Ayat
Terjemahan Per Kata
فَاطِرُ
pencipta
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
langit(jamak)
وَٱلۡأَرۡضِۚ
dan bumi
جَعَلَ
Dia menjadikan
لَكُم
bagi kalian
مِّنۡ
dari
أَنفُسِكُمۡ
diri kalian sendiri
أَزۡوَٰجٗا
berpasang-pasangan
وَمِنَ
dan dari
ٱلۡأَنۡعَٰمِ
binatang ternak
أَزۡوَٰجٗا
berpasang-pasangan
يَذۡرَؤُكُمۡ
Dia menjadikan kamu berkembang
فِيهِۚ
padanya
لَيۡسَ
tidak ada
كَمِثۡلِهِۦ
serupa dengan Dia
شَيۡءٞۖ
sesuatu
وَهُوَ
dan Dia
ٱلسَّمِيعُ
Maha Mendengar
ٱلۡبَصِيرُ
Maha Melihat
فَاطِرُ
pencipta
ٱلسَّمَٰوَٰتِ
langit(jamak)
وَٱلۡأَرۡضِۚ
dan bumi
جَعَلَ
Dia menjadikan
لَكُم
bagi kalian
مِّنۡ
dari
أَنفُسِكُمۡ
diri kalian sendiri
أَزۡوَٰجٗا
berpasang-pasangan
وَمِنَ
dan dari
ٱلۡأَنۡعَٰمِ
binatang ternak
أَزۡوَٰجٗا
berpasang-pasangan
يَذۡرَؤُكُمۡ
Dia menjadikan kamu berkembang
فِيهِۚ
padanya
لَيۡسَ
tidak ada
كَمِثۡلِهِۦ
serupa dengan Dia
شَيۡءٞۖ
sesuatu
وَهُوَ
dan Dia
ٱلسَّمِيعُ
Maha Mendengar
ٱلۡبَصِيرُ
Maha Melihat
Terjemahan
(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagimu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri dan (menjadikan pula) dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan(-nya). Dia menjadikanmu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Tafsir
(Pencipta langit dan bumi) Dialah Yang mengadakan langit dan bumi (Dia menjadikan bagi kalian dari jenis kalian sendiri pasangan-pasangan) sewaktu Dia menciptakan Hawa dari tulang rusuk Adam (dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan) ada jenis jantan dan ada jenis betina (dijadikan-Nya kalian berkembang biak) maksudnya, mengembangbiakkan kalian (dengan jalan itu) yaitu melalui proses perjodohan. Dengan kata lain, Dia memperbanyak kalian melalui anak beranak. Dhamir yang ada kembali kepada manusia dan binatang ternak dengan ungkapan yang lebih memprioritaskan manusia. (Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia) huruf Kaf adalah Zaidah, karena sesungguhnya Allah ﷻ tiada sesuatu pun yang semisal dengan-Nya (dan Dialah Yang Maha Mendengar) semua apa yang dikatakan (lagi Maha Melihat) semua apa yang dikerjakan.
Tafsir Surat Asy-Syura: 9-12
[[Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka Allah, Dialah Pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang-orang yang mati, dan Dia adalah Mahakuasa atas segala sesuatu. Tentang sesuatu apa pun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nyalah aku bertawakal dan kepada-Nyalah aku kembali. (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Kepunyaan-Nyalah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (nya). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.]] (Asy-Syura: 9-12)
Allah subhanahu wa ta’ala mengingkari sikap orang-orang musyrik karena mereka telah menjadikan tuhan-tuhan lain selain Allah dan Allah subhanahu wa ta’ala memberitahukan bahwa hanya Dialah Pelindung yang sebenarnya, yang tidak layak penyembahan dilakukan kecuali hanya kepada-Nya semata. Karena sesungguhnya Dia adalah Mahakuasa untuk menghidupkan orang-orang yang telah mati, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: [[Tentang sesuatu apa pun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah.]] (Asy-Syura: 10) Maksudnya, manakala kalian berselisih dalam urusan apa pun. Hal ini mengandung pengertian yang menyeluruh mencakup segala sesuatu, [[maka putusannya (terserah) kepada Allah.]] (Asy-Syura: 10) Yakni Dialah yang akan memutuskannya melalui Kitab (Al-Qur'an)-Nya dan sunnah Nabi-Nya.
Ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya). (An-Nisa: 59).
Adapun firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[Yang demikian itu adalah Allah Tuhanku.]] (Asy-Syura: 10), maka artinya, yang memutuskan segala sesuatu itu adalah Dia.
[[Kepada-Nyalah aku bertawakal dan kepada-Nyalah aku kembali.]] (Asy-Syura: 10) Yakni hanya kepada-Nyalah aku merujuk dalam semua urusan.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[(Dia) Pencipta langit dan bumi.]] (Asy-Syura: 11) Allah-lah yang menciptakan keduanya sejak semula dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya.
[[Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan.]] (Asy-Syura: 11) Yakni berkat kemurahan dan karunia dari-Nya, Dia menjadikan pasangan kalian dari jenis kalian sendiri, laki-laki dan perempuan.
[[… dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula).]] (Asy-Syura: 11) Dia telah menciptakan bagi kalian delapan macam binatang ternak yang berpasang-pasangan pula.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[… dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu.]] (Asy-Syura: 11) Yaitu melalui proses tersebut Dia menciptakan kalian, dan Dia terus-menerus mengembangbiakkan kalian dengan melaluinya, ada yang laki-laki dan ada yang perempuan, generasi demi generasi, dan keturunan-demi keturunan; begitu pula binatang ternak melalui proses yang sama. Al-Baghawi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: [[… dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu.]] (Asy-Syura: 11) Yakni di dalam rahim.
Pendapat yang lain menyebutkan di dalam perut. Menurut pendapat yang lainnya lagi melalui proses itu, generasi demi generasi, baik manusia maupun binatang ternak, kata Mujahid. Menurut pendapat yang lain, lafaz “fii” bermakna “ba”, yakni Dia menjadikan kalian dengan melalui proses tersebut.
[[Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.]] (Asy-Syura: 11) Yakni tiada suatu makhluk pun yang serupa dengan Dia, karena Dia adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Maha Esa dan tiada yang menandingi-Nya (menyamai-Nya). [[… dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.]] (Asy-Syura: 11).
Adapun Firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[Kepunyaan-Nyalah perbendaharaan langit dan bumi.]] (Asy-Syura: 12), maka tafsir mengenai ayat ini telah disebutkan di dalam tafsir surat Az-Zumar, yang kesimpulannya menyebutkan bahwa Dialah Yang Mengatur dan yang berkuasa pada keduanya.
[[Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan(nya).]] (Asy-Syura: 12) Yakni Dia meluaskan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Keadilan dan kebijaksanaan yang sempurna hanyalah bagi Dia. [[Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.]] (Asy-Syura: 12).
Dialah, Allah, Pencipta langit dengan segala keindahannya dan Pencipta bumi tanpa ada contoh sebelumnya dan Dia pula yang menciptakan segala isi yang ada pada keduanya, termasuk makhluk-makhluk yang menghuninya. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, yaitu pasangan laki-laki sebagai suami dan perempuan sebagai istri dan menjadikan pula dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan bagi masing-masing binatang, ada jantan dan ada betina dan dengan berpasangan itu mereka dapat melanjutkan keturunannya. Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dan dapat melanjutkan keturunanmu dengan jalan berpasang-pasangan itu. Tidak ada sesuatu pun dari semua makhluk yang telah diciptakan-Nya itu yang serupa dengan Dia dalam zat dan segala sifat dan perbuatan-Nya. Dia suci dari pasangan. Dan Dia Yang Maha Mendengar segala yang kamu katakan, maupun yang terlintas dalam pikiranmu, Maha Melihat segala yang kamu lakukan, baik secara terangan-terangan maupun sembunyi-sembunyi. 12. Dia tidak hanya menciptakan semua yang ada di langit dan bumi, tetapi juga menguasai seluruhnya. Karena itu, milik-Nyalah dan di bawah kekuasaan-Nya semua perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki, yaitu kepada siapa pun tanpa melihat kepada iman dan amal yang dilakukannya, tetapi berdasarkan hukum-hukum yang telah ditetapkannya dalam memperoleh rezeki dan membatasinya bagi siapa pun, bukan karena kekafirannya dan kemaksiatannya, tetapi karena dia tidak memenuhi hukum-hukum itu. Sungguh, Dia, satu-satunya, Maha Mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan bumi, termasuk yang dilapangkan dan dibatasi rezekinya.
Allah menerangkan bahwa Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi serta segala isinya, begitu juga hal-hal aneh dan ajaib yang mengherankan yang kita saksikan seperti luasnya cakrawala yang membentang luas di atas kita tanpa ada tiang yang menunjangnya; karenanya. Dia-lah yang pantas dan layak dijadikan sandaran dalam segala hal dan dimintai bantuan dan pertolongan-Nya; bukan tuhan-tuhan mereka yang tidak berdaya dan yang tidak dapat berbuat apa-apa. Dia-lah yang menjadikan bagi manusia dari jenisnya sendiri jodohnya masing-masing; yang satu dijodohkan kepada yang lain sehingga lahirlah keturunan turun-temurun memakmurkan dunia ini. Demikian itu berlaku pula pada binatang ternak yang akhirnya berkembang biak memenuhi kehidupan di bumi.
Dengan demikian, kehidupan makhluk yang berada di atas bumi ini menjadi teratur dan terjamin bagi mereka. Makanan yang cukup bergizi, minuman yang menyegarkan dan nikmat-nikmat lain yang wajib disyukuri untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Semuanya itu menunjukkan kebenaran dan kekuasaan Allah. Tidak ada satu pun yang menyamai-Nya dalam segala hal. Dia Maha Mendengar, Dia mendengar segala apa yang diucapkan setiap makhluk, Dia Maha Melihat. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya. Dia melihat segala amal perbuatan makhluk-Nya, yang baik maupun yang jahat. Tidak ada sesuatu pun yang menyamai kekuasaan, kebesaran, dan kebijaksanaan-Nya.
Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Ayat ini secara jelas menyatakan demikian. Demikian pula beberapa ayat berikut:
Mahasuci (Allah) yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui. (Yasin/36: 36)
Firman Allah:
Dan Dia yang menghamparkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai di atasnya. Dan padanya Dia menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan; Dia menutupkan malam kepada siang. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir (ar-Ra'd/13: 3)
Dan firman-Nya
Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah). (adh-dzariyat/51: 49)
Menurut kajian ilmiah, bukan hanya makhluk hidup yang berpasang-pasangan namun benda-benda mati juga berpasang-pasangan. Dengan menggunakan ilmu dan peralatan canggih yang ada saat ini, sudah dapat diketahui mengenai adanya pasangan-pasangan dari atom sampai ke awan. Atom, yang tadinya diduga merupakan wujud yang terkecil dan tidak dapat dibagi, ternyata iapun berpasangan. Atom terdiri dari elektron dan proton. Proton yang bermuatan listrik positif dikelilingi oleh beberapa partikel elektron yang bermuatan listrik negatif. Muatan listrik di kedua kelompok partikel ini sangat seimbang.
Tumbuh-tumbuhan pun memiliki pasangan-pasangan guna pertumbuhan dan perkembangannya. Sebelumnya, manusia tidak mengetahui bahwa tumbuh-tumbuhan juga memiliki perbedaan kelamin jantan dan betina. Buah adalah produk akhir dari reproduksi tumbuhan tinggi. Tahap yang mendahului buah adalah bunga, yang memiliki organ jantan dan betina yaitu benangsari dan putik. Bila tepungsari dihantarkan ke putik, akan menghasilkan buah, yang kemudian tumbuh, hingga akhirnya matang dan melepaskan bijinya. Oleh sebab itu seluruh buah mencerminkan keberadaan organ-organ jantan dan betina, suatu fakta yang disebut dalam Al-Qur'an.
Ada tumbuhan yang memiliki benangsari dan putik sehingga menyatu dalam diri pasangannya; dan dalam penyerbukannya ia tidak membutuhkan pejantan dari bunga lain. Namun, ada juga yang hanya memiliki salah satunya saja sehingga untuk berproduksi ia membutuhkan pasangannya dari bunga lain. Hanya Allah yang tidak berpasangan.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
SURAH ASY-SYUURAA
(MUSYAWARAH)
SURAH KE-42
53 AYAT
DITURUNKAN DI MEKAH
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih
Ayat 1
"Haa Miim."
Ayat 2
"‘Ain-Siin-Qaaf,"
Kita pulangkan saja tentang rahasia-rahasia arti dan maksudnya kepada Allah yang mewahyukan dan Rasul yang menerima wahyu.
Ayat 3
“Demikianlah."
Adanya Al-Qur'an ini “Mewahyukan kepada engkau dan kepada mereka (rasul-rasul dan nabi-nabi) yang sebelum engkau." Dengan kitab mereka masing-masing pula."Allah Yang Mahagagah." Karena segala kehendak-Nya pasti berlaku.
“Mahabijaksana."
Mengatur syari'at ada beberapa perbedaan menurut keadaan umat yang didatangi dakwah itu.
Ayat 4
“Kepunyaan-Nya apa yang ada di semua langit dan apa yang di bumi."
Mutlak Dia berkuasa sendiri-Nya di semua langit dan di bumi ini. “Dan Dia adalah Mahatinggi." Dari pihak kemuliaan.
“Mahaagung."
Dari pihak kekuasaan.
Ayat 5
“Nyarislah semua langit itu terbelah dari sebelah atasnya, sedang malaikat-malaikat bertasbih dengan memuji Tuhan mereka dan memohonkan ampunan untuk orang yang di bumi. Ketahuilah, sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pengampun Maha Penyayang."
Demi ketinggian dan keagungan Allah, sesungguhnya dengan qudrat dan iradah-Nya langit ketujuh petalanya itu sewaktu-waktu bisa belah. Ayat ini adalah peringatan bagi manusia bahwa bagi Allah membelah langit itu adalah perkara mudah. Apalah lagi dalam bumi yang kecil Mengapa langit nyaris belah dari sebelah atasnya? Ialah kalau kebatilan dan kedurhakaan manusia lebih bersimaharajalela di bumi ini. Syukurlah di bumi yang menerima petunjuk Ilahi masih ada doa-doa yang khusyu yang menjulang ke langit. Dan di langit sendiri pun ada malaikat-malaikat yang selalu bertasbih, berbakti beribadah memuji Allah dan di dalam rangka baktinya itu mereka pun selalu me-mohonkan agar makhluk yang beriman kepada ilahi diberi ampun jika mereka terlalai. Dan Allah pun, di samping sifat-Nya yang murka kepada yang durhaka, adalah senantiasa bersedia memberikan maghfirah dan ampun berlimpah-limpah kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang taat dan patuh.
Begitulah tingginya pengajaran Allah yang disampaikan dengan wahyu kepada manusia. Betapa tinggi dan agung-Nya Allah dan betapa pula doa orang yang beriman mensaat sambutan dan sokongan dari malaikat. Maka alangkah kecewanya karena masih ada manusia yang mencari juga pelindung lain selain daripada Allah. Rasulullah ﷺ sebagai penerima dan penyebar wahyu pernah juga berhiba hati memikirkan manusia yang demikian. Maka ayat selanjutnya ialah isyarat kepada Rasul*Nya agar dia jangan berhiba hati.
Ayat 6
“Dan orang-orang yang mengambil selain daripada-Nya menjadi pelindung, Allah menjadi pengawas atas mereka dan tidaklah engkau yang jadi wakil atas mereka."
Tegasnya, sudah demikian bahwa tidak wali, tidak ada pelindung, walaupun siapa dalam alam ini. Tetapi masih ada yang membuat pelindung lain.
Engkau tidak usah kecewa atas hal itu, wahai utusan-Ku. Aku sendiri yang mengawasi gerak-gerik mereka. Aku sendiri yang akan mencatat segala perbuatan dan perkataan mereka, bukan engkau yang menjadi wakil atau pengurus. Teruskan saja tugas yang Aku pikulkan atas pundakmu, yaitu menyampaikan (tabligh), memberi gembira atas yang taat dan memberi ancaman atas yang kufur.
Ayat 7
“Dan demikianlah telah Kami wahyukan kepada engkau Al-Qm'an (berbahasa) Arab supaya engkau beri peringatan ancaman ibu negeri dan orang-orang yang sekitarnya."
Diturunkan dalam bahasa Arab, yakni bahasa mereka sendiri dan bahasa Rasul sendiri juga, supaya mereka saat memahamkannya. Dan disuruh sampaikan di ibu negeri (Ummul Quraa), yaitu Mekah sendiri. Sebab sejak zaman Nabi Ibrahim, Mekah sudah menjadi ibu negeri; ibu negeri peribadahan, karena di sana ada Ka'bah, sehingga seluruh bangsa Arab telah memandang Quraisy sebagai suku terhormat karena mereka yang menyelenggarakan orang haji tiap tahun. Di tengah-tengah ibu negeri itulah mulai peringatan ancaman. Karena kalau sudah dimulai di ibu negeri mudahlah menjalarnya ke negeri-negeri yang beribu ke sana. Dan ibu negeri itulah nanti yang me-lancarkan pula kepada orang-orangyang berada di sekeliling."Dan hendaklah engkau ancamkan tentang hari berkumpul yang tidak ada ragu-ragu padanya." Yaitu bahwa seluruh insan akan berkumpul di hari Kiamat, di Padang Mahsyar. Akan diperhitungkan amal buruk dan baik, taat dan durhaka selama hidup di dunia ini.
“Segolongan ke dalam surga dan segolongan ke dalam neraka."
Tugas berat inilah yang harus diselesaikan oleh Rasul. Sampaikan, ancamkan, dan tabligh kan terus. Jangan kecewa, jangan kecil hati.
Ayat 8
“Dan jika Allah menghendaki, niscaya telah jadikan-Nya mereka umat yang satu, tetapi dimasukkan-Nya barangsiapa yang dikehendaki -Nya ke dalam rahmat-Nya. Sedang orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka pelindung, dan tidak penolong,"
Allah memperlihatkan hikmah kebijak-sanaan-Nya yang tertinggi. Dia Mahakuasa, Dia bisa menjadikan umat manusia jadi umat yang satu. Tetapi kalau itu terjadi, kendurlah perjuangan manusia untuk memperjuangkan kebenaran. Kalau semua sudah benar saja, tidak ada yang salah, tidaklah saat lagi manusia mencari perbandingan.
Ayat 9
“Atau apakah mereka mengambil selain Dia menjadi pelindung ?"
Siapa yang selain Allah itu? Batukah? Kayukah? Orangkah atau matahari dan bulankah? Padahal semuanya itu makhluk belaka? Misalnya mereka berdosa kepada Allah akan dimasukkan ke neraka. Berkuasakah apa-apa yang mereka ambil jadi pelindung itu melindungi mereka dari murka Allah? Dan menangkis apabila pukulan Allah datang? Sama sekali tidak!
Maka Allah, Dialah Pelindung." Yang lain tidak ada pelindung. Yang lain tidak ada pe-nolong."Dan Dialah yang menghidupkan orang yang telah mati." Bukan pelindung-pelindung yang kamu ada-adakan itu. Malahan kalau manusia yang kamu jadikan pelindungmu itu, mereka pun akan dihidupkan-Nya juga kembali, diperiksa seperti kamu juga. Kalau mereka orang baik semasa di dunia, dia akan dimasukkan ke dalam surga, kalau mereka yang menyesatkan kamu maka peiindung-pe-lindungmu akan bersama-sama dihalau dengan kamu ke dalam neraka.
“Dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Mahakuasa."
Padahal yang kamu jadikan pelindung-pelindung itu sebesar zarrah pun tidak ada kuasanya. Sama saja dengan kamu.
Ayat 10
“Dan apa jua pun yang kamu perselisihkan padanya maka hukumnya adalah pada Allah"
Apa sebab kamu berselisih? Karena masing-masing bersikeras mempertahankan bahwa dialah di pihak yang benar. Berapa banyaknya kebenaran? Apakah sebanyak orang? Bukan! Kebenaran hanya satu! Kebenaran hanya kepada Allah jua. Maka segala yang kamu per-seiisihkan itu tidak akan selesAl-selesainya selama kamu belum kembalikan hukum kepu-tusan kepada Allah. Ini ada dalam tangan-Ku: kalam Allah, Al-Qur'an. Marilah bertahkim kepada ini niscaya akan habis sendirinya apa yang kamu perselisihkan itu.
“Demikian itulah Allah, Tuhanku. Kepada-Nyalah aku benserah dini dan kepada-Nya aku akan kembali."
Agar kamu selamat habis segala perselisihan maka ikutilah aku! Mari bersama-sama aku bertawakal berserah diri kepada Allah, Mari bersama-sama kembali kepada-Nya. Kalau tidak mau, kamu akan celaka dan aku jalan terus! Jalan terus karena itulah jalan satu-satunya.
Ayat 11
“Dialah Pencipta semua langit dan bumi pun. Dia menjadikan untuk kamu dari driimu sendini jodoh-jodohan. Dan dari ternak pun berjodoh-jodohan."
Dia jadikan dari dirimu sendiri, yaitu sama-sama manusia berakal, sama-sama cucu Adam, berjodoh-jodohan, berpasang-pasangan, jantan dan betina. ‘Via kembang biakkan kamu kepadanya," di dunia ini karena perjodohan itu. Demikianlah, langit Dia ciptakan, ada ma-laikat-malaikat yang meramaikannya dengan tasbih dan takbirnya. Bumi pun Dia ciptakan lalu didatangkan manusia dari taman surga, berjodohan untuk meramaikannya dan berkembang."Tidak ada suatu pun yang menyamai Dia." Sebab Dia saja sendiri-Nya yang Khaliq, yang lain adalah makhluk belaka. Dia saja Yang Mahakuasa, yang lain adalah di bawah kuasa-Nya."Dan Dia adalah Maha mendengar." Didengarnya segala permohonan kita bahkan suara hati sanubari kita, munajat dan doa dari hamba-Nya yang kesepian sendirian.
“Maha Melihat."
Ayat 12
Segala tingkah laku hamba-Nya."Kepunyaan-Nya kunci-kunci dari semua langit dan bumi. Dilapangkan-Nya rezeki bagi barangsiapa yang dikehendaki-Nya dan disempitkan-Nya."
Kunci Dia yang memegang, sebab Dia yang empunya dan Dia yang kuasa. Sebab itu orang lain, maupun malaikat-malaikat mu-qarrabin (yang terdekat) pun tidak turut berkuasa memegang kunci itu. Maka kalau ada yang dilapangkan-Nya rezeki dan ada yang disempitkan-Nya, yang memilih ialah karena hikmah kebijaksanaan di dalam nama-Nya Yang tidak saat dimasuki oleh siapa-siapa.
“Sesungguhnya Dia atas tiap-tiap sesuatu Maha Mengetahui."