Ayat
Terjemahan Per Kata
وَلَوۡ
dan jika
شَآءَ
menghendaki
ٱللَّهُ
Allah
لَجَعَلَهُمۡ
tentu Dia menjadikan mereka
أُمَّةٗ
ummat
وَٰحِدَةٗ
satu
وَلَٰكِن
akan tetapi
يُدۡخِلُ
Dia memasukkan
مَن
orang yang
يَشَآءُ
Dia kehendaki
فِي
ke dalam
رَحۡمَتِهِۦۚ
rahmat-Nya
وَٱلظَّـٰلِمُونَ
dan orang-orang yang zalim
مَا
tidaklah
لَهُم
bagi mereka
مِّن
dari
وَلِيّٖ
seorang pelindung
وَلَا
dan tidak
نَصِيرٍ
seorang penolong
وَلَوۡ
dan jika
شَآءَ
menghendaki
ٱللَّهُ
Allah
لَجَعَلَهُمۡ
tentu Dia menjadikan mereka
أُمَّةٗ
ummat
وَٰحِدَةٗ
satu
وَلَٰكِن
akan tetapi
يُدۡخِلُ
Dia memasukkan
مَن
orang yang
يَشَآءُ
Dia kehendaki
فِي
ke dalam
رَحۡمَتِهِۦۚ
rahmat-Nya
وَٱلظَّـٰلِمُونَ
dan orang-orang yang zalim
مَا
tidaklah
لَهُم
bagi mereka
مِّن
dari
وَلِيّٖ
seorang pelindung
وَلَا
dan tidak
نَصِيرٍ
seorang penolong
Terjemahan
Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia akan menjadikan mereka umat yang satu. Akan tetapi, Dia memasukkan orang-orang yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya. Adapun orang-orang zalim, mereka sama sekali tidak memiliki pelindung dan penolong.
Tafsir
(Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat) artinya memeluk satu agama, yaitu agama Islam (tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang lalim) yaitu orang-orang kafir (tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dan tidak pula seorang penolong) yang dapat menolak azab Allah dari diri mereka.
Tafsir Surat Asy-Syura: 7-8
[[Demikianlah Kami wahyukan Al-Qur'an kepadamu dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekitarnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dan tidak pula seorang penolong.]] (Asy-Syura: 7-8)
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, bahwa sebagaimana telah Kami wahyukan kepada nabi-nabi sebelummu [[Demikianlah Kami wahyukan Al-Qur'an kepadamu ini dalam bahasa Arab.]] (Asy-Syura: 7) Yakni yang jelas, terang, dan gamblang.
[[… supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekitarnya.]] (Asy-Syura: 7) Maksudnya, negeri-negeri lainnya yang terletak di belahan timur dan barat, kota Mekah dinamakan Ummul Qura karena ia merupakan kota yang paling mulia, berdasarkan dalil-dalil yang akan disebutkan nanti pada tempatnya. Dan yang paling ringkas serta paling menunjukkan ke arah itu adalah apa yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Syu'aib, dari Az-Zuhri, telah menceritakan kepada kami Abu Salamah bin Abdur Rahman yang mengatakan bahwa sesungguhnya Abdullah bin Abdi ibnul Hamra pernah menceritakan kepadanya hadis berikut, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda saat beliau ﷺ sedang berdiri di Al-Hazwarah, di pasar kota Mekah: “Demi Allah, sesungguhnya engkau adalah benar-benar tanah Allah yang paling baik dan tanah yang paling disukai oleh Allah. Seandainya (penduduknya) tidak mengusirku darimu, niscaya aku tidak akan keluar (darimu).”
Hal yang sama telah disebutkan di dalam riwayat Imam At-Tirmidzi, Imam An-Nasa’i, dan Imam Ibnu Majah melalui hadis Az-Zuhri dengan sanad yang sama. Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini hasan shahih.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[… serta memberi peringatan (pula) tentang hari berhimpun.]] (Asy-Syura: 7) Yakni hari kiamat, karena di hari itu Allah menghimpun semua makhluk dari yang pertama sampai yang terakhir di suatu lapangan yang sangat luas.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[… yang tidak ada keraguan padanya.]] (Asy-Syura: 7) Tidak ada keraguan pada kejadiannya, dan bahwa hari kiamat itu pasti akan terjadi.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka.]] (Asy-Syura: 7) Semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman Allah subhanahu wa ta’ala: (Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (untuk dihisab), itulah hari (waktu itu) ditampakkan kesalahan-kesalahan. (At-Taghabun: 9) Yakni ahli surga menyalahkan ahli neraka.
Sama pula dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi) nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk). Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu. Di kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. (Hud: 103-105)
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnul Qasim, telah menceritakan kami Laits, telah menceritakan kepadaku Abu Qabil Al-Ma'afiri, dari Syufayy Al-Ashbahi, dari Abdulah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma yang mengatakan bahwa di suatu hari Rasulullah ﷺ keluar menemui kami, sedangkan di tangan beliau terdapat dua buah kitab, lalu beliau bertanya, "Tahukah kalian, apakah kedua kitab ini?" Kami menjawab, "Tidak tahu, terkecuali jika engkau menceritakannya kepada kami, wahai Rasulullah."
Maka Rasulullah ﷺ bersabda seraya berisyarat kepada kitab yang ada di tangan kanannya: “Ini adalah kitab dari Tuhan semesta alam yang mencatat nama-nama ahli surga lengkap dengan nama ayah dan kabilah mereka kemudian digabungkan menjadi satu sampai orang yang terakhir dari mereka tiada tambahan lagi pada mereka dan tiada pula pengurangan dari jumlah mereka selamanya.”
Kemudian beliau ﷺ bersabda seraya berisyarat ke arah kitab yang ada di tangan kirinya: “Dan ini adalah kitab catatan ahli neraka, nama-nama mereka lengkap dengan nama orang tua dan kabilah mereka, kemudian digabungkan menjadi satu sampai orang yang terakhir dari mereka, tanpa ada penambahan pada jumlah mereka dan tanpa ada pengurangan dari jumlah mereka selamanya.”
Maka para sahabat bertanya, "Kalau begitu, buat apakah kita beramal bila segala urusannya telah dirampungkan?" Maka Rasulullah ﷺ bersabda: “Luruskanlah dirimu dan dekatkanlah dirimu (kepada Allah), karena sesungguhnya ahli surga itu amal perbuatannya diakhiri dengan amal perbuatan ahli surga, betapapun amal perbuatan yang dilakukannya sebelum itu. Dan sesungguhnya ahli neraka itu amal perbuatannya diakhiri dengan amal perbuatan ahli neraka, betapapun amal perbuatan yang telah dilakukannya sebelum itu.”
Kemudian Rasulullah ﷺ berisyarat dengan telapak tangannya, lalu menggenggamkannya dan bersabda, "Selesailah sudah urusan Tuhanmu dari hamba-hamba-Nya." Kemudian berisyarat dengan tangan kanannya dan membentangkannya seraya bersabda, "Segolongan dimasukkan ke dalam surga," lalu berisyarat dengan tangan kirinya dan bersabda, "Dan segolongan yang lainnya dimasukkan ke dalam neraka."
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dan Imam An-Nasa’i, keduanya dari Qutaibah, dari Al-Laits bin Sa'd dan Bakr bin Mudar yang keduanya dari Abu Qabil, dari Syufayy bin Mani' Al-Ashbahi, dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma dengan sanad yang sama.
Imam At-Tirmidzi mengatakan bahwa hadis ini hasan shahih gharib. Al-Baghawi mengetengahkannya di dalam kitab tafsirnya melalui jalur Bisyr bin Bakr, dari Sa'id bin Usman, dari Abuz Zahiriyah, dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi ﷺ, lalu disebutkan hal yang semisal, tetapi dalam riwayat ini terdapat tambahan yang antara lain disebutkan, "Kemudian segolongan dimasukkan ke dalam surga dan segolongan yang lain dimasukkan ke dalam neraka sebagai keputusan yang adil dari Allah subhanahu wa ta’ala" Ibnu Abi Hatim meriwayatkannya dari ayahnya, dari Abdullah bin Saleh (juru tulis Al-Laits), dari Al-Laits dengan sanad yang sama.
Ibnu Jarir telah meriwayatkannya dari Yunus, dari Ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris, dari Abu Qabil, dari Syufayy, dari seorang lelaki sahabat Rasulullah, lalu disebutkan hal yang sama. Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya pula dari Yunus, dari Ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris dan Haiwah bin Syuraih, dari Yahya bin Abu Usaid, bahwa Abu Firas pernah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah mendengar Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, "Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala setelah menciptakan Adam, maka Dia mengibaskannya sebagaimana seseorang mengibaskan kain selimut dan dikeluarkan dari Adam semua anak cucu (keturunan) nya. Maka keluarlah darinya keturunannya seperti semut-semut kecil.
Lalu Allah menggenggam mereka dua kali genggaman, dan berfirman, 'Ini celaka dan ini bahagia,' lalu melepaskan keduanya. Kemudian menggenggam keduanya dan berfirman, 'Segolongan dimasukkan ke dalam surga dan segolongan yang lain dimasukkan ke dalam neraka'." Riwayat yang mauquf ini lebih mendekati kebenaran; hanya Allah subhanahu wa ta’ala sajalah Yang Maha Mengetahui.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdus Samad, telah menceritakan kepada kami Hammad (yakni Ibnu Salamah), telah menceritakan kepada kami Al-Jariri, dari Abu Nadhrah yang menceritakan bahwa seorang sahabat Nabi ﷺ yang dikenal dengan nama julukan Abu Abdillah kedatangan murid-muridnya yang mengunjunginya, mereka menemuinya dalam keadaan menangis.
Maka mereka bertanya, "Apakah yang menyebabkan engkau menangis? Bukankah Rasulullah ﷺ pernah bersabda kepadamu, 'Cukurlah sebagian dari kumismu, kemudian biarkanlah tumbuh jenggotmu, hingga engkau bersua denganku'?" Abu Abdullah menjawab, "Memang benar, tetapi aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah menggenggam dengan tangan kanan-Nya sekali dan dengan tangan lainnya sekali, lalu berfirman, 'Ini untuk ini (surga) dan ini untuk ini (neraka), dan Aku tidak peduli.' Maka aku tidak tahu, termasuk genggaman yang manakah diriku ini."
Hadis-hadis mengenai takdir banyak sekali didapat di dalam kitab-kitab shahih dan kitab-kitab musnad, antara lain ialah hadis Ali, Ibnu Mas'ud, Aisyah, dan sejumlah sahabat lainnya yang banyak.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[Dan kalau Allah, menghendaki, niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja).]] (Asy-Syura: 8) Yakni adakalanya dalam hidayah atau dalam kesesatan, tetapi Dia memisahkan di antara mereka, maka Dia memberi petunjuk kepada jalan yang benar siapa yang dikehendaki-Nya, dan menyesatkan dari jalan yang benar siapa yang dikehendaki-Nya.
Dia dalam tindakan-Nya mengandung hikmah dan alasan yang sangat tepat, karena itulah disebutkan dalam firman selanjutnya: [[… tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dan tidak pula seorang penolong.]] (Asy-Syura: 8)
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Yunus, telah menceritakan kepada kami Wuhaib, telah menceritakan kepadaku Al-Haris, dari Amr bin Abu Suwaid, ia pernah menceritakan kepadanya dari Ibnu Hujairah, telah sampai suatu berita kepadanya bahwa Musa a.s. pernah mengatakan, "Ya Tuhanku, makhluk yang telah Engkau ciptakan, Engkau jadikan sebagian dari mereka masuk surga dan sebagian yang lainnya masuk neraka, mengapa tidak Engkau masukkan saja ke surga semuanya?" Maka Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, "Hai Musa, angkatlah baju gamismu!" Maka Musa a.s. mengangkatnya, dan berkata, "Aku telah mengangkatnya." Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, "Angkatlah lagi." Musa mengangkatnya lagi hingga tiada yang tersisa, lalu berkata, "Ya Tuhanku, aku telah mengangkatnya." Allah berfirman, "Angkatlah lagi." Musa a.s. menjawab, "Aku telah mengangkatnya kecuali bagian yang tidak ada kebaikan padanya." Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, "Demikian pula perihal-Ku, Aku masukkan semua makhluk-Ku ke dalam surga kecuali yang tidak ada kebaikan padanya.""
Dan sekiranya Allah menghendaki niscaya Dia jadikan mereka satu umat saja, dengan menjadikan mereka semua beriman atau kafir seluruhnya dan tidak memberi mereka kesempatan untuk memilih. Tetapi Dia memasukkan orang-orang yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya, yaitu surga-Nya atas dasar anugerah-Nya dan memasukkan mereka yang kafir ke dalam neraka lantaran kekafiran mereka. Dan orang-orang yang zalim, yang telah melanggar tuntunan dan menyekutukan-Nya tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun yang dapat melindungi mereka dari azab Allah dan seorang penolong pun yang dapat menolong mereka dari siksaan api neraka. 9. Atau apakah mereka mengambil pelindung-pelindung yang mereka sembah selain Dia, yang dapat melindungi dan menolong mereka dari azab-Nya dan siksaan api neraka' Padahal Allah, Dialah satu-satunya yang menjadi pelindung yang sebenarnya. Dan Dia, satu-satunya yang menghidupkan orang yang mati, dan Dia pula yang Mahakuasa atas segala sesuatu.
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa jika Dia menghendaki, maka semua manusia itu akan beriman sehingga menjadi umat yang satu, tetapi kebijaksanaan yang diambil-Nya adalah dengan menyerahkan urusan iman dan kufur kepada pribadi manusia masing-masing. Dia tidak mau memaksakan agar semua manusia itu beriman, namun memberikan kepada mereka hak memilih dan menentukan nasibnya menurut kemauan mereka sendiri. Berbahagialah orang-orang yang mengikuti petunjuk rasul. Mereka selalu bersyukur memuji Allah dan akan dimasukkan ke dalam rahmat-Nya dan celakalah orang-orang yang selalu menentang dan tidak mau mengikuti petunjuk rasul, mereka akan disiksa di hari kemudian dan tidak seorang pun yang akan menolong dan melindungi mereka. Mereka tidak dapat menyesali siapa-siapa kecuali diri mereka sendiri sebagaimana sabda Rasulullah saw:
Siapa memperoleh kebaikan hendaklah memuji Allah dan siapa memperoleh selain daripada itu janganlah ia menyalahkan melainkan terhadap dirinya sendiri. (Riwayat Muslim dari Abu dzarr al-Giffari)
Tidak sedikit ayat yang senada dengan ayat 8 ini. Antara lain firman Allah:
Dan sekiranya Allah menghendaki, tentu Dia jadikan mereka semua mengikuti petunjuk. (al-An'am/6: 35)
Dan firman-Nya:
Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami berikan kepada setiap jiwa petunjuk (bagi)nya. (as-Sajdah/32: 13).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
SURAH ASY-SYUURAA
(MUSYAWARAH)
SURAH KE-42
53 AYAT
DITURUNKAN DI MEKAH
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih
Ayat 1
"Haa Miim."
Ayat 2
"‘Ain-Siin-Qaaf,"
Kita pulangkan saja tentang rahasia-rahasia arti dan maksudnya kepada Allah yang mewahyukan dan Rasul yang menerima wahyu.
Ayat 3
“Demikianlah."
Adanya Al-Qur'an ini “Mewahyukan kepada engkau dan kepada mereka (rasul-rasul dan nabi-nabi) yang sebelum engkau." Dengan kitab mereka masing-masing pula."Allah Yang Mahagagah." Karena segala kehendak-Nya pasti berlaku.
“Mahabijaksana."
Mengatur syari'at ada beberapa perbedaan menurut keadaan umat yang didatangi dakwah itu.
Ayat 4
“Kepunyaan-Nya apa yang ada di semua langit dan apa yang di bumi."
Mutlak Dia berkuasa sendiri-Nya di semua langit dan di bumi ini. “Dan Dia adalah Mahatinggi." Dari pihak kemuliaan.
“Mahaagung."
Dari pihak kekuasaan.
Ayat 5
“Nyarislah semua langit itu terbelah dari sebelah atasnya, sedang malaikat-malaikat bertasbih dengan memuji Tuhan mereka dan memohonkan ampunan untuk orang yang di bumi. Ketahuilah, sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pengampun Maha Penyayang."
Demi ketinggian dan keagungan Allah, sesungguhnya dengan qudrat dan iradah-Nya langit ketujuh petalanya itu sewaktu-waktu bisa belah. Ayat ini adalah peringatan bagi manusia bahwa bagi Allah membelah langit itu adalah perkara mudah. Apalah lagi dalam bumi yang kecil Mengapa langit nyaris belah dari sebelah atasnya? Ialah kalau kebatilan dan kedurhakaan manusia lebih bersimaharajalela di bumi ini. Syukurlah di bumi yang menerima petunjuk Ilahi masih ada doa-doa yang khusyu yang menjulang ke langit. Dan di langit sendiri pun ada malaikat-malaikat yang selalu bertasbih, berbakti beribadah memuji Allah dan di dalam rangka baktinya itu mereka pun selalu me-mohonkan agar makhluk yang beriman kepada ilahi diberi ampun jika mereka terlalai. Dan Allah pun, di samping sifat-Nya yang murka kepada yang durhaka, adalah senantiasa bersedia memberikan maghfirah dan ampun berlimpah-limpah kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang taat dan patuh.
Begitulah tingginya pengajaran Allah yang disampaikan dengan wahyu kepada manusia. Betapa tinggi dan agung-Nya Allah dan betapa pula doa orang yang beriman mensaat sambutan dan sokongan dari malaikat. Maka alangkah kecewanya karena masih ada manusia yang mencari juga pelindung lain selain daripada Allah. Rasulullah ﷺ sebagai penerima dan penyebar wahyu pernah juga berhiba hati memikirkan manusia yang demikian. Maka ayat selanjutnya ialah isyarat kepada Rasul*Nya agar dia jangan berhiba hati.
Ayat 6
“Dan orang-orang yang mengambil selain daripada-Nya menjadi pelindung, Allah menjadi pengawas atas mereka dan tidaklah engkau yang jadi wakil atas mereka."
Tegasnya, sudah demikian bahwa tidak wali, tidak ada pelindung, walaupun siapa dalam alam ini. Tetapi masih ada yang membuat pelindung lain.
Engkau tidak usah kecewa atas hal itu, wahai utusan-Ku. Aku sendiri yang mengawasi gerak-gerik mereka. Aku sendiri yang akan mencatat segala perbuatan dan perkataan mereka, bukan engkau yang menjadi wakil atau pengurus. Teruskan saja tugas yang Aku pikulkan atas pundakmu, yaitu menyampaikan (tabligh), memberi gembira atas yang taat dan memberi ancaman atas yang kufur.
Ayat 7
“Dan demikianlah telah Kami wahyukan kepada engkau Al-Qm'an (berbahasa) Arab supaya engkau beri peringatan ancaman ibu negeri dan orang-orang yang sekitarnya."
Diturunkan dalam bahasa Arab, yakni bahasa mereka sendiri dan bahasa Rasul sendiri juga, supaya mereka saat memahamkannya. Dan disuruh sampaikan di ibu negeri (Ummul Quraa), yaitu Mekah sendiri. Sebab sejak zaman Nabi Ibrahim, Mekah sudah menjadi ibu negeri; ibu negeri peribadahan, karena di sana ada Ka'bah, sehingga seluruh bangsa Arab telah memandang Quraisy sebagai suku terhormat karena mereka yang menyelenggarakan orang haji tiap tahun. Di tengah-tengah ibu negeri itulah mulai peringatan ancaman. Karena kalau sudah dimulai di ibu negeri mudahlah menjalarnya ke negeri-negeri yang beribu ke sana. Dan ibu negeri itulah nanti yang me-lancarkan pula kepada orang-orangyang berada di sekeliling."Dan hendaklah engkau ancamkan tentang hari berkumpul yang tidak ada ragu-ragu padanya." Yaitu bahwa seluruh insan akan berkumpul di hari Kiamat, di Padang Mahsyar. Akan diperhitungkan amal buruk dan baik, taat dan durhaka selama hidup di dunia ini.
“Segolongan ke dalam surga dan segolongan ke dalam neraka."
Tugas berat inilah yang harus diselesaikan oleh Rasul. Sampaikan, ancamkan, dan tabligh kan terus. Jangan kecewa, jangan kecil hati.
Ayat 8
“Dan jika Allah menghendaki, niscaya telah jadikan-Nya mereka umat yang satu, tetapi dimasukkan-Nya barangsiapa yang dikehendaki -Nya ke dalam rahmat-Nya. Sedang orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka pelindung, dan tidak penolong,"
Allah memperlihatkan hikmah kebijak-sanaan-Nya yang tertinggi. Dia Mahakuasa, Dia bisa menjadikan umat manusia jadi umat yang satu. Tetapi kalau itu terjadi, kendurlah perjuangan manusia untuk memperjuangkan kebenaran. Kalau semua sudah benar saja, tidak ada yang salah, tidaklah saat lagi manusia mencari perbandingan.
Ayat 9
“Atau apakah mereka mengambil selain Dia menjadi pelindung ?"
Siapa yang selain Allah itu? Batukah? Kayukah? Orangkah atau matahari dan bulankah? Padahal semuanya itu makhluk belaka? Misalnya mereka berdosa kepada Allah akan dimasukkan ke neraka. Berkuasakah apa-apa yang mereka ambil jadi pelindung itu melindungi mereka dari murka Allah? Dan menangkis apabila pukulan Allah datang? Sama sekali tidak!
Maka Allah, Dialah Pelindung." Yang lain tidak ada pelindung. Yang lain tidak ada pe-nolong."Dan Dialah yang menghidupkan orang yang telah mati." Bukan pelindung-pelindung yang kamu ada-adakan itu. Malahan kalau manusia yang kamu jadikan pelindungmu itu, mereka pun akan dihidupkan-Nya juga kembali, diperiksa seperti kamu juga. Kalau mereka orang baik semasa di dunia, dia akan dimasukkan ke dalam surga, kalau mereka yang menyesatkan kamu maka peiindung-pe-lindungmu akan bersama-sama dihalau dengan kamu ke dalam neraka.
“Dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Mahakuasa."
Padahal yang kamu jadikan pelindung-pelindung itu sebesar zarrah pun tidak ada kuasanya. Sama saja dengan kamu.
Ayat 10
“Dan apa jua pun yang kamu perselisihkan padanya maka hukumnya adalah pada Allah"
Apa sebab kamu berselisih? Karena masing-masing bersikeras mempertahankan bahwa dialah di pihak yang benar. Berapa banyaknya kebenaran? Apakah sebanyak orang? Bukan! Kebenaran hanya satu! Kebenaran hanya kepada Allah jua. Maka segala yang kamu per-seiisihkan itu tidak akan selesAl-selesainya selama kamu belum kembalikan hukum kepu-tusan kepada Allah. Ini ada dalam tangan-Ku: kalam Allah, Al-Qur'an. Marilah bertahkim kepada ini niscaya akan habis sendirinya apa yang kamu perselisihkan itu.
“Demikian itulah Allah, Tuhanku. Kepada-Nyalah aku benserah dini dan kepada-Nya aku akan kembali."
Agar kamu selamat habis segala perselisihan maka ikutilah aku! Mari bersama-sama aku bertawakal berserah diri kepada Allah, Mari bersama-sama kembali kepada-Nya. Kalau tidak mau, kamu akan celaka dan aku jalan terus! Jalan terus karena itulah jalan satu-satunya.
Ayat 11
“Dialah Pencipta semua langit dan bumi pun. Dia menjadikan untuk kamu dari driimu sendini jodoh-jodohan. Dan dari ternak pun berjodoh-jodohan."
Dia jadikan dari dirimu sendiri, yaitu sama-sama manusia berakal, sama-sama cucu Adam, berjodoh-jodohan, berpasang-pasangan, jantan dan betina. ‘Via kembang biakkan kamu kepadanya," di dunia ini karena perjodohan itu. Demikianlah, langit Dia ciptakan, ada ma-laikat-malaikat yang meramaikannya dengan tasbih dan takbirnya. Bumi pun Dia ciptakan lalu didatangkan manusia dari taman surga, berjodohan untuk meramaikannya dan berkembang."Tidak ada suatu pun yang menyamai Dia." Sebab Dia saja sendiri-Nya yang Khaliq, yang lain adalah makhluk belaka. Dia saja Yang Mahakuasa, yang lain adalah di bawah kuasa-Nya."Dan Dia adalah Maha mendengar." Didengarnya segala permohonan kita bahkan suara hati sanubari kita, munajat dan doa dari hamba-Nya yang kesepian sendirian.
“Maha Melihat."
Ayat 12
Segala tingkah laku hamba-Nya."Kepunyaan-Nya kunci-kunci dari semua langit dan bumi. Dilapangkan-Nya rezeki bagi barangsiapa yang dikehendaki-Nya dan disempitkan-Nya."
Kunci Dia yang memegang, sebab Dia yang empunya dan Dia yang kuasa. Sebab itu orang lain, maupun malaikat-malaikat mu-qarrabin (yang terdekat) pun tidak turut berkuasa memegang kunci itu. Maka kalau ada yang dilapangkan-Nya rezeki dan ada yang disempitkan-Nya, yang memilih ialah karena hikmah kebijaksanaan di dalam nama-Nya Yang tidak saat dimasuki oleh siapa-siapa.
“Sesungguhnya Dia atas tiap-tiap sesuatu Maha Mengetahui."