Ayat
Terjemahan Per Kata
وَٱلَّذِي
dan yang
نَزَّلَ
menurunkan
مِنَ
dari
ٱلسَّمَآءِ
langit
مَآءَۢ
air
بِقَدَرٖ
menurut ukuran
فَأَنشَرۡنَا
lalu Kami hidupkan
بِهِۦ
dengannya
بَلۡدَةٗ
negeri
مَّيۡتٗاۚ
mati
كَذَٰلِكَ
seperti demikian
تُخۡرَجُونَ
kamu dikeluarkan
وَٱلَّذِي
dan yang
نَزَّلَ
menurunkan
مِنَ
dari
ٱلسَّمَآءِ
langit
مَآءَۢ
air
بِقَدَرٖ
menurut ukuran
فَأَنشَرۡنَا
lalu Kami hidupkan
بِهِۦ
dengannya
بَلۡدَةٗ
negeri
مَّيۡتٗاۚ
mati
كَذَٰلِكَ
seperti demikian
تُخۡرَجُونَ
kamu dikeluarkan
Terjemahan
Yang menurunkan air dari langit dengan suatu ukuran, lalu dengan air itu Kami menghidupkan negeri yang mati (tandus). Seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur).
Tafsir
(Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar) yang diperlukan oleh kalian, dan Dia tidak menurunkannya dalam bentuk hujan yang sangat besar yang disertai dengan angin topan (lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah) sebagaimana cara menghidupkan itulah (kalian akan dikeluarkan) dari dalam kubur kalian lalu kalian menjadi hidup kembali.
Tafsir Surat Az-Zukhruf: 9-14
Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi? Niscaya mereka akan menjawab, "Semuanya diciptakan oleh Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu supaya kamu mendapat petunjuk. Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan), Lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).
Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi. Supaya kamu duduk di atas punggungnya, kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk diatasnya; dan supaya kamu mengucapkan, 'Mahasuci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.
Allah ﷻ berfirman, "Jika engkau tanyakan kepada orang-orang musyrik kepada Allah, yang menyembah selain-Nya di samping Dia, hai Muhammad, 'Siapakah yang menciptakan langit dan bumi? 'Niscaya mereka akan menjawab, 'Semuanya diciptakan oleh Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui' (Az-Zukhruf: 9) yakni sungguh mereka akan mengakui bahwa yang menciptakan semuanya itu adalah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Tetapi sekalipun begitu mereka menyembah selain-Nya di samping Dia, yaitu berupa berhala-berhala dan tandingan-tandingan yang mereka ada-adakan. Kemudian Allah ﷻ berfirman: Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap. (Az-Zukhruf: 10) Yakni terhampar dengan kuat dan mantap sehingga kamu dapat berjalan di atasnya, berdiri dan tidur, serta dapat melakukan perjalanan di atasnya.
Padahal bumi itu diciptakan di atas arus air, tetapi Dia mengukuhkannya dengan gunung-gunung agar tidak berguncang, baik ke sana maupun ke arah sini (ini menurut teori di masa tafsir ini ditulis, Pent). dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu. (Az-Zukhruf: 10) Yaitu jalan-jalan yang melintasi di antara gunung-gunung dan lembah-lembah. supaya kamu mendapat petunjuk. (Az-Zukhruf: 10) dalam perjalananmu dari suatu negeri ke negeri lain, dan dari suatu kawasan ke kawasan yang lain, dan dari suatu daerah ke daerah yang lain.
Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar. (Az-Zukhruf: 11) yang diperlukan buat tanam-tanamanmu, pohon-pohon berbuahmu, dan untuk minummu dan minum ternakmu. Firman Allah ﷻ: lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati. (Az-Zukhruf: 11) Yakni bumi yang mati. Maka ketika hujan diturunkan padanya, menjadi suburlah tanahnya dan menumbuhkan berbagai macam tetumbuhan yang subur. Kemudian Allah ﷻ melalui penghidupan tanah yang mati ini mengingatkan akan penghidupan jasad yang telah mati kelak di hari kiamat saat semuanya dikembalikan kepada-Nya. Untuk itu Allah ﷻ berfirman: seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur). (Az-Zukhruf: 11) Kemudian Allah ﷻ berfirman: Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan. (Az-Zukhruf: 12) dari apa yang ditumbuhkan dari bumi berupa berbagai macam tanaman, tumbuh-tumbuhan, pohon-pohon yang berbuah, dan beraneka ragam bunga dan lain sebagainya, juga berupa berbagai macam hewan yang beraneka ragam jenis dan macamnya.
dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi. (Az-Zukhruf: 12) Yakni Allah telah menjinakkan, menundukkan, serta memudahkannya agar kamu dapat memakan dagingnya dan meminum air susunya serta dapat kamu tunggangi punggungnya. Karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya: Supaya kamu duduk di atas punggungnya. (Az-Zukhruf: 13) Yaitu agar kamu dapat duduk dengan nyaman di atas punggungnya, yakni punggung hewan-hewan yang dijadikan tunggangan olehmu. kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu. (Az-Zukhruf: 13) yang telah menundukkannya untuk kalian.
apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan.Mahasuci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak menguasainya. (Az-Zukhruf: 13) Yakni tidak dapat mengendalikannya, seandainya Allah tidak menundukkan ini untuk kita, niscaya kita tidak akan mampu menguasainya. Ibnu Abbas r.a, Qatadah, As-Saddi, dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa muqrinin artinya tidak kuat menguasainya. dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. (Az-Zukhruf: 14) Yaitu akan dikembalikan kepada-Nya sesudah kita mati dan hanya kepada-Nyalah perjalanan kita yang terbesar; bahwa ungkapan ini termasuk ke dalam Bab "Mengingatkan Perjalanan Akhirat dengan Perjalanan Dunia", sebagaimana diserupakan bekal akhirat dengan bekal di dunia di dalam firman Allah ﷻ: Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal itu adalah takwa. (Al-Baqarah: 197) Dan pakaian akhirat dengan pakaian di dunia di dalam firman-Nya: dan pakaian indah untuk perhiasan.
Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. (Al-A'raf: 26) More: Hadis-hadis yang menerangkan tentang doa di saat hendak menaiki kendaraan. Hadis-hadis yang menerangkan tentang doa di saat hendak menaiki kendaraan. Hadis Amirul Muminin Ali ibnu Abu Talib r.a. ". Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Syarik ibnu Abdullah, dari Abu Ishaq, dari Ali ibnu Rabi'ah yang mengatakan bahwa ia pernah melihat Ali r.a. sedang menaiki unta kendaraan yang telah dipersiapkan untuknya. Ketika kakinya telah menginjak-injakkan kakinya, ia mengucapkan Basmalah. Dan setelah duduk tegak di atas punggung kendaraannya, ia mengucapkan doa berikut, "Segala puji bagi Allah." Mahasuci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. (Az-Zukhruf: 13-14) Kemudian Ali r.a. mengucapkan hamdalah tiga kali dan takbir tiga kali.
Lalu mengucapkan, "Mahasuci Engkau, tidak ada Tuhan yang wajib di sembah selain Engkau, sesungguhnya aku menganiaya diriku sendiri, maka ampunilah daku." Sesudah itu ia tertawa, maka ditanyakan kepadanya, "Mengapa engkau tertawa, hai Amirul Muminin?" Ali r.a. menjawab, bahwa ia pernah melihat Rasulullah ﷺ melakukan seperti apa yang dilakukannya, setelah itu beliau tertawa. Lalu ia bertanya, "Mengapa engkau tertawa, wahai Rasulullah?" Maka beliau ﷺ menjawab: Allah ﷻ merasa kagum kepada hamba-Nya saat ia mengucapkan, "Ya Tuhanku, ampunilah daku. lalu Dia berfirman, "Hamba-Ku telah mengetahui bahwa tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Aku." Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Abu Daud, Imam Turmuzi, dan Imam Nasai melalui hadis Abul Ahwas. Imam Nasai menambahkan Mansur, dari Abu Ishaq As-Subai'i, dari Ali ibnu Rabi'ah Al-Asadi Al-Walibi dengan sanad yang sama.
Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih. Abdur Rahman ibnu Mahdi telah meriwayatkan dari Syu'bah, bahwa ia pernah bertanya kepada Abu Ishaq As-Subai'i, "Dari siapakah engkau mendengar hadis ini?" Abu Ishaq menjawab, "Dari Yunus ibnu Khabbab." Lalu ia menjumpai Yunus ibnu Khabbab dan menanyakan kepadanya, "Dari siapakah engkau mendengar hadis ini?" Yunus menjawab, "Dari seorang lelaki yang telah mendengarnya dari Ali ibnu Rabi'ah." Sebagian dari mereka meriwayatkannya dari Yunus ibnu Khabbab, dari Syaqiq ibnu Uqbah Al-Asadi, dari Ali ibnu Rabi'ah Al-Walibi dengan sanad yang sama.
Hadis Abdullah ibnu Abbas. ". Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Mugirah, telah menceritakan kepada kami Abu Bakar ibnu Abdullah, dari Ali ibnu Abu Talhah, dari Abdullah ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah ﷺ pernah membonceng dia di atas unta kendaraannya. Ketika Rasulullah ﷺ telah duduk di atas kendaraannya, maka beliau bertakbir sebanyak tiga kali, membaca hamdalah tiga kali dan tahlil sekali. Setelah itu beliau menyandarkan punggungnya dan tertawa serta menoleh ke arahnya (Ibnu Abbas) seraya bersabda: Tidak sekali-kali seorang muslim mengendarai kendaraannya, lalu melakukan seperti apa yang telah kulakukan, melainkan Allah ﷻ memandang ke arahnya dengan tertawa (penuh rida) sebagaimana aku tertawa kepadamu. Hadis diriwayatkan oleh Imam Ahmad munfarid. Hadis Abdullah ibnu Umar r.a. ". ". Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kamil, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Abuz-Zubair, dari Ali ibnu Abdullah Al-Bariqi, dari Abdullah ibnu Umar r.a. mengatakan, bahwa Nabi ﷺ apabila mengendarai unta kendaraannya bertakbir tiga kali, kemudian membaca: Mahasuci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. (Az-Zukhruf: 13-14) Kemudian membaca doa berikut: Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dari perjalananku ini kebaktian dan ketakwaan, dan (aku memohon kepada-Mu) amal perbuatan yang Engkau ridai.
Ya Allah, mudahkanlah perjalanan ini dan perpendeklah jarak tempuhnya yang jauh. Ya Allah, Engkau adalah Teman dalam perjalanan ini dan Yang memelihara keluarga (ku). Ya Allah, temanilah kami dalam perjalanan kami ini dan jagalah bagi kami keluarga kami. Dan Nabi Saw; apabila kembali kepada keluarganya (dari suatu perjalanan) mengucapkan doa berikut: Kami semua pulang dalam keadaan bertobat, insya allah, lagi dalam keadaan beribadah,hanya kepada Tuhan kami sajalah kami memuji.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Abu Daud, dan Imam Nasai melalui hadis Ibnu Juraij dan Imam Turmuzi meriwayatkannya melalui hadis Hammad ibnu Salamah, keduanya (Ibnu Juraij dan Hammad ibnu Salamah) dari Abuz zubair dengan sanad yang sama. Hadis lain. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ubaid, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ishaq, dari Muhammad ibnu Ibrahim, dari Amr ibnul Hakam ibnu Sauban, dari Abu Las Al-Khuza'i yang menceritakan bahwa Rasulullah ﷺ menaikkan kami di atas unta zakat menuju ke perjalanan haji.
Maka kami berkata, "Wahai Rasulullah, sebelumnya kami tidak mengira bahwa engkau memberikan kendaraan ini kepada kami." Rasulullah ﷺ bersabda: Tiada seekor unta kendaraan pun melainkan di atas punuknya terdapat setan, maka sebutlah nama Allah padanya bila kamu menaikinya sebagaimana yang telah diperintahkan-Nya kepadamu, kemudian biasakanlah unta itu untukmu, karena sesungguhnya yang mengangkutmu hanyalah Allah ﷻ Abu Las adalah Muhammad ibnul Aswad ibnu Khalaf. Hadis lain yang semakna diriwayatkan oleh Imam Ahmad. () ". Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Attab, telah menceritakan kepada kami Abdullah; dan Ali ibnu Ishaq mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Abdullah (yakni Ibnul Mubarak), telah menceritakan kepada kami Usamah ibnu Zaid, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Hamzah; ia pernah mendengar ayahnya mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Di atas punggung setiap unta kendaraan terdapat setan. Maka apabila kamu mengendarainya, sebutlah nama Allah ﷻ, kemudian janganlah kamu surut dari keperluanmu."
Dan Dia pulalah yang menurunkan secara bertahap dan teratur air dari langit menurut ukuran yang diperlukan untuk semua makhluk-Nya yang ada di bumi, untuk kebutuhan minuman kamu, untuk minuman hewan-hewan piaraanmu dan untuk kebutuhan-kebutuhanmu yang lain. Lalu dengan air yang diturunkan sesuai kadarnya itu Kami hidupkan negeri yang mati dan tandus sehingga tumbuh-tumbuhan yang ada padanya dapat keluar dari bumi dan tumbuh dengan baik dan subur. Seperti itulah kamu nanti akan dikeluarkan ketika akan dibangkitkan dari kuburmu. 12-13. Dan kekuasaan-Nya yang lain adalah bahwa Dia pulalah yang menciptakan semuanya, yaitu semua makhluk-Nya berpasang-pasangan dan dengan keberpasangannya itu mereka saling menyempurnakan satu sama lain. Dan Dialah yang menjadikan kapal sebagai alat transportasi laut untukmu yang dapat mengantar kamu dan kebutuhan kamu ke tempat tujuanmu di laut dengan aman dan atas izin-Nya dan hewan ternak sebagai alat transportasi darat yang kamu tunggangi, agar kamu duduk di atas punggungnya dengan aman dan atas izin-Nya dan menjadikannya sebagai pengangkut barang-barang kebutuhanmu. Kemudian kamu ingat dengan pikiran dan hatimu nikmat Tuhanmu, yaitu ditundukkannya hewan-hewan itu untuk kamu apabila kamu telah duduk dengan aman dan mantap dan melihat barang-barangmu aman di atasnya; dan agar kamu mengucapkan dengan lidahmu sebagai peng-akuan atas kekuasaan Allah menundukkannya dengan mengatakan, 'Mahasuci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya, yakni sebelum Allah menundukkannya, tidak mampu menguasainya. ".
Allah menurunkan hujan dari langit sesuai dengan keperluan untuk menghidup-suburkan tanam-tanaman dan tumbuh-tumbuhan. Dia menurunkan hujan tidak lebih dari yang diperlukan sehingga tidak melimpah ruah melampaui batas dan akhirnya menjadi bencana, seperti halnya air bah yang merusak dan membinasakan, dan tidak pula terlalu sedikit sehingga tidak mencukupi kebutuhan untuk kesuburan tanam-tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang menyebabkan kering dan layu, dan mengakibatkan timbulnya bencana kelaparan yang menimpa makhluk Allah di mana-mana.
Dengan turunnya hujan dari langit sesuai dengan kadar yang diperlukan, maka hidup dan makmurlah negeri yang telah mati yang tidak lagi ditumbuhi tanam-tanaman dan pohon-pohonan. Sebagaimana Allah kuasa menghidupkan negeri yang telah mati, begitu pula Dia kuasa menghidupkan dan mengeluarkan orang-orang mati itu dari kubur dalam keadaan hidup, sebagaimana firman Allah:
Dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dengan air itu dihidupkannya bumi setelah mati (kering). (ar-Rum/30: 24)
Dan firman-Nya:
Maka Kami arahkan awan itu ke suatu negeri yang mati (tandus) lalu dengan hujan itu Kami hidupkan bumi setelah mati (kering). Seperti itulah kebangkitan itu. (Fathir/35: 9)
Apa yang dikemukakan oleh ayat ini dibuktikan oleh ilmu pengetahuan yang ditemukan manusia saat ini. Diperkirakan dalam waktu satu detik, sebanyak 16 juta ton air menguap dari bumi. Menggunakan angka ini, maka diperhitungkan akan adanya 513 triliun ton air yang menguap dari bumi dalam setahun. Angka ini ternyata sama dengan perhitungan mengenai jumlah air hujan yang turun dalam setahun. Dengan demikian, air melakukan sirkulasi yang seimbang secara terus-menerus. Kehidupan di bumi sangat bergantung pada keberlanjutan siklus air yang demikian ini. Walaupun banyak teknologi mencoba mengintervensi siklus alami ini, seperti membuat hujan buatan, pada kenyataannya siklus air tidak dapat dibuat secara artifisial.
Proporsi air hujan tidak hanya penting dalam bentuk jumlahnya, tetapi juga kecepatan turunnya butir air hujan [menurut ukuran yang diperlukan]. Kecepatan butir air hujan tidak melebihi kecepatan standar, tidak peduli berapa ukuran butir air hujan itu. Umumnya butiran air hujan mempunyai diameter 4,5 mm. Kecepatannya sekitar 8 meter per detik. Pada ukuran yang lebih kecil, tentunya kecepatannya lebih rendah. Pada ukuran butiran yang lebih besar dari 4,5 mm, tidak berarti kecepatannya makin tinggi. Kecepatannya tetap, yaitu sekitar 8 meter per detik. Hal ini disebabkan karena bentuk butiran yang cair itu akan berinteraksi dengan udara dan angin sehingga bentuk butir air itu berubah sedemikian rupa yang mengakibatkan kecepatan jatuhnya menurun dan tidak melebihi kecepatan standar.
Menghidupkan negeri yang mati dengan air (hujan) dari langit telah difirmankan pada Surah Fussilat/41: 39, bahwasanya dengan diturunkan hujan di daerah yang tandus maka daerah tersebut akan (bisa, dengan kehendak Allah) ditumbuhi pepohonan. Pada ayat ini ditekankan bahwa air dari langit diturunkan menurut kadar tertentu. Kebangkitan manusia setelah alam kubur sering diibaratkan dengan menghidupkan tanah yang tandus dengan air hujan. Perumpamaan ini dapat kita bandingkan dengan tumbuhnya biji-bijian atau spora liar yang terbawa tiupan angin dan terserak di atas tanah yang kering. Apabila tanah yang kering ini mendapat siraman hujan dengan jumlah yang cukup [menurut ukuran yang diperlukan], maka biji-biji tersebut akan tumbuh menjadi kecambah-kecambah dan kemudian menjadi tumbuhan. Apabila curah hujan sangat banyak maka biji-bijian atau spora yang menjadi bakal benih tumbuh-tumbuhan akan hanyut terbawa aliran air. Seandainya aliran air tidak sampai menghanyutkan, tetapi bila kadar kelembaban air dalam tanah terlalu berlebih maka biji-bijian tidak akan tumbuh menjadi kecambah, malahan akan membusuk. Semuanya menurut ukuran.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
SURAH AZ-ZUKHRUF
(HIASAN)
SURAH KE-43, 89 AYAT, DITURUNKAN DI MEKAH
(AYAT 1 -89)
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih
Ayat 1
“Haa Miim"
Allah dan Rasul-Nya saja yang tahu arti dan maksudnya.
Ayat 2
“Demi Kitab yang menerangkan."
Malamnya sudah sama terangnya seperti siang. Apalah lagi setelah diiringi oleh ayat-ayat,
Ayat 3
“Sesungguhnya Kami telah menjadikannya Al-Qur'an bahasa Arab, supaya kamu mengerti"
Mempergunakan akalmu buat menyelami isinya. Dan dijelaskan lagi bahwa dia bukan sembarang kitab, tetapi wahyu yang naskah aslinya bukan di bumi ini.
Ayat 4
“Dan sesungguhnya dia di ibu kitab di sisi Kami; tinggi mengandung kebijaksanaan."
Inti kitab ialah Al-Lauh al-Mahfuzh. Tinggi tempatnya, tinggi derajatnya di antara sekalian kitab dan isinya pun penuh dengan kebijaksanaan, curahan Ilahi. Maka orang-orang yang menjadikannya pegangan hidup, niscaya akan turut tinggi pula martabat jiwanya dan terisi dengan kebijaksanaannya.
Tetapi meskipun demikian begitu tinggi dan begitu bijaksana isi Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab, hingga dapat mereka pikirkan, namun manusia masih saja tertutup hatinya, tidak mau menerima ketika diajak. Apakah penurunan Al-Qur'an akan dihentikan karena ada manusia yang tidak mau percaya?
Ayat 5
“Apakah akan Kami Hentikan dari kamu peringatan itu serta-merta lantunan kamu kaum yang melampaui batas."
Atau kamu sudah keterlaluan? Tidak, ajakan dan seruan Allah yang dibawa oleh Nabi-Nya sekali-kali tidak akan dihentikan karena ada yang menentangnya. Dia akan jalan terus. Sebab kebenaran jua yang akan menang. Nabi-nabi diolok-olokkan, sudah biasa dari dahulu-dahulu.
Ayat 6
“Dan betapa banyaknya Kami telah mengutus nabi-nabi kepada orang-orang dahulu,"
Ayat 7
“Dan tidaklah datang kepada mereka seorang Nabi pun melainkan adalah mereka memperolok-olokkannya."
Perkara mengolok-olok nabi sudahlah menjadi pusaka manusia turun-temurun rupanya. Maka dakwah kepada kebenaran tidaklah akan terhenti lantaran itu.
Ayat 8
“Maka telah Kami binasakan yang lebih teguh dari mereka kekuatannya dan telah lewat contoh orang-orang yang terdahulu."
Belumlah berarti apa-apa kekuatan orang Quraisy itu jika dibandingkan dengan kekuatan kaum ‘Ad dan dalam hal membangun, belumlah mereka sepandai orang Tsamud, dalam kepandaian berniaga, belumlah mereka mengatasi orang Madyan. Keganasan Abu Jahal belumlah menyamai Fir'aun.
Kekayaan Abu Lahab belum meningkat sebagai kekayaan Qarun. Sedangkan semuanya itu, kalau Allah bertindak, lagi hancur, ko-nonlah hanya penentang-penentang ini.
Ayat 9
“Dan jika engkau tanyakan kepada mereka, siapa yang menjadikan semua langit dan bumi, niscaya mereka akan berkata, Yang telah menjadikan semuanya itu ialah Yang Mahagagah Maha Mengetahui.'"
Bagaimana mereka memperolok-olokkan Nabi, ditanya dari hati ke hati, mereka akan tetap menjawab, tidak ada lain yang mencipta alam seluruhnya itu hanya Allah jua. Sebab itu maka yang tidak mau menerima kebenaran itu bukanlah hati nuraninya, melainkan hawa-hawa nafsunya. Oleh sebab itu maka selalu pula Nabi ﷺ menarik perhatian mereka kepada soal-soal alam agar terbukalah kiranya hati barangsiapa yang berperasaan di antara mereka.
Ayat 10
“(Dialah) yang menjadikan bumi untuk kamu jadi hamparan dan yang menjadikan untuk kamu padanya jalan-jalan supaya kamu dapat petunjuk."
Sebab pokok kepercayaan sudah ada dalam hati mereka bahwa semua langit dan bumi tidak ada yang menjadikan selain Allah, disadarkanlah ingatan mereka bahwa bumi dijadikan hamparan buat temanmu hidup, jalan-jalan pun dibuka buat perhubungan kamu dari satu negeri ke lain negeri. Maka terbukalah bagimu petunjuk mencari rezeki. Akhirnya kamu dapat petunjuk bagaimana menghubungi Allah.
Ayat 11
“Dan Dia yang menurunkan air dari langit dengan ukuran."
Dengan ukuran sehingga cukup untuk hidupmu minuman binatang ternakmu, penyubur sawah ladangmu. Tidak asal dicurahkan-Nya saja sehingga kamu terendam karena kegenangan air."Maka Kami hidupkan dengan dia negeri yang telah mati." Dapatlah dilihat tanah yang telah mati kekeringan, rumput-rumput yang sudah kering sedatang hujan hidup kembali, ini semua disuruh renungkan dan tilik baik-baik. Kemudian disuruh berpikir lebih jauh.
“Demikian (pulalah) kamu akan dikeluarkan."
Yaitu dikeluarkan dari kuburan setelah engkau mati apabila datang panggilan kebangkitan di hari Kiamat. Akan muncul semua dari alam kuburnya sebagaimana rumput-rumput kering jadi hidup kembali karena ditimpa hujan.
Ayat 12
“Dan yang menjadikan jodoh-jodoh semuanya."
Semua dijadikan dengan berjodoh-jodoh-an; berlahir, berbatin, berawal, berakhir, bertinggi, berendah, berganjil, bergenap, berkaya, bermiskin, pemberi, penerima, mulia dan hina, berdunia, berakhirat, berjantan, berbetina, ber-laki-laki, berperempuan, tegasnya berpositif dan bernegatif. Dengan undang-undang jodoh-jodohan itulah alam ini dijadikan.
“Dan yang menjadikan untuk kamu dari kapal dan binatang ternak untuk kamu kendarai."
Di sini ditampakkan betapa pentingnya perhubungan di laut dan di darat, kapal dan unta, kuda, keledai, dan baghal. Karena dengan bertambah lancarnya perhubungan dari satu daerah ke daerah lain, bertambah luaslah hubungan manusia dan lantaran itu menjadi luas pula pikirannya.
Ketika Al-Qur'an diturunkan kendaraan yang ada barulah ternak-ternak yang bisa dikendarai itu dan kapal-kapal. Tetapi di dalam wahyu berkali-kali ditarik perhatian kepadanya. Dalam abad kedua puluh ini tercapailah puncak kemajuan dan bertambah rapatlah hubungan antara manusia. Sekarang majulah kapal api, kapal motor, kapal udara, dan mobil.
Ayat 13
“Supaya kamu tunggangi dengan tenang atas punggungnya. Kemudian kamu ingat nikmat Tuhan kamu ketika kamu menunggangi di atasnya dan kamu katakan, ‘Mahasucilah yang telah menyediakan ini untuk kami. Dan tidaklah kami berdaya mengadakannya.
Ayat 14
“Dan sesungguhnya, kepada Tuhan kamilah kami akan kembali."
Kendaraan-kendaraan itu baik binatang bernyawa ataupun kendaraan buatan manusia adalah nikmat karunia Allah kepada kita. Sebab itu setelah duduk enak dan tenang di atasnya, janganlah sekali hati lupa bahwa itu adalah pemberian Allah kepada kita. Maka di dalam ayat ini dianjurkan kita mengucapkan tasbih memuja kesucian Allah bila kita telah naik ke atasnya, baik ke punggung kendaraan bernyawa atau ke dalam kapal udara dan kendaraan bermotor.
“Mahasucilah yang telah menyediakan ini untuk kami dan tidaklah kami berdaya mengadukannya. Dan sesungguhnya kepada Tuhan kamilah, kami akan kembali." (az-Zukhruf: 13-14)
Ketika kita naik, kita telah menyatakan keinsafan bahwa yang empunya kekuasaan atas kendaraan ini bukan kita, bukan sopir, bukan jurumudi, dan nahkoda, dan bukan pilot. Semua mereka adalah di bawah kuasa Allah. Pengemudi-pengemudi kendaraan itu niscaya telah awas dengan tugasnya. Tetapi ada kekuatan lain yang kerapkali tidak teratasi oleh manusia. Berapa banyak kejadian mobil mogok di tengah jalan karena beberapa kerusakan, padahal si penumpang tidak menyangka, dan tertidur dengan enak. Berapa banyak kapal yang tiba-tiba tenggelam karena tertumbuk batu karang atau gunung-gunung es. Dengan membaca tasbih yang diajarkan oleh Allah itu, kita telah menyerah diri kepada-Nya, mengakui kekuasaan-Nya yang tertinggi itu, dan telah mengakui pula bahwa kita sendiri tidaklah berdaya apa-apa. Dan mengakui pula bahwa kalau terjadi apa-apa, kepada-Nya jualah kita akan kembali.
Dan kalau kita sampai dengan selamat kepada yang dituju, kita ucapkan: Alhamdulillah! “Segala puji-pujian kepunyaan Allah."
***