Ayat
Terjemahan Per Kata
وَمَا
dan apa yang
ٱخۡتَلَفۡتُمۡ
kamu perselisihkan
فِيهِ
didalamnya
مِن
dari
شَيۡءٖ
sesuatu
فَحُكۡمُهُۥٓ
maka hukumnya
إِلَى
kepada
ٱللَّهِۚ
Allah
ذَٰلِكُمُ
demikian itu
ٱللَّهُ
Allah
رَبِّي
Tuhanku
عَلَيۡهِ
atas-Nya
تَوَكَّلۡتُ
aku bertawakkal
وَإِلَيۡهِ
dan kepada-Nya
أُنِيبُ
aku kembali
وَمَا
dan apa yang
ٱخۡتَلَفۡتُمۡ
kamu perselisihkan
فِيهِ
didalamnya
مِن
dari
شَيۡءٖ
sesuatu
فَحُكۡمُهُۥٓ
maka hukumnya
إِلَى
kepada
ٱللَّهِۚ
Allah
ذَٰلِكُمُ
demikian itu
ٱللَّهُ
Allah
رَبِّي
Tuhanku
عَلَيۡهِ
atas-Nya
تَوَكَّلۡتُ
aku bertawakkal
وَإِلَيۡهِ
dan kepada-Nya
أُنِيبُ
aku kembali
Terjemahan
Apa pun yang kamu perselisihkan, keputusannya (diserahkan) kepada Allah. (Yang memiliki sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan hanya kepada-Nya aku kembali.
Tafsir
(Dan apa yang kalian perselisihkan) dengan orang-orang kafir (tentang sesuatu perkara) yang menyangkut masalah agama dan masalah-masalah lainnya (maka putusannya) dikembalikan (kepada Allah) kelak di hari kiamat yaitu Dia akan memutuskan perkara itu di antara kalian. Katakanlah kepada mereka, ("Itulah Allah, Rabbku, kepada-Nyalah aku bertawakal dan kepada-Nyalah aku kembali) yakni dikembalikan.
Tafsir Surat Asy-Syura: 9-12
[[Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah? Maka Allah, Dialah Pelindung (yang sebenarnya) dan Dia menghidupkan orang-orang yang mati, dan Dia adalah Mahakuasa atas segala sesuatu. Tentang sesuatu apa pun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Yang mempunyai sifat-sifat demikian) itulah Allah Tuhanku. Kepada-Nyalah aku bertawakal dan kepada-Nyalah aku kembali. (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Kepunyaan-Nyalah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (nya). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.]] (Asy-Syura: 9-12)
Allah subhanahu wa ta’ala mengingkari sikap orang-orang musyrik karena mereka telah menjadikan tuhan-tuhan lain selain Allah dan Allah subhanahu wa ta’ala memberitahukan bahwa hanya Dialah Pelindung yang sebenarnya, yang tidak layak penyembahan dilakukan kecuali hanya kepada-Nya semata. Karena sesungguhnya Dia adalah Mahakuasa untuk menghidupkan orang-orang yang telah mati, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: [[Tentang sesuatu apa pun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah.]] (Asy-Syura: 10) Maksudnya, manakala kalian berselisih dalam urusan apa pun. Hal ini mengandung pengertian yang menyeluruh mencakup segala sesuatu, [[maka putusannya (terserah) kepada Allah.]] (Asy-Syura: 10) Yakni Dialah yang akan memutuskannya melalui Kitab (Al-Qur'an)-Nya dan sunnah Nabi-Nya.
Ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya). (An-Nisa: 59).
Adapun firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[Yang demikian itu adalah Allah Tuhanku.]] (Asy-Syura: 10), maka artinya, yang memutuskan segala sesuatu itu adalah Dia.
[[Kepada-Nyalah aku bertawakal dan kepada-Nyalah aku kembali.]] (Asy-Syura: 10) Yakni hanya kepada-Nyalah aku merujuk dalam semua urusan.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[(Dia) Pencipta langit dan bumi.]] (Asy-Syura: 11) Allah-lah yang menciptakan keduanya sejak semula dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya.
[[Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan.]] (Asy-Syura: 11) Yakni berkat kemurahan dan karunia dari-Nya, Dia menjadikan pasangan kalian dari jenis kalian sendiri, laki-laki dan perempuan.
[[… dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula).]] (Asy-Syura: 11) Dia telah menciptakan bagi kalian delapan macam binatang ternak yang berpasang-pasangan pula.
Firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[… dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu.]] (Asy-Syura: 11) Yaitu melalui proses tersebut Dia menciptakan kalian, dan Dia terus-menerus mengembangbiakkan kalian dengan melaluinya, ada yang laki-laki dan ada yang perempuan, generasi demi generasi, dan keturunan-demi keturunan; begitu pula binatang ternak melalui proses yang sama. Al-Baghawi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: [[… dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu.]] (Asy-Syura: 11) Yakni di dalam rahim.
Pendapat yang lain menyebutkan di dalam perut. Menurut pendapat yang lainnya lagi melalui proses itu, generasi demi generasi, baik manusia maupun binatang ternak, kata Mujahid. Menurut pendapat yang lain, lafaz “fii” bermakna “ba”, yakni Dia menjadikan kalian dengan melalui proses tersebut.
[[Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.]] (Asy-Syura: 11) Yakni tiada suatu makhluk pun yang serupa dengan Dia, karena Dia adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Maha Esa dan tiada yang menandingi-Nya (menyamai-Nya). [[… dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.]] (Asy-Syura: 11).
Adapun Firman Allah subhanahu wa ta’ala: [[Kepunyaan-Nyalah perbendaharaan langit dan bumi.]] (Asy-Syura: 12), maka tafsir mengenai ayat ini telah disebutkan di dalam tafsir surat Az-Zumar, yang kesimpulannya menyebutkan bahwa Dialah Yang Mengatur dan yang berkuasa pada keduanya.
[[Dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan(nya).]] (Asy-Syura: 12) Yakni Dia meluaskan rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Keadilan dan kebijaksanaan yang sempurna hanyalah bagi Dia. [[Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.]] (Asy-Syura: 12).
Allah menyatakan kepada seluruh manusia, 'Dan apa pun yang kamu perselisihkan padanya tentang sesuatu, termasuk di dalamnya tentang terjadinya Kiamat itu, keputusannya terserah kepada Allah karena yang mengetahui tentang semua itu hanyalah Dia. Lalu Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk menyatakan bahwa yang memiliki sifat-sifat demikian itulah Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, Maha Mengetahui tentang segala sesuatu, Mahaagung, dan Mahakuasa. Dialah Tuhanku, pemelihara, pembimbing dan pelindung-ku. Kepada-Nya aku terus-menerus bertawakal dan berserah diri dan kepada-Nya aku terus-menerus kembali untuk bertobat. 11. Dialah, Allah, Pencipta langit dengan segala keindahannya dan Pencipta bumi tanpa ada contoh sebelumnya dan Dia pula yang menciptakan segala isi yang ada pada keduanya, termasuk makhluk-makhluk yang menghuninya. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, yaitu pasangan laki-laki sebagai suami dan perempuan sebagai istri dan menjadikan pula dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan bagi masing-masing binatang, ada jantan dan ada betina dan dengan berpasangan itu mereka dapat melanjutkan keturunannya. Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dan dapat melanjutkan keturunanmu dengan jalan berpasang-pasangan itu. Tidak ada sesuatu pun dari semua makhluk yang telah diciptakan-Nya itu yang serupa dengan Dia dalam zat dan segala sifat dan perbuatan-Nya. Dia suci dari pasangan. Dan Dia Yang Maha Mendengar segala yang kamu katakan, maupun yang terlintas dalam pikiranmu, Maha Melihat segala yang kamu lakukan, baik secara terangan-terangan maupun sembunyi-sembunyi.
Allah menerangkan bahwa apa saja yang diperselisihkan mengenai urusan agama, keputusannya supaya dikembalikan kepada Allah, artinya hanya Allah yang menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Manusia dalam kehidupan dunia harus mengikuti petunjuk Allah dalam Al-Qur'an dan petunjuk sunah Rasul, sebagaimana firman Allah:
Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. (an-Nisa'/4: 59)
Sedangkan yang memutuskan perselisihan manusia di akhirat nanti sepenuhnya hanya Allah saja, karena semua makhluk tidak ada yang memiliki kekuasaan, dan hanya Allah saja yang berkuasa, sebagaimana firman:
Pemilik hari pembalasan. (al-Fatihah/1: 4)
Dia-lah yang akan menetapkan hukumnya di hari Kiamat, menangani persoalan antara orang-orang yang berselisih. Di sanalah baru dapat diketahui dengan jelas siapa yang benar dan siapa yang salah, siapa yang layak masuk surga dan siapa yang menjadi penghuni neraka.
Yang memiliki sifat-sifat menghidupkan dan mematikan, menetapkan hukum antara dua orang yang berselisih tiada lain hanyalah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, bukanlah tuhan-tuhan selain Allah yang dianggap dan diakui mereka. Kepada-Nyalah manusia bertawakal dan berserah diri agar terhindar dari segala usaha jahat musuh-musuh mereka dan berhasil tidaknya urusan mereka hanya kepada Allah-lah segala sesuatunya dikembalikan, dan kepada-Nya-lah kita bertobat atas segala dosa dan maksiat yang telah kita lakukan. Sebagaimana firman-Nya:
Dan kepada Allah-lah segala perkara dikembalikan. (al-Baqarah/2: 210).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
SURAH ASY-SYUURAA
(MUSYAWARAH)
SURAH KE-42
53 AYAT
DITURUNKAN DI MEKAH
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih
Ayat 1
"Haa Miim."
Ayat 2
"‘Ain-Siin-Qaaf,"
Kita pulangkan saja tentang rahasia-rahasia arti dan maksudnya kepada Allah yang mewahyukan dan Rasul yang menerima wahyu.
Ayat 3
“Demikianlah."
Adanya Al-Qur'an ini “Mewahyukan kepada engkau dan kepada mereka (rasul-rasul dan nabi-nabi) yang sebelum engkau." Dengan kitab mereka masing-masing pula."Allah Yang Mahagagah." Karena segala kehendak-Nya pasti berlaku.
“Mahabijaksana."
Mengatur syari'at ada beberapa perbedaan menurut keadaan umat yang didatangi dakwah itu.
Ayat 4
“Kepunyaan-Nya apa yang ada di semua langit dan apa yang di bumi."
Mutlak Dia berkuasa sendiri-Nya di semua langit dan di bumi ini. “Dan Dia adalah Mahatinggi." Dari pihak kemuliaan.
“Mahaagung."
Dari pihak kekuasaan.
Ayat 5
“Nyarislah semua langit itu terbelah dari sebelah atasnya, sedang malaikat-malaikat bertasbih dengan memuji Tuhan mereka dan memohonkan ampunan untuk orang yang di bumi. Ketahuilah, sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pengampun Maha Penyayang."
Demi ketinggian dan keagungan Allah, sesungguhnya dengan qudrat dan iradah-Nya langit ketujuh petalanya itu sewaktu-waktu bisa belah. Ayat ini adalah peringatan bagi manusia bahwa bagi Allah membelah langit itu adalah perkara mudah. Apalah lagi dalam bumi yang kecil Mengapa langit nyaris belah dari sebelah atasnya? Ialah kalau kebatilan dan kedurhakaan manusia lebih bersimaharajalela di bumi ini. Syukurlah di bumi yang menerima petunjuk Ilahi masih ada doa-doa yang khusyu yang menjulang ke langit. Dan di langit sendiri pun ada malaikat-malaikat yang selalu bertasbih, berbakti beribadah memuji Allah dan di dalam rangka baktinya itu mereka pun selalu me-mohonkan agar makhluk yang beriman kepada ilahi diberi ampun jika mereka terlalai. Dan Allah pun, di samping sifat-Nya yang murka kepada yang durhaka, adalah senantiasa bersedia memberikan maghfirah dan ampun berlimpah-limpah kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang taat dan patuh.
Begitulah tingginya pengajaran Allah yang disampaikan dengan wahyu kepada manusia. Betapa tinggi dan agung-Nya Allah dan betapa pula doa orang yang beriman mensaat sambutan dan sokongan dari malaikat. Maka alangkah kecewanya karena masih ada manusia yang mencari juga pelindung lain selain daripada Allah. Rasulullah ﷺ sebagai penerima dan penyebar wahyu pernah juga berhiba hati memikirkan manusia yang demikian. Maka ayat selanjutnya ialah isyarat kepada Rasul*Nya agar dia jangan berhiba hati.
Ayat 6
“Dan orang-orang yang mengambil selain daripada-Nya menjadi pelindung, Allah menjadi pengawas atas mereka dan tidaklah engkau yang jadi wakil atas mereka."
Tegasnya, sudah demikian bahwa tidak wali, tidak ada pelindung, walaupun siapa dalam alam ini. Tetapi masih ada yang membuat pelindung lain.
Engkau tidak usah kecewa atas hal itu, wahai utusan-Ku. Aku sendiri yang mengawasi gerak-gerik mereka. Aku sendiri yang akan mencatat segala perbuatan dan perkataan mereka, bukan engkau yang menjadi wakil atau pengurus. Teruskan saja tugas yang Aku pikulkan atas pundakmu, yaitu menyampaikan (tabligh), memberi gembira atas yang taat dan memberi ancaman atas yang kufur.
Ayat 7
“Dan demikianlah telah Kami wahyukan kepada engkau Al-Qm'an (berbahasa) Arab supaya engkau beri peringatan ancaman ibu negeri dan orang-orang yang sekitarnya."
Diturunkan dalam bahasa Arab, yakni bahasa mereka sendiri dan bahasa Rasul sendiri juga, supaya mereka saat memahamkannya. Dan disuruh sampaikan di ibu negeri (Ummul Quraa), yaitu Mekah sendiri. Sebab sejak zaman Nabi Ibrahim, Mekah sudah menjadi ibu negeri; ibu negeri peribadahan, karena di sana ada Ka'bah, sehingga seluruh bangsa Arab telah memandang Quraisy sebagai suku terhormat karena mereka yang menyelenggarakan orang haji tiap tahun. Di tengah-tengah ibu negeri itulah mulai peringatan ancaman. Karena kalau sudah dimulai di ibu negeri mudahlah menjalarnya ke negeri-negeri yang beribu ke sana. Dan ibu negeri itulah nanti yang me-lancarkan pula kepada orang-orangyang berada di sekeliling."Dan hendaklah engkau ancamkan tentang hari berkumpul yang tidak ada ragu-ragu padanya." Yaitu bahwa seluruh insan akan berkumpul di hari Kiamat, di Padang Mahsyar. Akan diperhitungkan amal buruk dan baik, taat dan durhaka selama hidup di dunia ini.
“Segolongan ke dalam surga dan segolongan ke dalam neraka."
Tugas berat inilah yang harus diselesaikan oleh Rasul. Sampaikan, ancamkan, dan tabligh kan terus. Jangan kecewa, jangan kecil hati.
Ayat 8
“Dan jika Allah menghendaki, niscaya telah jadikan-Nya mereka umat yang satu, tetapi dimasukkan-Nya barangsiapa yang dikehendaki -Nya ke dalam rahmat-Nya. Sedang orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka pelindung, dan tidak penolong,"
Allah memperlihatkan hikmah kebijak-sanaan-Nya yang tertinggi. Dia Mahakuasa, Dia bisa menjadikan umat manusia jadi umat yang satu. Tetapi kalau itu terjadi, kendurlah perjuangan manusia untuk memperjuangkan kebenaran. Kalau semua sudah benar saja, tidak ada yang salah, tidaklah saat lagi manusia mencari perbandingan.
Ayat 9
“Atau apakah mereka mengambil selain Dia menjadi pelindung ?"
Siapa yang selain Allah itu? Batukah? Kayukah? Orangkah atau matahari dan bulankah? Padahal semuanya itu makhluk belaka? Misalnya mereka berdosa kepada Allah akan dimasukkan ke neraka. Berkuasakah apa-apa yang mereka ambil jadi pelindung itu melindungi mereka dari murka Allah? Dan menangkis apabila pukulan Allah datang? Sama sekali tidak!
Maka Allah, Dialah Pelindung." Yang lain tidak ada pelindung. Yang lain tidak ada pe-nolong."Dan Dialah yang menghidupkan orang yang telah mati." Bukan pelindung-pelindung yang kamu ada-adakan itu. Malahan kalau manusia yang kamu jadikan pelindungmu itu, mereka pun akan dihidupkan-Nya juga kembali, diperiksa seperti kamu juga. Kalau mereka orang baik semasa di dunia, dia akan dimasukkan ke dalam surga, kalau mereka yang menyesatkan kamu maka peiindung-pe-lindungmu akan bersama-sama dihalau dengan kamu ke dalam neraka.
“Dan Dia atas tiap-tiap sesuatu adalah Mahakuasa."
Padahal yang kamu jadikan pelindung-pelindung itu sebesar zarrah pun tidak ada kuasanya. Sama saja dengan kamu.
Ayat 10
“Dan apa jua pun yang kamu perselisihkan padanya maka hukumnya adalah pada Allah"
Apa sebab kamu berselisih? Karena masing-masing bersikeras mempertahankan bahwa dialah di pihak yang benar. Berapa banyaknya kebenaran? Apakah sebanyak orang? Bukan! Kebenaran hanya satu! Kebenaran hanya kepada Allah jua. Maka segala yang kamu per-seiisihkan itu tidak akan selesAl-selesainya selama kamu belum kembalikan hukum kepu-tusan kepada Allah. Ini ada dalam tangan-Ku: kalam Allah, Al-Qur'an. Marilah bertahkim kepada ini niscaya akan habis sendirinya apa yang kamu perselisihkan itu.
“Demikian itulah Allah, Tuhanku. Kepada-Nyalah aku benserah dini dan kepada-Nya aku akan kembali."
Agar kamu selamat habis segala perselisihan maka ikutilah aku! Mari bersama-sama aku bertawakal berserah diri kepada Allah, Mari bersama-sama kembali kepada-Nya. Kalau tidak mau, kamu akan celaka dan aku jalan terus! Jalan terus karena itulah jalan satu-satunya.
Ayat 11
“Dialah Pencipta semua langit dan bumi pun. Dia menjadikan untuk kamu dari driimu sendini jodoh-jodohan. Dan dari ternak pun berjodoh-jodohan."
Dia jadikan dari dirimu sendiri, yaitu sama-sama manusia berakal, sama-sama cucu Adam, berjodoh-jodohan, berpasang-pasangan, jantan dan betina. ‘Via kembang biakkan kamu kepadanya," di dunia ini karena perjodohan itu. Demikianlah, langit Dia ciptakan, ada ma-laikat-malaikat yang meramaikannya dengan tasbih dan takbirnya. Bumi pun Dia ciptakan lalu didatangkan manusia dari taman surga, berjodohan untuk meramaikannya dan berkembang."Tidak ada suatu pun yang menyamai Dia." Sebab Dia saja sendiri-Nya yang Khaliq, yang lain adalah makhluk belaka. Dia saja Yang Mahakuasa, yang lain adalah di bawah kuasa-Nya."Dan Dia adalah Maha mendengar." Didengarnya segala permohonan kita bahkan suara hati sanubari kita, munajat dan doa dari hamba-Nya yang kesepian sendirian.
“Maha Melihat."
Ayat 12
Segala tingkah laku hamba-Nya."Kepunyaan-Nya kunci-kunci dari semua langit dan bumi. Dilapangkan-Nya rezeki bagi barangsiapa yang dikehendaki-Nya dan disempitkan-Nya."
Kunci Dia yang memegang, sebab Dia yang empunya dan Dia yang kuasa. Sebab itu orang lain, maupun malaikat-malaikat mu-qarrabin (yang terdekat) pun tidak turut berkuasa memegang kunci itu. Maka kalau ada yang dilapangkan-Nya rezeki dan ada yang disempitkan-Nya, yang memilih ialah karena hikmah kebijaksanaan di dalam nama-Nya Yang tidak saat dimasuki oleh siapa-siapa.
“Sesungguhnya Dia atas tiap-tiap sesuatu Maha Mengetahui."