Ayat
Terjemahan Per Kata
وَأُزۡلِفَتِ
dan didekatkan
ٱلۡجَنَّةُ
surga
لِلۡمُتَّقِينَ
bagi orang-orang yang bertakwa
غَيۡرَ
tidak
بَعِيدٍ
jauh
وَأُزۡلِفَتِ
dan didekatkan
ٱلۡجَنَّةُ
surga
لِلۡمُتَّقِينَ
bagi orang-orang yang bertakwa
غَيۡرَ
tidak
بَعِيدٍ
jauh
Terjemahan
Adapun surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tidak jauh (dari mereka).
Tafsir
(Dan didekatkanlah surga itu) atau dijadikan dekat (kepada orang-orang yang bertakwa) surga itu didekatkan pada suatu tempat (yang tidak jauh) dari orang-orang yang bertakwa, sehingga mereka dapat melihatnya dengan jelas, kemudian dikatakan kepada mereka:.
Tafsir Surat Qaf: 30-35
(Dan ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada Jahanam, "Apakah kamu sudah penuh?" Dia menjawab, "Masih adakah tambahan?" Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, sedangkan Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertobat, masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.
Allah ﷻ berfirman kepada neraka Jahanam (kelak di hari kiamat), "Apakah engkau telah penuh?" Demikian itu karena Allah ﷻ telah berjanji kepadanya bahwa Dia akan memenuhinya dengan jin dan manusia. Dia memerintahkan (para malaikat-Nya) untuk mencampakkan ke dalam neraka orang-orang yang dikehendaki-Nya, sedangkan neraka itu mengatakan, "Masih adakah tambahannya?" Demikianlah menurut makna lahiriah dan konteks ayat ini dan juga seperti apa yang ditunjukkan oleh banyak hadis. Imam Bukhari pada tafsir ayat ini mengatakan, telah menceritakan kepada kam, Abdullah ibnu Abul Aswad, telah menceritakan kepada kami Haram, ,bnu [marah, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dan Qatadah, dari Anas ibnu Malik r.a., dari Nabi ﷺ yang telah bersabda: Neraka diisi, sedangkan neraka mengatakan, "Apakah masih ada tambahan?" Hingga akhirnya Tuhan Yang Mahamulia meletakkan telapak kaki-Nya ke dalam neraka maka barulah neraka mengatakan, "Cukup, cukup.
Imam Ahmad mengatakan' telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab dan Sa'id, dari Qatadah, dari Anas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Neraka Jahanam masih terus diisi, sedangkan ia mengatakan Masih adakah tambahannya?" Hingga Tuhan Yang Mahamulia meletakkan telapak kaki-Nya ke dalamnya, maka sebagian dari neraka Jahanam terpisah dari sebagian lainnya seraya mengatakan, "Cukup, cukup, demi Keagungan dan Kemuliaan-Mu. Dan di dalam surga masih terus menerus diadakan tambahan, hingga Allah menciptakan baginya ciptaan yang lain, maka Dia menempatkan mereka (ciptaan yang lain itu) di tempat-tempat yang ditambahkan di dalam surga.
Kemudian Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Qatadah dengan lafaz yang semisal. Aban Al-Attardan Sulaiman At-Taimi meriwayatkan hadis ini dari Qatadah dengan lafaz yang semisal. Hadis lain. -: Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Musa Al-Qattan, telah menceritakan kepada kami Abu Sufyan Al-Himyari alias Sa'id ibnu Yahya ibnu Mahdi, telah menceritakan kepada kami Auf, dari Muhammad, dari Abu Hurairah r.a. yang me-rafa'-kan hadis ini (sampai kepada Rasulullah ﷺ), tetapi menurut kebanyakannya di-mauquf-kan oleh Abu Sufyan.
Bunyi hadisnya adalah seperti berikut: Dikatakan kepada neraka Jahanam, "Apakah engkau telah penuh?" Jahanam balik bertanya, "Masih adakah tambahannya (bagiku)?" Maka Tuhan Yang Mahasuci lagi Mahatinggi meletakkan telapak kaki-Nya ke dalamnya, akhirnya neraka mengatakan, "Cukup, cukup. (yakni berdetak-detak karena kepenuhan). Abu Ayyub dan Hisyam ibnu Hassan telah meriwayatkan hadis ini dari Muhammad ibnu Sirin dengan sanad yang sama. Jalur lain. Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Hamman ibnu Munabbih, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Surga dan neraka berdebat.
Neraka mengatakan, "Aku dipilih untuk menjadi tempat bagi orang-orang yang sombong dan berlaku sewenang-wenang. Surga berkata, "Mengapa tiada yang memasukiku kecuali hanya orang-orang yang lemah dan yang tidak terpandang? Maka Allah ﷻ berfirman kepada surga, "Engkau adalah rahmat-Ku, dengan melalui engkau Aku rnerahmati siapa yang Kukehendaki di antara hamba-hamba-Ku. Dan berfirman kepada neraka, "Sesungguhnya engkau hanyalah azab-Ku yang dengan melaluimu Aku mengazab siapa yang Kukehendaki di antara hamba-hamba-Ku, dan bagi masing-masing dari kamu berdua Akulah yang akan memenuhinya.
Adapun neraka, maka ia masih belum merasa penuh hingga akhirnya Allah ﷻ meletakkan telapak kaki-Nya ke dalamnya, maka barulah neraka mengatakan, "Cukup, cukup. Dan saat itulah neraka merasa penuh dan sebagian darinya terpisah dengan sebagian yang lain. Allah ﷻ tidak akan berbuat aniaya terhadap seorang pun dari makhluk-Nya. Dan adapun mengenai surga, maka Allah ﷻ senantiasa menciptakan makhluk yang lain baginya. Hadis lain. Imam Muslim mengatakan di dalam kitab sahihnya, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Sa'id r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Surga dan neraka berdebat. Neraka berkata, "Di dalamku terdapat orang-orang yang sewenang-wenang dan orang-orang yang sombong. Surga mengatakan, "Di dalamku terdapat orang-orang yang lemah dan orang-orang yang miskin. Maka Allah ﷻ memutuskan di antara keduanya, untuk itu Dia berfirman kepada surga, "Sesungguhnya engkau adalah rahmat-Ku, dengan melaluimu Aku rnerahmati siapa yang Kukehendaki di antara hamba-hamba-Ku.
Dan berfirman kepada neraka, "Sesungguhnya Engkau adalah azab-Ku yang dengan melaluimu Aku mengazab siapa yang Kukehendaki di antara hamba-hamba-Ku, dan bagi masing masing dari kamu berdua Akulah yang akan memenuhinya. Imam Muslim meriwayatkan hadis secara tunggal tanpa Imam Bukhari melalui jalur ini; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Imam Ahmad meriwayatkannya melalui jalur lain dari Abu Sa'id r.a. dengan konteks yang lebih panjang daripada ini. Dia mengatakan: telah menceritakan kepada kami Rauh dan Hasan, keduanya mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Ata ibnus Sa'ib, dari Ubaidillah ibnu Atabah, dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a., bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Surga dan neraka saling membanggakan diri.
Neraka berkata, "Ya Tuhanku, dimasukkan kepadaku orang-orang yang berlaku sewenang-wenang, orang-orang yang sombong, para raja, dan orang-orang yang terhormat. Surga mengatakan, "Ya Tuhanku, dimasukkan kepadaku orang-orang yang lemah, orang-orang fakir, dan orang-orang miskin. Maka Allah ﷻ berfirman kepada neraka, "Engkau adalah azab-Ku, dengan melaluimu Aku menimpakannya kepada siapa yang Kukehendaki. Dan berfirman kepada surga, "Engkau adalah rahmat-Ku yang memuat segala sesuatu,dan bagi masing-masing darimu berdua Akulah yang akan memenuhinya. Lalu dilemparkan ke dalam neraka para penghuninya, dan neraka bertanya, "Masih adakah tambahannya? Lalu dilemparkan lagi ke dalamnya (penghuni-penghuninya), dan neraka mengatakan, "Masih adakah tambahannya? Lalu dilemparkan lagi ke dalamnya dan neraka masih bertanya, "Masih adakah tambahannya? Pada akhirnya Allah ﷻ mendatanginya dan meletakkan telapak kaki-Nya, maka menyurutlah neraka dan mengatakan, "Cukup, cukup.
Adapun surga, maka ditetapkan di dalamnya segala sesuatu yang dikehendaki olehNya untuk ditetapkan, dan Allah ﷻ menciptakan baginya makhluk-makhluk (lain) menurut apa yang dikehendaki-Nya. Hadis lain. ". Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan di dalam kitab musnadnya, telah menceritakan kepada kami Uqbah ibnu Makram, telah menceritakan kepada kami Yunus, telah menceritakan kepada kami Abdul Gaffar ibnul Qasim, dari Addi ibnu Sabit, dari Zurr ibnu Hubaisy, dari Ubay ibnu Ka'b r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Allah ﷻ memperkenalkan diri-Nya kepadaku pada hari kiamat, maka aku bersujud kepada-Nya dengan sujud yang membuat-Nya rida kepadaku, kemudian aku memuji-Nya dengan pujian yang menyebabkan Dia rida kepadaku. Kemudian diizinkan bagiku untuk berbicara. Lalu umatku melewati sirat (jembatan) yang dipasang di antara ke dua sisi neraka Jahanam. Maka mereka melaluinya (ada yang cepatnya) melebihi kedipan mata, ada yang cepatnya seperti anak panah, dan ada yang cepatnya seperti kuda balap yang terbaik, hingga keluarlah darinya seseorang dengan merangkak; hal itu menurut amal perbuatan (masing-masing).
Dan Jahanam meminta tambahan (isi), hingga akhirnya Allah ﷻ meletakkan telapak kaki -Nya di dalamnya, maka menyisihlah sebagian darinya dengan sebagian yang lain seraya berkata, "Cukup, cukup. Sedangkan saat itu aku berada di haud (telaga)ku. Maka ada yang bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah haud itu?" Beliau ﷺ menjawab: Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya air telaga itu lebih putih daripada susu warnanya, rasanya lebih manis daripada madu dan lebih sejuk daripada air es serta baunya lebih harum daripada minyak kesturi. Sedangkan wadah-wadabnya lebih banyak daripada bilangan bintang-bintang. Seseorang yang telah minum darinya tidak akan merasa haus untuk selama-lamanya, dan tidaklah ia selesai dari meminumnya melainkan merasa segar selama-lamanya.
Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu Yahya Al-Hammami, dari Nasr Al-Jazzar, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan (ingatlah akan) hari (yang pada hari itu) Kami bertanya kepada Jahanam, "Apakah kamu sudah penuh?" Dia menjawab, "Masih adakah tambahan? (Qaf: 30) Ibnu Abbas mengatakan bahwa neraka Jahanam masih belum merasa penuh. Ia mengatakan, "Masih adakah tempat yang akan ditambahkan kepadaku?" Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Al-Hakam ibnu Aban, dari Ikrimah, Dia menjawab, "Masih adakah tambahan?" (Qaf: 30) Yakni masih adakah padaku suatu tempat yang kini semuanya telah penuh? Al-Walid ibnu Muslim telah meriwayatkan dari Yazid ibnu Abu Maryam, ia pernah mendengar Mujahid mengatakan bahwa masih terus-menerus dimasukkan ke dalam neraka (para penghuninya), hingga neraka neagatakan, "Aku telah penuh," dan mengatakan, "Masih adakah tempat tambahan bagiku?" Telah diriwayatkan pula hal yang semisal dari Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam.
Menurut mereka, makna firman Allah ﷻ: Apakah kamu sudah penuh? (Qaf: 30) hanyalah dikatakan kepadanya sesudah Allah ﷻ meletakkan telapak kaki-Nya di dalamnya, maka menjadi surutlah neraka dan saat itu ia mengatakan, "Masih adakah bagiku suatu tempat untuk ditambahkan kepadaku?" Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa yang demikian itu dikatakan manakala tiada suatu tempat pun di dalam neraka yang dapat memuat sebatang jarum (karena semuanya telah penuh terisi), hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Firman Allah ﷻ: Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). (Qaf: 31) Qatadah dan Abu Malik serta As-Saddi mengatakan bahwa uzlifat artinya didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang bertakwa.
pada tempat yang tiada jauh (dari mereka). (Qaf: 31) Demikian itu terjadi pada hari kiamat. Dan dikatakan, "gaira ba'id," yang artinya 'tidak jauh' karena sesungguhnya hari kiamat itu pasti terjadi, dan setiap yang akan terjadi pengertiannya adalah dekat masanya. Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali. (Qaf: 32) Yakni kembali bertobat dan tidak mengulangi dosanya lagi. lagi memelihara. (Qaf: 32) memelihara janji, tidak pernah merusaknya dan tidak pula menyalahinya. Ubaid ibnu Umair mengatakan Al Awwabul Hafiz orang yang bila duduk di majelis tidak pernah meninggalkannya sebelum membaca istigfar. (yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, sedangkan Dia tidak kelihatan (olehnya). (Qaf: 33) Yakni orang yang takut kepada Allah ﷻ dalam kesendiriannya, meskipun tiada orang yang melihatnya selain Allah ﷻ Seperti yang disebutkan dalam sabda Nabi ﷺ yang mengatakan: Dan seorang lelaki yang berzikir kepada Allah sendirian, lalu menangis mengeluarkan air matanya.
dan dia datang dengan hati yang bertobat. (Qaf: 33) Yaitu bersua dengan Allah ﷻ di hari kiamat nanti dengan hati yang bertobat, berserah diri, dan tunduk patuh di hadapan-Nya. masukilah surga itu dengan aman. (Qaf: 34) Qatadah mengatakan, artinya yaitu selamatlah kalian dari azab Allah ﷻ dan para malaikat memberi salam kepada mereka. Firman Allah ﷻ: itulah hari kekekalan. (Qaf: 34) Yakni mereka kekal di dalam surga, dan tidak akan mati selama-lamanya, tidak akan pergi darinya serta tidak mau pindah darinya.. Firman Allah ﷻ: Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki. (Qaf: 35) Maksudnya, apa pun yang mereka minta, maka mereka langsung mendapatkannya. Yaitu berbagai macam kesenangan dan kenikmatan, manakala mereka memintanya langsung disuguhkan kepada mereka.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar'ah, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Usman, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah, dari Yahya ibnu Sa'id, dari Khalid ibnu Ma'dan, dari Kasir ibnu Murrah yang mengatakan bahwa termasuk di antara tambahan nikmat surgawi ialah sekumpulan awan melewati ahli surga, maka awan itu bertanya, "Apakah yang kalian inginkan agar aku menurunkannya bagi kalian?" Maka tiada sesuatu pun yang mereka minta, melainkan hujan menurunkannya kepada mereka.
Kasir mengatakan bahwa sesungguhnya jika Allah ﷻ menjadikan diriku menyaksikan hal tersebut, aku benar-benar akan mengatakan, "Hujanilah kami dengan bidadari-bidadari yang cantik-cantik." Di dalam sebuah hadis dari Ibnu Mas'ud r.a. disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Sesungguhnya engkau benar-benar menginginkan burung di dalam surga, maka dengan serta merta burung itu terjatuh di hadapanmu dalam keadaan telah dipanggang. ". Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Mu'az ibnu Hisyam, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari Amir Al-Ahwal, dari Abu Bakar As-Siddiq r.a., dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Apabila orang mukmin menginginkan anak di dalam surga, maka masa mengandung dan masa melahirkan dan usia (yang diinginkannya) terjadi dalam saat yang sama. Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya dari Bandar, dari Mu'az ibnu Hisyam dengan sanad yang sama.
Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan garib, dan ditambahkan dalam riwayat ini, "sesuai dengan apa yang diinginkannya." Firman Allah ﷻ: dan pada sisi Kami ada tambahannya. (Qaf: 35) Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. (Yunus: 26) Dalam hadis terdahulu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Suhaib ibnu Sinan Ar-Rumi telah disebutkan bahwa yang dimaksud dengan nikmat tambahan ialah memandang kepada Allah ﷻ, yakni Zat Allah ﷻ Al-Bazzar dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan melalui hadis Syarik Al-Qadi, dari Usman ibnu Umair Abul Yaqzan, dari Anas ibnu Malik r.a. sehubungan dengan makna firman Allah ﷻ: dan pada sisi Kami ada tambahannya. (Qaf: 35) Bahwa Tuhan Yang Mahaagung lagi Mahamulia menampakkan diri-Nya kepada mereka tiap hari Jumat.
Imam Abu Abdullah Asy-Syafii telah meriwayatkannya secara marfu maka ia mengatakan dalam kitab musnadnya, bahwa: telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Muhammad, telah menceritakan kepadaku Musa ibnu Ubaidah, telah menceritakan kepadaku Abul Azar alias Mu'awiyah ibnu Ishaq ibnu Talhah, dari Ubaidillah ibnu Umair, bahwa ia pernah mendengar Anas ibnu Malik r.a. mengatakan bahwa Malaikat Jibril a.s. datang dengan membawa sebuah cermin putih yang padanya terdapat tahi lalat kepada Rasulullah ﷺ Maka Rasulullah ﷺ bertanya, "Noktah apakah ini?" Jibril a.s. menjawab, "Ini adalah hari Jumat, yang melaluinya engkau dan umatmu diutamakan. Orang-orang lain mengikut kepada kalian seusainya, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani.
Dan bagi kalian terdapat kebaikan padanya, dan bagi kalian terdapat suatu saat padanya yang tidak sekali-kali seorang mukmin melaluinya, sedangkan ia dalam keadaan berdoa memohon kebaikan padanya, melainkan diperkenankan baginya. Dan menurut kami (para malaikat) hari itu adalah hari tambahan." Rasulullah ﷺ bertanya, "Hai Jibril, apakah yang dimaksud dengan hari tambahan itu?" Jibril a.s. menjawab, "Sesungguhnya Allah ﷻ telah menciptakan di dalam surga Firdaus sebuah lembah yang luas, padanya terdapat bukit-bukit minyak kesturi. Apabila hari Jumat tiba, Allah menurunkan sejumlah malaikat menurut apa yang dikehendaki-Nya, dan di sekitar bukit kesturi itu terdapat mimbar-mimbar dari cahaya untuk tempat duduk para nabi.
Kemudian terdapat pula mimbar-mimbar lain terbuat dari emas yang dihiasi dengan yaqut dan zabarjad untuk tempat duduk para syuhada dan orang-orang yang siddiq, mereka duduk di belakang para nabi di atas bukit-bukit kesturi tersebut. Maka Allah ﷻ berfirman, "Akulah Tuhan kalian, Aku telah menunaikan janji-Ku kepada kalian. Maka sekarang mintalah kalian kepada-Ku, niscaya akan Kupenuhi." Mereka berkata, "Wahai Tuhan kami, kami memohon rida-Mu." Allah ﷻ berfirman, "Aku telah rida kepada kalian, dan untuk kalian Kuberikan semua yang kalian angan-angankan, dan Kuberikan pula sebagai tambahannya dari sisi-Ku." Mereka menyukai hari Jumat, mengingat kebaikan yang diberikan kepada mereka dari Tuhan mereka di hari itu.
Hari Jumat merupakan hari yang padanya Allah ﷻ bersemayam (berkuasa) di atas 'Arasy, pada hari Jumat Adam diciptakan, dan pada hari Jumat pula hari kiamat terjadi. Demikianlah menurut apa yang diketengahkan oleh Imam Syafii rahimahullah di dalam Kitabul Jumu'ah, bagian dari kitab Al-Umm-nya, dan hadis ini diriwayatkan melalui berbagai jalur dari Anas ibnu Malik r.a. Ibnu Jarir telah meriwayatkan hadis ini melalui Usman ibnu Umair, dari Anas r.a. dengan lafaz yang lebih panjang daripada ini. Telah disebutkan pula sehubungan dengan hal ini oleh atsar yang cukup panjang bersumber dari Anas ibnu Malik r.a. secara mauquf tetapi di dalamnya banyak terdapat hal-hal yang garib (aneh-aneh). Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Darij, dari Abul Haisam, dari Abu Sa'id r.a., dari Rasulullah ﷺ yang telah bersabda: Sesungguhnya seseorang di dalam surga benar-benar duduk bersandar di dalamnya selama tujuh puluh tahun sebelum beranjak, kemudian datanglah kepadanya seorang wanita yang tingginya sama dengannya, maka ia memandang ke arah wajahnya dan pipinya lebih jernih daripada cermin, dan sesungguhnya mutiara yang terkecil yang dikenakannya dapat menerangi antara timur dan barat.
Lalu wanita itu mengucapkan salam kepadanya, dan ia menjawab salamnya, lalu lelaki itu menanyainya, "Siapakah engkau?" Wanita itu menjawab, "Aku adalah termasuk tambahan (nikmat surga) itu. Dan sesungguhnya wanita itu memakai tujuh macam perhiasan, yang paling rendahnya semisal dengan nu'man yang dari Tuba, maka pandangan matanya dapat menembusnya hingga ia dapat melihat sumsum betisnya di balik perhiasan (pakaian) yang dikenakannya itu. Dan sesungguhnya mahkota yang dikenakan oleh wanita itu, mutiara yang paling rendah daripadanya, benar-benar dapat menerangi antara timur dan barat. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Abdullah ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris, dari Darij dengan sanad yang sama."
Setelah ayat yang lalu menjelaskan keadaan orang kafir dan neraka yang akan dihuninya, selanjutnya ayat ini menjelaskan keadaan orang yang bertakwa dan kenikmatan yang dijanjikan Allah kepada mereka. Sedangkan surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa, yang mantap ketakwaannya, pada tempat yang tidak jauh dari mereka. Me-reka dapat melihat kenikmatan dan kelezatan yang disediakan untuk mereka. 32. Para malaikat berkata kepada mereka 'Inilah nikmat, yakni surga dan segala kenikmatannya yang dijanjikan kepadamu, yaitu kepada setiap hamba yang senantiasa bertobat kepada Allah dan memelihara semua peraturan-peraturan-Nya.
Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang bertakwa berada di depan surga. Mereka melihat segala macam kenikmatan dan kegembiraan yang telah dijanjikan Allah kepada mereka dalam Al-Qur'an, segala macam kenikmatan dan kelezatan tidak ada habisnya, bahkan kekal selama-lamanya. Semua itu sebagai penghargaan kepada orang-orang yang bertakwa.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
JAHANNAM DAN SURGA
Ayat 30
“Pada hari yang Kami akan belianya kepada Jahannam, ‘Apakah kau sudah penuh?'"
Dengan pangkal ayat yang sedikit ini telah dibayangkan bagaimana dahsyatnya Hari Kiamat itu; berbondong orang-orang yang berdosa dihalaukan masuk ke dalam neraka, tidak henti-hentinya dan tidak putus-putusnya, entah beratus ribu, entah beribu-ribu, entah berjuta orang yang dibondongkan ke dalam, sampai dikatakan dalam ayat bahwa Allah bertanya kepada Jahannam itu, apakah kau sudah penuh? Tidaklah syak lagi bahwa Allah Maha Mengetahui telah penuh atau belum penuh isi Jahannam. Jika Allah bertanya, bukanlah berarti bahwa Allah bertanya karena tidak tahu, hanyalah buat menggambarkan kepada kita betapa hebat dahsyatnya hari itu. Lalu Jahannam menjawab lagi dengan pertanyaan pula,
“Dan dia berkata, ‘Masih adakah tambahan?'"
Pertanyaan seperti ini daripada jahannam kepada Allah bukanlah bertanya karena belum mengetahui berapa tambahannya lagi, melainkan berarti bahwa neraka Jahannam
masih bersedia menerima, berapa lagikah akan ditambahkan. Dari membaca keaslian ayat ini, timbullah kesan ketakutan dan kengerian di hati orang sehingga berusahalah dia menjauhkan diri daripada berbuat dosa melanggar perintah Allah. Sebab apabila Allah telah murka, berapa jua pun makhluk yang membuat dosa itu, namun Jahannam masih belum akan penuh, walaupun berapa yang dimasukkan.
Sebaliknya sesudah menjelaskan betapa kejam, betapa ngeri, selalulah Allah menjelaskan pula kemudahan amalan baik, sebagai lawan dari kengerian Jahannam.
Ayat 31
“Dan didekatkantah surga itu bagi orang-orang yang bertakwa."
Kecemasan karena menerima ayat 30 di atas itu, segera diobati dan dihilangkan kesannya bagi orang yang bertakwa. Mereka tidak usah khawatir, mereka tidak usah merasa takut (khaufun) dan tidak usah merasa duka cita (yahzanuun). Sebab bagi orang yang bertakwa surga itu kian lama kian dekat Lebih dijelaskan lagi di ujung ayat,
“Pada tempat yang tidak jauh."
Di hadapan kita ada dua kemungkinan. Pertama kita berbuat dosa, mendurhaka, tidak memedulikan perintah Allah, keras kepala. Maka Jahannam menganga menunggu. Berapa pun dimasukkan manusia ke dalamnya, dia tidak akan penuh. Kita pun takut mendengar berita itu dan berita dari Allah di dalam kitab suci-Nya Al-Qurian adalah benar. Dalam ketakutan dan kecemasan itu kita tidak perlu cemas, tidak perlu takut bahkan mendekatlah kepada surga dari masa sekarang juga, dengan berbuat amal yang saleh bertakwa kepada Allah. Bagaimanapun susah memperjuangkan kebenaran, namun surga itu kian lama bukan kian jauh, melainkan kian dekat. Bahkan dengan amal saleh dan takwa, in syaa Allah, neraka itulah yang kian jauh dari kita. Di kala hidup di dunia ini kepada kita diberi kesempatan memilih dan pasti sebagai manusia yang sehat jiwanya, kita akan memilih surga.
Ayat 32
“Inilah apa yang telah dijanjikan kepadamu."
Dan janji Allah selalu adalah benar, tidak pernah ada yang mungkir. Cuma kita manusia jualah yang selalu lalai dan lupa akan janji kita dengan Allah. Sehingga kecelakaan yang akan menimpa diri kita tidak lain sebabnya hanyalah karena kesalahan kita sendiri."Kepada setiap hamba yang selain menuju kembali/' yaitu hamba-hamba Allah yang sadar bahwa perjalanan hidup di dunia ini, dari mulai lahir ke dunia sampai mati, tidak lain perjalanan itu ialah pulang kembali kepada Allah. Allah selalu memperlihatkan kepada kita bahwasanya umur manusia itu Allah yang menentukan. Kadang-kadang sebentar orang hidup, dia pun telah kembali ke hadirat Allah, dia telah mati. Mum-bang jatuh kelapa pun jatuh, muda jatuh tua pun mesti jatuh. Kembali kepada Allah adalah akhir perjalanan, tidak ada lain!
“Lagi memelihara."
Maka apabila manusia telah sadar bahwa perjalanan hidup di dunia ini tidak lain ialah kembali kepada Allah, hendaklah orang berusaha memelihara hubungannya dengan Allah, mengerjakan perintah-Nya, menghen-tikan larangan-Nya, beriman yang penuh dan beramal yang saleh, sehingga bila waktu kembali itu datang, tidak akan ada kegugupan lagi.
Teringatlah saya hubungan saya dengan guru saya dan ayah tercinta, Syekh Abdulkarim Amrullah setelah beliau diasingkan Belanda ke Tanah Jawa, lalu pindah ke Jakarta setelah Jepang masuk ke Indonesia tahun 1943. Saya ziarah kepada beliau dari Medan. Pada suatu hari beliau duduk menghadapi meja, sedang mulutnya masih tetap komat-kamit karena ada yang beliau baca. Maka saya, yang waktu
itu baru berusia 35 tahun bertanya kepada beliau, “Abuya selalu kalau duduk seorang diri berkomat-kamit mulutnya, membaca ayat-ayat Allah. Kadang-kadang kedengaran ayat yang dibaca dan kadang-kadang tidak. Terang bahwa yang Abuya baca ialah Al-Qur'an. Apakah itu persediaan Abuya buat pulang kembali?"
Karena kasih sayangnya kepada putranya, yang beliau sangat harapkan akan menggantikan kedudukannya, sengaja beliau hentikan membaca dan beliau jawab pertanyaan saya, “Memang, Abuya membaca ayat-ayat, persediaan buat kembali. Sehingga bila panggilan pulang datang di saat ini juga, Abuya siap melaksanakan persediaan pulang itu!"
“Isti'daad tanyaku. (Isti'daad artinya persediaan].
“Na'amr isti'laad," jawab beliau dengan tegas dan senyum.
“Sehingga satu bungkusan kecil pun tidak ada yang merintang!"
“Na'am, sehingga satu bungkusan kecil pun tidak ada yang merintang. Sampai jika kiranya Malakul Maut bertanya, ‘Sudah siap Abdulkarim?' Segera Ayah jawab, ‘Sudah!' dan di saat itu juga kita berangkat bila panggilan itu datang."
Meskipun sebagai pemuda usia 35 tahun, saya masih tertawa dan belum sanggup dalam usia sedemikian muda melaksanakan seperti beliau, namun di waktu itu telah ada juga cita-cita hendak hidup seperti beliau pula, selalu membaca ayat Allah dan selalu siap bila panggilan datang, sampai sebuah bungkusan kecil pun tidak akan merintang.
Ayat 33
“(Yaitu) orang-orang yang merasa takut kepada Allah Yang Rahman di dalam gaib."
Allah Yang Rahman itu adalah gaib. Kita tidak dapat melihat-Nya dengan mata kepala kita tetapi apabila iman telah tumbuh di hati kita, meskipun Allah itu gaib, jiwa kita akan merasakan bahwa yang gaib itu adalah nyata.
Sebab Allah telah menyebutkan juga bahwa Dia adalah zahir, yang berarti nyata. Tetapi dia adalah batin, yang berarti tersembunyi di dalam batin. Iman kita akan mempertautkan di antara zahir dengan batin itu. Apabila kita telah merasakan dalamnya iman, kita pun pasti akan merasakan halawatul iman, yaitu bahwa iman itu adalah manis. Sehingga walaupun Allah itu gaib, namun dengan sebab halawatul iman, Allah dirasakan menjadi kenyataan. Karena hidup bukanlah semata-mata penglihatan mata dan pendengaran telinga. Hidup disertai juga dengan timbulnya perasaan. Kadang-kadang perasaan itu menembus barang yang tidak dapat ditembus oleh akal!
“Dan dia datang dengan hati yang bertobat."
Maka dengan tertulisnya kalimatjf'a'a yang berarti datang, jelas sekalilah bahwa iman yang kita pupuk dalam hati itu selalu aktif, bukan berdiam, bukan menunggu, melainkan datang, melainkan menempuh ke muka dan bukan mundur ke belakang dan bukan lalai dan bimbang.
Kita datang kepada Allah dengan perasaan tobat. Jika tersesat selama ini, kita pun surut kepada kebenaran. Jika terlanjur langkah kita, kita pun kembali kepada jalan yang benar. Jika kita telah kufur, kita pun segera tobat. Tidak ada kusut yang tidak bisa selesai, tidak ada keruh yang tidak bisa jernih, asalkan satu hal tidak hilang dari hati kita, yaitu kepercayaan kepada rahman dan rahim-Nya Allah.
Ayat 34
“Masuklah kamu ke dalamnya dengan sentosa!"
Yaitu masukilah ke dalam surga yang telah disediakan itu dengan perasaan aman dan sentosa, sebab surga adalah negeri yang aman dan sentosa, sebagai obat penawar dari kepayahan dan kerja keras dan jihad tatkala hidup di dunia.
Itulah hari yang kekal."
Apabila telah masuk ke dalamnya, itulah nikmat yang sempurna dan akan kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.
Ayat 35
“Untuk mereka di dalamnya apa saja yang mereka kehendaki."
Dan berbagai nikmat dan rahmat Allah yang dapat kita khayatkan di kala di dunia ini, “Danpada Kami ada lagi tambahan."