Ayat
Terjemahan Per Kata
وَلَقَدۡ
dan sesungguhnya
خَلَقۡنَا
Kami telah menciptakan
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
langit(jamak)
وَٱلۡأَرۡضَ
dan bumi
وَمَا
dan apa yang ada
بَيۡنَهُمَا
diantara keduanya
فِي
dalam
سِتَّةِ
enam
أَيَّامٖ
hari/masa
وَمَا
dan tidak
مَسَّنَا
menimpa Kami
مِن
dari
لُّغُوبٖ
kelelahan
وَلَقَدۡ
dan sesungguhnya
خَلَقۡنَا
Kami telah menciptakan
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
langit(jamak)
وَٱلۡأَرۡضَ
dan bumi
وَمَا
dan apa yang ada
بَيۡنَهُمَا
diantara keduanya
فِي
dalam
سِتَّةِ
enam
أَيَّامٖ
hari/masa
وَمَا
dan tidak
مَسَّنَا
menimpa Kami
مِن
dari
لُّغُوبٖ
kelelahan
Terjemahan
Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan langit, bumi, dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa dan Kami tidak merasa letih sedikit pun.
Tafsir
(Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam hari) pada permulaannya adalah hari Ahad dan selesai pada hari Jumat (dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan) kepayahan. Ayat ini diturunkan sebagai sanggahan terhadap orang-orang Yahudi yang telah mengatakan bahwa Allah ﷻ pada hari Sabtu-Nya beristirahat. Ditiadakannya sifat lebih daripada-Nya karena memang Dia Maha Suci dari sifat-sifat yang dimiliki oleh makhluk-Nya, dan pula karena tiada kesamaan antara Allah dan selain-Nya. Di dalam ayat lain sehubungan dengan masalah penciptaan ini disebutkan melalui firman-Nya, "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, 'Jadilah!' Maka terjadilah ia." (Q.S. Yaasin, 82).
Tafsir Surat Qaf: 36-40
Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)? Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedangkan dia menyaksikannya. Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan.
Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam (nya). Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai salat. Firman Allah ﷻ: Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini. (Qaf: 36) Yakni sebelum orang-orang yang mendustakan itu, padahal mereka lebih banyak jumlahnya dan lebih kuat serta lebih berpengaruh dan telah meramaikan bumi ini dengan keramaian yang lebih banyak daripada apa yang telah dilakukan oleh mereka yang ada di masa Nabi ﷺ Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya: maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjelajah di beberapa negeri.
Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)? (Qaf: 36) Menurut Ibnu Abbas r.a., makna naqqabu ialah banyak melakukan pembangunan yang ditinggalkannya. Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjelajah di beberapa negeri. (Qaf: 36) bahwa makna yang dimaksud ialah menjelajahi bumi ini. Qatadah mengatakan bahwa mereka berjalan menjelajahi beberapa negeri untuk mencari rezeki, barang dagangan, dan mata pencaharian lebih banyak daripada apa yang telah dilakukan oleh kalian. Dikatakan dalam bahasa Arab terhadap orang yang mengelilingi berbagai negeri dengan sebutan naqqabafil bilad, seperti yang dikatakan oleh Imru'ul Qais dalam salah satu bait syairnya: ...
Sesungguhnya aku telah menjelajahi semua negeri, hingga pada akhirnya aku merasa puas bila aku kembali (ke negeri asal). Firman Allah ﷻ: Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)? (Qaf:36) Yakni apakah ada tempat melarikan diri bagi mereka dari keputusan dan takdir Allah, dan apakah semua yang mereka kumpulkan dapat memberi manfaat kepada diri mereka dan dapat menghindarkan azab Allah dari mereka bila azab Allah datang menimpa mereka, karena mereka telah mendustakan rasul-rasul-Nya. Maka kalian pun sama, tiada jalan melarikan diri bagimu, tiada jalan keluar dan tiada tempat berlindung bagi kalian.
Firman Allah ﷻ: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan. (Qaf: 37) Maksudnya, pelajaran. bagi orang-orang yang mempunyai hati. (Qaf: 37) Yaitu hati yang hidup dan menyadarinya. Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah akal. atau yang menggunakan pendengarannya, sedangkan dia menyaksikan. (Qaf: 37) Yakni mendengar kalam dan menghafalnya, memikirkannya serta memahaminya dengan hatinya. Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah ﷻ: atau yang menggunakan pendengarannya. (Qaf: 37) Artinya, tidak berbicara kepada dirinya sendiri dalam hatinya saat mendengarkannya.
Ad-Dahhak mengatakan bahwa orang-orang Arab mengatakan terhadap orang yang menggunakan pendengarannya, bahwa dia mendengarkan dengan kedua telinganya dan hatinya hadir, tidak alpa dari apa yang di dengarkannya itu. Hal yang sama telah dikatakan oleh As-Sauri dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang. Firman Allah ﷻ: Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan. (Qaf: 38) Di dalam makna ayat ini terkandung pengertian yang menyatakan adanya hari kemudian, karena Tuhan yang mampu menciptakan langit dan bumi tanpa sedikit pun mengalami keletihan, tentu mampu pula menghidupkan orang-orang yang telah mati (di hari berbangkit nanti).
Orang-orang Yahudi la'natullah, menurut Qatadah, telah mengatakan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, kemudian Dia beristirahat pada hari yang ketujuhnya; hari itu adalah hari Sabtu, karena itu mereka menamakannya dengan hari istirahat (libur). Maka Allah ﷻ menurunkan ayat ini yang mendustakan perkataan mereka itu. dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan. (Qaf: 38) Yakni tiada keletihan atau kecapaian yang dialami-Nya dalam hal tersebut, semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (Al-Ahqaf: 33) Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia. (Al-Mumin: 57) Dan firman Allah ﷻ: Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit7 Allah telah membangunnya. (An-Nazi'at: 27) Adapun firman Allah ﷻ: Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan (Qaf: 39) Yakni dalam menghadapi orang-orang yang mendustakanmu itu, bersikap sabarlah kamu terhadap mereka dan menghindarlah dari mereka dengan cara yang baik.
dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya). (Qaf: 39) Tersebutlah bahwa dahulu sebelum perjalanan Isra, salat yang difardukan hanya dua waktu, yaitu sebelum matahari terbit yang tepatnya jatuh pada waktu subuh sekarang, dan sebelum terbenamnya yang tepatnya jatuh pada waktu salat Asar sekarang. Dan qiyamul lail atau salat malam pernah diwajibkan atas Nabi ﷺ dan umatnya selama satu tahun, kemudian di-mansukh hukum wajibnya bagi umatnya (tidak bagi Nabi ﷺ) Setelah itu semuanya itu di-mansukh oleh Allah ﷻ di malam Isra dan diganti dengan salat lima waktu, yang di antaranya terdapat salat Subuh dan salat Asar, keduanya dilakukan sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelamnya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Abu Khalid, dari Qais ibnu Hazim, dari Jarir ibnu Abdullah r.a. yang mengatakan bahwa ketika kami sedang duduk di sisi Nabi ﷺ, lalu beliau memandang ke arah rembulan yang saat itu sedang purnama, kemudian beliau ﷺ bersabda: Ingatlah, sesungguhnya kalian kelak akan dihadapkan kepada Tuhan kalian, maka kalian dapat melihat-Nya sebagaimana kalian melihat rembulan ini, kalian tidak berdesak-desakan melihatnya. Maka jika kalian mampu untuk tidak meninggalkan salat sebelum matahari terbit dan sebelum tenggelamnya, hendaklah kalian mengerjakan (nya).
Kemudian Nabi ﷺ membaca firman Allah ﷻ: dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya. (Qaf: 39) Imam Bukhari dan Imam Muslim serta jamaah lainnya telah meriwayatkan hadis ini melalui Ismail dengan sanad yang sama. Firman Allah ﷻ: Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya. (Qaf: 40) Maksudnya, kerjakanlah salat karena Allah. Semakna dengan pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya: Dan pada sebagian malam hari salat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (Al-Isra: 79) Adapun firman Allah ﷻ: dan setiap selesai salat. (Qaf: 40) Ibnu Abu Nujaih telah meriwayatkan dari Mujahid, dari ibnu Abbas r.a., bahwa yang dimaksud adalah membaca tasbih sesudah salat.
Hal ini diperkuat oleh hadis yang diriwayatkan di dalam kitab Sahihain, dari Abu Hurairah r.a. yang telah menceritakan bahwa kaum fakir muhajirin datang kepada Rasulullah ﷺ. lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, orang-orang yang berharta telah pergi dengan memborong derajat yang tinggi dan kenikmatan yang abadi." Maka Nabi ﷺ balik bertanya, "Apa yang kalian maksudkan?" Mereka mengatakan, "Orang-orang yang hartawan itu salat seperti kami salat, mereka puasa seperti kami puasa; tetapi mereka dapat bersedekah, sedangkan kami tidak dapat bersedekah; dan mereka dapat memerdekakan budak, sedangkan kami tidak dapat memerdekakan budak." Maka Rasulullah ﷺ bersabda: ". Maukah kuajarkan kepada kalian suatu amalan yang apabila kalian mengerjakannya, niscaya kalian dapat mendahului orang-orang yang sesudah kalian, dan tiada seorang pun yang lebih utama dari kalian kecuali orang yang mengerjakan hal yang semisal dengan apa yang kalian kerjakan? Yaitu kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir setiap selesai dari salat sebanyak tiga puluh tiga kali (masing-masingnya).
Mereka berkata, "Wahai Rasulullah, saudara-saudara kami yang hartawan telah mendengar apa yang kami amalkan, maka mereka mengerjakan hal yang semisal dengan amal kami." Maka Rasulullah ﷺ menjawab: Itu adalah karunia Allah, yang diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Pendapat yang lain menyebutkan bahwa yang dimaksud oleh firman Allah ﷻ: dan setiap selesai salat. (Qaf: 40) ialah dua rakaat yang dikerjakan sesudah salat Magrib. Hal ini telah diriwayatkan dari Umar, Ali, dan putranya (yaitu Al-Hasan, Ibnu Abbas, Abu Hurairah, dan Abu Umamah), semoga Allah melimpahkan ridaNya kepada mereka.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Asy-Sya'bi, An-Nakha'i, Al-Hasan, Qatadah, dan lain-lainnya. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki' dan Abdur Rahman, dari Sufyan, dari Abu Ishaq, dari Asim ibnu Damrah, dari Ali r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ selalu mengerjakan salat dua rakaat setiap usai dari salat fardunya kecuali sesudah salat Subuh dan salat Asar. Abdur Rahman mengatakan bahwa hal itu dilakukannya setiap kali selesai dari salat fardunya (yakni tanpa kecuali). Imam Abu Daud dan Imam Nasai meriwayatkannya melalui hadis Sufyan As-Sauri dengan sanad yang sama, dalam riwayat Imam Nasai ditambahkan Mutarrif dari Abu Ishaq, tetapi sanadnya sama.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Harun ibnu Ishaq Al-Hamdani, telah menceritakan kepada kami Ibnu Fudail, dari rasyidin ibnu Kuraih, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan bahwa ia pernah menginap di rumah Rasulullah ﷺ Maka ia melihat beliau ﷺ salat dua rakaat ringan sebelum salat Subuh, lalu keluar menuju ke tempat salat berjamaah dan bersabda: Hai Ibnu Abbas, dua rakaat sebelum salat fajar adalah sesudah bintang-bintang tenggelam. Dan dua rakaat sesudah 'Magrib adalah sesudah salat (fardu magrib). Imam Turmuzi meriwayatkannya dari Hisyam Ar-Rifa'i, dari Muhammad ibnu Fudail dengan sanad yang sama, lalu Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini garib, kami tidak mengenalnya kecuali melalui jalur ini.
Menurut hadis Ibnu Abbas r.a., yang disebutkan di dalam kitab Sahihain, ia menginap di rumah bibinya Siti Maimunah Ummul Muminin r.a. dan pada malam itu ia salat bersama Nabi ﷺ sebanyak tiga belas rakaat. Hadis yang sama disebutkan pula di lain kitab Sahihain. Adapun mengenai tambahan ini, maka predikatnya adalah garib, tidak dikenal hanya melalui jalur ini, dan lagi Rasyidin ibnu Kuraib (salah seorang perawinya) berpredikat daif barangkali hadis yang menyebutkan dua rakaat sebelum salat Subuh tadi termasuk perkataan Ibnu Abbas r.a. dan mauquf 'hanya sampai pada dia. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui."
Dalam ayat ini Allah bersumpah atas kekuasaannya. Dan sungguh, Kami telah menciptakan langit yang berlapis-lapis dan bumi yang terhampar dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami tidak merasa letih sedikit pun. Dengan ayat ini Allah menyatakan kesalahan anggapan orang-orang Yahudi yang mengatakan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, dimulai pada hari Ahad dan diakhiri pada hari Jumat dan istirahat pada hari Sabtu, lalu berbaring di atas 'arasy karena merasa letih. Maka Allah membantah pendapat itu. Mahasuci Allah dari segala sifat kekurangan dan kelemahan. 39. Maka bersabarlah engkau, wahai Nabi Muhammad, terhadap apa yang mereka katakan, yaitu pengingkaran mereka terhadap keniscayaan hari Kiamat dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum matahari terbit, yakni salat Subuh, dan sebelum terbenam, yakni salat Zuhur dan Asar.
Dalam ayat ini Allah mengemukakan dalil atas kekuasaanNya yaitu bahwa Dia telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang berada di antara keduanya dalam enam masa, dan dalam menciptakan benda-benda yang besar yang penuh dengan berbagai keajaiban itu. Dia sama sekali tidak menjadi letih dan lemah. Sebaiknya manusia menjadikan alam kosmos itu untuk bahan pemikiran dan tafakur tentang keindahan dan kesempurnaannya, agar dijadikan media perantaraan untuk mengenal keagungan penciptanya. Dengan ayat ini, Allah menyatakan kesalahan anggapan orang-orang Yahudi yang mengatakan bahwa Allah telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari dimulai dengan hari Ahad dan diakhiri dengan hari Jumat dan istirahat pada hari Sabtu, lalu berbaring di atas 'Arsy singgasana-Nya karena merasa letih. Maka Allah membantah anggapan itu dengan penjelasan bahwa Dia tidak merasakan keletihan sedikit pun. Mahasuci Allah dari segala sifat kekurangan atau kelemahan. Ayat ini sejalan dengan ayat berikut:
Dan tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, dan Dia kuasa menghidupkan yang mati? Begitulah; sungguh, Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (alAhqaf/46: 33).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
ADAKAH TEMPAT LARI?
Di dekat-dekat penutup surah datanglah wahyu Ilahi, disuruh kita memikir dan menerangkan.
Ayat 36
“Dan betapa banyaknya telah Kami binasakan sebelum mereka daripada umat-umat."
Artinya bahwa Allah menyuruh memerhatikan bahwasanya sebelum kita yang sekarang ini, telah banyak umat-umat zaman dahulu yang telah dibinasakan oleh Allah, hancur dan lumat. Sebelum ada umat Muhammad telah ada umat Nabi Nuh, umat Tsamud yang didatangi Nabi Shalih, umat ‘Ad yang didatangi Nabi Hud, penduduk negeri Madyan yang didatangi oleh Nabi Syu'aib, penduduk Sadum (Sodom) dan Gamurrah yang didatangi oleh Nabi Luth; semua umat itu dihancurbinasakan oleh Allah, sehingga sampai kepada zaman Nabi Muhammad ﷺ masih dapat dilihat bekas negeri yang telah punah itu."Mereka itu lebih gagah perkasa dari mereka," yaitu bahwa umat-umat yang telah dibinasakan oleh Allah itu jauh lebih gagah perkasa, lebih kuat."Maka mereka itu telah pernah menjelajah dalam negeri-negeri," Marilah lihat piramid atau al-Ahram yang ada di Mesir, yang tingginya setinggi bukit; di zaman dahuhu kala bangunan raksana seperti itu, yang sampai sekarang sudah sampai 3.000 tahun umurnya masih saja berdiri dengan megah, padahal mesin-mesin teknologi modern seperti sekarang, mobil-mobil truk pengangkut dan pengangkat batu-batu yang berton-ton beratnya belum ada pada masa itu, sehingga benar-benar semuanya itu didirikan dengan kekuatan manusia. Maka jika kita bandingkan orang zaman purbakala mendirikan bangunan megah, memang adalah demikian itu suatu perbuatan yang gagah perkasa jika dibandingkan dengan zaman kita sekarang ini yang segala sesuatunya telah dapat diatur dengan teknologi modern, dengan satu dua orang memutar mesin saja, berton-ton besi atau batu sudah dapat diangkat dan dipikul, yang di zaman purbakala dikerjakan oleh beribu-ribu orang. Namun semuanya itu bisa hancur, semuanya itu bisa punah dan kikis.
“Adakah tempat lari?"
Ke mana akan lari? Apalah arti kekuatan manusia jika hendak berkonfrontasi dengan kekuatan Allah?
Di sini tepatlah doa munajat yang terkenal, “Tuhanku! Tidak ada tempat berlindung dan tidak ada tempat melepaskan diri dari ancaman Engkau, kecuali kepada Engkau jua."
Ayat 37
“Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah jadi peringatan bagi barangsiapa yang padanya ada hati."
Ayat ini menyadarkan kita sebagai manusia agar banyak bermenung dan merenung memikirkan kedudukan diri sendiri di tengah-tengah percaturan alam ini. Lihat dan renungkan alam yang ada di keliling kita, ingat zaman sekarang dan bandingkan kepada zaman yang lampau, bandingkan di antara yang berlaku
sekarang [situasi) dan pertalian kita dengan keadaan sekitar kita (kondisi). Semua yang kita lihat adalah tidak dapat dipisahkan dari kondisi dan situasinya, daripada zaman dan makaan-nya, daripada ruang dan waktunya. Sekarang kita ada di sini, dahulu belum ada dan kelak akan pergi. Apakah kesan yang dapat kita tinggalkan?
Diingatkan dalam ayat ini bahwa orang yang merasa ada hati, orang itulah yang disebut berpikir. Ada hati, artinya ialah ada inti pikiran dan ada akal budi."Atau menggunakan pendengaran" karena apa pun bunyi yang terdengar oleh telinga, dibawa ke dalam hati, akan timbullah pertimbangan dan pemikiran mendalam. Dua buah pancaindra kita aktif menyambungkan kita dengan alam di keliling kita, yaitu penglihatan mata dan pendengaran telinga; keduanya dibawa ke dalam pencernaan hati. Oleh sebab itu sangatlah tercela orang yang ada hati tetapi tidak berjalan pikirannya, ada mata tetapi tidak melihat dan ada telinga tetapi tidak mendengar. Padahal penglihatan, pendengaran, dan hati itulah yang menghubungkan insan dengan alam sekelilingnya dan kehalusan tanggapan pendengaran, penglihatan, dan hati itulah yang mempertinggi kecerdasan manusia di dunia ini. Di ujung ayat dijelaskan bahwa manusia sejati ialah,
“Dan dia pun menyaksikan."
Itulah kelebihanmanusiadaripadamakhluk yang lain. Sebab makhluk yang lain, seumpama binatang, baik yang jinak ataupun yang liar, sapi ataupun singa, ada juga semuanya bermata buat melihat dan telinga buat mendengar, namun mereka tidak mempunyai pengontak di antara penglihatan dan pendengaran itu dengan hati sehingga tidak ada kesimpulan akal yang akan membawa kemajuan hidup.
Ayat 38
“Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan semua langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya di dalam enam hari."
Di dalam tafsir-tafsir yang telah lalu di surah-surah yang telah lampau, telah banyak kita menguraikan tentang enam hari itu. Secara sederhana ditafsirkan orang di zaman dahulu benar-benar bilangan hari sejak Ahad, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jum'at. Dapat diartikan bahwa siang malam, petang dan pagi selama enam hari enam malam Allah menciptakan seluruh langit dan bumi dan apa pun yang ada di antara langit dan bumi itu, sampai selesai.
"Dan tidaklah menimpa kepada Kami rasa letih."
Bekerja keras siang malam, petang pagi, ketika matahari akan terbenam, di senja hari, ketika matahari akan terbit di waktu fajar; tidak pernah Allah berhenti mencipta dan semua telah terjadi, namun Allah tidak merasa letih.
Sekarang setelah maju pengetahuan manusia, derajat penafsiran pun bertambah tinggi, setinggi ilmu pengetahuan yang telah dicapai. Maka enam hari tidaklah lagi ditafsirkan orang dengan enam kali dua puluh empat jam. Sebab, mengukur penciptaan Allah tidak lagi semata-mata dengan bumi yang mengedari matahari dua puluh empat jam sehari semalam, padahal ada bintang lain yang peredarannya keliling matahari bukan sehari semalam dua puluh empat jam, bahkan empat tahun. Ada lagi yang edarannya keliling matahari dua puluh tahun sekali dan ada yang seratus tahun sekali dan seterusnya. Sayyid Rasyid Ridha, seorang ahli hadits, seorang yang seimbang ilmu pengetahuan agamanya yang tradisional dengan ilmu pengetahuan umum, mengatakan bahwa enam hari itu kemungkinan tafsirnya ialah enam zaman, enam musim, musim bumi seluruhnya sedang sangat dingin dinamai zaman salju belaka, dan sebelum itu disebut pula zaman pemisahan di antara bumi dengan bulan dan sebagainya, yang satu zaman dapat ditafsirkan sekian juta tahun. Sehingga disebutkan bahwa enam hari ialah enam musim peraiihan yang satu-satu zaman itu kalau dihitung menurut hitungan tahun sekarang dapat mencapai 100 juta tahun. Jadi enam hari dapat diartikan 600 juta tahun. Maka dalam masa yang 600 juta tahun itu tidaklah Allah pernah merasakan letih, penat dan capek mengatur alam ini.
Ayat 39
“Maka bersabarlah engkau atas apa yang mereka katakan itu."
Peringatan dan anjuran Allah kepada Nabi kita Muhammad ﷺ bersabar mendengarkan kata-kata cemooh, hinaan, tumpahan rasa kebencian dan lain-lain sebagainya yang disampaikan oleh orang-orang yang tidak percaya. Sebab urusan ini adalah urusan uluhiyat, urusan ketuhanan, Yang Mahabesar, Maha-agung. Gunakanlah penglihatan dan pendengaran, kontakkan keduanya itu dengan hati sanubarimu sendiri dan ajak dan asuh umatmu berpikir demikian agar mereka insafi apalah arti manusia di hadapan kebesaran Allah Maha Pencipta. Dengan demikian maka kakimu tidak akan tersandung batu-batu kecil, soal-soal sepele yang timbul dari caci makian mereka-mereka yang kerdil jiwanya itu.
“Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhan engkau sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam."
Demi apabila engkau telah menghadapkan perhatianmu ke sana, pendengaran dan penglihatan disertai kesadaran hati, terasalah olehmu bahwa engkau berhadapan dengan Allah Yang Mahabesar, dengan Allahu Akbar, dan pada waktu itu pula terasalah olehmu bahwa adamu di dunia ini menjadi berarti dan dengan mengingat kebesaran Allah, menjadi kecillah kencong mencongnya mulut manusia di hadapan kebesaran-Nya itu. Apabila hatimu telah lekat dengan Allah, tasbih kepada-Nya, tahmid kepada-Nya, di waktu matahari akan terbit di waktu fajar dan di waktu matahari akan terbenam di senja kala, maka bersamalah
sejalan di antara akalmu dan perasaanmu dalam mengingat Allah. Maka di dalam ingat kepada Allah, di dalam bertasbih kepada-Nya itu, menjadi amat kecillah segala cemooh dan segala gerutu manusia yang kekuatannya terbatas itu.
Ayat 40
“Dan pada malam hari bertasbih jualah kepada-Nya."
Baik ditafsirkan dengan cara melakukan dzikir ataupun langsung dengan melakukan shalat, terutama shalat tahajud. Karena dengan melakukan demikian itu martabatmu akan bertambah tinggi dan engkau akan mencapai maqaaman mahmuudan, tempat yang terpuji di sisi Allah.
“Dan bila telah selesai bersujud."
Disebutkanlah di dalam kitab-kitab yang menerangkan hikmah shalat bahwasanya di waktu bersujud, yakni di waktu manusia men-cecahkan keningnya ke atas tanah, berarti dia menginsafi kerendahan dan kehinaan dirinya di hadapan Allah. Maka sujud yang sungguh-sungguh itu disebutkan di dalam hadits Rasulullah ﷺ bahwa di saat itulah manusia dapat menginsafi betapa dekatnya kepada Allah, yaitu dekatnya seorang hamba di hadapan seorang penghulu yang tidak ada batas dan tidak ada perantara.
Sebab itu ayat ini memberikan kepastian bahwasanya ibadah kepada Allah menyebabkan jiwa seseorang menjadi besar, menurut takaran dirinya sebagai manusia!