Ayat
Terjemahan Per Kata
وَلَقَدۡ
dan sesungguhnya
أَرۡسَلۡنَا
telah Kami utus
رُسُلٗا
beberapa rasul
مِّن
dari
قَبۡلِكَ
sebelum kamu
مِنۡهُم
di antara mereka
مَّن
orang
قَصَصۡنَا
Kami ceritakan
عَلَيۡكَ
kepadamu
وَمِنۡهُم
dan diantara mereka
مَّن
orang
لَّمۡ
tidak
نَقۡصُصۡ
Kami ceritakan
عَلَيۡكَۗ
kepadamu
وَمَا
dan tidak
كَانَ
ada
لِرَسُولٍ
bagi seorang rasul
أَن
bahwa
يَأۡتِيَ
dia mendatangkan
بِـَٔايَةٍ
dengan suatu ayat/mu'jizat
إِلَّا
kecuali
بِإِذۡنِ
dengan seizin
ٱللَّهِۚ
Allah
فَإِذَا
maka apabila
جَآءَ
datang
أَمۡرُ
perintah
ٱللَّهِ
Allah
قُضِيَ
diputuskan
بِٱلۡحَقِّ
dengan benar/adil
وَخَسِرَ
dan rugilah
هُنَالِكَ
di waktu itu
ٱلۡمُبۡطِلُونَ
orang-orang yang berpegang pada yang bathil
وَلَقَدۡ
dan sesungguhnya
أَرۡسَلۡنَا
telah Kami utus
رُسُلٗا
beberapa rasul
مِّن
dari
قَبۡلِكَ
sebelum kamu
مِنۡهُم
di antara mereka
مَّن
orang
قَصَصۡنَا
Kami ceritakan
عَلَيۡكَ
kepadamu
وَمِنۡهُم
dan diantara mereka
مَّن
orang
لَّمۡ
tidak
نَقۡصُصۡ
Kami ceritakan
عَلَيۡكَۗ
kepadamu
وَمَا
dan tidak
كَانَ
ada
لِرَسُولٍ
bagi seorang rasul
أَن
bahwa
يَأۡتِيَ
dia mendatangkan
بِـَٔايَةٍ
dengan suatu ayat/mu'jizat
إِلَّا
kecuali
بِإِذۡنِ
dengan seizin
ٱللَّهِۚ
Allah
فَإِذَا
maka apabila
جَآءَ
datang
أَمۡرُ
perintah
ٱللَّهِ
Allah
قُضِيَ
diputuskan
بِٱلۡحَقِّ
dengan benar/adil
وَخَسِرَ
dan rugilah
هُنَالِكَ
di waktu itu
ٱلۡمُبۡطِلُونَ
orang-orang yang berpegang pada yang bathil
Terjemahan
Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus rasul-rasul sebelum engkau (Nabi Muhammad). Di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul pun membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka, apabila telah datang perintah Allah (hari Kiamat), diputuskanlah (segala perkara) dengan adil. Ketika itu, rugilah para pelaku kebatilan.
Tafsir
(Dan sesungguhnya telah Kami utus rasul-rasul sebelum kamu; di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada -pula- yang tidak Kami ceritakan kepadamu) menurut suatu riwayat diceritakan, bahwa Allah ﷻ telah mengutus delapan ribu orang nabi untuk menjadi rasul; yang empat ribu orang di antaranya dari kaum Bani Israel, sedangkan yang empat ribu orang lagi dari kalangan umat-umat selain Bani Israel. (Tidak dapat bagi seorang rasul) di antara rasul-rasul itu (membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah) karena mereka juga hamba-hamba Allah yang diperintah oleh-Nya (maka apabila telah datang perintah Allah) yang memerintahkan supaya azab diturunkan atas orang-orang kafir (diputuskan) semua perkara di antara rasul-rasul dan orang-orang yang mendustakannya (dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil) yakni, keputusan itu merupakan kemenangan bagi rasul-rasul dan kerugian bagi orang-orang yang mendustakannya; pada hakikatnya sebelum itu pun orang-orang yang mendustakan para rasul sudah merugi.
Tafsir Surat Al-Mu'min: 77-78
Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar; maka meskipun Kami perlihatkan kepadamu sebagian siksa yang Kami ancamkan kepada mereka ataupun Kami wafatkan kamu (sebelum ajal menimpa mereka), namun kepada Kami sajalah mereka dikembalikan. Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil.
Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil. Allah ﷻ memerintahkan kepada rasul-Nya untuk bersikap sabar dalam menghadapi pendustaan orang-orang yang mendustakannya dari kalangan kaumnya. Karena sesungguhnya Allah akan memenuhi apa yang telah Dia janjikan kepadamu, yaitu pertolongan dan kemenangan atas kaummu, serta menjadikan kesudahan yang baik hanyalah bagimu dan bagi orang-orang yang mengikutimu di dunia dan di akhirat. maka meskipun Kami perlihatkan kepadamu sebagian siksa yang Kami ancamkan kepada mereka. (Al-Mumin: 77) dalam kehidupan di dunia ini, dan kejadiannya memang seperti apa yang telah dijanjikan-Nya.
Karena sesungguhnya Allah ﷻ telah menyenangkan hati Nabi ﷺ dalam Perang Badar yang dalam perang itu pemimpin dan pembesar kaum musyrik banyak yang mati. Kemudian Allah menaklukkan kota Mekah di tangannya, juga seluruh Jazirah Arabia semasa beliau ﷺ masih hidup. ataupun Kami wafatkan kamu (sebelum ajal menimpa mereka), namun kepada Kami sajalah mereka dikembalikan. (Al-Mumin: 77) Lalu kami rasakan kepada mereka azab yang keras di akhirat. Kemudian Allah ﷻ berfirman, menghibur hati Nabi ﷺ: Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu. (Al-Mumin: 78) Sama seperti apa yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam surat An-Nisa, yakni di antara mereka ada yang Kami ceritakan kisahnya kepadamu bersama kaumnya masing-masing, bagaimanakah kaum mereka mendustakan mereka, kemudian pada akhirnya kesudahan yang baik dan pertolongan hanyalah bagi para rasul. dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu (Al-Mumin: 78) Mereka yang tidak Kami ceritakan kisahnya kepadamu jumlahnya jauh lebih banyak berkali-kali lipat, seperti yang telah diingatkan hal tersebut dalam surat An-Nisa.
Firman Allah ﷻ: Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat melainkan dengan seizin Allah. (Al-Mumin: 78) Yakni tiada seorang rasul pun dapat mendatangkan suatu hal yang bertentangan dengan hukum alam kepada kaumnya, melainkan dengan seizin Allah yang membolehkannya untuk mendatangkan hal tersebut yang tujuan utamanya ialah untuk membuktikan kebenaran dari ajaran yang disampaikannya kepada mereka. maka apabila telah datang perintah Allah. (Al-Mumin: 78) Yaitu azab dan pembalasan Allah yang meliputi orang-orang yang mendustakan-(Nya).
diputuskan (semua perkara) dengan adil. (Al-Mumin: 78) Maka Dia menyelamatkan orang-orang mukmin dan membinasakan orang-orang kafir. Karena itu, dalam firman berikutnya disebutkan: Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil. (Al-Mumin: 78).
Bila pada ayat yang lalu ditegaskan tentang kepastian terlaksananya janji Allah berupa ancaman, maka pada ayat ini Allah mengingatkan melalui lisan Nabi akan datangnya janji Allah berkaitan dengan ancam-an itu bahwa Allah akan memberi putusan dengan adil. Firman Allah, 'Sesungguhnya Kami, Tuhan Yang Maha Kuasa'telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau, wahai Nabi Muhammad. Di antara me-reka, para rasul yang Kami utus itu, ada yang Kami ceritakan kepadamu, seperti Nabi Ibrahim, Nabi Sulaiman, Nabi Nuh, Nabi Musa, dan Nabi Isa, dan di antaranya ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Para rasul yang Kami utus itu dilengkapi dengan mukjizat, dan ketahuilah bahwa tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka oleh sebab itu, apabila telah datang perintah, yaitu ketentuan Allah berkaitan dengan siksa dan juga untuk semua perkara, ketentuan itu diputuskan dengan adil. Dan dengan demikian, ketika itu akan merasa rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil. '79. Penjatuhan sebuah sanksi dengan pertimbangan yang adil dan tidak menzalimi merupakan bentuk dari kasih sayang Allah sebagai pemilik alam semesta. Allah berkuasa mutlak atas apa yang Dia miliki itu. Ayat-ayat berikut menguraikan kemahakuasaan Allah yang berkaitan dengan berbagai fenomena makhluk ciptaan-Nya. 'Allah-lah yang menjadikan dan menundukkan hewan ternak untukmu, seperti unta, kuda, kambing, sapi, dan lain sebagainya. Sebagian dari hewan ternak itu untuk kamu kendarai dan sebagian lagi untuk kamu makan.
Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah mengutus para rasul dan nabi kepada umat-umat sebelum Nabi Muhammad. Di antara nabi dan rasul itu yang diterangkan kisahnya di dalam Al-Qur'an sebanyak 25 rasul, seperti Nabi Nuh, Idris, Ibrahim, Musa, Sulaiman, Isa, dan rasul-rasul yang lain. Di samping itu, banyak di antara para nabi dan rasul itu yang tidak disebutkan di dalam Al-Qur'an.
Dari Abu dzar bahwa ia berkata, "Aku bertanya, 'Ya Rasulullah berapa jumlah nabi-nabi itu? Rasulullah ﷺ menjawab, '124 ribu dan yang menjadi rasul di antaranya ialah 315 orang. Sebuah jumlah yang banyak." (Riwayat A.hmad)
Setiap rasul yang diutus Allah itu tidak sanggup menciptakan mukjizat sendiri, tetapi bisa diberikan oleh Allah. Mukjizat itu sebagai bukti kerasulan yang dikemukakan kepada kaum yang mendustakannya. Bentuk dan sifat mukjizat itu disesuaikan dengan keadaan, masa, dan tempat di mana rasul penerimanya hidup, sehingga mukjizat itu benar-benar diyakini oleh umat pada waktu itu. Mukjizat itu diberikan jika Allah sendiri berkehendak memberikannya. Jika Allah belum berkehendak memberikannya, maka mukjizat itu tidak akan diberikannya walaupun orang-orang kafir memintanya. Mukjizat itu diberikan sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan Allah dan sesuai pula dengan kemaslahatan umat.
Pada akhir ayat ini diterangkan bahwa jika azab Allah telah datang menimpa orang-orang yang mendustakan-Nya, maka Allah menyelesaikan perkara mereka dengan seadil-adilnya. Allah menyelamatkan para rasul dan orang-orang yang beriman kepadanya dari azab itu, serta membinasakan orang-orang yang ingkar dan mempersekutukan-Nya. Hal ini dapat dilihat pada waktu azab Allah menimpa kaum 'Ad, Allah menyelamatkan Nabi Hud dan orang-orang yang beriman yang bersamanya. Demikian pula azab yang menimpa kaum Samud dan sebagainya.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 78
“Dan sesungguhnya telah Kami utus rasul-rasul Kami dari sebelum engkau."
Yaitu memberi peringatan kepada Rasulullah saw, bahwasanya bukanlah Allah mengangkat utusan itu sekarang saja dan bukanlah orang yang menolak, membangkang dan kafir itu sekarang saja pula. Bahkan telah banyak rasul-rasul yang dahulu dari beliau ﷺ, sebagaimana yang telah diperingatkan dalam surah-surah yang lain dan dalam surah ini juga. Malahan telah dikisahkan tentang Musa dan tentang seorang keluarga Fir'aun sendiri yang menyembunyikan imannya, tetapi kian lama kian menjelaskan pendirian dan memberikan nasihat kepada kaumnya. “Di antara mereka ada yang Kami kisahkan kepada engkau dan setengah dari mereka ada yang tidak Kami kisahkan kepada engkau." Maka mana yang telah dikisahkan oleh Allah itu jelaslah bagaimana hebat perjuangan mereka masing-masing, pahit dan getir penderitaan yang mereka tempuh, seperti topan Nabi Nuh, hukuman bakar yang dijatuhkan kepada Nabi Ibrahim, hukuman penjara yang diderita Nabi Yusuf bertahun-tahun, hukuman buang negeri yang diderita Nabi Musa lebih dari sepuluh tahun, Nabi Yunus yang sampai ditelan ikan raga, perjuangan Nabi Hud memimpin kaum sAd, perjuangan Nabi Shalih memimpin kaum Tsamud, perjuangan Nabi Luth mengajak penduduk negeri Sadum agar membuang jauh perangai buruk laki-laki menyukai laki-laki, perjuangan Nabi Syu'aib mengajak penduduk Madyan dan Aikah agar menghentikan berniaga, menimbang, mengukur, dan menggantang yang curang. Supaya ditukar cara hidup demikian dengan kejujuran, karena kejujuran jualah yang akan membawa keselamatan bersama.
“Dan tidaklah ada bagi seorang rasul mendatangkan suatu ayat melainkan dengan izin Allah." Yang dimaksud dengan ayat di sini ialah mukjizat, yaitu suatu hal yang mencarik adat, yang luar biasa, jarang kejadian, namun dia berlaku atas tangan seorang rasul."Maka apabila telah datang ketentuan Allah' yaitu pemanggilan makhluk untuk hidup yang kedua kali di hari Kiamat dan ditimbang di antara baik dan buruk, benar dan salah yang diamalkan “diputuskanlah dengan benar." Artinya dengan adil juga, tidak ada yang teraniaya.
“Dan merugilah pada masa itu orang-orang yang hendak membatalkan."
Yaitu orang yang di waktu hidup di dunia sekarang ini sengaja hendak membatalkan atau menolak saja karena sombongnya segala seruan dan dakwah yang dibawa oleh Rasul.
Sesudah menerangkan perjuangan rasul-rasul menyampaikan dakwah, diperingatkan lagi bagaimana kasih sayang Allah kepada manusia.
Ayat 79
“Allah-lahyang telah menjadikan binatang ternak untuk kamu."
Yaitu binatang yang dipelihara dan diternakkan. Unta, lembu, kerbau, kambing, domba, kuda, keledai, dan baghal. “Supaya kamu tunggangi daripadanya." Ternak tunggangan ialah kuda, keledai, dan baghal. Kuda pun sampai diternakkan untuk dibawa ke medan perang (kavaleri). Baghal adalah peranakan di antara kuda dan keledai.
“Dan daripadanya pula yang kamu makan."
Kambing, domba, lembu, dan kerbau umumnya hanya untuk jadi makanan. Kuda lebih banyak digunakan untuk tunggangan, tetapi kalau terdesak bisa pula dijadikan makanan. Unta saat dipakai untuk keduanya. saat dijadikan kendaraan jarak jauh. Dialah binatang yang paling tahan dan sabar untuk perjalanan jauh. Tetapi kadang-kadang bisa pula dagingnya dimakan.
Kepentingan kuda dalam peperangan sudah dikenal sejak zaman yang sangat tua. Sampai kepada masa kini olahraga berkuda masih menjadi permainan yang halus di antara orang-orang besar di negeri Inggris dan lain-lain. Berpacu kuda masih menjadi olahraga yang mengasyikkan di beberapa negeri.
Ayat 80
“Dan untuk kamu padanya berbagai manfaat."
Kulitnya saat dipergunakan untuk sepatu dan segala macam alas kaki. Kulit kambing bisa dijadikan guriba tempat menyimpan air. Bulu binatang domba dan kambing bisa ditenun jadi pakaian, bahkan dijadikan kemah atau tenda, dan pakaian untuk musim dingin."Dan supaya sampai kamu atasnyayaitu dengan mengendarainya, “kepada suatu hajat yang ada dalam dada kamu." Dalam perjalanan ke negeri-negeri yang jauh.
“Dan di atasnya, “yaitu di atas binatang-binatang kendaraan itu: kuda dan unta, “dan di atas kapal kamu pun diangkut."
Maka dalam perjalanan di darat sediakanlah kendaraan darat berupa kuda, keledai, baghal, dan unta. Dalam perjalanan di laut disediakan kapal.
Sama sekali itu adalah karunia Allah kepada manusia. Karunia utama ialah ilham kepada manusia yang membawa perjalanan akal dan pikirannya, sehingga semuanya itu saat mereka manfaatkan untuk kepentingan perhubungan dari negeri ke negeri, pulau ke pulau, dan benua ke benua.
Ayat 81
“Dan Dia pun memperlihatkan kepada kamu tanda-tanda-Nya."
Tanda-tanda itu banyak, berbagai ragam. Bertambah direnungkan bertambah banyak. Baik yang bertemu sehari-hari, atau yang sekali-kali sekilas. Baik di langit atau di bumi. Baik di darat atau di laut. Baik (di lurah atau di gunung, terlalu banyak tanda-tanda itu, yang kian dipergunakan akal kian jelas dan terang ayat-ayat itu. Yang tidak teratasi oleh manusia, sebagaimana yang dikatakan oleh penyair Abu Atahiyyah,
“Dan tiap-tiap sesuatu adalah tanda bagi-Nya; Yang membuktikan bahwa Dia adalah Esa."
“Maka terhadap ayat-ayat Allah yang manakah yang akan kamu mungkiri?"
Kalau kamu sudi melepaskan dirimu dari perangai congkak atau masa bodoh, tidak akan ada yang akan kamu mungkiri.
Ayat 82
“Apakah mereka itu tidak mengembara di muka bumi, supaya mereka lihat bagaimana adanya akibat orang-orang yang sebelum mereka."
Pangkal ayat yang seperti ini, yang banyak tersaat di dalam Al-Qur'an adalah anjuran tegas agar manusia jangan hanya mengurung diri dalam tempat yang terbatas. Karena yang demikian pun akan mempersempit alam pikiran, tidak ada perbandingan sehingga laksana katak di bawah tempurung, menyangka dinding sempit yang mengelilinginya itu sudah langit. Dengan ayat seperti ini manusia dianjurkan memperluas pemandangan, supaya paham pun luas pula dan saat memper-bandingkan di antara suatu tempat dengan tempat yang lain, melihat di mana kelebihan orang dan di mana kekurangan awak atau sebaliknya."Adalah mereka itu lebih banyak dari mereka." Yang dimaksud dengan kata-kata ini ialah memperbandingkan penduduk Quraisy yang tidak mau menerima dakwah Nabi Muhammad ﷺ di tanah Mekah jika dibandingkan dengan bangsa Mesir, bangsa Ba-bilon, bangsa Persia dan Sumeria."Dan lebih-lebih sangat kekuatannya dan bekas-bekas di bumi." Maka jika dibandingkan penduduk negeri Hejaz, khususnya kaum Quraisy yang menguasai politik, ekonomi, dan sosial; atau siasat, iqtishad dan mujtama' waktu itu dengan bangsa-bangsa yang telah terdahulu itu, lebih besarlah kekuatan bangsa-bangsa dan kaum yang terdahulu itu. Lebih banyak bilangan mereka, lebih kuat kedudukan dan mereka lebih saat dilihat bekas-bekas peninggalan mereka. Di tanah Arab bagian selatan di zaman purbakala ada bangsa Saba' dan kerajaan Tubba' Bekas bendungan yang bernama Sadd Ma'rib di Yaman masih saat dilihat sampai beribu tahun kemudian. Di tengah tanah Arab bertemu bekas kerajaan Tadmur. Kaum Tsamud saat mendirikan bangunan yang memahat batu-batu gunung untuk dijadikan negeri. Bangsa Babii di zaman kaisar Bukhtunashr (Nabukadnesar) mendirikan sebuah kerajaan besar di pinggir Sungai Furat, Bangsa Persia telah mendirikan Parsepolis 1.000 tahun sebelum Nabi Muhammad ﷺ. Dan bekas-bekas kerajaan itu masih disaati pada zaman Nabi, bahkan sampai kepada empat belas abad sesudah Nabi. Apalah lagi kalau dilihat bekas-bekas dari Fir'aun-Fir'aun di Mesir dengan piramid, abul-houl, sphinx, luxor, abu simbel, dan lain-lain, sehingga semuanya itu sangat mengagumkan.
“Maka tidaklah menolong atas mereka apa yang mereka usahakan itu."
Jika kita renungkan sampai sekarang ini, bunyi ujung ayat dan kita bandingkan dengan bekas peninggalan umat-umat yang telah terdahulu itu, ternyatalah bagaimana tepatnya bunyi ayat.
Dalam bekas-bekas ditemui di Mesir, sejak dari tiga piramid (al-Ahram) yang tiga yang dibuat laksana tiga buah bukit berderet, setelah dikorek dan diperiksa oleh manusia-manusia yang datang kemudian, ternyata bahwa ketiganya ialah kuburan. Di sana disemayamkan raja-raja tempo dulu, kadang-kadang maharaja bersama dengan permaisuri. Setelah tubuh jasmani yang telah tidak bernyawa itu dibalsemi dengan obat-obat tertentu, ditidurkanlah baginda di tempat yang telah disediakan itu, lengkap dengan keperluan-keperluan hidup yang perlu untuk menempuh perjalanan jauh di akhirat.
Dan telah digali orang pula kuburan raja Tutan Khamen. Mayat yang telah dibalsem diletakkan di dalam peti bersalutkan emas tujuh lapis, ketujuh lapisnya bersalutkan emas murni sebagaimana kita lihat dalam Museum Kairo yang terkenal itu.
Ayat 83
“Maka tatkala telah dalang kepada tneneka rasul-rasul mereka dengan keterangan-keteangan maka bergembiralah mereka dengan apa yang ada di sisi mereka dari hal ilmu"
Ini pun lebih dijelaskan lagi pada ayat yang berikutnya.
Yaitu apabila rasul datang membawakan keterangan-keterangan yang dia terima sebagai wahyu dari Allah, orang-orang kafir itu dengan gembira membanggakan ilmu yang ada pada mereka.
Diajak mereka kepada aqidah tauhid lalu mereka banggakan dengan gembira ilmu mereka sendiri, bahwa tauhid itu tidak penting, Yang penting sekarang ini ialah bagaimana agar manusia saat mengatasi dan menguasai alam.
Diajak mereka supaya shalat memuja Allah Rabbul ‘Alamin, yang mencipta dan mengatur alam ini, dengan bangga sambil mengangkat bahu dan mencibirkan bibir mereka mengatakan yang penting sekarang ini bukanlah shalat. Sekarang tidak perlu shalat lagi, sebab manusia sudah sampai ke bulan! Shalat itu dianggap telah kolot di zaman sekarang karena dia terlalu banyak membuang tempo. Sebab itu dia membuat produksi jadi mundur!