Ayat
Terjemahan Per Kata
وَٱلسَّـٰبِقُونَ
dan orang-orang terdahulu
ٱلسَّـٰبِقُونَ
orang-orang terdahulu
وَٱلسَّـٰبِقُونَ
dan orang-orang terdahulu
ٱلسَّـٰبِقُونَ
orang-orang terdahulu
Terjemahan
Selain itu, (golongan ketiga adalah) orang-orang yang paling dahulu (beriman). Merekalah yang paling dahulu (masuk surga).
Tafsir
(Dan orang-orang yang paling dahulu) dalam kebaikan, mereka adalah para nabi; ayat ini berkedudukan menjadi Mubtada (yaitu orang-orang yang paling dahulu) lafal ayat ini mengukuhkan makna ayat pertama, dimaksud sebagai ungkapan tentang keagungan kedudukan mereka.
Tafsir Surat Al-Waqi'ah: 1-12
Apabila terjadi hari kiamat, terjadinya kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal). (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain), apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya, maka jadilah dia debu beterbangan, dan kamu menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam surga kenikmatan. Al-Waqi'ah adalah salah satu nama dari nama-nama hari kiamat.
Dinamakan demikian karena kepastian kejadiannya, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Maka pada hari itu terjadilah kiamat. (Al-Haqqah: 15) Adapun firman Allah subhanahu wa ta’ala: terjadinya kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal). (Al-Waqi'ah: 2) Yakni tiada yang dapat memalingkan atau menolaknya bila Allah subhanahu wa ta’ala telah menghendaki kejadiannya, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya. (Asy-Syura: 47) Seseorang peminta telah meminta kedatangan azab yang bakal terjadi. Untuk orang-orang kafir, yang tidak seorang pun dapat' menolaknya. (Al-Ma'arij: 1-2) Dan firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan benarlah perkataan-Nya di waktu Dia mengatakan, "Jadilah, lalu terjadilah, dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup.
Dia mengetahui yang gaib dan yang tampak. Dan Dialah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. (Al-An'am: 73) Makna kazibah menurut apa yang dikatakan oleh Muhammad ibnu Ka'b ialah pasti terjadi. Menurut Qatadah, terjadinya hari kiamat itu tidak dapat diubah atau diundurkan atau dicabut. Ibnu Jarir mengatakan bahwa lafal kazibah adalah bentuk masdar (akar kata) sama dengan lafal 'afiyah dan 'aqibah. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain). (Al-Waqi'ah: 3) Yaitu merendahkan banyak kaum hingga sampai ke tempat yang paling dasar di dalam neraka, sekalipun ketika di dunia mereka adalah orang-orang yang mulia, dan meninggikan kaum yang lainnya hingga sampai ke tempat yang tertinggi di dalam surga yang penuh dengan kenikmatan, sekalipun ketika di dunia mereka adalah orang-orang yang rendah.
Demikianlah menurut pendapat Al-Hasan, Qatadah, dan lain-lainnya. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Yazid ibnu Abdur Rahman ibnu Mus'ab Al-Ma"ani, telah menceritakan kepada kami Humaid ibnu Abdur Rahman Ar-Rawasi, dari ayahnya, dari Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain). (Al-Waqi'ah: 3) Yakni menghinakan banyak kaum dan meninggikan kaum yang lainnya. Ubaidillah Al-Utaiki telah meriwayatkan dari Usman ibnu Suraqah anak lelaki bibinya Umar ibnul Khattab sehubungan dengan makna firman-Nya: (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain). (Al-Waqi'ah: 3) Hari kiamat itu adalah hari musuh-musuh Allah direndahkan dengan dimasukkan ke dalam neraka dan kekasih-kekasih Allah ditinggikan dengan dimasukkan ke dalam surga.
Muhammad ibnu Ka'b mengatakan bahwa di hari kiamat banyak laki-laki yang sewaktu di dunia berkedudukan tinggi direndahkan dan banyak pula kaum laki-laki lainnya yang sewaktu di dunia rendah ditinggikan. As-Suddi mengatakan bahwa hari kiamat adalah hari orang-orang yang angkuh direndahkan dan orang-orang yang rendah diri ditinggikan. Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain). (Al-Waqi'ah: 3) Yaitu membuat orang yang dekat dan orang yang jauh sama-sama mendengarnya.
Ikrimah mengatakan, bahwa hari kiamat itu juru serunya dapat memperdengarkan seruannya kepada orang yang dekat dengan suara yang pelan, dan dapat memperdengarkan kepada orang yang jauh dengan suara yang keras. Hal yang semisal dikatakan oleh Adh-Dhahhak dan Qatadah. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya. (Al-Waqi'ah: 4) Yakni berguncang dengan guncangan yang dahsyat yang menimbulkan gempa dahsyat melanda seluruh kawasan bumi.
Karena itulah maka Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya. (Al-Waqi'ah:4), Maksudnya, diguncangkan dengan gempa yang sangat dahsyat. Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan bahwa gempa itu mengguncangkan semua yang ada pada bumi sebagaimana ayakan mengguncangkan barang yang diayaknya. Hal ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya (yang dahsyat). (Az-Zalzalah: 1) Dan firman Allah subhanahu wa ta’ala: Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu, sesungguhnya keguncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar. (Al-Hajj: 1) Adapun firman Allah subhanahu wa ta’ala: dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya. (Al-Waqi'ah: 5) Yaitu dihancurkan dengan sehancur-hancurnya, menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Qatadah, dan lain-lainnya.
Ibnu Zaid mengatakan bahwa pada hari itu gunung-gunung seperti yang digambarkan oleh ayat lain melalui firman-Nya menjadi: tumpukan-tumpukan pasir yang beterbangan. (Al-Muzzammil: 14) Firman Allah subhanahu wa ta’ala: maka jadilah dia debu yang beterbangan. (Al-Waqi'ah: 6) Abu Ishaq telah meriwayatkan dari Al-Haris, dari Ali , bahwa semua gunung di hari itu menjadi debu yang beterbangan, kemudian lenyap tanpa bekas. Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: maka jadilah dia debu yang beterbangan. (Al-Waqi'ah: 6) Yakni seperti arang yang beterbangan dari nyala api yang bergejolak, pada mulanya berupa percikan api dan setelah terjatuh hancur lenyap.
Ikrimah mengatakan bahwa al-mumbas artinya debu yang diterbangkan oleh angin (debu organik). Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: debu yang beterbangan. (Al-Waqi'ah: 6) Artinya seperti pohon kering yang diterbangkan oleh angin. Ayat ini sama pengertiannya dengan ayat-ayat lainnya yang semakna yang menunjukkan lenyapnya gunung-gunung dari tempatnya masing-masing di hari kiamat nanti. Yaitu dengan diledakkan dan dijebol dari tempatnya masing-masing, kemudian dijadikan seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: dan kamu menjadi tiga golongan. (Al-Waqi'ah: 7) Yakni kelak di hari kiamat manusia terbagi menjadi tiga golongan, suatu golongan berada di sebelah kanan 'Arasy. Mereka adalah orang-orang yang dahulu keluar dari lambung kanan Adam, dan buku catatan amal mereka diberikan kepada mereka dari arah kanan mereka, lalu mereka digiring ke sebelah kanan. Menurut As-Suddi, golongan ini seluruhnya adalah ahli surga.
Sedangkan golongan lainnya berada di sebelah kiri Arasy, mereka adalah orang-orang yang dahulunya keluar dari lambung kiri Adam; buku catatan amal mereka diberikan kepada mereka dari arah kirinya, lalu mereka digiring ke arah kiri. Mereka adalah seluruh penduduk neraka, semoga Allah melindungi kita dari perbuatan mereka. Segolongan lainnya adalah orang-orang yang paling dahulu berada di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala Mereka merupakan golongan yang lebih khusus, lebih beruntung dan lebih dekat kepada-Nya daripada Ashabul yamin, mereka adalah para pemimpin Ashabul yamin.
Di kalangan mereka terdapat para rasul, para nabi, para siddiqin, dan para syuhada; jumlah mereka sedikit bila dibandingkan dengan jumlah Ashabul yamin. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dahulu (masuk surga). (Al-Waqi'ah: 8-10) Pembagian mereka dalam tiga klasifikasi disebutkan pula di akhir surat ini, yaitu di saat mereka dihadirkan di hari kiamat.
Hal yang semisal disebutkan juga di dalam firman-Nya: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. (Fathir: 32), hingga akhir ayat. Pengertian ini berdasarkan-salah satu di antara dua pendapat sehubungan dengan golongan orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Sufyan Ats-Tsauri telah meriwayatkan dari Jabir Al-Ju'fi, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan kamu menjadi tiga golongan. (Al-Waqi'ah: 7) Bahwa makna yang dimaksud adalah seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan. (Fathir: 32) Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa tiga golongan ini adalah orang-orang yang disebutkan di dalam akhir surat ini dan surat Fathir.
Yazid Ar-Raqqasyi mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Ibnu Abbas tentang makna firman-Nya: dan kamu menjadi tiga golongan. (Al-Waqi'ah: 7) Ibnu Abbas menjawab bahwa azwajan ialah golongan. Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan kamu menjadi tiga golongan. (Al-Waqi'ah: 7) Yakni tiga golongan, katanya. Menurut Maimun ibnu Mahran, tiga gelombang. Ubaidillah Al-Ataki telah meriwayatkan dari Usman ibnu Suraqah (anak lelaki bibinya Umar ibnul Khattab) tentang makna firman-Nya: dan kamu menjadi tiga golongan. (Al-Waqi'ah: 7) Bahwa yang dua golongan masuk surga, sedangkan yang satu golongan masuk neraka.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnus Sabah, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Abu Saur, dari Sammak, dari An-Nu'man ibnu Basyir yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ membaca firman-Nya: dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh). (At-Takwir: 7) Lalu beliau ﷺ bersabda bahwa mereka adalah orang-orang yang bersekutu; tiap-tiap orang dari setiap kaum (golongan) mengerjakan amal perbuatan yang semisal dengan golongannya. Demikian itu karena di dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala telah disebutkan: dan kamu menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga). (Al-Waqi'ah: 7-10) Bahwa mereka adalah para duraba (sekutu). Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnul Musanna, telah menceritakan kepada kami Al-Barra Al-Ganawi, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan, dari Mu'az ibnu Jabal, bahwa Rasulullah ﷺ membaca firman-Nya: Yaitu golongan kanan.
Alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu. (Al-Waqi'ah: 8-9) Lalu beliau ﷺ melakukan genggaman sebanyak dua kali seraya bersabda: Golongan ini untuk surga dan aku tidak peduli, dan golongan ini untuk neraka dan aku tidak peduli. Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Khalid ibnu Abu Imran, dari Al-Qasim ibnu Muhammad ibnu Aisyah, dari Rasulullah ﷺ yang telah bersabda: Tahukah kalian, siapakah orang-orang yang paling terdahulu menuju naungan Allah di hari kiamat? Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Rasulullah ﷺ bersabda: Yaitu orang-orang yang apabila diberi hak, menerimanya; dan apabila diminta hak, memberinya; dan mereka memutuskan hukum bagi orang lain sebagaimana hukum yang mereka berlakukan terhadap diri mereka sendiri.
Muhammad ibnu Ka'b dan Abu Hirzah alias Ya'qub ibnu Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga). (Al-Waqi'ah: 10) Bahwa mereka adalah para nabi. As-Suddi mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang menghuni surga yang tertinggi. Ibnu Abu Najih telah meriwayatkan dari Mujahid, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu(masuk surga). (A)-Waqi'ah: 10) Bahwa Yusya' ibnu Nun adalah orang yang paling dahulu beriman kepada Musa dan orang yang beriman dari keluarga Yasin lebih dahulu beriman kepada Isa, serta Ali ibnu Abu Thalib adalah orang yang paling dahulu beriman kepada Muhammad Rasulullah ﷺ Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Harun Al-Fallas, dari Abdullah ibnu Ismail Al-Madaini Al-Bazzar, dari Sufyan ibnud Dahhak Al-Madaini, dari Sufyan ibnu Uyaynah, dari Ibnu Abu Nujaih dengan sanad yang sama.
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan dari Muhammad ibnu Abu Hammad, bahwa telah menceritakan kepada kami Mahran, dari Kharijah, dari Qurrah, dari Ibnu Sirin sehubungan dengan makna firman-Nya: Orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga). (Al-Waqi'ah: 10) Yang dimaksud adalah orang-orang yang pernah salah menghadap ke arah dua kiblat. Ibnu Jarir telah meriwayatkannya melalui hadits Kharijah. Al-Hasan dan Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga). (Al-Waqi'ah: 10) Yakni dari tiap-tiap umat.
Al-Auza'i telah meriwayatkan dari Us'man ibnu Abu Saudah, bahwa ia membaca firman-Nya: Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dahulu (masuk surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). (Al-Waqi'ah: 10-11) Kemudian ia mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang paling dahulu berangkat ke masjid dan orang-orang yang paling dahulu keluar untuk berjihad di jalan Allah. Semua pendapat di atas shahih, karena sesungguhnya yang dimaksud dengan sabiqin ialah orang-orang yang paling bersegera dalam mengerjakan kebaikan sebagaimana yang diperintahkan kepada mereka, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan bersegeralah kamu menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. (Ali Imran: 133) Dan firman Allah subhanahu wa ta’ala: Berlomba-lombalah kamu untuk meraih ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. (Al-Hadid: 21) Barang siapa yang paling dahulu berbuat kebajikan di dunia ini, maka di akhirat ia termasuk orang-orang yang paling dahulu mendapatkan kemuliaan, yaitu surga, karena sesungguhnya balasan itu sesuai dengan jenis amal perbuatannya; dan sebagaimana engkau berbuat, maka engkau mendapat balasannya.
Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya: Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam surga kenikmatan. (Al-Waqi'ah: 11-12) Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Zakaria Al-Fazzari, telah menceritakan kepada kami Kharijah ibnu Mus'ab, dari Zaid ibnu Aslam, dari ‘Atha’ ibnu Yasar, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa para malaikat berkata, "Ya Tuhanku, Engkau telah menjadikan bagi Bani Adam dunia, mereka makan dan minum serta kawin, maka jadikanlah bagi kami negeri akhirat." Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, "Aku tidak akan melakukannya," sebanyak tiga kali.
Para malaikat mengulangi perkataannya sebanyak tiga kali, akhirnya Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, "Aku tidak akan menjadikan orang yang telah Kuciptakan dengan tangan-Ku sendiri seperti orang yang Kukatakan kepadanya, 'Jadilah kamu,' maka jadilah ia." Kemudian Abdullah ibnu Amr membaca firman-Nya: Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dahulu (masuk surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam surga kenikmatan. (Al-Waqi'ah: 10-12) Imam Usman ibnu Sa'id Ad-Darimi telah meriwayatkan atsar ini di dalam kitabnya yang berjudul Sanggahan terhadap Golongan Jahmiyyah yang teksnya berbunyi seperti berikut, bahwa Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, "Aku tidak akan menjadikan orang yang saleh dari keturunan orang yang Kuciptakan dengan tangan-Ku sendiri seperti orang yang Kuciptakan hanya dengan Kukatakan kepadanya, 'Jadilah kamu,' maka jadilah dia.""
7-10. Dan pada saat kiamat itu kamu, wahai manusia, akan terbagi menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan; mereka itulah orang yang beriman kepada Allah, melaksanakan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Alangkah mulianya golongan kanan itu karena mereka akan mendapat karunia yang Dia janjikan. Dan yang kedua adalah golongan kiri, yaitu mereka yang ingkar dan berbuat kemaksiatan. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu karena mereka akan mendapat hukuman akibat kemungkarannya. Dan yang ketiga adalah orang-orang yang paling dahulu beriman pada dakwah Rasulullah. Karena itu, merekalah yang paling dulu masuk surga sebagai balasan atas keimanan dan ketaatannya. 11-12. Mereka yang pertama beriman itu adalah orang-orang yang dekat kepada Allah. Sebagai balasan, mereka akan mendapat rahmat-Nya, yaitu berada dalam surga yang penuh kenikmatan sebagaimana yang Dia janjikan.
Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang paling dahulu beriman kepada Allah tidak asing lagi bagi kita pribadi hal ini tampak karena kebesarannya serta perbuatan-perbuatan mereka yang mengagumkan. Dapat pula diartikan bahwa orang-orang yang paling dahulu mematuhi perintah Allah, mereka pulalah yang paling dahulu menerima rahmat Allah. Barang siapa yang lebih awal membuat kebaikan di dunia ini, maka ia adalah orang yang lebih awal pula mendapat ganjaran di akhirat nanti. Ayat ini menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan "as-sabiqun", ialah mereka yang disebut dalam hadis 'Aisyah sebagai Nabi Muhammad ﷺ telah bersabda, "Apakah kamu sekalian tahu siapa yang paling dahulu mendapat perlindungan dari Allah pada hari Kiamat nanti?" Mereka (para sahabat) berkata, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Rasulullah bersabda, "Mereka itu adalah orang yang apabila diberi haknya menerimanya, apabila diminta, memberikannya dan apabila menjatuhkan hukuman terhadap orang lain sama seperti mereka menjatuhkan hukuman terhadap diri mereka sendiri." (Riwayat Ahmad dari 'Aisyah) (.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.