Ayat

Terjemahan Per Kata
فَٱصۡبِرۡ
maka bersabarlah kamu
إِنَّ
sesungguhnya
وَعۡدَ
janji
ٱللَّهِ
Allah
حَقّٞۚ
benar
فَإِمَّا
maka adapun
نُرِيَنَّكَ
Kami perlihatkan kepadamu
بَعۡضَ
sebagai
ٱلَّذِي
yang
نَعِدُهُمۡ
Kami ancamkan pada mereka
أَوۡ
atau
نَتَوَفَّيَنَّكَ
Kami wafatkan kamu
فَإِلَيۡنَا
maka kepada Kami
يُرۡجَعُونَ
mereka dikembalikan
فَٱصۡبِرۡ
maka bersabarlah kamu
إِنَّ
sesungguhnya
وَعۡدَ
janji
ٱللَّهِ
Allah
حَقّٞۚ
benar
فَإِمَّا
maka adapun
نُرِيَنَّكَ
Kami perlihatkan kepadamu
بَعۡضَ
sebagai
ٱلَّذِي
yang
نَعِدُهُمۡ
Kami ancamkan pada mereka
أَوۡ
atau
نَتَوَفَّيَنَّكَ
Kami wafatkan kamu
فَإِلَيۡنَا
maka kepada Kami
يُرۡجَعُونَ
mereka dikembalikan
Terjemahan

Bersabarlah (Nabi Muhammad)! Sesungguhnya janji Allah itu benar. Jika Kami benar-benar memperlihatkan kepadamu sebagian dari (siksa) yang Kami janjikan kepada mereka (di dunia), ataupun jika Kami mewafatkanmu, (bagaimanapun juga) kepada Kamilah mereka dikembalikan.
Tafsir

(Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah) yang akan mengazab mereka (adalah benar; maka jika Kami perlihatkan kepadamu) lafal Immaa adalah berasal dari In Syarthiyah yang diidgamkan kepada Maa Zaidah yang berfungsi mengukuhkan makna Syarat di awal Fi'il, kemudian menyusul Nun Taukid sesudahnya yang juga mengukuhkan makna syarath tadi (sebagian siksa yang Kami ancamkan kepada mereka) yakni semasa kamu masih hidup Kami menurunkan sebagian azab kepada mereka. Jawab Syarathnya tidak disebutkan, yaitu lafal Fadzaaka, yakni maka itulah sebagian dari azab Kami (atau pun Kami wafatkan kamu) yaitu sebelum mereka diazab (namun kepada Kami sajalah mereka dikembalikan) lalu Kami akan mengazab mereka dengan siksaan yang sangat keras. Jawab Syarath yang telah disebutkan di atas tadi hanyalah untuk Ma'thuf saja, yakni hanya untuk kalimah, Fa-immaa Nuriyannaka Ba'dhal Ladzii Na'iduhum, Fadzaaka.
Tafsir Surat Al-Mu'min: 77-78
Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar; maka meskipun Kami perlihatkan kepadamu sebagian siksa yang Kami ancamkan kepada mereka ataupun Kami wafatkan kamu (sebelum ajal menimpa mereka), namun kepada Kami sajalah mereka dikembalikan. Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil.
Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil. Allah ﷻ memerintahkan kepada rasul-Nya untuk bersikap sabar dalam menghadapi pendustaan orang-orang yang mendustakannya dari kalangan kaumnya. Karena sesungguhnya Allah akan memenuhi apa yang telah Dia janjikan kepadamu, yaitu pertolongan dan kemenangan atas kaummu, serta menjadikan kesudahan yang baik hanyalah bagimu dan bagi orang-orang yang mengikutimu di dunia dan di akhirat. maka meskipun Kami perlihatkan kepadamu sebagian siksa yang Kami ancamkan kepada mereka. (Al-Mumin: 77) dalam kehidupan di dunia ini, dan kejadiannya memang seperti apa yang telah dijanjikan-Nya.
Karena sesungguhnya Allah ﷻ telah menyenangkan hati Nabi ﷺ dalam Perang Badar yang dalam perang itu pemimpin dan pembesar kaum musyrik banyak yang mati. Kemudian Allah menaklukkan kota Mekah di tangannya, juga seluruh Jazirah Arabia semasa beliau ﷺ masih hidup. ataupun Kami wafatkan kamu (sebelum ajal menimpa mereka), namun kepada Kami sajalah mereka dikembalikan. (Al-Mumin: 77) Lalu kami rasakan kepada mereka azab yang keras di akhirat. Kemudian Allah ﷻ berfirman, menghibur hati Nabi ﷺ: Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu. (Al-Mumin: 78) Sama seperti apa yang disebutkan oleh Allah ﷻ dalam surat An-Nisa, yakni di antara mereka ada yang Kami ceritakan kisahnya kepadamu bersama kaumnya masing-masing, bagaimanakah kaum mereka mendustakan mereka, kemudian pada akhirnya kesudahan yang baik dan pertolongan hanyalah bagi para rasul. dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu (Al-Mumin: 78) Mereka yang tidak Kami ceritakan kisahnya kepadamu jumlahnya jauh lebih banyak berkali-kali lipat, seperti yang telah diingatkan hal tersebut dalam surat An-Nisa.
Firman Allah ﷻ: Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat melainkan dengan seizin Allah. (Al-Mumin: 78) Yakni tiada seorang rasul pun dapat mendatangkan suatu hal yang bertentangan dengan hukum alam kepada kaumnya, melainkan dengan seizin Allah yang membolehkannya untuk mendatangkan hal tersebut yang tujuan utamanya ialah untuk membuktikan kebenaran dari ajaran yang disampaikannya kepada mereka. maka apabila telah datang perintah Allah. (Al-Mumin: 78) Yaitu azab dan pembalasan Allah yang meliputi orang-orang yang mendustakan-(Nya).
diputuskan (semua perkara) dengan adil. (Al-Mumin: 78) Maka Dia menyelamatkan orang-orang mukmin dan membinasakan orang-orang kafir. Karena itu, dalam firman berikutnya disebutkan: Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil. (Al-Mumin: 78).
Demikianlah, setelah dibentangkan apa yang dialami oleh para pendurhaka yang mendebat dengan batil ayat-ayat Allah serta digambarkan pula apa yang akan diperoleh orang-orang yang beriman, maka Nabi Muhammad dan kaum beriman diminta untuk konsisten dalam keimanan dan perjuangan menyampaikan kebenaran. Maka bersabarlah engkau, wahai Nabi Muhammad dan kaum beriman, sesungguhnya janji Allah itu adalah benar dan Dia tidak akan memungkiri janji-Nya. Oleh sebab itu, meskipun Kami perlihatkan kepadamu di masa hidupmu sebagian siksa yang Kami ancamkan kepada mereka para durhaka itu, ataupun Kami wafatkan engkau sebelum ajal menimpa mereka, namun mere-ka orang-orang durhaka itu tidak dibiarkan begitu saja, karena kepada Kamilah mereka dikembalikan. '78. Bila pada ayat yang lalu ditegaskan tentang kepastian terlaksananya janji Allah berupa ancaman, maka pada ayat ini Allah mengingatkan melalui lisan Nabi akan datangnya janji Allah berkaitan dengan ancam-an itu bahwa Allah akan memberi putusan dengan adil. Firman Allah, 'Sesungguhnya Kami, Tuhan Yang Maha Kuasa'telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau, wahai Nabi Muhammad. Di antara me-reka, para rasul yang Kami utus itu, ada yang Kami ceritakan kepadamu, seperti Nabi Ibrahim, Nabi Sulaiman, Nabi Nuh, Nabi Musa, dan Nabi Isa, dan di antaranya ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Para rasul yang Kami utus itu dilengkapi dengan mukjizat, dan ketahuilah bahwa tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka oleh sebab itu, apabila telah datang perintah, yaitu ketentuan Allah berkaitan dengan siksa dan juga untuk semua perkara, ketentuan itu diputuskan dengan adil. Dan dengan demikian, ketika itu akan merasa rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil. '.
Allah memerintahkan para rasul-Nya agar bersabar dalam menghadapi tindakan orang-orang musyrik yang mendustakan dan membantah ayat-ayat-Nya. Para rasul juga diminta bersabar dan bertawakal menghadapi gangguan dan ancaman-ancaman mereka. Allah menyatakan bahwa janji-Nya untuk mengazab orang-orang kafir pasti benar dan terlaksana.
Allah mengatakan kepada Nabi ﷺ bahwa jika Ia memperlihatkan kepadanya, di waktu Nabi masih hidup, azab yang ditimpakan kepada orang-orang musyrik, atau tidak diperlihatkan kepada Nabi azab itu dengan mewafatkannya sebelum kedatangan azab itu, maka hal itu tidak berarti apa-apa bagi mereka. Pada hari Kiamat semuanya kembali kepada Allah, lalu diberikan kepada mereka balasan yang setimpal.
Ayat lain yang searti dengan ayat ini ialah:
Maka sungguh, sekiranya Kami mewafatkanmu (sebelum engkau mencapai kemenangan), maka sesungguhnya Kami akan tetap memberikan azab kepada mereka (di akhirat), atau Kami perlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami ancamkan kepada mereka. Maka sungguh, Kami berkuasa atas mereka. (az-Zukhruf/43: 41-42)
.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
MEREKA YANG MENDUSTAKAN AL-KITAB
Ayat 69
“Tidakkah engkau lihat kepada orang-orang yang mendebat pada ayat Allah?"
Artinya, tidakkah engkau heran tercengang ya Rasulullah, melihat orang-orang yang masih saja mendebat, menentang atau bertengkar membantah ayat-ayat, atau bukti-bukti kebesaran Allah yang sudah nyata dan terang?
“Bagaimana mereka saat dipalingkan?"
Sudah nyata dan terang, sudah terbukti bahwa tidak ada lain yang kuasa melainkan Allah, tidak ada yang sanggup mengatur semuanya ini, sebagaimana ayat-ayat yang telah diterangkan terlebih dahulu tadi, pergantian malam dengan siang, penetapan bumi jadi tempat menetap manusia, keindahan bentuk manusia, kejadian manusia sejak dari masa masih tanah, sampai jadi darah dalam tubuh manusia, semuanya jelas sebagai ayat, sebagai tanda dari kekuasaan Allah mutlak semata-mata. Mengapa mereka masih berpaling lagi? Siapakah yang memalingkan mereka?
Dijelaskan lagi perpalingan mereka itu,
Ayat 70
“(Yaitu) orang-orang yang telah mendustakan terhadap al-Kitab."
Al-Kitab ialah Al-Qur'an. Mereka tidak mau percaya bahwa itu wahyu Ilahi. Bahkan ada di antara mereka yang mengatakan bahwa itu adalah rangkuman syair dari Muhammad saja. Padahal ketika ditantang oleh Nabi, diminta kalau ada di antara mereka yang sanggup membuat susun kata yang sama dengan Al-Qur'an, sama susun dan sama isi, tidak seorang pun di antara mereka yang sanggup."Dan terhadap apa yang Kami utus dengan dia rasul-rasul Kami." Al-Kitab adalah secara ijmal; Sunnah Rasul adalah secara tafshii. Perintah shalat ada dalam Al-Kitab (Al-Qur'an). Cara mengerjakan shalat itu dan berapa waktu sehari semalam adalah sunnah Rasul. Segala sunnah Rasul itu pun mereka bantah, mereka pun tidak mau percaya.
“Maka mereka akan mengetahui."
Ujung ayat ini adalah ancaman yang berat sekali. Bahwasanya karena keingkaran dan debatan mereka, mereka akan menerima akibat yang buruk di belakang hari. Mereka akan tahu sendiri nanti betapa akibat itu.
Ayat 71
“Ketika belenggu-belenggu di lehen-leher mereka dan rantai-rantai."
Inilah ancaman yang akan mereka ketahui sendiri kelak, yang akan mereka rasakan dan derita. Barang yang benar, yang tidak saat ditolak oleh akal mereka yang murni, namun mereka masih saja berpaling. Sampai dijadikan pertanyaan, “Apakah yang memalingkan mereka?" Apalagi kalau bukan keras kepala, sombong, angkuh, dan tidak mau mengubah perangai yang buruk. Sebab itu nerakalah yang akan jadi tempat mereka. Dalam neraka leher mereka akan dilekatkan belenggu dan tangan atau kaki mereka akan dipasangkan rantai.
“Mereka akan diseret"
Itulah hukuman sangat hina yang akan mereka derita di neraka kelak.
Ayat 72
“Dalam air yang amat panas."
Itulah air yang di dalam ayat disebut -al-Hamiim, yang bila diminum mengelupaslah isi perut dan hangus, dari sangat panasnya air.
“Kemudian itu mereka akan dibakai dalam api."
Dalam hadits-hadits diterangkan bahwa belenggu-belenggu yang diikatkan pada leher dan rantAl-rantai yang dibelitkan pada tangan atau pinggang itu akan diseret oleh Zabaniyah, malaikat yang bertugas melaksanakan hukum Allah atas penghuni neraka. Kadang-kadang mereka diseret ke dalam Hamiim, yaitu air panas yang menggelegak, lipat ganda panasnya dari air di dunia ini. Kemudian dia pun diseret ke dalam Jahiim, yaitu lubang neraka yang sangat panas, yang apinya bernyala-nyala.
Ayat 73
“Kemudian itu akan ditanyakan kepada mereka, ‘Mana dia apa yang telah kamu persekutukan.'"
Ayat 74
“Selain dari Allah itu?"
Ketika hidup di dunia mereka itu yang kalian sembah, kalian puja dan kepada mereka semuanya itu kamu minta tolong, minta pelindungan, minta jadi perantara. Sekarang mana mereka? Mengapa mereka tidak muncul? Bukankah di saat seperti ini mereka sangat
diperlukan, kalau mereka itu memang berkuasa pula di samping Allah? “Mereka berkata, ‘Mereka telah hilang lenyap dari kami.'" Tentu saja mereka itu hilang lenyap, sebab di hadapan Allah semuanya itu adalah makhluk belaka, tidak ada Allah. Tidak ada yang kuasa. Dalam kata kasarnya ialah “tidak kelihatan mata hidungnya" di hadapan Majelis Agung Ilahi itu. Adalah halnya seumpama seorang kolonel palsu (gadungan) yang memeras di kampung-kampung terhadap orang bodoh. Setelah orang kampung pergi ke kota dia bertanya adakah seorang kolonel bernama si Fulan, semua yang berjabatan dalam kalangan ketentaraan menggelengkan kepala, karena tidak ada yang tahu. Karena dia adalah kolonel palsu. Di waktu itu mereka mencoba mengelakkan diri yang sebenarnya tidak berguna, karena Allah telah tahu. Mereka berkata, “Bahkan kami dahulu tidaklah pernah menyembah sesuatu." Artinya ialah bahwa mereka mengaku bahwa yang mereka sembah tetap Allah juga, cuma ini sembah berhala sebagai yang akan menyampaikan permohonan kami kepada Allah saja.
“Seperti demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang kafir."
Artinya ialah bahwa setelah mereka kafir lebih dahulu maka Allah kian lama membuat mereka kian sesat, sehingga sudah sukar buat ditolong, sampai mereka bertemu dengan hari yang sangat rawan itu.
Apakah sebab sampai demikian? Ini dijawab oleh ayat selanjutnya.
Ayat 75
“Yang demikian itu adalah tersebab keadaan kamu bergembira-gembira di muka bumi dengan tidak benar."
Kamu lepaskan hawa nafsu yang tidak terkendali. Kamu berfoya-foya seakan-akan dunia ini akan kamu diami selamanya. Ketika kamu saat kekayaan, kamu musnahkan untuk maksiat. Ketika kamu berkuasa, kamu salah gunakan kekuasaan, itu. Kamu sangka kamu sendiri yang empunya harta yang diberi kesempatan oleh Allah kamu memakainya. Tidak kamu bersyukur dan tidak kamu berterima kasih. Kadang-kadang kamu hambur-hamburkan harta benda yang kamu kuasai, tetapi amanat Allah kepadamu.
“Dan dengan sebab kamu bersuka-ria."
Sehingga kamu lupa diri dan lupa bahwa hidup di sini pasti ada kesudahannya.
Maka datanglah keputusan Allah.
Ayat 76
“Masukilah olehmu pintu-pintu Jahannam, akan kekal semua di dalamnya."
Jika kita pertalikan ayat ini dengan ayat 71 di atas tadi bahwa mereka akan dibelenggu dan dirantai, lalu kita pertautkan pula dengan ayat 71 dari surah az-Zumar, bahwa mereka akan diiringkan berombong-rombongan menuju Jahannam dan yang mengiringkan itu ialah malaikat-malaikat Zabaniyah yang mukanya membuat seram, sikapnya menakutkan dan tidak pernah menunjukkan senyum, melainkan marah selalu, ingatlah kita khayatkan betapa hebatnya hari itu. Mereka diperintahkan masuk ke dalam; terpaksa takut meskipun takut Tiba di pintu-pintu itu malaikat-malaikat pengawal pintu neraka menyesali pula, mengapa anjuran Rasul tidak diacuhkan ketika di dunia.
“Maka amat buruklah tempat bagi orang-orang yang sombong."
Sombong karena merasa dirinya orang penting sehingga seruan Allah dan Rasul pun dipandangnya kecil saja, tidak sebesar dirinya. Dan orang yang mengajak kepada yang baik dimusuhinya.
Sesudah berfirman demikian, berfirman pulalah Allah kepada Rasul-Nya untuk menen-teramkan dan mengobati hati beliau yang mereka kecewakan.
Ayat 77
“Maka bersabarlah engkau, sesungguhnya janji Allah adalah benar."
Lambat atau cepat namun kemenangan kebenaran pasti terjadi."Maka baik pun Kami perlihatkan kepada engkau sebagian dari yang telah Kami ancamkan kepada mereka, ataupun Kami wafatkan engkau," sebelum kehancuran mereka tiba,
“Namun kepada Kami jualah mereka akan dikembalikan."