Ayat
Terjemahan Per Kata
فَإِنَّمَا
maka sesungguhnya
يَسَّرۡنَٰهُ
Kami mudahkannya
بِلِسَانِكَ
dengan lisan/bahasamu
لَعَلَّهُمۡ
supaya mereka
يَتَذَكَّرُونَ
mereka mendapat pelajaran
فَإِنَّمَا
maka sesungguhnya
يَسَّرۡنَٰهُ
Kami mudahkannya
بِلِسَانِكَ
dengan lisan/bahasamu
لَعَلَّهُمۡ
supaya mereka
يَتَذَكَّرُونَ
mereka mendapat pelajaran
Terjemahan
Sesungguhnya Kami telah memudahkannya (Al-Qur’an) dengan bahasamu (Arab) supaya mereka mendapat pelajaran.
Tafsir
(Sesungguhnya Kami mudahkan ia) Kami mudahkan Al-Qur'an itu (dengan bahasamu) dengan bahasa Arab supaya orang-orang Arab dapat memahaminya darimu (supaya mereka mendapat pelajaran) supaya mereka dapat mengambilnya sebagai nasihat, karena itu lalu mereka beriman kepadamu; tetapi ternyata mereka tidak juga mau beriman.
Tafsir Surat Ad-Dukhan: 51-59
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air; mereka memakai sutra yang halus dan sutra yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan, demikianlah. Dan kami berikan kepada mereka bidadari. Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran), mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka, sebagai karunia dari Tuhanmu. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar.
Sesungguhnya kami mudahkan Al-Qur'an itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat penjelasan. Maka tunggulah; sesungguhnya mereka itu menunggu (pula). Setelah menyebutkan keadaan yang dialami oleh orang-orang yang celaka, lalu Allah ﷻ meyebutkan keadaan yang di alami oleh orang-orang yang berbahagia. Karena itulah maka Al-Qur'an dijuluki dengan gelar Ma'sani. Untuk itu Allah ﷻ berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa. (Ad-Dukhan: 51) Yakni ketika di dunianya. berada dalam tempat yang aman. (Ad-Dukhan: 51) Yaitu, di akhirat. Tempat yang dimaksud adalah di dalam surga, mereka aman di dalamya dari kematian dan terusir, juga dari sedih, kaget, lelah, dan cape, aman dari setan dan tipuannya,serta aman dari segala musibah dan malapetaka. (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air. (Ad-Dukhan:52) Ini merupakan kebalikan dari apa yang dialami oleh orang-orang musyrik di dalam neraka yang mendapatkan zaqqum dan minuman air yang panas mendidih.
Firman Allah Swt: mereka memakai sutra yang halus dan sutra yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan. (Ad-Dukhan: 53) Sundus artinya kain sutra yang tipis untuk dipakai sebagai baju gamis dan baju luar lainnya. Istibraq artinya kain sutra tebal lagi mengkilap yang dipakai sebagai hiasan dan aksesoris. mereka mengenakan kain sutra dan duduk di atas dipan-dipan dengan berhadap-hadapan. Firman Allah ﷻ: demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari. (Ad-Dukhan: 54) Yakni di samping pemberian tersebut, juga Kami berikan kepada mereka istri-istri yang cantik-cantik dari bidadari-bidadari yang bermata jeli, yang tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. (Ar-Rahman: 56) Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan. (Ar-Rahman: 58) Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Ar-Rahman: 60) -: Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Nuh ibnu Habib, telah menceritakan kepada kami Nasr ibnu muzahim Al-Attar, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Sa'd, dari seorang lelaki, dari Anas r.a. yang me-rafa'-kannya, "Seandainya seorang bidadari meludah di lautan yang luas, niscaya air laut itu menjadi tawar karena keharuman air ludahnya." Firman Allah ﷻ: Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran). (Ad-Dukhan: 55) yakni apa pun yang mereka minta dari berbagai macam buah-buahan, pasti didatangkan bagi mereka, sedangkan mereka merasa aman, tidak khawatir kehabisan ataupun dilarang.
Bahkan manakala mereka meminta, pasti didatangkan kepada mereka. Firman Allah ﷻ: mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. (Ad-Dukhan: 56) Ini merupakan istisna yang menguatkan nafi, karena sesungguhnya ungkapan ini adalah istisna munqati', yang artinya ialah mereka tidak akan merasakan mati lagi di dalam surga untuk selama-lamanya. Seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahihain, bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: maut didatangkan dalam rupa kambing gibasy yang bertanduk, lalu dihentikan di antara surga dan neraka, kemudian disembelih, dan dikatakan, "Hai ahli surga, kekallah, tiada kematian lagi.
Hai ahli neraka, kekallah tiada kematian lagi. Dalam tafsir surat Maryam a.s, hadis ini telah dikemukakan. ". Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan As-Sauri, dari Abu Ishaq, dari Abu Muslim Al-Agar, dari Abu Sa'id dan Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Dikatakan kepada ahli surga, "Sesungguhnya kalian akan tetap sehat dan tidak akan sakit selama-lamanya, dan sesungguhnya kalian akan tetap hidup dan tidak akan mati selama-lamanya. Dan kalian akan hidup dengan nikmat, dan tidak akan sengsara selama-lamanya. Dan kalian akan tetap muda dan tidak akan tua lagi selama-lamanya.
Imam Muslim meriwayatkan hadis ini dari Ishaq ibnu Rahawaih dan Abd ibnu Humaid, keduanya dari Abdur Razzaq dengan sanad yang sama. Abu Ishaq dan ulama Iraq menyebut Abu Muslim Al-Agar, sedangkan ulama Madinah menyebutnya Abu Abdullah Al-Agar. Abu Bakar ibnu Abu Daud As-Sijistani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Hafs, dari ayahnya, dari Ibrahim ibnu Tuhman, dari Al-Hajjaj (yakni Ibnu Hajjaj), dari Ubadah, dari Ubaidillah ibnu Amr, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya masuk surga. Dia hidup nikmat di dalamnya dan tidak akan sengsara, dan ia hidup kekal di dalamnya tidak akan mati, dan pakaiannya tidak akan rusak serta kemudaannya tidakakan luntur (hilang).
Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Yahya, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Muhammad An-Naqid, telah menceritakan kepada kami salim ibnu Abdullah Ar-Ruqqi, telah menceritakan kepada kami Mus'ab ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Imran ibnur Rabi' Al-Kufi, dari Yahya ibnu Sa'id Al-Ansari, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir r.a. yang mengatakan bahwa Nabi ﷺ pernah ditanya, "Apakah ahli surga tidur?" Nabi ﷺ menjawab: Tidur itu adalah saudaranya mati, maka ahli surga itu tidak tidur. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Abu Bakar ibnu Murdawaih di dalam kitab tafsirnya: bahwa telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnul Qasim ibnu Sadaqah Al-Masri, telah menceritakan kepada kami Al-Miqdam ibnu Daud, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnul Mugirah, telah menceritakan kepada kami Sufyan As-Sauri, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir ibnu Abdullah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Tidur itu saudaranya mati, maka ahli surga tidak tidur.
Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan di dalam kitab musnadnya: telah menceritakan kepada kami Al-Fadl ibnu Ya'qub, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Yusuf Al-Faryabi, dari Sufyan, dari Muhammad ibnul Munkadir, dari Jabir r.a. yang mengatakan bahwa pernah ditanyakan, "Wahai Rasulullah, apakah ahli surga itu tidur?" Rasulullah ﷺ menjawab: Tidak, tidur itu adalah saudaranya mati. Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa kami tidak mengetahui ada seseorang yang meng-isnad-kan hadis ini dari Ibnul Munkadir, dari Jabir r.a. selain As-Sauri, dan tiada pula yang dari As-Sauri selain Al-Faryabi. Demikianlah menurutnya, dan mengenai perselisihan dalam hal ini telah disebutkan sebelumnya; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Firman Allah ﷻ: Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka. (Ad-Dukhan: 56) Yakni selain mendapatkan nikmat yang besar lagi kekal ini, mereka dipelihara dari azab yang pedih, yaitu azab neraka Jahim dan Allah menyelamatkan mereka serta menjauhkan mereka dari azab itu.
Dengan demikian, berarti mereka memperoleh yang diinginkan dan diselamatkan dari yang ditakutkan. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya: sebagai karunia dari Tuhanmu. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar. (Ad-Dukhan: 57) Yakni sesungguhnya hal itu mereka peroleh hanyalah berkat karunia dan kebaikan Allah kepada mereka, seperti yang disebutkan di dalam hadis sahih dari Rasulullah ﷺ yang telah bersabda: Beramallah, luruskanlah dan dekatkanlah kalian, dan ketahuilah bahwa seseorang tidak akan dapat dimasukkan ke dalam surga oleh amalnya! Para sahabat bertanya, "Dan tidak pula engkau, wahai Rasulullah?" Rasulullah ﷺ menjawab: Dan tidak pula aku, terkecuali jika Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepadaku.
Firman Allah ﷻ: Sesungguhnya Kami mudahkan Al-Qur'an itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran. (Ad-Dukhan: 58) Yakni sesungguhnya Kami menjadikan Al-Qur'an yang Kami turunkan ini mudah, jelas, terang, dan gamblang dengan memakai bahasamu yang merupakan bahasa yang paling fasih, paling jelas, paling indah, dan paling tinggi. supaya mereka mendapat pelajaran. (Ad-Dukhan: 58) Yaitu agar mereka memahaminya dan mengamalkannya. Kemudian setelah Al-Qur'an demikian jelas dan terangnya, ternyata masih ada sebagian manusia yang kafir dan menentang serta ingkar.
Maka Allah ﷻ menghibur hati Rasul-Nya seraya menjanjikan kepadanya akan diberi pertolongan oleh-Nya, dan mengancam orang-orang yang mendustakannya bahwa mereka akan kalah dan binasa. Untuk itu Allah ﷻ berfirman dalam ayat berikutnya: Maka tunggulah. (Ad-Dukhan: 59) Maksudnya, nantikanlah. sesungguhnya mereka itu menunggu (pula). (Ad-Dukhan: 59) Yakni kelak mereka akan mengetahui siapakah yang akan mendapat pertolongan, kemenangan, dan kalimah yang tinggi di dunia dan akhirat. Sesungguhnya semuanya itu hanyalah bagimu, hai Muhammad, dan bagi saudara-saudaramu dari kalangan para nabi dan para rasul serta orang-orang yang mengikutimu dari kalangan kaum mukmin. Seperti yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam ayat lain melalui firman-Nya: Allah telah menetapkan, "Aku dan rasul-rasul-Kupasti menang. (Al-Mujadilah: 21). hingga akhir ayat. Dan firman Allah ﷻ: Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk. (Al-Mumin: 51-52)"
Setelah menjelaskan berbagai nikmat yang diperoleh oleh orang-orang yang bertakwa di akhirat nanti, Allah lalu menggambarkan bahwa Al-Qur'an adalah tuntunan untuk mendapatkan kebahagiaan akhirat itu. Allah berfirman, 'Sungguh, Kami memudahkannya, yakni memudahkan penyampaian pesan-pesan Al-Qur'an itu dengan bahasamu, yaitu bahasa Arab dengan harapan agar mereka mendapat pelajaran mengenai hari Kiamat, siksaan, dan nikmat yang di peroleh di akhirat kelak. 59. Maka tunggulah, wahai Muhammad, apa yang akan terjadi pada mereka dengan dosa-dosa mereka. Sesungguhnya, mereka itu juga sedang menunggu apa yang akan terjadi pada dirimu dan dakwahmu.
Allah menjelaskan petunjuk dan peringatan yang telah disampaikan kepada orang-orang musyrik Mekah yang disampaikan oleh Rasul-Nya, Muhammad saw, berupa wahyu-Nya yang diturunkan dengan bahasa yang sudah mereka pahami yaitu bahasa mereka sendiri, bahasa Arab. Hal itu dimaksudkan agar kaum musyrik Mekah dapat dengan mudah mengambil petunjuk dan pelajaran dari pokok-pokok agama Islam, tamsil ibarat dan kisah-kisah umat yang dahulu yang terdapat di dalam Al-Qur'an wahyu yang telah diturunkan itu. Dengan membaca Al-Qur'an mereka akan merenungkan ayat-ayat yang menyuruh agar manusia memperhatikan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah yang terdapat dalam kejadian langit dan bumi beserta apa yang ada antara keduanya, demikian pula bukti-bukti adanya hari kebangkitan.
Dengan bimbingan dan peringatan itu, diharapkan mereka mau bertobat, kembali ke jalan yang benar, mau mengakui dan mencari kebenaran yang hakiki dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan nenek moyang mereka yang telah nyata kesesatannya. Akan tetapi lantaran kebekuan hati mereka karena kesombongan dan keangkuhan mereka, maka petunjuk dan kebenaran yang dikemukakan Al-Qur'an kepada mereka tidak dapat mereka terima, sehingga mereka tetap dalam kegelapan dan kesesatan.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
KEMBALI KEPADA QURAISY
Setelah menjelaskan perjuangan Musa a.s. membela Bani Israil itu, kembali lagi kepada Quraisy yang telah dihadapi oleh Muhammad ﷺ.
Ayat 34
“Sesungguhnya mereka semuanya berkata
Ayat 35
“Tidaklah dianya selain kematian kita yang pertama dan tidaklah kita akan dibangkitkan."
Ayat 36
Mereka menentang keras ajakan Nabi ﷺ bahwa setelah kita ini mati akan dibangkitkan kembali. Kata mereka hidup itu hanya sekali, sesudah itu mati; cuma mati yang sekali itu sajalah; habis perkara! Dengan gagahnya mereka menentang Rasul ﷺ dengan berkata,"Maka datangkanlah bapak-bapak kami jika kamu orang yang benar."
Kalau benar orang yang telah mati akan dihidupkan kembali, cobalah hidupkan bapak-bapak kami dan nenek moyang kami yang telah mati itu dari kuburnya sekarang juga.
Diterangkan tentang hari Kiamat nanti untuk memperhitungkan amal manusia, mereka minta hidupkan bapak-bapak dan nenek moyang mereka sekarang juga. Betul-betul ini satu kekafiran. Allah peringatkan kepada Nabi-Nya bahwa kaum Tubba, satu kerajaan Arab yang maju di daerah Arab Selatan (sekitar Yaman sekarang) sebelum Islam pun sangat sombong seperti itu pula. Padahal Quraisy belumlah berarti apa-apa dibandingkan de-ngan kaum Tubba.
Ayat 37
“Apakah mereka yang lebih baik ataukah kaum Tubba dan orang-orang yang sebelum mereka itu; telah Kami binasakan mereka. Sesungguhnya mereka itu adalah owng-orang yang durhaka."
Kaum Tubba yang seratus kali lebih besar dari kaum Quraisy, telah dibirasakan Allah karena kedurhakaannya. Tidak ada bangsa Arab Quraisy yang tidak akan tahu zaman raja-raja Tubba itu. Tubba adalah gelar raja-raja Arab di Selatan. Hendaknya mereka insaf jangan terulang nasib Tubba pada Quraisy.
***
Ayat 38
“Dan tidaklah Kami jadikan semua langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya dengan keadaan main-main."
Lihat dan renungkanlah! Baik pada langit yang dapat engkau jangkau dengan penglihatan matamu karena walau sampai satu juta tahun umurmu tidak juga engkau akan dapat menyelidiki semua langit. Atau keadaan pada bumi tempat engkau diam; dengan tumbuh-tumbuhannya, batu-batunya, gunung-gunungnya, laut daratnya, manusia dan binatangnya, burung dan ikannya, air dan apinya; atau ada yang di antara langit dan bumi, awan dan meganya, embun dan kabutnya, matahari,bulan dan bintang-gemintangnya. Ketahuilah bahwa semuanya itu tidaklah dijadikan Allah dengan main-main.
Ayat 39
“Tidaklah Kami jadikan keduanya (langit dan bumi) melainkan dengan kebenaran. Akan tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui"
Ayat 40
“Sesungguhnya Hari Keputusan adalah waktu mereka sekalian akan bertemu."
Ayat 41
“Pada hari yang tidak akan dapat melepaskan seorang keluarga terhadap keluarganya sedikit jua pun dan tidaklah mereka akan ditolong."
Dalam kedua ayat ini diterangkan tentang Hari Keputusan itu, yaitu keputusan nasib bahagia masuk surga atau nasib celaka ke neraka nanti. Sesudah ditilik dan diperiksa catatan amal selama hidup di dunia. Tidak ada yang dapat menolong, walaupun keluarga sangat dekat atau guru atau kiai. Siapa cuma yang dapat menolong? Yang dapat menolong hanya diri sendiri. Bisa ditolong? Tentu sekarang, waktu hidup ini, yaitu dengan iman dan amal yang baik.
Sebab itu maka ayat seterusnya berbunyi,
Ayat 42
“Kecuali siapa yang dirahmati oleh Allah. Sesungguhnya Dia adalah Mahagagah, Media Penyayang."
Di ayat ini berjumpa kalimat rahmat, karunia dan kasih sayang. Dan ditunjukkan pula kalimat dari mana datangnya rahmat itu. Yaitu dari yang bernama Rahim, yang pengasih dan penyayang. Dia Gagah, hukum-Nya tidak boleh dilanggar, adzab-Nya amat pedih. Tetapi Dia Penyayang. Tidak lepas dari tilik-Nya, hamba-Nya yang taat dan setia kepada-Nya. Yang telah menunjukkan setia itu sejak hidup yang sekarang. Tetapi bagaimana yang durhaka?
Ayat 43
“Sesungguhnya pohon zaqqum itu."
Ayat 44
“Adalah makanan orang yang sangat berdosa."
Ayat 45
“Seperti minyak yang menggelegak di dalam perut."
Ayat 46
“Seperti gelegak air yang sangat panas."
Itulah gambaran satu macam dari beberapa macam adzab yang disediakan dalam neraka itu buat orang yang di dalam hidupnya sekarang ini menolak dan menentang kebenaran yang diserukan kepadanya.
Ayat 47
“Ambil dia, seretlah dia ke tengah-tengah neraka Jahim."
Jahim, ialah salah satu nama dari nama-nama neraka. Seperti: Jahannam, Lazhaa, Saqar, dan Huthamah.
Ayat 48
“Kemudian tuangkan ke atas kepalanya dari adzab menggelegak."
Lalu diiringi dengan ucapan,
Ayat 49
“Rasakanlah! Sesungguhnya engkau yang gagah, yang mulia."
Semasa hidup dahulu menggagah, memandang remeh segala pengajaran yang baik dan bersikap sombong kepada sesama manusia. Merasa diri sangat mulia, entah karena kekayaan harta berida, sehingga lupa siapa yang memberi. Entah karena pangkat, kedudukan, dan kekuasaan sehingga lupa bahwa di atas dari kekuasaannya ada lagi yang lebih kuasa!
Ayat 50
“Sesungguhnya inilah dia yang kamu ragu-ragukan padanya itu"
Takut dan ngeri kita mendengar berita itu. Dan itu adalah benar, sebab dia adalah wahyu Ilahi. Satu ayat saja pun daripada yang 6.236 ayat itu yang kita ragui, runtuhlah keislaman kita. Sekarang timbul pertanyaan: bagaimana supaya kita lepas dari adzab sengsara itu.
Kalau pada waktu itu tentu tidak dapat lagi. Hal ini diwahyukan sekarang dan kita dengar atau kita baca di waktu kita lagi hidup ini. Maka untuk mengelakkan adzab nanti itu adalah sekarang juga. Sebab sesudah menerangkan kengerian adzab itu, Allah pun menerangkan apa yang akan dirasai pula kelak oleh orang-orang yang berbakti sekarang.
Ayat 51
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa adalah di tempat yang sentosa."
Dia tidak singgung-menyinggung dengan adzab siksa yang ngeri itu. Tempatnya berlainan. Mereka merasakan aman sentosa.
Ayat 52
“Di dalam taman-taman dan mata air-mata air."
Ayat 53
“Memakai sutra tipis dan tebal berhadap-hadapan."
Ayat 54
“Begitulah, dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari."
Ayat 55
“Mereka minta padanya dari tiap-tiap macam buah-buahan dalam keadaan aman."
Itulah nikmat atau sebagian kecil saja daripada nikmat yang akan dirasai oleh orang yang bertakwa di dalam surga.
Apakah yang demikian itu dapat diminta pada waktu itu? Tentu saja tidak. Wahyu ini diturunkan sekarang. Di kala kita masih hidup ini. Allah memberi tahu bahwa itu Dia sediakan buat orang yang ingin. Yang ingin tentu"memesan tempat" dari sekarang, dengan jalan mengatur hidup menurut yang diridhai Allah. Hidup bertakwa. Maka di dalam hidup yang hanya amat pendek ini kita dalam —kalau mau—melakukan perbuatan-perbuatan yang akan membahagiakan kita pada waktu hidup yang panjangnya tidak berujung. Sehingga hidup di dunia ini jika dibandingkan dengan kehidupan akhirat itu, samalah dengan membandingkan setitik air dengan lautan ke tujuh samudranya.
Ayat 56
“Tidaklah mereka akan merasa kematian lagi, kecuali mati yang pertama. Dan dipelihara-Nya mereka dari adzab neraka Jahim."
Sama sekali itu adalah,
Ayat 57
“Karunia dari Tuhan engkau. Yang demikian itulah kemenangan yang besar."
Apabila Allah memberi karunia tidak jugalah sepadan karunia yang diberikan-Nya itu dengan kebaikan yang kita amalkan. Sebab, walaupun misalnya sudah seluruh hidup kita pergunakan buat berbakti kepada Allah siang dan malam, petang dan pagi, namun karunia-Nya di dunia dalam masa hidup sangat pendek ini saja belumlah terbalas oleh kita. Sedang yang akan kita terima di akhirat itu, seratus kali dari yang kita terima sekarang, bahkan kadang-kadang meningkat jadi tujuh ratus kali.'Yang demikian itulah kemenangan yang besar." Dan masing-masing pribadi kita, dengan Allah yang tahu kemenangan itu. Sebab setiap hari dalam hidup dunia ini kita berjuang melawan musuh-musuh kita. Yaitu hawa nafsu kita, setan iblis, dan godaan-godaan dunia yang lain. Kerapkali kita hampir-hampir tewas, tetapi karena selalu kita mendekati Allah maka di saat-saat yang genting itu pertolongan-Nya datang. Kita menang.
Penafsir berani menyebut kita, karena besarnya pengharapan kepada Ilahi, akan Rahmat, nikmat dan ampunan-Nya.
Ayat 58
“Maka Kami telah memudahkannya dengan lidah engkau, supaya mereka ingat."
Diturunkan Al-Qur'an dengan lidah Nabi Muhammad ﷺ, artinya dengan bahasa Arab, supaya dapatlah bangsa Arab yang beliau datangi itu paham dan insaf. Karena mereka mengerti apa yang mereka dengar. Dan sekarang sudah lima belas abad Al-Qur'an itu turun dan sudah lima belas abad Nabi Muhammad ﷺ meninggal dunia. Bahasa Arabnya Al-Qur'an itu tiada berubah, walaupun satu huruf dari apa yang diterimanya dari Allah dan diajarkannya kepada kita dan dipeluk dan dijunjung oleh tidak kurang dari 400 juta manusia di dalam dunia, dari seluruh bangsa dan seluruh lidah dan bahasa.
Ayat 59
Maka Hari Keputusan di akhirat itu akan datang. Allah berfirman kepada utusan-Nya,"Maka tunggulah! Sesungguhnya mereka pun menunggu."
Selesai tafsir surah ad-Dukhaan.