Ayat

Terjemahan Per Kata
فَتَوَلَّ
Maka berpalinglah
عَنۡهُمۡۘ
dari mereka
يَوۡمَ
hari (ketika)
يَدۡعُ
seorang penyeru
ٱلدَّاعِ
menyeru
إِلَىٰ
kepada
شَيۡءٖ
sesuatu
نُّكُرٍ
yang tidak menyenangkan
فَتَوَلَّ
Maka berpalinglah
عَنۡهُمۡۘ
dari mereka
يَوۡمَ
hari (ketika)
يَدۡعُ
seorang penyeru
ٱلدَّاعِ
menyeru
إِلَىٰ
kepada
شَيۡءٖ
sesuatu
نُّكُرٍ
yang tidak menyenangkan
Terjemahan

Maka, berpalinglah (Nabi Muhammad) dari mereka. Pada hari (ketika) penyeru (malaikat) mengajak (mereka) pada sesuatu yang tidak menyenangkan (hari Pembalasan),
Tafsir

(Maka berpalinglah kamu dari mereka) menjadi pelengkap atau kesimpulan dari pembahasan sebelumnya (pada hari ketika penyeru memanggil) yaitu malaikat Israfil. Yang menashabkan lafal Yauma adalah lafal Yakhrujuuna yang disebutkan dalam ayat berikutnya, artinya, sesudah mereka keluar dari kuburnya masing-masing yaitu, ketika sang penyeru memanggil mereka (kepada sesuatu yang tidak menyenangkan) dapat dibaca Nukur atau Nukr, artinya, hal yang paling tidak disukai oleh jiwa manusia yaitu, hari penghisaban amal perbuatan.
Tafsir Surat Al-Qamar: 6-8
Maka berpalinglah kamu dari mereka. (Ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru (malaikat) menyeru kepada sesuatu yang tidak menyenangkan (hari pembalasan), sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan, mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata, "Ini adalah hari yang berat." Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada Nabi-Nya agar berpaling dari orang-orang yang apabila melihat suatu bukti, mereka berpaling dan mengatakan bahwa bukti kerasulannya itu adalah sihir yang terus-menerus. Yakni berpalinglah kamu dari mereka dan tunggulah saat kebinasaan mereka. (Ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru (malaikat) menyeru kepada sesuatu yang tidak menyenangkan. (Al-Qamar: 6) Sesuatu yang tidak menyenangkan, yaitu hari mereka diberhentikan di tempat penghisaban dan semua cobaan yang ada padanya, bahkan keguncangan dan kengerian yang ada padanya.
sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka. (Al-Qamar: 7) Yakni pandangan mereka tertunduk hina. mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan. (Al-Qamar: 7) Yang dimaksud dengan al-ajdas ialah kuburan. Yakni seakan-akan keadaan mereka yang menyebar dan berjalan dengan cepat menuju ke tempat pemberhentian hisab karena memenuhi seruan yang menyeru kepada mereka adalah seperti belalang yang menyebar beterbangan di udara. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya: mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. (Al-Qamar: 8) Yaitu dengan cepat, tanpa ada yang menentang dan tidak pula terlambat.
Orang-orang kafir berkata, "Ini adalah hari yang berat. (Al-Qamar: 8) Maksudnya, hari yang sangat mengerikan, menegangkan, lagi sangat berat. maka itulah hari yang serba sulit, bagi orang-orang kafir tidak mudah. (Al-Muddatstsir: 9-10)"
5-6. Wahai Nabi Muhammad, peristiwa-peristiwa yang engkau sampaikan kepada umatmu adalah hikmah, yaitu ilmu amaliah dan amal ilmiah, yang sempurna kebenaran dan kejelasannya. Tetapi, sesungguhnya peringatan-peringatan itu tidak berguna bagi mereka. Maka, berpalinglah engkau dari mereka! Orang musyrik itu akan menghadapi masa yang mengerikan, yaitu pada hari ketika penyeru, ketika malaikat atau utusan-Nya, mengajak mereka kepada sesuatu yang tidak menyenangkan, yaitu datangnya kiamat dan keharusan setiap orang mempertanggung jawabkan perbuatannya. 7-8. Orang yang diseru itu akan datang pandangan mereka tertunduk, ketika mereka keluar dari kuburan dengan ketakutan. Keadaan ini menyebabkan mereka berjalan serampangan, seakan-akan mereka belalang yang beterbangan. Dengan patuh dan penuh rasa takut mereka segera datang kepada penyeru itu. Dalam keadaan seperti ini orang-orang kafir terus saja berkata, 'Ini adalah hari yang sangat sulit dihadapi. '
Allah memerintahkan rasul-Nya agar tidak mengadakan perdebatan dengan kaum musyrik, karena tidak ada faedahnya. Sebab itu hendaklah berpaling dari mereka, pendusta-pendusta itu. Karena mereka sudah sampai ke tingkat tidak mau tunduk kepada bukti dan kebenaran, maka sudah pantas bagimu tidak memberi nasihat kepada mereka lagi. Allah mengetahui bahwa Rasulullah saw tidak bosan terhadap persoalan mereka dan jengkel karena kecongkakannya. Allah mengingatkan kepada manusia bahwa akan terjadi hari kebangkitan, yang hari itu malaikat akan memanggil manusia datang ke suatu tempat yang sangat berbahaya dan dibenci oleh kaum musyrik, yaitu Padang Mahsyar.
Ayat 6
“Maka benpalingtah engkau dari mereka."
Maksud berpaling di sini bukanlah menghentikan pekerjaan dan usaha. Tetapi jangan terlalu dihadapkan hati kepada mereka itu, yang kelak dapat menjadikan jengkel dan kecewa. Diingatkan kepada Rasulullah saw. bahwasanya akibat dari kekerasan hati dan perlawanan mereka akan jauh, bukan hanya hingga begitu saja. Akan datang suatu hari,
“Di hari yang akan menyeru Penyenu itu kepada sesuatu yang tidak akan menyenangkan."
Di hari yang akan menyeru Penyeru itu, ialah hari Kiamat kelak. Di waktu itu kelak manusia yang telah mati seluruhnya akan diseru, akan dipanggil. Panggilan itu datang dari Allah sendiri, Allah sebagai Penyeru. Serunai sangkakala akan ditiup dan seluruh makhluk yang beratus-ratus tahun telah meninggal, akan dihidupkan kembali. Di waktu itu pula kelak orang-orang yang seketika hidupnya dahulu di dunia tidak memedulikan seruan dan ajakan kepada kebenaran, demi mendengar seruan itu, demi mendengar tiupan serunai sangkakala tidak merasakan senang lagi, dada jadi berdebar, kesalahan akan diperhitungkan, buruk dan baik akan ditimbang. Walaupun sebesar zarrah kebaikan yang diperbuat, yang sebesar zarrah itu pun akan ketahuan. Demikian juga amalan yang jahat, sebesar zarrah pun akan diperlihatkan.
Ayat 7
“Akan menekun pandangan mereka."
Pandangan yang menekur adalah menunjukkan ketakutan dan kecemasan atau gelora hati memikirkan dahsyatnya keadaan yang tengah dihadapi, sehingga orang tidak teringat lagi kepada yang lain.
“Mereka akan keluar dari kuburan laksana belalang yang beterbangan."
Inilah suatu perumpamaan dari Allah sendiri bagaimana keadaan manusia ketika itu, yaitu ketika serunai sangkakala telah berbunyi. Manusia dibangunkan dari tempat tidurnya, yaitu kuburan, yang telah berapa ratus tahun atau berapa juta tahun umurnya. Dari tulang-tulang yang telah rapuh berserakan itu, hidup akan dikembangkan kembali. Sama keadaannya dengan belalang yang mulai tumbuh sayap, hendak terbang dan semua bergerak, semua mengibaskan sayap dan semuanya menjalar, sebelumnya dikatakan bahwa mata menekur tunduk, karena yang dilaksanakan bagai belalang baru bangun itu ialah manusia.Kalau hanya belalang saja, bukan manusia yang bernasib sebagai belalang, niscaya ketekuran kepala itu tidak akan kelihatan, karena persoalan tidak ada. Tetapi manusia yang bangun sebagai belalang itu lain halnya. Dia bangun laksana belalang, namun dia sadar akan dirinya, sadar akan dosanya dan sadar akan kekurangan, kesalahan yang telah diperbuatnya dalam hidupnya yang pertama itu.
Ayat 8
“Dengan segena mereka akan dalang kepada yang menyeru itu"
Pada saat itu tidak seorang pun yang dapat berlalAl-lalai, sebab panggilan sudah datang. Dalam hidup yang sekarang pun kita rasai sendiri bahwa tidak ada manusia yang dapat mengelakkan diri daripada panggilan, walaupun dengan keras kepala dia sengaja hendak menolak. Seorang muda, tidak dapat mengelak dari panggilan tua, kalau umurnya panjang. Tidak dapat mengelak dari panggilan maut, kalau umurnya pendek. Dan akhirnya walaupun bagaimana kehendak mempertahankan hidup, yang maut itu pasti ditempuh, baik di waktu muda maupun di waktu tua. Pokoknya hanya satu, yaitu panggilan datang.
“Benkala onangyang kafin: “Inilah hari yang sangat sukai."
Memang hari itulah hari yang sangat sukar. Karena di saat itu manusia telah insaf akan kesalahan dan kelalaiannya di masa lalu. Dia menyesal namun dia tidak dapat lagi kembali ke zaman lampau. Perjalanan ini akan diteruskan, mau ataupun tidak mau. Maka kesukaranlah yang kelihatan di hadapan muka kita. Akan me-nyesal atas kesalahan masa lampau, sudah tidak ada gunanya lagi. Karena tidak seorang pun di antara manusia yang akan diberi izin kembali mengulangi hidup yang lampau. Sedangkan hari ini juga, tadi pagi, tidaklah dapat diulangi kembali setelah hari tengah hari, apatah lagi kehidupan yang pernah dilalui tempo dulu!