Ayat
Terjemahan Per Kata
وَتِلۡكَ
dan itulah
ٱلۡجَنَّةُ
surga
ٱلَّتِيٓ
yang
أُورِثۡتُمُوهَا
diwariskan kepadanya
بِمَا
sebab
كُنتُمۡ
kalian adalah
تَعۡمَلُونَ
kamu kerjakan
وَتِلۡكَ
dan itulah
ٱلۡجَنَّةُ
surga
ٱلَّتِيٓ
yang
أُورِثۡتُمُوهَا
diwariskan kepadanya
بِمَا
sebab
كُنتُمۡ
kalian adalah
تَعۡمَلُونَ
kamu kerjakan
Terjemahan
Itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan apa yang selama ini kamu kerjakan.
Tafsir
(Dan itulah surga yang diwariskan kepada kalian disebabkan amal-amal yang dahulu kalian kerjakan.).
Tafsir Surat Az-Zukhruf: 66-73
Mereka tidak menunggu-nunggu kecuali kedatangan hari kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba, sedangkan mereka tidak menyadarinya. Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati. (yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri. Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan istri-istrimu digembirakan.
Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala; dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya. Dan itulah surga yang diwariskan kepadamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebagiannya kamu makan. Allah ﷻ berfirman, bahwa tiadalah yang dinanti-nanti oleh orang-orang musyrik yang mendustakan para rasul itu.
melainkan kedatangan hari kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba, sedangkan mereka tidak menyadarinya. (Az-Zukhruf: 66) karena sesungguhnya hari kiamat itu pasti terjadi, sedangkan mereka dalam keadaan lalai darinya dan tidak bersiap-siap menyambutnya. Apabila hari kiamat itu tiba, sesungguhnya kedatangannya itu tidak disadari oleh mereka. Dan pada saat itulah mereka menyesal dengan penyesalan yang sangat, tanpa ada manfaatnya bagi mereka dan tidak dapat merubah keadaan.
Firman Allah ﷻ: Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (Az-Zukhruf: 67) Yakni semua sahabat dan teman yang didasari bukan karena Allah, kelak di hari kiamat berbalik menjadi permusuhan. Kecuali apa yang berdasarkan karena Allah Swt, maka sesungguhnya hal itu akan tetap kekal berkat kekekalan Allah ﷻ Dan hal ini seperti yang dikatakan oleh Nabi Ibrahim a.s. kepada kaumnya, yang disitir oleh firman-Nya: Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain): dan tempat kembalimu ialah neraka, dan sekali-kali tidak ada bagimu para penolong pun. (Al-'Ankabut: 25) Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Abu Ishaq, dari Al-Haris, dari Ali r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (Az-Zukhruf: 67) Yang dimaksud adalah dua orang mukmin yang berteman karib, dan dua orang kafir yang saling berteman karib.
Salah seorang dari kedua orang mukmin yang berteman itu diwafatkan, dan ia diberi kabar gembira akan masuk surga, lalu teringatlah ia kepada temannya itu. Maka ia berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya si Fulan adalah teman dekatku. Dia selalu memerintahkan kepadaku agar taat kepada Engkau dan taat kepada rasulMu, serta selalu memerintahkan kepadaku melakukan kebaikan dan melarangku melakukan perbuatan jahat, dan dia bercerita kepadaku bahwa aku akan bersua dengan Engkau.
Ya Allah, janganlah Engkau sesatkan dia sesudahku hingga Engkau perlihatkan kepadanya seperti apa yang Engkau perlihatkan kepadaku sekarang, dan Engkau ridai dia sebagaimana Engkau ridai diriku." Maka dikatakan kepadanya, "Pergilah, sekiranya kamu mengetahui apa yang disediakan untuknya di sisi-Ku, tentulah engkau banyak tertawa dan sedikit menangis." Kemudian temannya itu diwafatkan, lalu keduanya bersua di alam arwah, maka dikatakan kepada keduanya, "Hendaklah salah seorang dari kamu berdua saling memuji kepada temannya." Maka masing-masing dari keduanya berkata kepada temannya, "Engkau adalah sebaik-baik saudara, engkau adalah sebaik-baik teman, dan engkau adalah sebaik-baik kekasih." Apabila salah seorang dari dua orang kafir yang berteman meninggal dunia, lalu ia diberi ancaman akan masuk neraka, teringatlah ia kepada temannya.
Ia berkata, "Ya Allah, sesungguhnya teman dekatku si Fulan selalu menganjurkan kepadaku untuk berbuat durhaka terhadap Engkau dan mendurhakai rasul-Mu, memerintahkan kepadaku untuk melakukan kejahatan dan melarangku mengerjakan kebaikan, dan ia bercerita kepadaku bahwa aku tidak akan bersua dengan Engkau. Ya Allah, janganlah Engkau beri dia petunjuk sesudahku hingga Engkau perlihatkan kepadanya hal yang semisal dengan apa yang Engkau perlihatkan kepadaku (neraka), dan Engkau murkai dia sebagaimana Engkau murkai aku." Maka temannya yang kafir itu diwafatkan.
Kemudian berkumpullah keduanya, lalu dikatakan, "Hendaklah masing-masing dari kamu mencaci yang lainnya.Maka masing-masing dari keduanya mengatakan kepada temannya, "Engkau adalah seburuk-buruk saudara, engkau adalah seburuk-buruk teman, engkau adalah seburuk-buruk kekasih." Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Ibnu Abbas r.a. Mujahid, dan Qatadah mengatakah bahwa setiap persahabatan akan menjadi permusuhan di hari kiamat kecuali orang-orang yang bertakwa. Al-Hafiz Ibnu Asakir di dalam biografi Hisyam ibnu Ahmad telah meriwayatkan dari Hisyam ibnu Abdullah ibnu Kasir, bahwa telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far Muhammad ibnul Khadir di Ruqqah, dari Mu'afa, bahwa telah menceritakan kepada kami Hakim ibnu Nafi, dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Seandainya dua orang saling mencintai karena Allah seorangnya berada dibelahan timur, sedangkan yang lainnya berada di belahan barat niscaya Allah akan menghimpunkan di antara keduanya kelak di hari kiamat, lalu Allah berfirman, "Inilah orang yang engkau cintai demi karena Aku.
Firman Allah ﷻ: Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tiada pula kamu bersedih hati. (Az-Zukhruf: 68) Kemudian ditafsirkan siapa mereka itu melalui firman berikutnya: (Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri. (Az-Zukhruf: 69) Yakni hati mereka beriman, demikian pula batin mereka; serta semua anggota tubuh dan lahiriah mereka taat kepada syariat Allah ﷻ Al-Mu'tamir ibnu Sulaiman telah meriwayatkan dari ayahnya, bahwa apabila hari kiamat terjadi, sesungguhnya manusia itu ketika mereka dibangkitkan tiada seorang pun dari mereka melainkan merasa terkejut, lalu terdengarlah oleh mereka suara yang menyerukan: Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati. (Az-Zukhruf: 68) Maka semua orang mengharapkannya, kemudian diikuti dengan seruan lainnya yang mengatakan: (Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan adalah mereka dahulu orang-orang yang berserah diri. (Az-Zukhruf: 69) Maka manusia berputus asa untuk mendapatkannya kecuali orang-orang mukmin.
Masuklah kamu ke dalam surga. (Az-Zukhruf: 70) Yakni dikatakan kepada mereka, "Masuklah kamu ke dalam surga!" Kamu dan istri-istri kamu digembirakan. (Az-Zukhruf: 70) Yang dimaksud dengan azwajukum ialah orang-orang yang setara dengan kalian. Tuhbarun artinya disenangkan dan dibahagiakan; hal ini telah dijelaskan tafsirnya di dalam surat Ar-Rum. Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas. (Az-Zukhruf: 71) Yaitu piring-piring besar yang berisikan makanan. dan piala-piala. (Az-Zukhruf: 71) Yakni gelas-gelas yang tiada corong tiada pula pegangannya yang juga terbuat dari emas.
dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati. (Az-Zukhruf: 71) Sebagian ulama membacanya dengan bacaan berikut, dengan tambahan damir sesudah lafaz tasytahi. dan sedap (dipandang) mata. (Az-Zukhruf: 71) Maksudnya, lezat rasanya dan harum baunya serta indah dipandang. Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, telah menceritakan kepadaku Ismail ibnu Abu Sa'id yang mengatakan bahwa sesungguhnya Ikrimah maula Ibnu Abbas r.a. pernah menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: Sesungguhnya ahli surga yang paling bawah kedudukannya dan paling rendah tingkatannya benar-benar adalah seorang lelaki yang tiada seorangpun masuk surga lagi sesudahnya. Diberikan kepadanya tempat tinggal seluas pandangan matanya dalam jarak perjalanan seratus tahun berikut gedung-gedung dari emas dan kemah-kemah dari mutiara; tiada suatu jengkal tempat pun darinya, melainkan diberi bangunan.
Pagi dan petang disajikan kepadanya tujuh puluh ribu piring-piring emas; tiada suatu makanan pun yang ada di suatu piring, melainkan tidak terdapat makanan yang semisal pada piring yang lainnya. Selera makannya di permulaan sama saja dengan selera makan di penghujungnya. Seandainya sebuah piring dari surga itu diturunkan kepada seluruh penduduk bumi, tentulah makanan itu dapat memberikan keluasan lebih dari apa yang ada pada mereka, tanpa mengurangi apa yang telah diberikan kepada ahli surga itu barang sedikit pun.
-: Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain ibnul Junaid, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Sawad As-Sarhi, telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Wahb, dari Ibnu Lahi'ah, dari Uqail ibnu Khalid, dari Al-Hasan, dari Abu Hurairah r.a. yang menceritakan bahwa Abu Umamah r.a. telah menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ menceritakan kepada para sahabat tentang surga, yang antara lain beliau ﷺ bersabda: Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya seseorang dari kamu kala mengambil sesuap makanan, lalu ia memasukkannya ke mulutnya, dan tiba-tiba terdetik di dalam hatinya suatu makanan lain. Maka dengan serta merta berubahlah makanan yang ada dalam mulutnya itu menjadi makanan lain yang diinginkannya itu. Kemudian Rasulullah ﷺ membaca firman-Nya: dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya. (Az-Zuhruf: 71) Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan alias Ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Sukain ibnu Abdul Aziz, telah menceritakan kepada kami Abul Asy'as yang tuna netra, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Sesungguhnya ahli surga yang paling rendah kedudukannya adalah orang yang diberikan kepadanya kedudukan yang berada di tengah-tengah antara tingkatan yang keenam dan yang ketujuh.
Dan sesungguhnya dia diberi tiga ratus orang pelayan dan disajikan kepadanya setiap pagi dan petang sebanyak tiga ratus piring makanan setiap harinya perawi mengatakan, dia merasa yakin bahwa piring itu adalah terbuat dari emaspada tiap-tiap piring terdapat sejenis makanan yang tidak ada pada piring yang lain. Dan sesungguhnya dia benar-benar merasa tetap berselera di penghujungnya sebagaimana seleranya di permulaannya.
Dan (diberikan pula kepadanya) berbagai macam minuman sebanyak tiga ratus piala, pada setiap piala terdapat sejenis minuman yang tidak didapati pada piala yang lainnya. Dan sesungguhnya dia benar-benar tetap berselera di penghujungnya sebagaimana seleranya di permulaan meminumnya. Dan sesungguhnya dia benar-benar mengatakan, "Ya Tuhanku, sekiranya Engkau mengizinkan kepadaku, tentulah aku akan menjamu makan dan minum semua penduduk surga tanpa merasa kekurangan sedikit pun dari apa yang ada padaku.
Dan sesungguhnya dia mempunyai tujuh puluh dua orang istri dari bidadari selain dari istri-istrinya dari kalangan penduduk bumi. Dan sesungguhnya seseorang istri dari mereka benar-benar menempati tempat duduknya dalam jarak satu mil bumi (dari istri yang lainnya). Firman Allah ﷻ: dan kamu di dalamnya. (Az-Zukhruf: 71) Maksudnya, di dalam surga itu. hidup kekal. (Az-Zukhruf: 71) Yaitu tidak akan keluar darinya dan tidak mau pindah darinya. Kemudian dikatakan kepada mereka dengan nada yang puas dan rida: Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. (Az-Zukhruf: 72) Yakni berkat amal-amal saleh kalian itulah kalian mendapat limpahan rahmat dari-Nya.
Karena sesungguhnya tiada seorang pun yang masuk surga karena amal perbuatannya, tetapi berkat rahmat Allah dan karunia-Nya. Dan sesungguhnya derajat di dalam surga itu diperoleh berdasarkan amal-amal saleh yang telah dikerjakan. [: 57] [: 43] ". Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada Kami Al-Fadl ibnu Syazan Al-Muqri, telah menceritakan kepada kami Yusuf ibnu Ya'qub Ash-Shaffar, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Iyasy, dari Al-A'masy, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Semua ahli neraka melihat kedudukannya yang ada di surga dengan penuh penyesalan yang-dideritanya, maka ia mengatakan, "Aduhai, sekiranya Allah memberiku petunjuk, tentulah aku termasuk orang-orang yang bertakwa.
Dan semua ahli surga melihat kedudukannya di neraka, maka ia mengatakan, Tiadalah kami mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak memberi petunjuk kepada kami," maka hal itu merupakan ungkapan syukurnya. Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda pula: Tiada seorang pun melainkan baginya ada kedudukan di surga dan kedudukan di neraka. Orang kafir mengambil alih kedudukan orang mukmin yang ada di neraka. Dan orang mukmin mengambil alih kedudukan orang kafir yang ada di surga. Yang demikian itu disebutkan oleh firman-Nya: Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. (Az-Zukhruf: 72) Adapun firman Allah ﷻ: Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untukmu. (Az-Zukhruf: 73) Yaitu dari berbagai macam buah-buahan.
yang sebagiannya kamu makan. (Az-Zukhruf: 73) Maksudnya, apa pun yang kamu pilih dan kamu kehendaki, kamu dapat memakannya. Setelah disebutkan perihal makanan dan minuman di surga, maka disebutkan pula sesudahnya buah-buahan yang dimakan oleh penduduk surga, sebagai kesempurnaan dari nikmat dan anugerah yang diberikan Allah ﷻ kepada mereka. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui."
Dan itulah surga dengan segala ke nikmatan yang kamu dapatkan di dalamnya yang di wariskan atau di anugerahkan kepada kamu di sebabkan karena amal-amal perbuatan baik yang senantiasa telah kamu kerjakan sewaktu kamu berada di dunia dahulu. 73. Di dalam surga itu terdapat banyak buah-buahan yang lezat rasanya dan beraneka macam rupanya. Semua itu di siapkan untukmu, namun hanya sebagiannya yang dapat kamu makan karena begitu banyaknya sehingga kamu tidak mampu menghabiskannya.
Demikianlah surga yang akan diperoleh oleh orang-orang yang beriman sebagai balasan keimanan dan amal saleh yang telah mereka lakukan. Orang-orang yang beriman dan beramal saleh itu masuk surga, semata-mata karena rahmat Allah dan karunia-Nya. Karena iman dan amal yang dilakukan orang mukmin itu berbeda-beda, maka mereka akan menerima balasan yang berbeda-beda pula. Orang yang paling baik iman dan amalnya akan ditempatkan di dalam surga yang paling tinggi pula derajatnya, dan orang yang kurang iman dan amalnya akan ditempatkan di surga yang kurang pula derajatnya.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidak ada seorang pun melainkan mempunyai sebuah tempat di dalam surga dan sebuah tempat di dalam neraka. Maka tempat orang Mukmin di dalam neraka diwariskan kepada orang kafir, dan tempat orang kafir di dalam surga diwariskan kepada orang Mukmin. Demikianlah yang dimaksud dengan firman Allah, "Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu ." (Riwayat Ibnu Abi hatim).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 57
“Dan tatkala Ibnu Maryam dijadikan contoh, tiba-tiba kaum engkau dari sebab itu bersorak-sorak."
Mereka bersorak-sorak karena merasa mendapat alasan yang teguh untuk membantah Nabi.
Seorang pemuka Quraisy musyrikin itu bernama Abdullah bin az-Zab'ari, setelah mendengar ayat tersebut, mencoba hendak membantah Nabi dan berkata,"Kalau benar orang yang menyembah selain Allah yang di-
Ayat 58
“Dan mereka berkata,'Adakah tuhan-tuhan kita yang lebih baik ataukah dia?'"
Yang mereka maksudkan dengan dia itu ialah Nabi Isa. Maka kalau Nabi Isa yang dipuji Muhammad itu masuk neraka karena dia disembah orang, tentu tuhan-tuhan kita juga sama ke neraka dengan Isa orang baik. Lantaran itu maka tuhan-tuhan kita pun orang-orang terpuji sebagai Isa juga. Begitulah cara mereka hendak memutar balik keadaan.
Sebab itu, maka di ujung ayat dikatakan, “Tidaklah mereka pukulkan perkataanmu itu kepada engkau." Yaitu menurut wahyu surah al-Anbiyaa' ayat 98, “Melainkan sebagai bantahan." Bantahan asal membantah saja.
“Bahkan mereka itu adalah kaum yang suka bertengkar"
Lalu diperbaiki kembali salah sangka yang mereka timbulkan terhadap Nabi Isa anak Maryam.
Ayat 59
Tidaklah dia itu melainkan senang hamba yang Kami beri nikmat kepadanya dan Kami jadikan dia contoh bagi Bani Israil."
Artinya, Isa tidaklah dalam golongan manusia atau berhala yang akan dimasukkan ke neraka lantaran dia disembah dan dipertuhan orang. Selama dia hidup, dia tidak pernah mengajak manusia supaya menyembah pula kepadanya seperti menyembah kepada Allah. Dia adalah hamba Allah bukan anak-Nya, Dia diberi nikmat kenabian dan dia menjadi contoh yang baik bagi Bani Israil tentang keluhuran budi dan ketaatan kepada Allah. Dan ternyata dalam sejarah bahwa menetapkan Isa sebagai satu di antara satu tuhan atau bahwa dia anak tunggal Tuhan, baru dijadikan keputusan oleh rapat pendeta Nasrani setelah dia meninggal dunia.
Satu soal lagi, yaitu tentang kamu menyembah malaikat.
Ayat 60
“Dan jika Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dari antara kamu jadi malaikat di bumi, menggantikan kamu."
Sebab malaikat itu pun makhluk Allah seperti kamu juga. Bukan dia itu Allah dan bukan anak perempuan Tuhan. Bisa dibuat sesuka-Nya oleh Allah, sehingga kalau Allah Allah menghendaki, tidaklah hal yang sukar bagi-Nya menjadikan kamu jadi malaikat di atas bumi ini, sehingga penduduk manusianya hilang, sebab berganti jadi malaikat semua. Sebab itu tidaklah benar sama sekali kamu menuhankan malaikat di samping Allah. Kembali tentang Isa anak Maryam,
Ayat 61
“Dan sesungguhnya dia itu adalah satu ilmu tentang Sa'at. Maka janganlah kamu ragu padanya dan ikutlah Aku. Inilah jalan yang lulus."
Jangan kagum melihat bekas kekuasaan-Ku lalu bekas kekuasaan-Ku itu yang kamu sembah, tetapi langsunglah kepada-Ku. Inilah jalan yang lurus. Kalau cara sekarang: inilah jalan yang logis.
Ayat 62
“Dan sekali-kali janganlah kamu dipalingkan setan. Sesungguhnya dia itu bagi kamu adalah musuh yang nyata."
Setanlah yang selalu membelokkan manusia di tengah jalan daripada tujuannya yang lurus. Dialah yang selalu menggoda manusia sehingga dia lupa kepada yang empunya kuasa karena kagum melihat kekuasaannya. Setan itulah musuh besar manusia, yang belum puas kalau dia belum menjerumuskan manusia ke jurang kesesatan.
Ayat 63
“Dan tatkala telah datang Isa dengan ketenangan-ketenangan, dia berikata,"Sesungguhnya aku datang kepada kamu dengan hikmah dan supaya aku jelaskan kepada kamu sebagian dari yang kamu perselisihkan padanya. Maka takwalah kepada Allah dan patuhilah aku."
Nabi Isa menerangkan bahwa kedatangannya pertama ialah membawa hikmah, artinya menerangkan rahasia-rahasia hidup ini kepada umat, agar dijadikan perbandingan. Meskipun kitab Injil yang dipegang oleh orang Nasrani sekarang ini sampai empat kitab yang diakui mereka, (Lukas, Markus, Matius, dan Yohannes) asal catatan-catatan perseorangan setelah Nabi Isa meninggal dunia, namun di dalam Injil-lnjil yang ada sekarang itu kita masih dapat menikmati hikmah-hikmah Nabi Isa a.s. itu. Perumpamaan-perumpamaan yang beliau kemukakan amat mendalam. Yang kedua menjelaskan kepada Bani Israil tentang perselisihan yang timbul dalam kalangan mereka di dalam memahamkan isi-isi kitab Taurat. Karena kadang-kadang mereka bertengkar tentang bersurat, tetapi tidak mereka pahamkan yang tersirat. Misalnya pernah kejadian seorang perempuan dituduh mereka berzina dan mereka bawa ke muka Nabi Isa, sambil berkata,"Kalau benar-benar engkau hendak menjalankan hukum Taurat maka hukumlah perempuan ini!" Sedang hukum zina menurut Taurat, ialah dirajam sampai mati. Nabi Isa mengakui memang hukum itu mesti dijalankan. Maka yang akan melakukannya ialah barangsiapa di antara mereka yang merasa tidak pernah berbuat dosa! Akhirnya perempuan itu tidak dirajam, sebab tidak ada di antara yang hadir itu yang berani melakukannya, sebab tidak seorang pun di antara mereka yang merasa dirinya bersih dari dosa. Lantaran itulah maka Nabi Isa menganjurkan takwalah kepada Allah, perdalam kebaktian kepada-Nya, dan ikutlah aku!
Ayat 64
“Sesungguhnya Allah, Dia adalah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia. Inilah satu-satunya jalan yang lurus."
Ayat ini menjelaskan bahwa Isa al-Masih, seperti juga rasul-rasul yang lain, adalah mengajak dan memimpin kaumnya agar hanya menyembah Allah Yang Tunggal. Tidak pernah beliau mengajarkan bahwa beliau pun Tuhan pula, selain Allah. Setelah beliau meninggal dunia, barulah masuk ajaran-ajaran lain yang tidak berasal dari tauhid, yang diputuskan oleh rapat-rapat pendeta (konsili), itu pun dalam perselisihan pula.
Ayat 65
“Maka berselisihlah golongan-golongan itu di antara mereka. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang zalim dari adzab hari yang pedih.
Setelah Nabi Isa a.s. meninggal dunia, timbullah perselisihan di kalangan pengikutnya sendiri tentang dirinya. Ada yang tetap pada pokok ajaran asli Nabi Isa, yaitu bahwa beliau adalah makhluk Allah; tidak lebih dari makhluk lain. Meskipun lahirnya ke dunia memang ganjil, tidak dengan perantaraan bapak. Tetapi telah timbul lagi paham-paham lain. Mengatakan Nabi Isa itu Tuhan juga. Dia dikirim oleh"bapak"-nya ke dunia ini buat menebus dosa manusia yang telah jadi dosa waris turun-temurun dari Adam dan Hawa, karena keduanya memakan buah yang terlarang di dalam surga. Menebus itu ialah dengan mati di atas kayu salib! Maka terjadilah perselisihan yang hebat tentang ketuhanan Nabi Isa. Bagaimana hubungan lahut-nya dengan lasut-nya, atau ketuhannnya dengan kemanusiaannya. Terutama setelah bangsa Romawi yang menyembah berhala setelah mula-nya sangat menindas agama itu kemudian sudi memasukinya, asal saja ajaran itu dapat disesuaikan dengan kepercayaan mereka. Maka ketika Islam datang, didapatinya agama Nasrani sudah berbeda sama sekali dari yang diajarkan oleh Nabi Isa a.s. sendiri. Maka sejak paham yang mempersekutukan Allah dengan yang lain, tetaplah dia suatu kezaliman."Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang zalim dari adzab hari yang pedih."
Kemudian kita kepada Quraisy yang masih musyrik itu,
Ayat 66
“Apa yang mereka tunggui selain dari hari Kiamat. Bahwa dia akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba, padahal mereka tidak sadar?"
Menegakkan suatu kepercayaan agama bukanlah semata-mata untuk dunia ini saja. Sehabis hidup ialah maut. Dan sehabis maut ialah Kiamat. Kalau mati datang dengan tiba-tiba, artinya ialah Kiamat akan datang dengan tiba-tiba. Sedang kesadaran tidak ada, yang lain masih dipersekutukan dengan Allah.
Kalau Kiamat datang, apa yang diperbuat di dunia ini adalah tanggung jawab sendiri-sendiri.
Ayat 67
“Kawan-kawan rapat pun pada hari itu, sebagian jadi musuh dari yang sebagian, kecuali orang-orang yang takwa."
Mengapa kawan rapat dapat dipandang musuh pada hari Kiamat? Betapa tidak. Bukankah kawan-kawan rapat itu juga yang banyak menentukan corak manusia? Sebuah hadits Nabi pun pernah menyebutkan: “Agama itu ialah pergaulan." Kata ahli-ahli pendidikan,"Salah satu pemberituk watak manusia ialah lingkungan."
Ayat 68
Di ujung ayat ditegaskan,"Kecuali orang-orang yang takwa." Yaitu orang-orang yang senantiasa memberituk dan memelihara hubungan yang baik dengan Allah. Niscaya orangyang bertakwa kalau mencari kawan-kawan rapat, hanya salah satu dari dua; Pertama, orang yang lebih tinggi imannya dari dia untuk dijadikannya teladan. Kedua, orang yang kurang dari dia, untuk dipimpinnya. Maka terhadap orang-orang yang bertakwa ini Allah berfirman di hari Kiamat,"Wahai hamba-hamba-Ku! Tidak ada ketakutan atas kamu pada hari ini dan tidak kamu akan berduka cita."
Supaya lebih jelas dari sekarang keadaan yang akan dialami di hari Kiamat dinyatakan itu, dinyatakan lagi tanda-tanda orang yang takwa itu.
Ayat 69
Yaitu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan mereka pun menyerah diri."
Menyerah diri, muslimin, Islam. Karena arti yang sedalam-dalamnya dari Islam itu ialah menyerah diri dengan tulus ikhlas kepada Allah. Berarti juga tauhid, yaitu menyatukan tujuan kepada Allah, tidak menyimpang-nyimpang.
Untuk mereka ini, sekali lagi diulangkan persilaan Allah,
Ayat 70
“Masuklah ke surga, kamu dan istri-istrimu, dalam keadaan digembirakan."
Maka dari hidup di dunia inilah seharusnya kita memberituk rumah tangga takwa, bersama istri dan anak-anak kita agar sama-sama dipersilakan esok masuk surga. Sebab kalau tidak, tentu tidak turut dipanggil. Istri Nabi Luth pun dipisahkan dari suaminya.
Ayat 71
Kemudian diterangkanlah nikmat-nikmat Ilahi yang akan diterima di dalam surga itu."Akan diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas dan piala-piala, dan di dalamnya ada apa saja yang diingini oleh setiap diri dan apa yang menyedapkan pandangan dan kamu di dalamnya akan kekal"
Kekal, tidak akan keluar-keluar lagi.
Ayat 72
“Dan itulah dia surga yang telah diwariskan dia untuk kamu."
Sudah lama disediakan dan menunggu kedatanganmu sekeluarga.
“Dan sebab apa yang telah kamu amalkan."
Dan sekaranglah beramal itu. Dan sekarang!
Ayat 73
“Dan untuk kamu di dalamnya buah-buahan yang banyak, yang daripadanya kamu akan makan."