Ayat
Terjemahan Per Kata
أَفَلَمۡ
apakah maka tidak
يَسِيرُواْ
mereka berjalan
فِي
di muka
ٱلۡأَرۡضِ
bumi
فَيَنظُرُواْ
lalu mereka memperhatikan
كَيۡفَ
bagaimana
كَانَ
adalah
عَٰقِبَةُ
akibat
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
مِن
dari
قَبۡلِهِمۡۚ
sebelum mereka
كَانُوٓاْ
adalah mereka
أَكۡثَرَ
lebih banyak
مِنۡهُمۡ
daripada mereka
وَأَشَدَّ
dan lebih hebat
قُوَّةٗ
kekuatan
وَءَاثَارٗا
dan bekas-bekas
فِي
di muka
ٱلۡأَرۡضِ
bumi
فَمَآ
maka tidak
أَغۡنَىٰ
berguna
عَنۡهُم
bagi mereka
مَّا
apa
كَانُواْ
yang adalah mereka
يَكۡسِبُونَ
mereka usahakan
أَفَلَمۡ
apakah maka tidak
يَسِيرُواْ
mereka berjalan
فِي
di muka
ٱلۡأَرۡضِ
bumi
فَيَنظُرُواْ
lalu mereka memperhatikan
كَيۡفَ
bagaimana
كَانَ
adalah
عَٰقِبَةُ
akibat
ٱلَّذِينَ
orang-orang yang
مِن
dari
قَبۡلِهِمۡۚ
sebelum mereka
كَانُوٓاْ
adalah mereka
أَكۡثَرَ
lebih banyak
مِنۡهُمۡ
daripada mereka
وَأَشَدَّ
dan lebih hebat
قُوَّةٗ
kekuatan
وَءَاثَارٗا
dan bekas-bekas
فِي
di muka
ٱلۡأَرۡضِ
bumi
فَمَآ
maka tidak
أَغۡنَىٰ
berguna
عَنۡهُم
bagi mereka
مَّا
apa
كَانُواْ
yang adalah mereka
يَكۡسِبُونَ
mereka usahakan
Terjemahan
Apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di bumi, lalu mereka memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka? Mereka itu lebih banyak dan lebih hebat kekuatannya serta (lebih banyak) jejak-jejak peradabannya di bumi. Apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka.
Tafsir
(Maka apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Adalah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan -lebih banyak- bekas-bekas mereka di muka bumi) seperti gedung-gedung dan bangunan-bangunan lainnya sebagai peninggalan mereka (maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka.).
Tafsir Surat Al-Mu'min: 82-85
Maka apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Adalah orang-orang yang sebelum mereka itu lebih hebat kekuatannya dan (lebih banyak) bekas-bekas mereka di muka bumi, maka apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka. Maka tatkala datang kepada mereka rasul-sasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa keterangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu.
Maka tatkala mereka melihat azab Kami. mereka berkata, "Kami beriman hanya kepada Allah saja dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah. Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir. Allah ﷻ menceritakan tentang umat-umat terdahulu yang mendustakan rasul-Nya, dan apa yang telah menimpa mereka berupa azab yang keras, padahal mereka adalah orang-orang yang kuat dan berpengaruh di muka bumi dan mempunyai harta benda yang banyak serta kekayaan yang berlimpah.
Akan tetapi, semuanya itu tidak memberikan manfaat barang sedikit pun kepada mereka dan tidak dapat menolak dari mereka barang sedikit pun dari perintah (azab) Allah. Demikian itu karena ketika datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa keterangan-keterangan, bukti-bukti yang jelas, serta hujah-hujah yang pasti, mereka tidak mengindahkan seruan para rasul itu dan tidak mau menerimanya, bahkan mereka merasa cukup dengan pengetahuan yang ada pada mereka dengan anggapan bahwa itu lebih baik daripada apa yang disampaikan oleh para rasul kepada mereka.
Mujahid mengatakan bahwa umat-umat terdahulu itu mengatakan, "Kami lebih mengetahui daripada mereka (para rasul itu), bahwa kami tidak akan dibangkitkan dan tidak akan diazab." As-Saddi mengatakan bahwa mereka merasa senang dengan pengetahuan yang mereka miliki, padahal sikap mereka itu jahil (bodoh), maka ditimpalah mereka oleh azab Allah yang belum pernah mereka alami sebelumnya. dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu. (Al-Mumin: 83) Yakni azab yang dahulunya mereka dustakan dan mereka anggap mustahil akan terjadi.
Maka tatkala mereka melihat azab Kami. (Al-Mumin: 84) Yaitu di saat mereka menyaksikan terjadinya azab atas diri mereka dengan mata kepala mereka sendiri. mereka berkata, "Kami beriman hanya kepada Allah saja dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah. (Al-Mumin: 84) Pada saat itulah mereka mengesakan Allah ﷻ dan kafir kepada berhala-berhala, tetapi hal itu terjadinya sesudah nasi menjadi bubur dan tiada gunanya lagi alasan dan permintaan maaf. Seperti yang dikatakan oleh Fir'aun pada saat ia ditenggelamkan, yaitu: Saya percaya bahwa tiada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah). (Yunus: 90) Maka dijawab oleh Allah ﷻ melalui firman-Nya: Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Yunus: 91) Yakni Allah tidak menerima imannya karena dia telah dikutuk oleh Musa a.s.
saat Musa a.s. memohon kepada Allah ﷻ, dan permohonannya diperkenankan, yaitu: dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih. (Yunus: 88) Hal yang sama dikatakan oleh Allah ﷻ melalui firman-Nya dalam surat ini, yaitu: Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. (Al-Mumin: 85) Demikianlah hukum Allah terhadap orang yang bertobat kepada-Nya di saat ia menyaksikan azab. Yaitu bahwa Allah tidak mau menerima tobatnya.
Karena itulah disebutkan di dalam sebuah hadis yang mengatakan: Sesungguhnya Allah ﷻ senantiasa menerima tobat hamba-(Nya) selama dia belum sekarat. Yakni apabila ia sekarat dan rohnya sampai di tenggorokan dan malaikat maut telah dilihatnya, maka pintu tobat sudah tertutup baginya saat itu. Karenanya disebutkanlah oleh firman-Nya: Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir. (Al-Mumin: 85)"
Adalah benar bahwa tanda-tanda kebesaran Allah itu terdapat dalam fenomena alam yang terkembang. Namun demikian, tanda-tanda kebesaran Allah itu juga ada dalam sejarah peradaban umat manusia. Ayat-ayat berikut mengajak manusia untuk mengembara di permukaan bumi menyaksikan jejak sejarah dari umat terdahulu yang berpaling dari jalan kebenaran. Allah berfirman, 'Maka apakah mereka orang-orang musyrik Mekah dan generasi mana saja yang membaca firman Allah ini, tidak mengadakan perjalanan dan mengembara di bumi, lalu mereka memperhatikan dengan mata kepala dan mata hati, bagaimana kesudahan orang-orang terdahulu yang hidup sebelum mereka. Mereka umat terdahulu itu lebih banyak hasil pembangunannya dan juga lebih hebat kekuatannya serta lebih banyak peninggalan-peninggalan peradabannya di bumi. Maka, ketahuilah bahwa seluruh apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka sedikit pun dari kehancuran yang menimpa mereka. 83. Mengapa peradaban umat-umat terdahulu itu hancur dan hanya tinggal sejarahnya saja berupa fosil atau tinggalan lainnya' Itu semua tidak lain karena disebabkan oleh kedustaan dan olok-olokan mereka terhadap para rasul yang diutus dari kalangan mereka sendiri. 'Maka ketika para rasul yang berasal dari kalangan mereka sendiri, datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata berupa petunjuk dari Allah, mereka membelakangi petunjuk Allah yang dibawa oleh para rasul itu, karena congkak dan sombong, merasa lebih senang dan lebih hebat dengan ilmu yang ada pada mereka, dan karena itu, mereka dikepung oleh azab yang dahulu mereka memperolok-olokkannya.
Melalui ayat ini, Allah mempertanyakan apakah orang-orang musyrik Mekah, yang mengingkari ayat-ayat Allah yang disampaikan kepada mereka, tidak pernah berjalan dan bepergian ke negeri-negeri lain? Sebenarnya mereka adalah para perantau dan para musafir yang telah pergi ke berbagai negeri dalam melakukan perdagangan. Mereka pergi ke Yaman, Arab Selatan, dan Syria pada setiap musim dan waktu, sesuai dengan bentuk perdagangan waktu itu. Dalam perjalanan mereka melalui negeri-negeri yang pernah didiami oleh umat-umat dahulu, seperti negeri kaum 'Ad, Samud, penduduk Aikah, Mesir, Babilonia, dan sebagainya.
Dari bekas-bekas reruntuhan yang mereka lihat di negeri itu, dan cerita yang mereka terima dari leluhurnya, mereka mengetahui bahwa di negeri-negeri itu pernah ada umat-umat yang gagah perkasa, berkebudayaan tinggi, dan telah menaklukkan negeri-negeri sekitarnya. Mereka memahat gunung untuk rumah-rumah mereka, membuat piramida-piramida yang kokoh, dan sebagainya. Akan tetapi, karena keingkaran kepada rasul-rasul Allah yang diutus, maka mereka pun ditimpa azab Allah. Di saat itu, tidak ada sesuatu pun yang dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah. Orang-orang musyrik Mekah, yang belum dapat menandingi hasil yang pernah dicapai oleh umat-umat dahulu itu, akan mengalami nasib seperti mereka jika tetap mengingkari kerasulan Muhammad ﷺ Tidak seorang pun yang dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah itu.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 78
“Dan sesungguhnya telah Kami utus rasul-rasul Kami dari sebelum engkau."
Yaitu memberi peringatan kepada Rasulullah saw, bahwasanya bukanlah Allah mengangkat utusan itu sekarang saja dan bukanlah orang yang menolak, membangkang dan kafir itu sekarang saja pula. Bahkan telah banyak rasul-rasul yang dahulu dari beliau ﷺ, sebagaimana yang telah diperingatkan dalam surah-surah yang lain dan dalam surah ini juga. Malahan telah dikisahkan tentang Musa dan tentang seorang keluarga Fir'aun sendiri yang menyembunyikan imannya, tetapi kian lama kian menjelaskan pendirian dan memberikan nasihat kepada kaumnya. “Di antara mereka ada yang Kami kisahkan kepada engkau dan setengah dari mereka ada yang tidak Kami kisahkan kepada engkau." Maka mana yang telah dikisahkan oleh Allah itu jelaslah bagaimana hebat perjuangan mereka masing-masing, pahit dan getir penderitaan yang mereka tempuh, seperti topan Nabi Nuh, hukuman bakar yang dijatuhkan kepada Nabi Ibrahim, hukuman penjara yang diderita Nabi Yusuf bertahun-tahun, hukuman buang negeri yang diderita Nabi Musa lebih dari sepuluh tahun, Nabi Yunus yang sampai ditelan ikan raga, perjuangan Nabi Hud memimpin kaum sAd, perjuangan Nabi Shalih memimpin kaum Tsamud, perjuangan Nabi Luth mengajak penduduk negeri Sadum agar membuang jauh perangai buruk laki-laki menyukai laki-laki, perjuangan Nabi Syu'aib mengajak penduduk Madyan dan Aikah agar menghentikan berniaga, menimbang, mengukur, dan menggantang yang curang. Supaya ditukar cara hidup demikian dengan kejujuran, karena kejujuran jualah yang akan membawa keselamatan bersama.
“Dan tidaklah ada bagi seorang rasul mendatangkan suatu ayat melainkan dengan izin Allah." Yang dimaksud dengan ayat di sini ialah mukjizat, yaitu suatu hal yang mencarik adat, yang luar biasa, jarang kejadian, namun dia berlaku atas tangan seorang rasul."Maka apabila telah datang ketentuan Allah' yaitu pemanggilan makhluk untuk hidup yang kedua kali di hari Kiamat dan ditimbang di antara baik dan buruk, benar dan salah yang diamalkan “diputuskanlah dengan benar." Artinya dengan adil juga, tidak ada yang teraniaya.
“Dan merugilah pada masa itu orang-orang yang hendak membatalkan."
Yaitu orang yang di waktu hidup di dunia sekarang ini sengaja hendak membatalkan atau menolak saja karena sombongnya segala seruan dan dakwah yang dibawa oleh Rasul.
Sesudah menerangkan perjuangan rasul-rasul menyampaikan dakwah, diperingatkan lagi bagaimana kasih sayang Allah kepada manusia.
Ayat 79
“Allah-lahyang telah menjadikan binatang ternak untuk kamu."
Yaitu binatang yang dipelihara dan diternakkan. Unta, lembu, kerbau, kambing, domba, kuda, keledai, dan baghal. “Supaya kamu tunggangi daripadanya." Ternak tunggangan ialah kuda, keledai, dan baghal. Kuda pun sampai diternakkan untuk dibawa ke medan perang (kavaleri). Baghal adalah peranakan di antara kuda dan keledai.
“Dan daripadanya pula yang kamu makan."
Kambing, domba, lembu, dan kerbau umumnya hanya untuk jadi makanan. Kuda lebih banyak digunakan untuk tunggangan, tetapi kalau terdesak bisa pula dijadikan makanan. Unta saat dipakai untuk keduanya. saat dijadikan kendaraan jarak jauh. Dialah binatang yang paling tahan dan sabar untuk perjalanan jauh. Tetapi kadang-kadang bisa pula dagingnya dimakan.
Kepentingan kuda dalam peperangan sudah dikenal sejak zaman yang sangat tua. Sampai kepada masa kini olahraga berkuda masih menjadi permainan yang halus di antara orang-orang besar di negeri Inggris dan lain-lain. Berpacu kuda masih menjadi olahraga yang mengasyikkan di beberapa negeri.
Ayat 80
“Dan untuk kamu padanya berbagai manfaat."
Kulitnya saat dipergunakan untuk sepatu dan segala macam alas kaki. Kulit kambing bisa dijadikan guriba tempat menyimpan air. Bulu binatang domba dan kambing bisa ditenun jadi pakaian, bahkan dijadikan kemah atau tenda, dan pakaian untuk musim dingin."Dan supaya sampai kamu atasnyayaitu dengan mengendarainya, “kepada suatu hajat yang ada dalam dada kamu." Dalam perjalanan ke negeri-negeri yang jauh.
“Dan di atasnya, “yaitu di atas binatang-binatang kendaraan itu: kuda dan unta, “dan di atas kapal kamu pun diangkut."
Maka dalam perjalanan di darat sediakanlah kendaraan darat berupa kuda, keledai, baghal, dan unta. Dalam perjalanan di laut disediakan kapal.
Sama sekali itu adalah karunia Allah kepada manusia. Karunia utama ialah ilham kepada manusia yang membawa perjalanan akal dan pikirannya, sehingga semuanya itu saat mereka manfaatkan untuk kepentingan perhubungan dari negeri ke negeri, pulau ke pulau, dan benua ke benua.
Ayat 81
“Dan Dia pun memperlihatkan kepada kamu tanda-tanda-Nya."
Tanda-tanda itu banyak, berbagai ragam. Bertambah direnungkan bertambah banyak. Baik yang bertemu sehari-hari, atau yang sekali-kali sekilas. Baik di langit atau di bumi. Baik di darat atau di laut. Baik (di lurah atau di gunung, terlalu banyak tanda-tanda itu, yang kian dipergunakan akal kian jelas dan terang ayat-ayat itu. Yang tidak teratasi oleh manusia, sebagaimana yang dikatakan oleh penyair Abu Atahiyyah,
“Dan tiap-tiap sesuatu adalah tanda bagi-Nya; Yang membuktikan bahwa Dia adalah Esa."
“Maka terhadap ayat-ayat Allah yang manakah yang akan kamu mungkiri?"
Kalau kamu sudi melepaskan dirimu dari perangai congkak atau masa bodoh, tidak akan ada yang akan kamu mungkiri.
Ayat 82
“Apakah mereka itu tidak mengembara di muka bumi, supaya mereka lihat bagaimana adanya akibat orang-orang yang sebelum mereka."
Pangkal ayat yang seperti ini, yang banyak tersaat di dalam Al-Qur'an adalah anjuran tegas agar manusia jangan hanya mengurung diri dalam tempat yang terbatas. Karena yang demikian pun akan mempersempit alam pikiran, tidak ada perbandingan sehingga laksana katak di bawah tempurung, menyangka dinding sempit yang mengelilinginya itu sudah langit. Dengan ayat seperti ini manusia dianjurkan memperluas pemandangan, supaya paham pun luas pula dan saat memper-bandingkan di antara suatu tempat dengan tempat yang lain, melihat di mana kelebihan orang dan di mana kekurangan awak atau sebaliknya."Adalah mereka itu lebih banyak dari mereka." Yang dimaksud dengan kata-kata ini ialah memperbandingkan penduduk Quraisy yang tidak mau menerima dakwah Nabi Muhammad ﷺ di tanah Mekah jika dibandingkan dengan bangsa Mesir, bangsa Ba-bilon, bangsa Persia dan Sumeria."Dan lebih-lebih sangat kekuatannya dan bekas-bekas di bumi." Maka jika dibandingkan penduduk negeri Hejaz, khususnya kaum Quraisy yang menguasai politik, ekonomi, dan sosial; atau siasat, iqtishad dan mujtama' waktu itu dengan bangsa-bangsa yang telah terdahulu itu, lebih besarlah kekuatan bangsa-bangsa dan kaum yang terdahulu itu. Lebih banyak bilangan mereka, lebih kuat kedudukan dan mereka lebih saat dilihat bekas-bekas peninggalan mereka. Di tanah Arab bagian selatan di zaman purbakala ada bangsa Saba' dan kerajaan Tubba' Bekas bendungan yang bernama Sadd Ma'rib di Yaman masih saat dilihat sampai beribu tahun kemudian. Di tengah tanah Arab bertemu bekas kerajaan Tadmur. Kaum Tsamud saat mendirikan bangunan yang memahat batu-batu gunung untuk dijadikan negeri. Bangsa Babii di zaman kaisar Bukhtunashr (Nabukadnesar) mendirikan sebuah kerajaan besar di pinggir Sungai Furat, Bangsa Persia telah mendirikan Parsepolis 1.000 tahun sebelum Nabi Muhammad ﷺ. Dan bekas-bekas kerajaan itu masih disaati pada zaman Nabi, bahkan sampai kepada empat belas abad sesudah Nabi. Apalah lagi kalau dilihat bekas-bekas dari Fir'aun-Fir'aun di Mesir dengan piramid, abul-houl, sphinx, luxor, abu simbel, dan lain-lain, sehingga semuanya itu sangat mengagumkan.
“Maka tidaklah menolong atas mereka apa yang mereka usahakan itu."
Jika kita renungkan sampai sekarang ini, bunyi ujung ayat dan kita bandingkan dengan bekas peninggalan umat-umat yang telah terdahulu itu, ternyatalah bagaimana tepatnya bunyi ayat.
Dalam bekas-bekas ditemui di Mesir, sejak dari tiga piramid (al-Ahram) yang tiga yang dibuat laksana tiga buah bukit berderet, setelah dikorek dan diperiksa oleh manusia-manusia yang datang kemudian, ternyata bahwa ketiganya ialah kuburan. Di sana disemayamkan raja-raja tempo dulu, kadang-kadang maharaja bersama dengan permaisuri. Setelah tubuh jasmani yang telah tidak bernyawa itu dibalsemi dengan obat-obat tertentu, ditidurkanlah baginda di tempat yang telah disediakan itu, lengkap dengan keperluan-keperluan hidup yang perlu untuk menempuh perjalanan jauh di akhirat.
Dan telah digali orang pula kuburan raja Tutan Khamen. Mayat yang telah dibalsem diletakkan di dalam peti bersalutkan emas tujuh lapis, ketujuh lapisnya bersalutkan emas murni sebagaimana kita lihat dalam Museum Kairo yang terkenal itu.
Ayat 83
“Maka tatkala telah dalang kepada tneneka rasul-rasul mereka dengan keterangan-keteangan maka bergembiralah mereka dengan apa yang ada di sisi mereka dari hal ilmu"
Ini pun lebih dijelaskan lagi pada ayat yang berikutnya.
Yaitu apabila rasul datang membawakan keterangan-keterangan yang dia terima sebagai wahyu dari Allah, orang-orang kafir itu dengan gembira membanggakan ilmu yang ada pada mereka.
Diajak mereka kepada aqidah tauhid lalu mereka banggakan dengan gembira ilmu mereka sendiri, bahwa tauhid itu tidak penting, Yang penting sekarang ini ialah bagaimana agar manusia saat mengatasi dan menguasai alam.
Diajak mereka supaya shalat memuja Allah Rabbul ‘Alamin, yang mencipta dan mengatur alam ini, dengan bangga sambil mengangkat bahu dan mencibirkan bibir mereka mengatakan yang penting sekarang ini bukanlah shalat. Sekarang tidak perlu shalat lagi, sebab manusia sudah sampai ke bulan! Shalat itu dianggap telah kolot di zaman sekarang karena dia terlalu banyak membuang tempo. Sebab itu dia membuat produksi jadi mundur!