Ayat
Terjemahan Per Kata
ذَٰلِكُم
demikian tiu
بِأَنَّكُمُ
karena sesungguhnya kamu
ٱتَّخَذۡتُمۡ
kalian menjadikan
ءَايَٰتِ
ayat-ayat
ٱللَّهِ
Allah
هُزُوٗا
olok-olokan
وَغَرَّتۡكُمُ
dan telah menipu kamu
ٱلۡحَيَوٰةُ
kehidupan
ٱلدُّنۡيَاۚ
dunia
فَٱلۡيَوۡمَ
maka pada hari
لَا
tidak
يُخۡرَجُونَ
mereka dikeluarkan
مِنۡهَا
darinya(neraka)
وَلَا
dan tidaklah
هُمۡ
mereka
يُسۡتَعۡتَبُونَ
mereka diberi kesempatan bertaubat
ذَٰلِكُم
demikian tiu
بِأَنَّكُمُ
karena sesungguhnya kamu
ٱتَّخَذۡتُمۡ
kalian menjadikan
ءَايَٰتِ
ayat-ayat
ٱللَّهِ
Allah
هُزُوٗا
olok-olokan
وَغَرَّتۡكُمُ
dan telah menipu kamu
ٱلۡحَيَوٰةُ
kehidupan
ٱلدُّنۡيَاۚ
dunia
فَٱلۡيَوۡمَ
maka pada hari
لَا
tidak
يُخۡرَجُونَ
mereka dikeluarkan
مِنۡهَا
darinya(neraka)
وَلَا
dan tidaklah
هُمۡ
mereka
يُسۡتَعۡتَبُونَ
mereka diberi kesempatan bertaubat
Terjemahan
Yang demikian itu (terjadi) karena sesungguhnya kamu telah menjadikan ayat-ayat Allah sebagai (bahan) olok-olok dan kamu telah diperdaya oleh kehidupan dunia.” Maka, pada hari ini mereka tidak dikeluarkan darinya (neraka) dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertobat.
Tafsir
(Yang demikian itu, karena sesungguhnya kalian menjadikan ayat-ayat Allah) Al-Qur'an (sebagai olok-olokan dan kalian telah ditipu oleh kehidupan dunia) sehingga kalian berani mengatakan bahwa tidak ada hari berbangkit dan tidak ada hari hisab (maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan) dapat dibaca Yukhrajuuna dan Yakhrujuuna, kalau dibaca Yakhrujuuna artinya mereka tidak dapat keluar (daripadanya) dari neraka (dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertobat) tidak dituntut untuk membuat amal keridaan terhadap Rabbnya, yaitu berupa tobat dan ketaatan kepada-Nya, karena pada hari itu hal-hal tersebut sudah tidak bermanfaat lagi.
Tafsir Surat Al-Jathiyah: 30-37
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Itulah keberuntungan yang nyata. Dan adapun orang-orang yang kafir (kepada mereka di katakan), "Maka apakah belum ada ayat-ayat-Ku yang dibacakan kepadamu, lalu kamu menyombongkan diri dan kamu jadi kaum yang berbuat dosa? Dan apabila dikatakan (kepadamu), "Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar dan hari berbangkit itu tidak ada keraguan padanya, "niscaya kamu menjawab, "Kami tidak tahu apakah hari kiamat itu, kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini (nya).
Dan nyatalah bagi mereka keburukan-keburukan dari apa yang mereka kerjakan dan mereka diliputi oleh (azab) yang mereka selalu memperolok-oloknya. Dan dikatakan (kepada mereka), "Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini dan tempat kembalimu ialah neraka dan kamu sekali-kali tidak memperoleh penolong. Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia, maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertobat.
Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan semesta alam. Dan bagi-Nyalah keagungan di langit dan di bumi, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Allah ﷻ menceritakan tentang hukum-Nya terhadap makhluk-Nya kelak di hari kiamat. Untuk itu Dia berfirman: Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh (Al-Jatsiyah: 30) Yakni beriman hatinya dan semua anggota tubuhnya mengerjakan amal-amal yang saleh, yaitu amal perbuatan yang ikhlas karena Allah dan sesuai dengan tuntunan syariat.
maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya. (Al-Jatsiyah: 30) Maksudnya, ke dalam surga. Seperti yang telah di sebutkan di dalam hadis sahih, bahwa Allah ﷻ berfirman kepada surga: Engkau adalah rahmat-Ku, Aku merahmati siapa yang Kukehendaki melalui engkau." Itulah keberuntungan yang nyata. (Al-Jatsiyah: 30) Yakni yang jelas dan gamblang. Kemudian di sebutkan dalam firman berikutnya: Dan adapun orang-orang yang kafir (kepada mereka dikatakan), "Maka apakah belum ada ayat-ayat-Ku yang dibacakan kepadamu, lalu kamu menyombongkan diri? (Al-Jatsiyah: 31) Yakni dikatakan hal tersebut kepada mereka sebagai kecaman dan cemoohan. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa bukankah telah dibacakan kepada kalian ayat-ayat Allah Swt, tetapi kalian bersikap sombong dan tidak mau mengikutinya, kalian berpaling dari mendengarkannya, dan kalian adalah orang-orang yang berdosa dalam semua perbuatan kalian di samping itu hati kalian dipenuhi dengan kedustaan? Dan apabila dikatakan (kepadamu), "Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar dan hari berbangkit itu tidak ada keraguan padanya. (Al-Jatsiyah: 32) Yaitu apabila orang-orang mukmin mengatakan hal tersebut kepada kalian.
niscaya kalian menjawab, "Kami tidak tahu apakah hari kiamat itu.(Al-Jatsiyah: 32) Maksudnya, kami tidak mengerti apakah hari kiamat itu. kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja. (Al-Jatsiyah: 32) Yakni kami tidak mengira akan kejadiannya selain hanya menduga-duga saja. Dengan kata lain, kejadian hari kiamat itu menurut pandangan kami hanyalah suatu hal yang bersumber dari dugaan saja. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan: dan kami sekali-kali tidak meyakini (nya). (Al-Jatsiyah: 32) Yaitu tidak dapat memastikan kejadiannya.
Dalam firman berikutnya disebutkan pula: Dan nyatalah bagi mereka keburukan-keburukan dari apa yang mereka kerjakan. (Al-Jatsiyah: 33) Yakni tampak jelas bagi mereka hukuman dari perbuatan-perbuatan mereka yang jelek itu. dan mereka diliputi. (Al-Jasiyalrr 33) Maksudnya, dikelilingi. oleh (azab) yang mereka selalu memperolok-olokkannya. (Al-Jatsiyah: 33) Yaitu azab dan pembalasan yang dahulunya mereka perolok-olokkan. Dan dikatakan (kepada mereka), "Pada hari ini Kami melupakan kamu.(Al-Jatsiyah: 34) Yakni kami akan memperlakukan kamu sebagaimana perlakuan orang yang melupakan kamu di dalam neraka Jahanam. sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini. (Al-Jatsiyah: 34) Yakni kalian tidak mau beramal untuk menyambut kedatangannya, disebabkan kalian tidak mempercayai keberadaannya.
dan tempat kembalimu ialah neraka dan kamu sekali-kali tidak memperoleh penolong. (Al-Jatsiyah: 34) Di dalam hadis sahih disebutkan bahwa Allah ﷻ berfirman kepada sebagian hamba-hamba-Nya pada hari kiamat: "Bukankah Aku telah mengawinkanmu dan bukankah Aku telah memuliakanmu? Bukankah Aku telah menundukkan kuda dan unta untukmu, dan Aku biarkan kamu memimpin dan bertempat tinggal? Maka si hamba itu bekata, "Memang benar, ya Tuhanku. Allah berfirman, "Apakah kamu meyakini bahwa kamu akan bersua dengan-Ku? Si hamba menjawab, "Tidak.'.' Maka Allah ﷻ berfirman, "Maka pada hari ini Aku melupakanmu sebagaimana kamu melupakan Aku.
Allah ﷻ berfirman: Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan. (Al-Jatsiyah: 35) Yakni sesungguhnya Kami memberikan balasan ini kepadamu hanyalah karena kamu telah menjadikan hujah-hujah Allah terhadap kalian sebagai bahan olok-olokanmu. Kamu memperolok-olokkannya dan menghinanya, dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia. (Al-Jatsiyah: 35) Kegemerlapan duniawi telah menipu kalian, dan kalian merasa tenang dan bahagia dengannya. Karena itulah kalian menjadi orang-orangyang merugi. Karena itulah disebutkan oleh firman berikutnya: Maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertobat. (Al-Jatsiyah: 35) Yakni mereka tidak diberi kesempatan untuk bertobat, melainkan langsung diazab tanpa diperiksa terlebih dahulu dan tanpa ditanyai, sebagaimana sebagian dari orang-orang mukmin dimasukkan ke dalam surga tanpa azab dan tanpa dihisab.
Setelah meyebutkan hukum-Nya terhadap orang-orang mukmin dan orang-orang kafir, lalu Allah ﷻ berfirman: Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi. (Al-Jatsiyah: 36) Yaitu yang memiliki keduanya dan semua yang ada pada keduanya. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya: Tuhan semesta alam. (Al-Jatsiyah: 36) Adapun firman Allah ﷻ: Dan bagi-Nyalah keagungan di langit dan bumi. (Al-Jatsiyah: 37) Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kibriya ialah kekuasaan. Yakni Dialah Yang Mahabesar, Yang Mahaagung, Yang segala sesuatu tunduk dan berhajat kepada-Nya. Di dalam hadis sahih disebutkan: ".
Allah ﷻ berfirman, "Kebesaran adalah (bagaikan) kain-Ku, Keagungan adalah (bagaikan) selendang-Ku. Maka barang siapa yang menyaingi-Ku dalam salah satu dari keduanya, niscaya Kutempatkan dia di dalam neraka-Ku. Imam Muslim meriwayatkan hadis ini melalui Al-A'masy, dari Abi Ishaq, dari Al-Agar alias Abu Muslim, dari Abu Hurairah dan Abu Sa'id r.a, dari Rasulullah ﷺ dengan lafaz yang semisal. Firman Allah ﷻ: Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Al-Jatsiyah: 37) Yakni Mahaperkasa, tiada seorang pun yang dapat mengalahkan dan tiada pula yang dapat mencegah-Nya. Dan Dia Mahabijaksana dalam semua ucapan, perbuatan, syariat, dan takdir-Nya. Mahatinggi dan Mahasuci Allah; tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia.
[Penghujung juz 25]"
Yang demikian itu, yakni apa yang kamu alami sekarang ini, karena sesungguhnya kamu telah menjadikan ayat-ayat Allah yang telah di bacakan kepadamu sewaktu di dunia dahulu sebagai olok-olokan dan kamu telah di tipu oleh kehidupan dunia. ' Maka untuk menjalani siksaan yang amat pedih pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka di beri kesempatan untuk bertobat karena masa untuk bertobat telah berlalu. 36. Maka segala puji hanya bagi Allah, Tuhan pencipta, pemilik, dan pemelihara langit dan bumi, Tuhan Yang Mahakuasa atas seluruh alam.
Pada ayat ini Allah menjelaskan mengapa orang-orang kafir itu harus menerima siksaan dan azab yang mengerikan itu, sebabnya ialah:
1. Karena waktu mereka hidup di dunia, mereka memperolok-olok ayat-ayat Allah yang disampaikan kepada mereka melalui Rasul-Nya. Sikap ini dianggap sebagai sikap yang penuh keangkuhan dan kesombongan. Mereka juga ingin mendangkalkan iman yang telah meresap dalam dada kaum Muslimin dengan berbagai macam dalih dan cara.
2. Mereka telah tertipu oleh kenikmatan hidup di dunia, sehingga mereka melupakan kehidupan akhirat yang menjadi tujuan akhir kehidupan manusia.
Itulah sebabnya ketika Allah menjatuhkan keputusan-Nya, tidak ada kemungkinan bagi mereka untuk melepaskan diri dari azab dan tidak ada lagi ampunan bagi mereka.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 27
“Dan bagi Allah-lah semua kepunyaan langit dan bumi. Dan pada hari berdirinya Kiamat, pada hari itu, rugilah orang-orang yang mendustakan."
Dengan ayat ini Allah mengingatkan kembali bahwa sebagai penguasa kerajaan langit dan bumi yang didirikan di atas kebenaran dan keadilan. Dia pasti akan mengadakan hari pembalasan. Kalau Kiamat tidak diadakan-Nya, tiada artinya Dia memilih manusia di antara sekalian makhluk untuk menjadi kha-lifah-Nya di bumi. Percuma perhitungan buruk dan baik, salah dan benar dari akal manusia. Nyatalah pada hari itu akan rugi orang yang mendustakannya. Bukan rugi akan perbuatannya yang jahat selama di dunia akan menerima hukuman saja. Tetapi lebih rugi lagi karena perbuatannya yang baik pun tidak akan mendapat penghargaan.
Ayat 28
“Dan akan engkau lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat akan dipanggil kepada kitabnya. Pada hari ini kamu akan dibalas menwiut apa yang pennah kamu kenjakan."
Semua orang berlutut dengan hormat, takut dan cemas, sebab akan berhadapan dengan mahkamah Ilahi. Dengan dada berdebar-debar mengingat zaman lampau di dalam menempuh perjuangan hidup melalui baik dan buruk. Segala kesalahan besar ataupun kecil, terkenanglah semua. Di sebelah kanan terberitanglah jalan ke surga dan di sebelah kiri jalan ke neraka. Dada berdebar sambil berlutut, memikirkan ke jurusan manakah aku akan dibawa kelak. Masing-masing pun dipanggil untuk dipertemukan dengan kitab catatan tentang dirinya. Semua catatan itu sangat lengkap, berita sejak lahir ke dunia sampai menutup mata, lebih lengkap daripada yang diingat sendiri. Lalu dikatakan bahwa engkau akan diberi balasan menurut apa yang telah engkau kerjakan tatkala engkau hidup di dunia dahulu itu. Dan dikatakan lagi,
Ayat 29
“Inilah kitab Kami yang menuturkan kepada kamu dengan beriman. Sesungguhnya Kami adalah mencatat apa-apa yang pernah kamu kerjakan."
Lengkap catatan itu pada Allah, sedang catatan yang ada pada kita sendiri hanya ingatan saja. Sebab sementara kita hidup ini, pencatat yang ditugaskan Allah senantiasa ada dekat kita, menurutkan kita ke mana pun kita pergi. Walaupun kita sedang menyendiri, janganlah disangka bahwa kita sendiri. Di sekeliling kita, ramai dengan orang yang tidak kelihatan oleh mata ini. Dia selalu mencatat apa yang kita bicarakan bahwa gerak-gerik kita, bahkan yang masih terakhir dalam hati belum menjadi kenyataan.
Itulah sebabnya maka kita disuruh selalu membersihkan batin, mengatasi pengaruh hawa nafsu. Karena, apabila jiwa sudah mulai bersih, dari sedikit ke sedikit akan terasa adanya malaikat-malaikat itu di sekeliling kita.
Setelah penulis Tafsir al-Azhar ini mula-mula mengenal dan memakai pita rekaman (tape recorder) beberapa tahun yang lalu, kesan yang pertama timbul ialah keyakinan akan adanya pita rekaman gaib yang terpasang di sekeliling kita setiap hari, yaitu pita rekaman yang tidak dapat dipalsukan karena malaikat-malaikat yang menjaga itu tidak berkepentingan kepada memalsukannya. Bagaimana teknik buatannya, tidaklah kita mengetahuinya, namun yang pasti adalah segala teknik yang didapat oleh manusia sampai ke zaman kita ini dan seterusnya, hanyalah semata-mata ilham yang diberikan Allah. Adapun yang belum diberikan-Nya dan tidak akan diberikan-Nya, tidaklah kita ketahui berapa banyaknya. Maka catatan-catatan itulah nanti yang akan disesuaikan satu demi satu dengan pengalaman dan pengakuan kita sendiri, yang tidak ada upaya buat memungkirinya, sebab kita berhadapan dengan kebenaran,
Ayat 30
“Maka adapun orang-orang yang beriiman dan beriamatyang baik-baik maka akan dimasukkan mereka oleh Tuhan mereka ke dalam rahmat-Nya. Demikian itulah kejayaan yang nyata."
Surgalah tempat rahmat itu.
Ayat 31
“Dan adapun orang-orang yang tidak mau percaya."
Maka datanglah firman Allah kepada mereka di waktu itu,
“Bukankah firman-firman-Ku telah dibacakan kepada kamu, namun kamu menyombong karena kamu adalah kaum yang durhaka."
Ayat 32
“Dan apabila dikatakan, ‘Sesungguhnya janji Allah itu adalah berian dan Kiamat tidak ragu lagi padanya.' Kamu katakan, ‘Kami tidak tahu apa itu Kiamat. Tidaklah kami pencaya kepadanya melainkan dengan sangka-sangka dan tidaklah kami yakin."
Diterkalah sekarang, semasa masih hidup ini apa yang terasa dalam hati setiap orang yang tidak mau percaya. Mereka ada yang berani mengatakan aku tidak kenal apa itu Kiamat, tetapi buat mengatakan pasti Kiamat itu tidak akan ada, mereka ragu pula. Yang bermain hanyalah sangka-sangka dan agak. Mereka me-ngaku tidak yakin.
Bukan soal Kiamat saja manusia banyak begitu. Bahkan dalam soal yang pokok sekali, yaitu dalam kepercayaan tentang adanya Allah pun banyak yang demikian sebagaimana di atas telah kita terangkan. Yaitu ragu-ragu. Akan menolak sama sekali, mereka pun tidak kuat. Kalau mereka memastikan Allah tidak ada, atau Kiamat tidak akan ada, sebenarnya hanyalah keputusan yang tidak dapat menghabiskan begitu saja keragu-raguan yang ada dalam hati. Mereka hendak mengelak dan iman tentang ada, lalu mereka lari kepada iman tentang tidak ada. Dengan demikian mereka bertambah ditimpa oleh kekusutan batin. Maka setelah Kiamat itu datang,
Ayat 33
“Dan niscaya akan nyatalah bagi mereka kejahatan dari apa-apa yang mereka kenjakan dan akan mengepung merekatah apa-apa yang pennah mereka penolok-olokkan itu."
Maka bila Kiamat itu telah datang, orang-orang tidak mau memercayainya itu berha-dapanlah dengan kenyataan. Kejahatan-kejahatan yang dikerjakan tatkala hidup di dunia, yang merugikan diri sendiri dan merugikan orang lain, yang ditangka sudah habis begitu saja, tidak ada orang yang menuntut, tiba-tiba ternyata Allah sendiri yang menuntutnya. Doa dan ratap tangis orang yang teraniaya terobatilah pada masa itu. Segala kepalsuan terbuka, penganiayaan diadili dan segaia yang dahulu diperolok-olokkan itu semuanya telah menjadi kenyataan; mengepung dari kiri kanan, muka belakang.
Ayat 34
“Dan akan dikatakan."(Oleh Tuhan pada masa itu):"Pada hari ini Kami lengahkan kamu." (Tidak Kami acuhkan)"Sebagaimana kamu" (di kata hidup)"telah melengahkan hari pentemuan kamu ini."
Tidak kamu pedulikan dan tidak kamu acuhkan. Sebab kamu menyangka bahwa hidup sudah selesai hingga itu saja.
“Dan tempat kembali kamu ialah neraka dan tidak ada untuk kamu orang-orang yang akan menolong."
Ayat 35
“Yang demikian itu ialah karena kamu ambil ayat-ayat Allah menjadi tentawaan."
Karena olok-olokkan, kamu permain-mainkan, kamu pandang remeh saja."Dan ditipu kamu oleh hidup dunia." Sedang hidup akhirat kamu mungkiri sama sekali. Padahal sehingga manalah batas kepuasanmu dengan hidup dunia yang rendah itu. Yang laksana meminum air laut, bertambah diminum, bertambah haus.
“Maka pada hari ini tidaklah akan dikeluarkan kamu daripadanya dan tidak akan diminta kembali supaya taat."
Menyesal pada waktu itu tidak ada perlu lagi. Kalau hendak menyesal di kala hidup inilah tempatnya. Hendak bertobat di dalam neraka lalu hendak beriman dan taat tidak lagi akan diterima. Tempat bertobat dan taat ialah di dunia; adapun di akhirat ialah tempat menerima balasan.
Segala yang akan berlaku itu ialah kebenaran dan keadilan. Kesempurnaan peraturan Allah, yaitu yang taat mendapat rahmat dan bahagia, dan yang durhaka mendapat siksa sengsara, adalah benar dan adil. Hukum yang tidak adil adalah mustahil atas Allah. Sebab itu maka manusia yang berakal dan berbudi akan tetaplah memuji Allah, atas kebenaran dan keadilan-Nya sebagai tersebut pada dua ayat penutup surah ini.
Ayat 36
“Maka kepunyaan Allah-lah sekalian puji-pujian. Tuhan dari semua langit dan Tuhan dari bumi. Tuhan sanwa sekalian atom."
Pada semua langit itu berlaku peraturan-Nya, pada bumi pun demikian. Dan berlaku pula peraturan-Nya pada semua makhluk isi alam, terutama manusia. Daripada tidak ada, diadakan-Nya, dihidupkan-Nya dan diberi— Nya akal lalu dimatikan-Nya dan diminta-Nya pertanggungjawaban hidupnya.
Ayat 37
“Dan bagi-Nyalah segenap kebesaran, di semua langit dan bumi. Dan Dia adalah Mahagagah, Mahabijaksana."
Maka di hadapan kebesaran-Nya itulah kelak di hari Kiamat, umat manusia akan berlutut (Jaatsiyah), menunggu pemeriksaan surat-suratnya. Dan di dunia ini pun kita telah mulai berlutut menyerahkan diri, bertobat karena tidak ada tempat berlindung daripada kejaran murka-Nya, melainkan kepada-Nya jua kita berserah diri.
Karena al-Jatsiyah, yang tersebut di ayat 28 amat mengesankan untuk orang yang beriman, dan dijadikanlah dia nama dari surah ini menurut sunnah yang digariskan Rasulullah ﷺ dengan petunjuk Jibril, karena demikian kehendak Allah adanya.
Selesai tafsir surah al-Jaatsiyah.