Ayat
Terjemahan Per Kata
وَلَقَدۡ
dan sesungguhnya
يَسَّرۡنَا
Kami mudahkan
ٱلۡقُرۡءَانَ
Al Quran
لِلذِّكۡرِ
untuk peringatan/pelajaran
فَهَلۡ
maka adakah
مِن
dari
مُّدَّكِرٖ
orang-orang yang memikirkan
وَلَقَدۡ
dan sesungguhnya
يَسَّرۡنَا
Kami mudahkan
ٱلۡقُرۡءَانَ
Al Quran
لِلذِّكۡرِ
untuk peringatan/pelajaran
فَهَلۡ
maka adakah
مِن
dari
مُّدَّكِرٖ
orang-orang yang memikirkan
Terjemahan
Sungguh, Kami benar-benar telah memudahkan Al-Qur’an sebagai pelajaran. Maka, adakah orang yang mau mengambil pelajaran?
Tafsir
(Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk pelajaran, maka sudah adakah orang yang mengambil pelajaran?).
Tafsir Surat Al-Qamar: 33-40
Kaum Luth pun telah mendustakan ancaman-ancaman (Nabinya). Sesungguhnya Kami telah mengembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan di waktu fajar menyingsing, sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami, maka mereka mendustakan ancaman-ancaman itu. Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal.
Maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, menceritakan tentang kaum Luth, bahwa mereka telah mendustakan rasuI-Nya yang dikirim kepada mereka, menentangnya dan mengerjakan hal yang dibenci, yaitu mendatangi sesama jenis. Itu merupakan suatu perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh seorang penduduk alam pun selain mereka. Karena itulah maka Allah membinasakan mereka sehancur-hancurnya, belum pernah Allah subhanahu wa ta’ala menghancurkan suatu umat dengan kehancuran seperti yang Dia timpakan kepada mereka. Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada Malaikat Jibril a.s. untuk mengangkat kota tempat tinggal mereka tinggi-tinggi ke langit, lalu dibalikkan dan dijatuhkan ke bawah, selanjutnya dihujani dengan batu-batu dari tanah yang dibakar.
Karena itulah maka disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya: Sesungguhnya Kami telah mengembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan di waktu sebelum fajar menyingsing. (Al-Qamar: 34) Yakni mereka keluar dari kota tersebut di penghujung malam hari, karenanya mereka selamat dari apa yang menimpa kaumnya. Tiada seorang lelaki pun dari kalangan kaum Luth yang beriman kepadanya, hingga istrinya sendiri ikut tertimpa azab yang menimpa kaumnya.
Nabi Luth keluar bersama anak-anak perempuannya dari kalangan mereka dengan selamat tanpa kekurangan suatu apa pun. Untuk itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya: Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami. (Al-Qamar: 35-36) Yakni sesungguhnya sebelum azab menimpa mereka, mereka telah diberi peringatan akan pembalasan dan azab Allah jika mereka tetap dalam perbuatan kejinya. Akan tetapi, mereka tidak mempedulikan peringatan itu dan tidak mau mendengarnya, bahkan mereka meragukan dan mendustakan ancaman dan peringatan itu.
Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka). (Al-Qamar: 37) Demikian itu terjadi di malam kedatangan Malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil kepada Luth a.s. dalam rupa laki-laki yang tampan sebagai ujian buat kaum Luth. Maka Nabi Luth menerima mereka sebagai tamu-tamunya dan mempersilakannya masuk ke rumahnya. Akan tetapi, istri Luth yang sudah tua lagi berwatak buruk mengirim berita kepada kaumnya tentang tamu-tamu yang menginap di rumahnya, bahwa mereka tampan-tampan.
Akhirnya kaum Luth dari segala penjuru bergegas datang ke rumah Luth dan menyerbu rumahnya. Maka Nabi Luth mengunci pintu rumahnya sehingga terjadilah dorong-mendorong pintu. Akhirnya mereka berupaya untuk mendobrak pintu rumah Luth; hal ini terjadi pada petang harinya, sedangkan Luth a.s. menolak pintu dan menghalang-halangi mereka agar jangan sampai melihat tamu-tamunya, dan Luth berkata kepada mereka sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya: Inilah putri-putri (negeri)ku. (Al-Hijr: 71) Maksudnya, kaum wanita mereka. (kawinlah dengan mereka), jika kamu hendak berbuat (secara yang halal). (Al-Hijr: 71) Dalam ayat lainnya disebutkan pula: Mereka menjawab, "Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap putri-putrimu. (Hud: 79) Yakni kami tidak berselera terhadap mereka dan tidak mempunyai keinginan mengawini mereka.
dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki. (Hud: 79) Ketika keadaan sangat genting dan mereka tidak dapat ditahan lagi melainkan pasti masuk dan dapat mendobrak pintu itu, maka keluarlah Malaikat Jibril dan memukul mata mereka dengan ujung sayapnya, hingga mata mereka semuanya buta. Menurut suatu pendapat, maka mereka semuanya masuk melesak ke dalam wajah mereka. Dan menurut pendapat lain, mata mereka hilang sama sekali, lalu mereka pulang ke rumah masing-masing seraya meraba-raba tembok-tembok rumah-rumah mereka seraya mengancam Luth a.s.
di pagi harinya nanti. Firman Allah subhanahu wa ta’ala: Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal. (Al-Qamar: 38) Yakni tiada jalan selamat bagi mereka dari azab itu dan tiada tempat untuk melarikan diri bagi mereka dari azab tersebut. Maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (Al-Qamar: 39-40)"
Allah menuturkan kisah ini untuk mengingatkan betapa besar nikmat-Nya kepada manusia. Allah ingin agar manusia mau mengambil dari kisah itu pelajaran bagi kehidupannya. Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk dijadikan peringatan, maka adakah orang yang secara sungguh-sungguh mau mengambil pelajaran darinya sehingga Allah melimpahkan karunia dan membantunya memahami isinya'41-42. Dari kisah kaum Nabi Lut Allah beralih menyebut kisah Fira'un dan kaumnya. Dan sungguh, peringatan Kami telah datang kepada keluarga Fira'un dan kaumnya agar mereka beriman kepada Allah Yang Esa. Namun, mereka mendustakan mukjizat-mukjizat Kami semuanya yang ditunjukkan oleh Nabi Musa, maka Kami azab mereka dengan azab dari Allah Yang Mahaperkasa, lagi Mahakuasa.
Tafsir ayat ini sebagaimana yang telah diterangkan pada ayat 32 surah ini yang selalu dijadikan penutup dari masing-masing empat kisah tersebut (yaitu kisah kaum Nuh, kisah kaum 'Ad, kisah kaum Samud dan kisah kaum Lut). Allah juga kembali menegaskan bahwa Al-Qur'an mudah dipahami dan diambil sebagai peringatan karena Allah menyampaikan contoh yang gamblang di dalamnya, karena itu manusia seharusnya mengimaninya dalam menjalankan ajaran-ajaran yang terdapat di dalamnya supaya mereka bahagia di dunia dan di akhirat.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
KAUM LUTH SAMA MENDUSTAKAN
Setelah itu Allah memberi peringatan lagi betapa dahsyat adzab siksa-Nya kepada kaum yang didatangi oleh Nabi Luth. Allah berfirman,
Ayat 33
“Telah mendustakan kaum Luth kepada peringatan itu."
Kaum Nabi Luth terkenal tempat kediaman mereka di dekat Laut Mati sekarang ini. Beliau bertalian keluarga juga dengan Nabi Ibrahim. Kaum Nabi Luth ini telah ditimpa penyakit masyarakat yang amat hina, yaitu apa yang di zaman modern ini dinamai orang penyakit homoseksual, yaitu bahwa kaum laki-laki tidak bernafsu lagi melihat perempuan, melainkan lebih menyukai sesama laki-laki. Maka laki-laki muda yang belum tumbuh kumisnya, lebih menimbulkan syahwat mereka melihatnya daripada jika mereka melihat tubuh perem-puan. Penyakit ini dikatakan baru itulah permulaan kejadiannya. Sebelum itu belum ada penyakit yang menimpa masyarakat sampai demikian hina. Kaum yang sudah sangat parah kerusakan budinya itu dihukum oleh Allah, datang Malaikat Jibril membawa siksaan Allah, yaitu ditunggang-balikkan negeri itu, sehingga yang sebelah bawah dinaikkan ke atas dan yang sebelah atas dihancurkan ke bawah, kemudian itu dijatuhi mereka dengan hujan batu.
Besoknya pagi-pagi teiah menimpa kepada mereka adzab Kami yang tetap.
Maka deritalah olehmu adzab-Ku dan peringatan-Ku.
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-QuPan untuk peringatan, maka adakah di antara kamu yang mengingat itu?
Ayat 34
“Telah Kami kirimkan kepada mereka angin berpasir."
Dapatlah dikira-kirakan sendiri betapa besarnya adzab itu, yaitu ada angin berembus, namun angin itu bukan membawa pertukaran udara yang kacau menjadi nyaman, tetapi sebaliknya. Ada angin, tetapi angin yang diikuti oleh pasir yang bertimbun-timbun di padang pasir yang tandus itu. Niscaya orang tidak dapat minum, sebab segalanya berpasir, dan tidak dapat memasak makanan sebab semuanya bercampur pasir."Kecuali keluarga Luth," yaitu beliau dan orang-orang yang setia menuruti ajaran beliau, yang tidak ikut menuruti kesesatan yang telah memengaruhi kaum itu sedalam-dalamnya.
“Kami selamatkan mereka di waktu sahur."
Di dalam ayat-ayat yang lain diterangkan bahwa angin berpasir yang kemudian diikuti oleh pembalikan negeri itu akan terjadi di waktu sahur. Orang-orang yang beriman di bawah pimpinan Nabi Luth sendiri telah di-peringatkan sejak tengah malam bahwa adzab Allah akan berlaku atas mereka di waktu sahur, yaitu sebelum waktu Shubuh mendatang.
Maka orang-orang beriman pun bersiap lengkaplah meninggalkan negeri itu sebelum sahur. Tetapi istri Nabi Luth sendiri yang tidak percaya akan seruanyang dibawa oleh suaminya tidak memedulikan seruan itu. Maka ketika adzab itu telah datang, angin bercampur pasir telah naik, dia berkejar hendak membebaskan diri. Tetapi dia telah turut digulung oleh adzab siksaan, sehingga hancur badannya tidak dapat ditolong lagi.
Sebaliknya orang yang beriman, yang memegang teguh dan setia akan ajaran yang dibawa oleh Nabi Luth, patuhlah mereka akan ajaran beliau dan tidaklah mereka turut dalam hubungan homoseksual yang amat rendah dan hina itu. Mereka yang beriman itu dipelihara oleh Allah, walaupun jumlah mereka sedikit.
Ayat 35
“(Yaitu) sebagai suatu karunia dari pihak Kami."
Mereka yang taat kepada Allah, yang setia memegang perintah dan menghentikan yang dilarang, walaupun bilangan mereka sedikit dibandingkan dengan jumlah orang yang durhaka, namun yang sedikit itu dipelihara oleh Allah, diberi karunia keselamatan dan kebebasan.
“Demikianlah Kami membelikan ganjaran kepada barangsiapa yang bersyukun."
Di sini kita mendapat kesan bahwasanya orang yang telah menentukan wajah hidupnya setia memegang kebenaran yang diturunkan oleh Allah, janganlah dia cemas jika bahaya telah mengancam. Dia tidak usah khawatir, sebab mereka akan selamat. Maka segala ayat di dalam Al-Qur'an yang berisikan ancaman kepada yang berdosa, selalu menjelaskan pengecualian bagi orang yang teguh setia menuruti perintah Allah dan taat kepada-Nya.
Ayat 36
"Dan sesungguhnya dia telah membeni peringatan kepada mereka tentang siksaan Kami namun mereka masih tidak peduli akan peringatan itu."
Demikianlah dari kebanyakan manusia. Oleh karena hawa nafsunya telah menang memengaruhi dirinya, walaupun bagaimana besarnya peringatan, telah dibuka sejarah dari hidup yang sengsara dan adzab siksaan yang hebat kepada yang durhaka, namun yang datang kemudian tidak juga peduli akan peringatan itu. Inilah pangkal celaka manusia.
Ayat 37
"Dan sesungguhnya mereka telah membujuk-bujuknya berkenaan dengan tetamunya itu."
Dalam surah yang lain telah dikisahkan bahwa malaikat telah datang ke negeri itu, terdiri dari Jibril dan Mikail, dan Israfil, telah diutus Allah ke negeri itu dengan merupakan diri sebagai muda remaja yang tampan dan yang menimbulkan nafsu syahwat mereka. Lalu mereka mendesak kepada Nabi Luth agar tetamu-tetamu itu diserahkan kepada mereka karena hendak mereka lepaskan hawa nafsu mereka kepada malaikat-malaikat itu. Nabi Luth mempersilakan mereka kawin saja dengan anak perempuan beliau, tetapi orang-orang yang telah sangat rusak akhlaknya itu menolak tawaran Luth, bahkan mendesak agar ketiga tetamu pemuda remaja yang tampan-tampan itu diserahkan saja kepada mereka. Lalu malaikat-malaikat yang telah merupakan diri sebagai anak-anak muda itu disuruh masuk oleh Luth ke dalam rumah beliau menjadi tetamunya.
Maka istrinya yang telah sangat khianat itu memberitahu kepada kaumnya itu bahwa tetamu itu telah disimpan Luth dalam rumahnya. Hampir saja rumah itu dihancurkan oleh mereka karena ingin merebut ketiga malaikat yang menyerupai anak muda itu. Lalu Malaikat tadi memberitahu kepada Luth agar beliau jangan bersusah payah, sebab kaum itu tidak akan dapat mencapai maksudnya. Setelah orang-orang itu telah benar-benar siap hendak merompak rumah Nabi Luth.
“Lalu Kami butakan mata mereka. Maka rasakanlah olehmu adzab-Ku dan peringatan-Ku."
Ditumbuk mata mereka oleh Jibril dengan sayapnya, sehingga semuanya menjadi buta. Setelah orang-orang itu meraba-raba dalam keadaan buta.
Ayat 38
“Besoknya pagi-pagi telah menimpa kepada mereka adzab Kami yang tetap."
Maka selain dari yang telah sama buta matanya dalam rumah Nabi Luth itu, seluruhnya isi negeri itu pun dihancurkan oleh Allah, ditunggang-balikkan semuanya, sehingga yang di atas terhenyak ke bawah dan yang di bawah terhambur ke atas.
Sekali lagi datang peringatan dari Allah.
Ayat 39
“Maka deritalah olehmu adzab-Ku dan peringatan-Ku."
Sekali lagi Allah mengulangi lagi peringat-an-Nya.
Ayat 40
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk peringatan, maka adakah di antana kamu yang mengingat itu 7"