Ayat

Terjemahan Per Kata
خُشَّعًا
sambil menundukkan
أَبۡصَٰرُهُمۡ
pandangan-pandangan
يَخۡرُجُونَ
mereka keluar
مِنَ
dari
ٱلۡأَجۡدَاثِ
kuburan
كَأَنَّهُمۡ
seakan-akan
جَرَادٞ
belalang
مُّنتَشِرٞ
beterbangan
خُشَّعًا
sambil menundukkan
أَبۡصَٰرُهُمۡ
pandangan-pandangan
يَخۡرُجُونَ
mereka keluar
مِنَ
dari
ٱلۡأَجۡدَاثِ
kuburan
كَأَنَّهُمۡ
seakan-akan
جَرَادٞ
belalang
مُّنتَشِرٞ
beterbangan
Terjemahan

pandangan mereka tertunduk. Mereka keluar (berhamburan) dari kubur seperti belalang yang beterbangan.
Tafsir

(Sambil menundukkan) keadaan mereka pada saat itu hina Menurut suatu qiraat dibaca Khaasyi'an (pandangan-pandangan mereka) lafal Khusysya'an menjadi Hal atau kata keterangan keadaan dari Fa'il (mereka keluar) yakni manusia semuanya (dari kuburan) dari tempat-tempat mereka dikuburkan (seakan-akan mereka belalang yang beterbangan) mereka tidak mengetahui hendak ke manakah tujuan mereka, karena tercekam oleh rasa takut dan bimbang yang amat sangat. Jumlah kalimat Ka annahum dan seterusnya menjadi Hal dari Fa'il yang terkandung di dalam lafal Yakhrujuna, demikian pula firman selanjutnya, yaitu,.
Tafsir Surat Al-Qamar: 6-8
Maka berpalinglah kamu dari mereka. (Ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru (malaikat) menyeru kepada sesuatu yang tidak menyenangkan (hari pembalasan), sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan, mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata, "Ini adalah hari yang berat." Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada Nabi-Nya agar berpaling dari orang-orang yang apabila melihat suatu bukti, mereka berpaling dan mengatakan bahwa bukti kerasulannya itu adalah sihir yang terus-menerus. Yakni berpalinglah kamu dari mereka dan tunggulah saat kebinasaan mereka. (Ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru (malaikat) menyeru kepada sesuatu yang tidak menyenangkan. (Al-Qamar: 6) Sesuatu yang tidak menyenangkan, yaitu hari mereka diberhentikan di tempat penghisaban dan semua cobaan yang ada padanya, bahkan keguncangan dan kengerian yang ada padanya.
sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka. (Al-Qamar: 7) Yakni pandangan mereka tertunduk hina. mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan. (Al-Qamar: 7) Yang dimaksud dengan al-ajdas ialah kuburan. Yakni seakan-akan keadaan mereka yang menyebar dan berjalan dengan cepat menuju ke tempat pemberhentian hisab karena memenuhi seruan yang menyeru kepada mereka adalah seperti belalang yang menyebar beterbangan di udara. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya: mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. (Al-Qamar: 8) Yaitu dengan cepat, tanpa ada yang menentang dan tidak pula terlambat.
Orang-orang kafir berkata, "Ini adalah hari yang berat. (Al-Qamar: 8) Maksudnya, hari yang sangat mengerikan, menegangkan, lagi sangat berat. maka itulah hari yang serba sulit, bagi orang-orang kafir tidak mudah. (Al-Muddatstsir: 9-10)"
7-8. Orang yang diseru itu akan datang pandangan mereka tertunduk, ketika mereka keluar dari kuburan dengan ketakutan. Keadaan ini menyebabkan mereka berjalan serampangan, seakan-akan mereka belalang yang beterbangan. Dengan patuh dan penuh rasa takut mereka segera datang kepada penyeru itu. Dalam keadaan seperti ini orang-orang kafir terus saja berkata, 'Ini adalah hari yang sangat sulit dihadapi. ' 7-8. Orang yang diseru itu akan datang pandangan mereka tertunduk, ketika mereka keluar dari kuburan dengan ketakutan. Keadaan ini menyebabkan mereka berjalan serampangan, seakan-akan mereka belalang yang beterbangan. Dengan patuh dan penuh rasa takut mereka segera datang kepada penyeru itu. Dalam keadaan seperti ini orang-orang kafir terus saja berkata, 'Ini adalah hari yang sangat sulit dihadapi. '
Mereka akan keluar dari kubur dalam keadaan pandangan mereka tunduk, karena tidak sanggup memandang kedahsyatan yang terjadi pada hari itu, dan ketika mereka bersama-sama keluar dari kubur, tergopoh-gopoh menuju ke tempat perhitungan amal sesuai dengan panggilan, laksana belalang-belalang yang beterbangan di udara. Dalam ayat lain yang bersamaan maksudnya Allah berfirman:
Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan. (alQari'ah/101: 4).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 6
“Maka benpalingtah engkau dari mereka."
Maksud berpaling di sini bukanlah menghentikan pekerjaan dan usaha. Tetapi jangan terlalu dihadapkan hati kepada mereka itu, yang kelak dapat menjadikan jengkel dan kecewa. Diingatkan kepada Rasulullah ﷺ bahwasanya akibat dari kekerasan hati dan perlawanan mereka akan jauh, bukan hanya hingga begitu saja. Akan datang suatu hari,
“Di hari yang akan menyeru Penyenu itu kepada sesuatu yang tidak akan menyenangkan."
Di hari yang akan menyeru Penyeru itu, ialah hari Kiamat kelak. Di waktu itu kelak manusia yang telah mati seluruhnya akan diseru, akan dipanggil. Panggilan itu datang dari Allah sendiri, Allah sebagai Penyeru. Serunai sangkakala akan ditiup dan seluruh makhluk yang beratus-ratus tahun telah meninggal, akan dihidupkan kembali. Di waktu itu pula kelak orang-orang yang seketika hidupnya dahulu di dunia tidak memedulikan seruan dan ajakan kepada kebenaran, demi mendengar seruan itu, demi mendengar tiupan serunai sangkakala tidak merasakan senang lagi, dada jadi berdebar, kesalahan akan diperhitungkan, buruk dan baik akan ditimbang. Walaupun sebesar zarrah kebaikan yang diperbuat, yang sebesar zarrah itu pun akan ketahuan. Demikian juga amalan yang jahat, sebesar zarrah pun akan diperlihatkan.
Ayat 7
“Akan menekun pandangan mereka."
Pandangan yang menekur adalah menunjukkan ketakutan dan kecemasan atau gelora hati memikirkan dahsyatnya keadaan yang tengah dihadapi, sehingga orang tidak teringat lagi kepada yang lain.
“Mereka akan keluar dari kuburan laksana belalang yang beterbangan."
Inilah suatu perumpamaan dari Allah sendiri bagaimana keadaan manusia ketika itu, yaitu ketika serunai sangkakala telah berbunyi. Manusia dibangunkan dari tempat tidurnya, yaitu kuburan, yang telah berapa ratus tahun atau berapa juta tahun umurnya. Dari tulang-tulang yang telah rapuh berserakan itu, hidup akan dikembangkan kembali. Sama keadaannya dengan belalang yang mulai tumbuh sayap, hendak terbang dan semua bergerak, semua mengibaskan sayap dan semuanya menjalar, sebelumnya dikatakan bahwa mata menekur tunduk, karena yang dilaksanakan bagai belalang baru bangun itu ialah manusia.Kalau hanya belalang saja, bukan manusia yang bernasib sebagai belalang, niscaya ketekuran kepala itu tidak akan kelihatan, karena persoalan tidak ada. Tetapi manusia yang bangun sebagai belalang itu lain halnya. Dia bangun laksana belalang, namun dia sadar akan dirinya, sadar akan dosanya dan sadar akan kekurangan, kesalahan yang telah diperbuatnya dalam hidupnya yang pertama itu.
Ayat 8
“Dengan segena mereka akan dalang kepada yang menyeru itu"
Pada saat itu tidak seorang pun yang dapat berlalAl-lalai, sebab panggilan sudah datang. Dalam hidup yang sekarang pun kita rasai sendiri bahwa tidak ada manusia yang dapat mengelakkan diri daripada panggilan, walaupun dengan keras kepala dia sengaja hendak menolak. Seorang muda, tidak dapat mengelak dari panggilan tua, kalau umurnya panjang. Tidak dapat mengelak dari panggilan maut, kalau umurnya pendek. Dan akhirnya walaupun bagaimana kehendak mempertahankan hidup, yang maut itu pasti ditempuh, baik di waktu muda maupun di waktu tua. Pokoknya hanya satu, yaitu panggilan datang.
“Benkala onangyang kafin: “Inilah hari yang sangat sukai."
Memang hari itulah hari yang sangat sukar. Karena di saat itu manusia telah insaf akan kesalahan dan kelalaiannya di masa lalu. Dia menyesal namun dia tidak dapat lagi kembali ke zaman lampau. Perjalanan ini akan diteruskan, mau ataupun tidak mau. Maka kesukaranlah yang kelihatan di hadapan muka kita. Akan me-nyesal atas kesalahan masa lampau, sudah tidak ada gunanya lagi. Karena tidak seorang pun di antara manusia yang akan diberi izin kembali mengulangi hidup yang lampau. Sedangkan hari ini juga, tadi pagi, tidaklah dapat diulangi kembali setelah hari tengah hari, apatah lagi kehidupan yang pernah dilalui tempo dulu!