya. Tetapi di hadapan sirat maka sesungguhnya Allah memberi cahaya kepada tiap-tiap orang mukmin dan juga tiap-tiap orang munafik pun diberi cahaya.
Dan apabila mereka semuanya berada di atas sirat, maka Allah mencabut cahaya orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. Maka orang-orang munafik berkata, "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu. Orang-orang mukmin berkata, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami, maka pada saat itu tiada seorang pun yang ingat kepada orang lain. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu.
Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. (Al-Hadid: 13) Al-Hasan dan Qatadah mengatakan bahwa dinding itu terletak di antara surga dan neraka. Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa dinding itulah yang dimaksud di dalam firman-Nya: Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas. (Al-A'raf: 46) Hal yang sama telah diriwayatkan dari Mujahid dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang, pendapat ini shahih.
Di sebelah dalamnya ada rahmat. (Al-Hadid: 13) Yakni berupa surga dan semua kenikmatan yang ada di dalamnya. dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. (Al-Hadid: 13) Yaitu neraka. Demikianlah menurut yang dikatakan oleh Qatadah dan Ibnu Zaid serta selain keduanya. Ibnu Jarir mengatakan bahwa menurut pendapat yang lain, dinding tersebut adalah dinding Baitul Maqdis yang berada di Lembah Jahanam. Kemudian ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnul Barqi, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Abu Salamah, dari Sa'id ibnu Atiyyah ibnu Qais, dari Abul Awam juru azan Baitul Maqdis yang telah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Amr mengatakan bahwa sesungguhnya dinding yang disebut oleh Allah subhanahu wa ta’ala di dalam firman-Nya: Lalu diadakan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu.
Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. (Al-Hadid: 13) adalah dinding masjid yang ada di sebelah timur; bagian dalamnya adalah masjid, sedangkan bagian luarnya dan sebelahnya lagi adalah Lembah Jahanam. Kemudian telah diriwayatkan hal yang semisal dari Ubadah ibnus Samit, Ka'bul Ahbar? Ali ibnul Husain, dan Zainul Abidin. Tetapi pendapat ini dapat diinterpretasikan bahwa mereka mengatakan demikian dengan tujuan untuk memberikan pendekatan pemahaman melalui peragaan tempat yang sudah ada agar lebih dekat dalam pemahaman bagi lawan bicara.
Dan sama sekali bukan makna hakikinya yang dimaksud, bahwa apa yang dikatakan itu adalah makna yang dimaksud oleh Al-Qur'an, yaitu dinding dan masjid yang ditunjuk itu, dan apa yang dikenal dengan sebutan Lembah Jahanam. Karena sesungguhnya surga itu berada di langit yang tertinggi, sedangkan neraka berada di dasar yang paling bawah. Dan mengenai apa yang dikatakan oleh Ka'bul Ahbar yang menyebutkan bahwa pintu yang disebutkan di dalam Al-Qur'an adalah pintu rahmat yang merupakan nama salah satu dari pintu Masjidil Aqsa, ini bersumber dari hadits israiliyatnya dan termasuk salah satu dari dongengan-dongengannya.
Sesungguhnya makna yang dimaksud dengan dinding itu yang dipasang pada hari kiamat untuk menghalang-halangi antara orang-orang mukmin dan orang-orang kafir. Dan apabila orang-orang mukmin sampai pada dinding itu, maka mereka memasukinya dari pintunya; dan apabila orang-orang mukmin semuanya telah masuk, maka pintu itu dikunci dan yang tertinggal di baliknya hanyalah orang-orang munafik; mereka berada dalam kebingungan, kegelapan, dan azab.
Sebagaimana amal perbuatan mereka ketika di dunia, mereka dalam kekafiran, kebodohan, keraguan, dan kebimbangan. Orang-orang munafik itu memanggil (orang-orang mukmin) seraya berkata, "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu? (Al-Hadid: 14) Yakni orang-orang munafik menyeru orang-orang mukmin seraya mengatakan, "Bukankah kami dahulu ketika di dunia ada bersama kamu dan ikut shalat jumuah bersama kamu dan shalat berjamaah bersama kamu, dan kami ikut wuquf di Arafah bersama kamu dan ikut dalam peperangan serta menunaikan kewajiban lainnya bersama-sama dengan kamu?" Mereka menjawab, "Benar.(Al-Hadid: 14) Yaitu maka orang-orang mukmin menjawab kepada orang-orang munafik seraya mengatakan, "Memang benar kamu selalu bersama kami, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong" (Al-Hadid: 14) Sebagian ulama Salaf mengatakan bahwa kamu mencelakakan dirimu sendiri dengan kesenangan, perbuatan-perbuatan durhaka, dan nafsu syahwat.
dan kamu menunggu (kehancuran kami). (Al-Hadid: 14) Yakni kamu menunda-nunda tobat dari waktu ke waktu yang lain. Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan kamu menunggu (kehancuran kami). (Al-Hadid: 14) Yakni kehancuran kebenaran dan para pemeluknya. dan kamu ragu-ragu. (Al-Hadid: 14) dengan adanya hari berbangkit sesudah kematian. serta ditipu oleh angan-angan kosong. (Al-Hadid: 14) Maksudnya, kamu mengatakan bahwa kami akan mendapat ampunan. Menurut pendapat lain, kamu teperdaya oleh duniawi. sehingga datanglah ketetapan Allah. (Al-Hadid: 14). Yakni kamu masih tetap dalam keadaan seperti itu hingga maut datang menjemput kamu. dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (setan) yang amat penipu. (Al-Hadid: 14) Maksudnya, tertipu oleh setan.
Qatadah mengatakan bahwa mereka tertipu oleh setan dan demi Allah mereka masih tetap dalam keadaan tertipu hingga Allah mencampakkan mereka ke dalam neraka. Makna ucapan dari orang-orang mukmin yang ditujukan kepada orang-orang munafik, bahwa kamu memang dahulu bersama dengan kami, yakni badan kamu bersama kami, tetapi tanpa niat dan tanpa kalbu; karena sesungguhnya kamu hanyalah dalam kebimbangan dan keraguan, dan kamu hanya pamer kepada manusia dan tidak mengingat Allah kecuali hanya sedikit.
Mujahid mengatakan bahwa dahulu orang-orang munafik hidup bersama-sama orang-orang mukmin, saling menikah dengan mereka, menipu mereka, serta bergaul dengan mereka. Orang-orang munafik pun di saat matinya dihimpunkan pula bersama orang-orang mukmin, semuanya diberi cahaya kelak di hari kiamat. Hanya saja cahaya orang munafik padam bila telah mencapai tembok penghalang, dan pada saat itulah mereka dipisahkan dari orang-orang mukmin.
Dan ucapan kaum mukmin ini tidaklah bertentangan dengan ucapan mereka yang diceritakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala melalui firman-Nya Yang Mahabenar: Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali golongan kanan, berada di dalam surga, mereka tanya-menanya tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa, "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab, "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian? (Al-Muddatstsir: 38-47) Sesungguhnya kalimat ini dikatakan oleh kaum mukmin dengan nada kecaman dan mencemoohkan orang-orang munafik.
Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan: Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang yang memberikan syafaat. (Al-Muddatstsir: 48) Semakna dengan apa yang disebutkan dalam surat ini melalui firman-Nya: Maka pada hari ini tidak diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari orang-orang kafir. (Al-Hadid: 15) Yakni seandainya seseorang dari kamu datang pada hari itu dengan membawa emas sepenuh bumi sebanyak dua kali lipat untuk menebus dirinya dari azab Allah, niscaya tebusan itu tidak akan diterima.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Tempat kamu ialah neraka. (Al-Hadid: 15) Maksudnya, tempat kembali kamu dan kepulanganmu adalah neraka. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Neraka itu tempat berlindungmu. (Al-Hadid: 15) Yaitu neraka adalah tempat yang paling layak bagi kalian karena kalian kafir dan meragukan kebenaran. Dan neraka adalah sejahat-jahat tempat kembali. (Al-Hadid: 15)"
Usai menerangkan fadilah berinfak di jalan Allah, melalui ayat berikut Allah menjelaskan balasan di akhirat bagi orang yang berinfak. Ingatlah pada hari ketika engkau akan melihat orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan di akhirat, betapa cahaya mereka yang terang bersinar di depan dan di samping kanan mereka sebagai balasan atas kebajikan dan kepatuhan mereka. Dikatakan kepada mereka, 'Pada hari ini ada berita gembira untukmu. Allah menganugerahkan kepadamu surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dengan air, susu yang tidak berubah rasa, khamr yang lezat, dan madu. Mereka semua kekal di dalamnya. Demikian itulah anugerah dan kemenangan yang agung dari Allah. '13. Balasan bagi orang yang memberi Allah pinjaman yang baik juga akan terlihat pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman, 'Tunggulah dan jangan tinggalkan kami! Kami ingin mengambil cahayamu untuk menerangi kami. ' Dikatakan kepada mereka dengan nada mengejak, 'Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya yang menyinari dirimu. ' Lalu di antara mereka dipasang dinding pemisah yang berpintu. Di sebelah dalam dinding itu ada rahmat dan anugerah bagi orang yang beriman dan beramal saleh, dan di luarnya hanya ada azab dan hukuman bagi orang munafik.
Pada ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang Mukmin akan memperoleh pahala yang besar di akhirat, yaitu diberikan cahaya di hadapan dan dikanannya sesuai kadar amal saleh yang dilakukan, yang mengantarkan ke surga. Dalam sebuah hadis disebutkan: Mereka menerima cahayanya sesuai dengan kadar amalannya. Mereka melewati as-sirath. Di antara mereka ada yang cahayanya sebesar gunung, ada pula yang sebesar pohon kurma, sedangkan cahaya yang paling kecil sebesar jari ibu, kadang menyala kadang padam. (Riwayat Ibnu Jarir, Ibnu Mardawaih, dan al-Baihaqi)
Mereka membersihkan jiwa mereka dengan tauhid dan beramal saleh, tidak mempersekutukan-Nya, sehingga kembali kepada-Nya dengan jiwa yang ikhlas serta menerima buku catatan amal perbuatan mereka dengan tangan kanan, sebagaimana Allah menyatakan dalam firman-Nya:
Maka adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. (al-Insyiqaq/84: 7-9) Ketika itu malaikat berkata kepada orang Mukmin, "Bergembiralah kamu dengan memasuki surga yang mengalir di dalamnya sungai sebagai balasan yang setimpal dengan amal perbuatan kamu dan usaha kamu untuk menjauhkan diri dari syirik dan dosa, oleh karena zikirmu yang terus-menerus, maka berbahagialah kamu dalam amal perbuatanmu itu." Dalam ayat lain Allah menyatakan:
(Yaitu) surga-surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasanganpasangannya, dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan), "Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu." Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu. (ar-Ra'd/13: 23-24) Sebagai penutup ayat ini, Allah menyatakan bahwa kehebatan hidup dalam surga yang keadaannya telah diketahui orang Mukmin adalah suatu kemenangan besar yang diidam-idamkan, setelah mereka bebas dari siksa Allah. (.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.