Ayat
Terjemahan Per Kata
وَمِنۡ
dan dari
ءَايَٰتِهِۦٓ
tanda-tanda-Nya
أَنَّكَ
bahwasanya kamu
تَرَى
melihat
ٱلۡأَرۡضَ
bumi
خَٰشِعَةٗ
tandus
فَإِذَآ
maka apabila
أَنزَلۡنَا
Kami turunkan
عَلَيۡهَا
atasnya
ٱلۡمَآءَ
air
ٱهۡتَزَّتۡ
ia bergerak
وَرَبَتۡۚ
dan berkembang
إِنَّ
sesungguhnya
ٱلَّذِيٓ
yang
أَحۡيَاهَا
menghidupkannya
لَمُحۡيِ
tentu dapat menghidupkan
ٱلۡمَوۡتَىٰٓۚ
yang mati
إِنَّهُۥ
sesungguhnya Dia
عَلَىٰ
atas
كُلِّ
segala
شَيۡءٖ
sesuatu
قَدِيرٌ
Maha Kuasa
وَمِنۡ
dan dari
ءَايَٰتِهِۦٓ
tanda-tanda-Nya
أَنَّكَ
bahwasanya kamu
تَرَى
melihat
ٱلۡأَرۡضَ
bumi
خَٰشِعَةٗ
tandus
فَإِذَآ
maka apabila
أَنزَلۡنَا
Kami turunkan
عَلَيۡهَا
atasnya
ٱلۡمَآءَ
air
ٱهۡتَزَّتۡ
ia bergerak
وَرَبَتۡۚ
dan berkembang
إِنَّ
sesungguhnya
ٱلَّذِيٓ
yang
أَحۡيَاهَا
menghidupkannya
لَمُحۡيِ
tentu dapat menghidupkan
ٱلۡمَوۡتَىٰٓۚ
yang mati
إِنَّهُۥ
sesungguhnya Dia
عَلَىٰ
atas
كُلِّ
segala
شَيۡءٖ
sesuatu
قَدِيرٌ
Maha Kuasa
Terjemahan
Sebagian dari tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah bahwa engkau melihat bumi kering dan tandus, kemudian apabila Kami menurunkan air (hujan) padanya, ia pun hidup dan menjadi subur. Sesungguhnya Zat yang menghidupkannya pasti dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Tafsir
(Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus) yaitu tidak ada tumbuh-tumbuhan padanya (maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak) berubah (dan subur) yakni menjadi subur dan rimbun penuh dengan tetumbuhan. (Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.).
Tafsir Surat Fussilat: 37-39
Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedangkan mereka tidak jemu-jemu. Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur.
Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Allah ﷻ berfirman, mengingatkan kepada makhluk-Nya akan kekuasaan-Nya yang besar, dan bahwa Dia tiada tandingannya, dan Dia Mahakuasa terhadap apa yang dikehendaki-Nya. Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. (Fushshilat: 37) Yakni Dialah Yang Menciptakan malam dengan kegelapannya, siang dengan cahayanya yang terang, sedangkan keduanya silih berganti tiada henti-hentinya. Dia telah menciptakan pula matahari dengan cahayanya yang terang, dan rembulan dengan sinarnya, lalu ditetapkan-Nyalah manzilah-manzilahnya di garis edarnya masing-masing; dan perbedaan perjalanannya di langit untuk dapat diketahui kadar lamanya siang dan malam hari, juga minggu, bulan, dan tahun.
Seiring dengan perjalanan tersebut, maka dapat dijelaskanlah pemecahan hak-hak, saatnya waktu-waktu untuk ibadah dan bermuamalat. Kemudian mengingat matahari dan rembulan merupakan dua benda langit yang terlihat dengan jelas dari bumi, maka Allah mengingatkan kepada manusia bahwa keduanya adalah hamba Allah juga yang berada di bawah pengaturan dan kekuasaan-Nya. Untuk itu Allah ﷻ berfirman: Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang Menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. (Fushshilat: 37) Yakni janganlah kamu mempersekutukan-Nya, karena tiada manfaatnya bagi kamu bila kamu menyembah-Nya disertai dengan menyembah yang lain-Nya.
Sesungguhnya Dia tidak mengampuni bila dipersekutukan. Untuk itulah disebutkan dalam firman-Nya: Jika mereka menyombongkan diri. (Fushshilat: 38) Yakni tidak mau mengesakan-Nya dalam ibadah, dan menolak hal tersebut selain mempersekutukan-Nya dengan yang lain. maka mereka yang di sisi Tuhanmu. (Fushshilat: 38) Yaitu para malaikat. bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedangkan mereka tidakjemu-jemu. (Fushshilat: 38) Semakna dengan firman-Nya dalam ayat yang lain, yaitu: Jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya (yang tiga macam itu), maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya. (Al-An'am: 89) Al-Hafiz Abu Ya'la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Sufyan (yakni Ibnu Waki'), telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Ibnu Abu Laila, dari Az-Zubair, dari Jabir r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Janganlah kamu mencaci malam hari, siang hari, matahari, rembulan, jangan pula angin; karena sesungguhnya angin itu (adakalanya) diembuskan sebagai rahmat untuk suatu kaum dan sebagai azab untuk kaum yang lain.
Firman Allah ﷻ: Dan sebagai tanda-tanda kekuasaan-Nya. (Fushshilat: 39) Yang menunjukkan akan kekuasaan-Nya yang mampu menghidupkan orang-orang yang telah mati. bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus. (Fushshilat: 39) Yakni tidak ada tetanamannya, bahkan tandus dan kering. maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. (Fushshilat: 39) Yaitu mengeluarkan semua tanamannya yang beraneka ragam dan buah-buahannya. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (Fushshilat: 39).
Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya adalah engkau melihat dengan kasat mata atau dengan pemikiran bumi itu kering dan tandus juga gersang dan mati, tetapi apabila Kami turunkan hujan dari langit di atas tanah yang kering dan tandus itu, niscaya dengan air hujan ia bergerak dan subur memberikan kehidupan, sehingga dapat ditumbuhi oleh tanam-tanaman yang sangat diperlukan oleh manusia dalam kehidupan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah-lah yang menghidupkannya, dan dengan demikian pasti Allah dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. 40. Sangatlah logis bila dikatakan bahwa orang-orang yang mengingkari tanda-tanda kebesaran dan kemahakuasaan Allah tidak akan mampu bersembunyi dari penglihatan-Nya, karena Allah itu Zat Yang Maha Melihat lagi Maha Mengetahui. Ayat berikut memperingatkan dengan mengancam mereka. Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari tanda-tanda kebesaran Kami dengan menempuh jalan yang sesat, mereka itu sedetik pun tidak tersembunyi dari tilikan Kami. Maka jika demikian manakah yang terbaik, apakah arang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka yang lebih baik, ataukah mereka yang datang dengan aman sentosa pada hari Kiamat' Oleh sebab itu, katakanlah kepada orang-orang yang durhaka itu, 'Lakukanlah apa saja yang kamu kehendaki sesuka hatimu! Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan dan membalas kamu sesuai dengan apa yang kamu perbuat itu.
Ayat ini menerangkan bahwa di antara bukti-bukti kekuasaan Allah membangkitkan manusia di hari Kiamat nanti ialah bumi yang tandus dan mati, tidak ditumbuhi tumbuh-tumbuhan sedikit pun. Akan tetapi, apabila Dia menyirami tanah itu dengan air hujan dengan mengalirkan air kepadanya, maka bumi itu berubah menjadi hijau, karena tanahnya menjadi subur dan ditumbuhi tanam-tanaman.
Allah berfirman:
Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah. (al-hajj/22: 5)
Ayat ini berkaitan dengan tumbuhnya tumbuh-tumbuhan dengan adanya anugerah berupa air yang diturunkan dalam bentuk hujan. Pesan yang mirip, juga dapat ditemui pada Surah al-hajj/22 ayat 5, yang pada akhir ayatnya berbunyi: "...Dan engkau melihat bumi kering kerontang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya dia bergerak dan mengembang dan menumbuhkan berbagai jenis tanaman yang indah." Kata "bergerak dan mengembang" dikaitkan dengan gerakan butiran tanah saat biji tumbuhan berkecambah dan akarnya berkembang dan tumbuh hingga menjadi pohon dewasa.
Allah yang telah menghidupkan bumi yang mati itu dengan menyiramkan air, dan menghidupkan tumbuh-tumbuhan, sehingga bumi itu menghijau, kuasa pula menghidupkan manusia yang telah mati, dan kuasa membangkitkannya dari kubur. Semuanya itu tidak ada yang sukar bagi-Nya. Semuanya mudah bagi-Nya. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
MALAM DAN SIANG
Ayat 37
“Dan setengah daripada ayat-ayat-Nya ialah malam dan siang dan matahari dan bulan."
Pergantian di antara malam dengan siang sebagaimana yang telah kita ketahui pada beberapa ayat yang sebelumnya dan kita alami setiap masa adalah sangat erat hubungannya dengan diri kita sendiri. Pergantian malam dengan siang adalah pergolakan dalam hidup kita. Akan naik atau akan jatuh, akan jaya atau bahaya. Matahari dan bulan pun demikian pula. Terbitnya matahari membawakan siang maka ramailah orang berusaha mencari penghidupan. Terbenamnya matahari segala sesuatu menjadi gelap dan hari pun malam dan alam pun kelam. Manusia tidak bergerak lagi karena kesepian malam. Sebab itu ada orang menyangka bahwa peredaran mataharilah yang menentukan hidup kita. Hari itu sendiri di dalam bahasa kuno artinya ialah Allah. Matahari berarti Mata dan Allah. Sebab itu maka datanglah firman Allah selanjutnya,
“Janganlah kamu sujud kepada matahari dan jangan pula kepada bulan, tetapi sujudlah kepada Allah Yang Menciptakan semuanya itu, jika adalah kamu kepada-Nya saja hendak menyembah."
Sebab malam dan siang, matahari dan bulan, bukanlah semuanya itu Allah. Semuanya itu hanyalah tanda dan kekuasaan Allah. Mereka sendiri tidaklah bergerak, tidaklah beredar kalau Allah tidak mengizinkan. Apalah lagi masih banyak lagi makhluk Allah, alam lain yang berlipat ganda beribu kali besarnya dari matahari dan dari bulan itu. Bahkan yang satu juta kali matahari besarnya. Oleh sebab itu tumpukanlah sembah kepada Yang Satu saja, kepada Maha Pencipta dari semua itu.
Ayat 38
“Maka jika mereka menyombongkan diri maka sesungguhnya mereka yang berada di sisi Tuhan engkau, bertasbih mereka kepada-Nya siang dan malam."
Yang menyombongkan diri ialah makhluk manusia yang tidak tahu diuntung ini. Dia merasa besar, padahal mereka tidak berarti jika dibandingkan dengan makhluk Allah yang lain. Lalu ayat ini memperbandingkan kisah kehidupan manusia yang kecil tidak berarti apa-apa itu, jika dibandingkan dengan malaikat, yaitu “mereka yang berada di sisi Tuhan engkau." Mereka itu amat besar, namun mereka patuh menghambakan diri kepada Allah, bertasbih siang dan malam.
“Dan mereka tidaklah merasa jemu."
Tidak ada lagi perbuatan yang lebih daripada menyeru manusia kepada Allah, menyeru supaya percaya kepada Allah.
Ayat 39
“Dan setengah daripada ayat-ayat-Nya."
Yaitu setengah daripada tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah."Engkau ingatlah bumi itu menjadi layu. "Maka apabila Kami turunkan air kepadanya, jadilah dia bergerak dan subur." Karena negeri kita ini kaya dengan tumbuh-tumbuhan, memang ingatlah lihat bagaimana keadaan bumi jika sudah lama kemarau, benar-benar bumi jadi layu kehilangan gairah. Namun apabila hujan telah turun, walaupun baru kira-kira sepuluh menit saja, bumi sudah berubah langsung, menjadi gembira, bergerak, menghijau, dan tegak dengan suburnya."Sesungguhnya Yang Menghidupkannya itu, Dia pulalah Yang Menghidupkan yang telah mati." Artinya, begitu pulalah perumpamaan bagi Allah untuk menghidupkan kembali barang yang telah mati dalam alam seluruhnya ini.
“Sesungguhnya Dia adalah atas segala sesuatu Mahakuasa."
Kekuasaan Allah berlaku atas segala sesuatu. Misalnya air itu sendiri telah ditentukan Allah bahwa dia memenuhi mana yang rendah. Sebelum penuh dia belum akan berhenti. Sesudah penuh dia mengalir terus guna memenuhi lagi mana yang masih kosong. Dengan peraturan demikian air itu bisa mendaki kepada yang tinggi karena desakan dari bawah maka air itu bisalah mendaki dan dia akan mendatar kembali apabila telah sampai di tempat yang sama tingginya dengan tempat asal datangnya. Lantaran itu maka Mahakuasa atas segala sesuatu itu ialah menurut aturan alam juga (natuurwet, undang-undang alam), dan masuk di akal. Kalau belum masuk ke akal, air mendaki ke tempat yang tinggi padahal biasanya terjun ke tempat yang rendah, bukan dia berbuat yang ganjil, melainkan kitalah yang belum mengetahui rahasianya.
Ayat 40
“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari pada ayat-ayat Kami tidaklah tersembunyi dari Kami."
Besar dan kecil sesuatu dosa, sama kelihatan dengan jelas oleh Allah. Dan mata manusia mungkin bisa disembunyikan, namun dari penglihatan Allah tidak ada yang tersembunyi. Semuanya jelas, semuanya tampak. “Maka apakah orang yang dilemparkan ke dalam neraka itu yang baik ataukah orang yang datang dalam keadaan aman di hari Kiamat?"
Tentu saja pertanyaan Allah itu sudah saat dijawab sendiri. Hari Kiamat adalah hari yang hebat dahsyat, mengerikan dan menimbulkan takut. Karena kita mengerti sendiri dosa yang telah kita perbuat di waktu hidup. Belum lagi datang adzab, memikirkannya saja pun sudah siksaan. Tetapi kalau kita mengerti bahwa tidak ada kesalahan dan dosa yang besar yang kita perbuat dengan sengaja, tidaklah darah akan berdebar. Tidaklah pikiran akan terguncang. Sebab itu, “Amalkanlah apa yang kamu kehendaki." Kamu ada akal, kamu ada pikiran. Niscaya kamu tidak akan suka berbuat pekerjaan yang tidak disukai oleh Allah, Tuhanmu Yang Maha Mengetahui.
“Sesungguhnya Dia dengan apa jua pun yang kamu amalkan, adalah Maha Melihat."
Oleh sebab itu tidaklah ada lain jalan yang akan kamu kerjakan, melainkan pekerjaan yang tulus dan ikhlas, tidak berpura-pura. Karena pura-pura itu pun diketahui Tuhanmu juga.
Ayat 41
“Sesungguhnya orang-orang yang tidak mau pencaya dengan peringatan, tatkala dia datang kepada mereka."
Meskipun tidak ada jawaban dari ayat ini, namun yang akan jawab sudah jelas sendiri oleh kita, peringatan telah datang kepada mereka, namun dia tidak juga percaya, apakah lagi hukuman yang akan diberikan Allah kepadanya, kalau bukan kehinaan?
“Dan sesungguhnya dia adalah kitab yang mulia."
Maka tidaklah patut dia berbuat demikian, melengah saja, tidak peduli bila datang kitab yang mulia dan perkasa isinya itu, tidak ada yang main-main.
Ayat 42
“Tidaklah datang kepadanya yang batil, baik dari hadapannya ataupun dari belakangnya."
Tidak bertentangan ujungnya dan pangkalnya. Sama-sama datang dari Allah.
“Tuhan dari yang Mahabijaksana, Yang Maha Terpuji."
Beginilah kemuliaan kitab itu, kitab suci Al-Qur'an. Bagaimana kamu tidak akan percaya kepadanya? Adakah dari isinya itu yang salah? Yang tidak sesuai dengan jiwamu yang murni?