Ayat
Terjemahan Per Kata
وَقَالَ
dan berkata
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
لَا
janganlah
تَسۡمَعُواْ
kamu mendengar
لِهَٰذَا
kepada ini
ٱلۡقُرۡءَانِ
Al Qur'an
وَٱلۡغَوۡاْ
dan buatlah keributan
فِيهِ
padanya
لَعَلَّكُمۡ
agar kalian
تَغۡلِبُونَ
kamu dapat mengalahkan
وَقَالَ
dan berkata
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
كَفَرُواْ
kafir/ingkar
لَا
janganlah
تَسۡمَعُواْ
kamu mendengar
لِهَٰذَا
kepada ini
ٱلۡقُرۡءَانِ
Al Qur'an
وَٱلۡغَوۡاْ
dan buatlah keributan
فِيهِ
padanya
لَعَلَّكُمۡ
agar kalian
تَغۡلِبُونَ
kamu dapat mengalahkan
Terjemahan
Orang-orang yang kufur berkata, “Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) Al-Qur’an ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya agar kamu dapat mengalahkan (mereka).”
Tafsir
(Dan orang-orang yang kafir berkata) sewaktu Nabi ﷺ membaca Al-Qur'an, ("Janganlah kalian mendengar bacaan Al-Qur'an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya) yakni buatlah suara gaduh dan hiruk-pikuk untuk mengganggu bacaannya, dan mereka memang membuat hiruk-pikuk bilamana Nabi membaca Al-Qur'an (supaya kalian dapat mengalahkan") bacaannya lalu ia menjadi diam tidak membaca Al-Qur'an.
Tafsir Surat Fussilat: 25-29
Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka, dan tetaplah atas mereka keputusan azab pada umat-umat yang terdahulu sebelum mereka dari jin dan manusia; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi. Dan orang-orang kafir berkata, "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al-Qur'an ini dan buatlah hiruk pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan (mereka).
Maka sesungguhnya Kami akan merasakan azab yang keras kepada orang-oramg kafir dan Kami akan memberi balasan kepada mereka dengan seburuk-buruk pembalasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. Demikianlah balasan (terhadap) musuh-musuh Allah, (yaitu) neraka; mereka mendapat tempat tinggal yang kekal di dalamnya sebagai pembalasan atas keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Kami. Dan orang-orang kafir berkata, "Ya Tuhan kami, perlihatkanlah kepada kami dua jenis orang yang telah menyesatkan kami (yaitu) sebagian dari jin dan manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang hina.
Allah ﷻ menceritakan bahwa Dialah Yang telah menyesatkan orang-orang musyrik, dan bahwa hal tersebut merupakan kehendak-Nya, ciptaan-Nya dan kekuasaan-Nya. Dia Mahabijaksana dalam semua perbuatan-Nya, karena itu Dia menetapkan bagi orang-orang musyrik teman-teman dekat, yaitu setan-setan dari kalangan manusia dan jin. yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka. (Fushshilat: 25) Yakni setan-setan itu menjadikan mereka memandang baik amal perbuatan mereka di masa lalu dan sehubungan dengan masa mendatang, maka mereka tidak memandang diri mereka melainkan sebagai orang-orang yang berbuat baik.
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur'an), kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. (Az-Zukhruf: 36-37) Adapun firman Allah ﷻ: dan tetaplah atas mereka keputusan azab. (Fushshilat: 25) Yakni ketetapan azab seperti ketetapan azab yang telah ditimpakan atas umat-umat terdahulu sebelum mereka yang melakukan perbuatan yang semisal dengan mereka dari kalangan jin dan manusia.
Sesungguhnya mereka telah merugi, yakni mereka dan orang-orang terdahulu yang sama dengan mereka benar-benar sama meruginya dan sama binasanya. Firman Allah ﷻ: Dan orang-orang yang kafir berkata, "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al-Qur'an ini. (Fushshilat: 26) Mereka saling berpesan di antara sesamanya agar jangan taat kepada Al-Qur'an dan jangan tunduk kepada perintah-perintah yang terkandung di dalamnya. dan buatlah hiruk pikuk terhadapnya. (Fushshilat: 26) Yakni apabila Al-Qur'an dibacakan, janganlah kamu mendengarkannya.
Mujahid mengatakan bahwa makna walghaufihi ialah buatlah hiruk pikuk dengan tepuk tangan, suitan, dan bicara keras terhadap Rasulullah ﷺ bila ia sedang membaca Al-Qur'an. Orang-orang Quraisylah yang melakukan hal ini. Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan buatlah hiruk pikuk terhadapnya. (Fushshilat: 26) Maksudnya, celalah dia. Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah ingkarilah dia dan musuhilah dia. supaya kamu dapat mengalahkan. (Fushshilat: 26) Demikianlah sikap orang-orang yang bodoh dari kalangan orang-orang kafir dan orang yang mengikuti jejak mereka manakala mendengar Al-Qur'an.
Allah ﷻ telah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman supaya bersikap berbeda dari hal tersebut. Untuk itu Dia berfirman: Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. (Al-A'raf: 204) Kemudian Allah ﷻ membela Al-Qur'an dan mengecam orang-orang yang memusuhi Al-Qur'an dari kalangan orang-orang kafir melalui firman-Nya: Maka sesungguhnya Kami akan merasakan azab yang keras kepada orang-orang kafir. (Fushshilat: 27) sebagai balasan yang setimpal atas perbuatan mereka terhadap Al-Qur'an saat mereka mendengarnya. dan Kami akan memberi balasan kepada mereka dengan seburuk-buruk pembalasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. (Fushshilat: 27) Yaitu karena amal perbuatan mereka yang jahat dan sepak terjang mereka yang buruk.
Demikianlah balasan (terhadap) musuh-musuh Allah, (yaitu) neraka; mereka mendapat tempat tinggal yang kekal di dalamnya sebagai pembalasan atas keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Kami. Dan orang-orang kafir berkata, "Ya Tuhan kami, perlihatkanlah kepada kami dua jenis orang yang telah menyesatkan kami (yaitu) sebagian dari jin dan manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang hina. (Fushshilat: 28-29) Sufyan Ats-Tsauri telah meriwayatkan dari Salamah ibnu Kahil, dari Malik ibnul Husain Al-Fazzari, dari ayahnya, dari Ali r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: dua jenis orang yang telah menyesatkan kami. (Fushshilat: 29) Bahwa yang dimaksud adalah iblis dan anak Adam yang telah membunuh saudaranya.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas r.a. As-Saddi telah meriwayatkan dari Ali r.a. bahwa iblis menyeru manusia untuk mempersekutukan Allah, dan anak Adam (yang telah membunuh saudaranya) menyeru manusia untuk melakukan dosa besar. Iblis yang memegang peranan yang menyeru manusia untuk berbuat kejahatan, seperti mempersekutukan Allah; dan dosa-dosa lainnya yang di bawah syirik perannya dipegang oleh anak Adam yang pertama, seperti yang disebutkan di dalam sebuah hadis yang mengatakan: Tidak sekali-kali seseorang dibunuh secara zalim (aniaya), melainkan anak Adam yang pertama menanggung sebagian dari darahnya, karena dialah orang yang mula-mula melakukan pembunuhan.
Ucapan mereka yang disitir oleh firman-Nya: agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami. (Fushshilat: 29) Yakni lebih rendah tempatnya daripada kami dalam neraka, agar azabnya lebih keras daripada kami. Karena itulah disebutkan dalam perkataan selanjutnya: supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang hina. (Fushshilat: 29) Yaitu berada di dasar yang paling bawah dari neraka, seperti yang telah diterangkan di dalam surat Al-A'raf yang menceritakan permintaan para pengikut kemusyrikan kepada Allah agar Dia mengazab para pemimpin mereka dengan azab yang berlipat ganda.
Lalu dijawab oleh Allah ﷻ: Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, tetapi kamu tidak mengetahui. (Al-A'raf: 38) Allah ﷻ telah memberi azab dan pembalasan kepada masing-masing golongan yang berhak diterimanya sesuai dengan amal perbuatan masing-masing dan sesuai dengan kerusakan yang telah dilakukannya, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya: Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan. (An-Nahl: 88)"
Contoh dari teman-teman para pendurhaka itu dapat dilihat pada perbuatan orang-orang yang melarang mendengarkan bacaan Al-Qur'an. Dan orang-orang yang kafir berkata satu sama lain di antara sesama mereka, 'Janganlah kamu mendengarkan dengan cara apa pun bacaan Al-Qur'an ini, dan buatlah kegaduhan terhadapnya dengan cara berteriak-teriak atau bertepuk tangan sehingga bacaan itu tidak bisa didengar, agar dengan berbuat kegaduhan itu kamu dapat mengalahkan bacaan Al-Qur'an itu. 27. Menanggapi saran para pendurhaka itu kepada teman-temannya agar membuat kegaduhan ketika Al-Qur'an sedang dibacakan, maka Allah akan menimpakan azab kepada mereka. Firman Allah, 'Maka sungguh, akan segera Kami timpakan azab yang keras serta siksa yang pedih kepada orang-orang yang kafir itu, dan di samping itu sungguh akan Kami beri balasan kepada mereka dengan seburuk-buruk balasan di akhirat nanti terhadap apa yang telah mereka kerjakan di dunia.
Orang-orang yang kafir dan ingkar kepada Allah dan rasul-Nya berkata kepada kaum mereka, "Jangan sekali-kali kamu mendengar ayat-ayat Al-Qur'an yang dibacakan oleh Muhammad, jangan kamu memperhatikan dan merenungkan isinya. Hendaklah kamu berusaha mengganggu pendengaran orang-orang yang mendengarnya, seperti dengan bernyanyi-nyanyi, bersorak-sorai. Dengan sikap kamu yang demikian, mudah-mudahan orang-orang yang mendengarnya, tidak mengetahui dengan jelas bacaan Al-Qur'an yang didengarnya itu."
Dahulu waktu Rasulullah masih di Mekah, sebelum hijrah ke Medinah, apabila beliau membaca ayat-ayat Al-Qur'an, beliau mengeraskan suaranya agar didengar orang-orang banyak. Apabila pemuda-pemuda musyrik Mekah mendengar beliau membaca Al-Qur'an, mereka mengusir orang-orang yang mendengar bacaan Nabi ﷺ itu dengan mengatakan, "Ganggulah suara Muhammad itu dengan menangis, bersiul, bernyanyi, atau dengan bertepuk tangan."
Ibnu 'Abbas berkata bahwa Abu Jahal berkata kepada kaumnya, "Apabila Muhammad membaca ayat-ayat Al-Qur'an, berteriaklah dengan keras di mukanya, sehingga tidak terdengar apa yang diucapkannya." Padahal, Allah memerintahkan untuk mendengarkan jika Al-Qur'an dibacakan. Firman-Nya:
Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat. (al-A 'raf/7: 204)
.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
NERAKA BALASAN ORANG KAFIR
Ayat 26
“Dan berkatalah orang-orang yang kafir itu, ‘Janganlah kamu dengarkan Al-Qur'an ini dan buAllah gangguan terhadapnya.'"
Kafir-kafir yang berkata demikian, sampai ayat ini turun begini bunyinya, ialah kafir Quraisy. Sebagaimana telah kita salinkan pada tafsir dari ayat 3 dan 4, mereka tidak senang mendengarkan Al-Qur'an dibaca. Sebab itu kalau terdengar orang sedang membacanya bikin saja suara hingar-bingar, tidak sependengaran, supaya suara Al-Qur'an itu jangan terdengar.
“Supaya kamu saat mengalahkan mereka."
Melarang orang mendengar atau membuat hiruk-pikuk jika Al-Qur'an dibaca orang, mereka sangka dengan demikian pemangku Al-Qur'an saat dikalahkan dan mereka akan menang. Mereka salah perhitangan!
Maka sebagai peringatan akibat perbuatan mereka yang katanya mencari kemenangan dengan melarang orang mendengarkan Al-Qur'an atau menandinginya dengan yang lain datanglah ayat selanjutnya.
Ayat 27
“Maka sesungguhnya akan memakanlah orang-orang yang kafir itu adzab yang sangat"
Adzab yang sangat terutama di sini ialah adzab jiwa, adzab perasaan, adzab kecewa hati. Karena segala rencana buat menghalangi pertumbuhan dan perkembangan Islam itu gagal semuanya. Diusahakan mempersempit, bahkan dia bertambah lebar. Diusahakan menginjak-injak, bahkan dia bangkit Diusahakan membunuh, bahkan dia bertambah hidup. Hijrah pengikut-pengikut Islam itu ke negeri Habsyi, di seberang Laut Merah, lalu dijemput dan diminta kepada Raja Habsyi, Negus Ashhamah agar pelarian itu diserahkan kepada mereka yang diutus menjemput, bahkan Raja Najasyi sendiri menyatakan diri memeluk Islam dan dengan terang-terangan melindungi orang-orang hijrah itu.
“Dan akan Kami ganjari mereka itu atas seburuk-buruk apa yang telah mereka kenjakan."
Keinginan mereka supaya mereka menang dan penganut Al-Qur'an saat mereka kalahkan, tidaklah tercapai. Malahan sebaliknyalah yang akan terjadi, yaitu bahwa merekalah yang akan menderita ganjaran, hukuman atas pekerjaan yang paling buruk itu, yaitu menutup telinga supaya pengajaran yang baik jangan masuk ke dalam.
Ayat 28
“Demikianlah balasan terhadap musuh-musuh Allah."
Orang-orang seperti ini sudah diberi cap yang sangat jelek, yaitu “musuh-musuh Allah". Kebenaran datang dari Allah. Kebenaran itulah yang mereka tolak, mereka dustakan, mereka bantah. Balasan itu tidak lain: neraka."Untuk mereka di dalamnya negeri yang kekal." Artinya, neraka itulah negeri yang kekal untuk mereka, tidaklah mereka akan berpisah dari sana lagi selama-lamanya.
“Sebagai ganjaran oleh karena mereka telah mengingkari ayat-ayat Kami."
Di dalam perkembangan Islam selanjutnya, tidak henti-hentinya musuh-musuh Allah ini meneruskan usaha kaum Quraisy yang dahulu itu menghalangi perkembangan Islam, mencegah orang mendengarkan Al-Qur'an lalu menonjolkan tontonan lain yang akan jadi gantinya. Di negeri-negeri Islam yang jatuh ke dalam cengkeraman bangsa penjajah yang berlainan agama, terutama penjajahan bangsa-bangsa Kristen atas negeri-negeri oranglslam diadakan berbagai usaha buat menghalangi orang dari Al-Qur'an. Berusahalah mereka itu mengatur barisan apa yang mereka namai Orientalis, para sarjana yang menyelidiki agama Islam sampai sedalam-dalamnya, menghabiskan seluruh umurnya buat menyelidiki, bukan untuk diamalkannya melainkan untuk dicari peluang di mana dia saat masuk untuk menyerangnya. Hasil-hasil penyelidikan mereka itulah yang diwajibkan menjadi textbooks, buku pelajaran wajib, yang mesti dibaca dan diselidiki pula oleh anak-anak orang Islam yang belajar pada sekolah itu. Sehingga umpamanya di Indonesia yang umum pegangan madzhab tentang fiqih ialah madzhab Syafi'i tidaklah mereka mengenalnya lagi dari sumbernya. Mereka lebih mengenal karangan orientalis yang bukan beragama Islam itu, bahkan pemeluk Kristen atau Yahudi yang perbelanjaan mereka selama menyelidiki itu ditanggung oleh negara-negara penjajah tadi.
Maka setelah keluar dari sekolah tinggi yang demikian, menjadi jauhlah anak-anak orang Islam itu dari Al-Qur'an, Apa yang diajarkan oleh guru mereka bangsa Barat itu, itulah pegangan hidup mereka. Bahasa Arab sebagai sumber, mereka tidak tahu sama sekali. Mereka merasa cukup mengetahui isi AL-Qur'an menurut yang diterangkan oleh orientalis tersebut. Ada di kalangan mereka yang turut pula mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh ignaz Goldziher, orientalis beragama Yahudi dan Snouck Hurgronye, orientalis bangsa Belanda yang besar sekali jasanya dalam usaha Belanda menaklukkan Aceh. Yaitu bahwa Al-Qur'an itu bukanlah wahyu Ilahi dari langit, melainkan kitab dongeng karangan Muhammad melukiskan ajaran-ajaran Muhammad yang sebenarnya dicurinya saja dari perlengkapan agama Yahudi dan Nasrani.
“Dan berkata orang-orang yang kafir itu,
‘Ya Tuhan kami! Perhatikanlah kepada kami
dua macam orang yang telah menyesatkan
Ayat 29
kami dari kalangan jin dan manusia.'"
Orang-orang fakir yang mengeluh memohonkan kepada Allah di akhirat, memohonkan agar orang-orang yang dua macam, yang memperdayakan mereka sampai mereka tersesat, semacam ialah jin atau setan dan semacam lagi ialah manusia, lain lagi kafirnya dengan kafir yang tersebut sebelumnya tadi. Adapun kafir yang melarang orang mendengarkan Al-Qur'an dan menyuruh orang mengganggu dengan hiruk-piruk, dengan bertepuk tangan, atau bersorak-sorai kalau terdengar orang membaca Al-Qur'an, supaya suara Al-Qur'an itu tenggelam tidak terdengar lagi karena adanya suara-suara lain yang mengganggu ialah kafir pemimpin. Atau kafir yang diturutkan orang banyak komando yang dikeluarkannya. Sedang kafir dalam ayat 29 ini, yang memohon kepada Allah agar dipertemukan dengan orang-orang yang memperdayakan mereka sampai mereka tersesat, ialah kafir pengikut Kafir yang jadi Pak Turut, mengiyakan saja segala yang dianjurkan kepada mereka, sehingga mereka terbawa hanyut ke dalam kesesatan. Setelah mereka diperiksa di hari Kiamat karena hendak menentukan hukumnya, niscaya mereka mengatakan bahwa yang mengajarkan kepada mereka, sehingga mereka tidak mau mendengarkan Al-Qur'an, atau sampai mereka hiruk-piruk bersorak-sorai untuk mengganggu agar jangan didengar orang bunyi Al-Qur'an, tidak lain hanyalah karena ajakan orang lain. Karena pandai orang itu membicarakan, dia pun telah tertarik.
Maka setelah nyata bahwa dia dihukum juga, Jahannam juga yang akan jadi tempatnya dimohonkannya kepada Allah supaya kedua macam penipu, pembujuk, dan perayu itu yang rayuan dan tipuannya telah menyebabkan mereka tersesat supaya segera dipertemukan dengan dia."Supaya kami letakkan keduanya di bawah injakan telapak kaki kami." Biar mereka kami injak-injak karena mereka itu adalah orang jahat yang telah membawa kami ke tempat yang sengsara buat selama-lamanya.
“Supaya kedua-duanya menjadi orang-orang yang hina."