Ayat
Terjemahan Per Kata
هُدٗى
petunjuk
وَذِكۡرَىٰ
dan peringatan
لِأُوْلِي
bagi orang-orang yang mempunyai
ٱلۡأَلۡبَٰبِ
pikiran
هُدٗى
petunjuk
وَذِكۡرَىٰ
dan peringatan
لِأُوْلِي
bagi orang-orang yang mempunyai
ٱلۡأَلۡبَٰبِ
pikiran
Terjemahan
untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berpikiran sehat.
Tafsir
(Untuk menjadi petunjuk) sebagai petunjuk (dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir) sebagai peringatan buat orang-orang yang berakal.
Tafsir Surat Al-Mu'min: 51-56
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi mereka tempat tinggal yang buruk. Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa; dan Kami wariskan Taurat kepada Bani Israil, untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir. Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.
Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada mereka, melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Abu Ja'far ibnu Jarir telah mengetengahkan sebuah pertanyaan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia. (Al-Mumin: 50) Yaitu bahwa telah dimaklumi sebagian dari para nabi itu telah dibunuh oleh kaumnya, seperti Nabi Yahya, Nabi Zakaria, dan Nabi Sya'ya; ada pula yang diusir oleh kaumnya keluar dari kalangan mereka; adakalanya hijrah ke negeri lain, seperti Nabi Ibrahim; dan adakalanya diangkat ke langit, seperti Isa.
Lalu manakah yang dimaksud dengan pertolongan yang dijanjikan oleh ayat ini dalam kehidupan dunia? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada dua jawaban, seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut: Pertama, berita yang menyatakan terbunuhnya sebagian nabi itu merupakan pengecualian dari hal yang umum, karena kejadiannya hanya menimpa sebagian kecil saja. Dan hal ini diperbolehkan menurut kaidah bahasa.
Kedua, yang dimaksud dengan 'pertolongan' ialah menimpakan pembalasan bagi mereka dari orang-orang yang menyakiti mereka, apakah pembalasan ini terjadi saat mereka ada di tempat, ataukah saat mereka telah pergi atau sesudah mereka mati, seperti yang dilakukan terhadap para pembunuh Nabi Yahya, Nabi Zakaria, dan Nabi Sya'ya. Allah menguasakan diri mereka kepada orang-orang yang menghina dan mengalirkan darah mereka dari kalangan musuh-musuh mereka.
Telah disebutkan pula bahwa Raja Namrud diazab oleh Allah ﷻ dengan azab yang datang dari Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa. Sedangkan orang-orang yang menjerumuskan Al-Masih untuk disalib dari kalangan orang-orang Yahudi, Allah menguasakan diri mereka kepada bangsa Romawi, maka bangsa Romawi menindas mereka dan menjadikan mereka hina serta menjadikan musuh mereka menang atas diri mereka. Kemudian sebelum hari kiamat Isa akan turun sebagai pemimpin dan hakim yang adil. Maka Al-Masih membunuh Dajjal dan bala tentaranya dari kalangan orang-orang Yahudi, lalu dibunuhnya semua babi, semua salib dia hancurkan, dan upeti (pajak) ditiadakan, maka ia tidak mau menerima selain Islam.
Ini merupakan pertolongan yang besar, dan demikianlah sunnah Allah pada makhluk-Nya sejak masa dahulu hingga sekarang. Yaitu bahwa Dia akan menolong hamba-hamba-Nya yang beriman di dunia dan menjadikan mereka senang atas pembalasan yang telah menimpa orang-orang yang telah menyakiti mereka. Di dalam kitab Sahih Bukhari disebutkan sebuah hadis melalui Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah ﷺ yang telah bersabda: Allah ﷻ berfirman, "Barang siapa yang memusuhi kekasih-Ku, berarti dia terang-terangan menantang-Ku untuk perang. Di dalam hadis yang lain disebutkan: Sesungguhnya Aku benar-benar akan membalaskan buat kekasih-kekasih-Ku sebagaimana singa medan perang membalas dendam.
Karena itulah Allah ﷻ membinasakan kaum Nuh, 'Ad, Tsamud, para pemilik sumur Rass, kaum Lut, dan penduduk negeri Madyan serta orang-orang yang semisal dengan mereka dari kalangan orang-orang yang mendustakan para rasul dan menentang kebenaran. Dan Allah ﷻ menyelamatkan kaum mukmin dari kalangan mereka, sehingga tiada seorang pun dari kaum mukmin yang binasa, sedangkan Dia mengazab semua orang kafir sampai ke akar-akarnya tanpa ada seorang pun dari mereka yang luput. As-Saddi mengatakan bahwa tidak sekali-kali Allah mengutus seorang rasul kepada suatu kaum, lalu kaum ini membunuhnya atau ada suatu kaum mukmin yang menyeru kepada perkara yang hak, lalu kaumnya membunuh mereka hingga mereka semuanya binasa melainkan Allah akan membangkitkan bagi mereka orang-orang yang membalaskan dendam mereka.
Kemudian orang-orang yang dibangkitkan oleh Allah itu menuntut darah mereka dari orang-orang yang telah membunuh mereka, yang hal ini terjadi dalam kehidupan dunia. As-Saddi melanjutkan bahwa para nabi dan kaum mukmin banyak yang dibunuh di dunia, dan mereka mendapat pertolongan (dari Allah) padanya (di dunia). Demikian pulalah Allah ﷻ menolong rasul-Nya (Nabi Muhammad ﷺ) dan para sahabatnya dalam menghadapi orang-orang yang menentangnya, menghalang-halanginya, mendustakannya, dan memusuhinya. Kemudian Allah menjadikan kalimahnya adalah yang tertinggi dan agamanya muncul di atas agama yang lainnya. Lalu Allah memerintahkan kepadanya untuk hijrah dari kalangan kaum musyrik ke Madinah.
Dan Allah menjadikan baginya di dalam kota Madinah orang-orang yang menolongnya dan mendukungnya secara penuh. Kemudian Allah menganugerahkan kepadanya pasukan kaum musyrik pada hari Perang Badar, maka Allah memenangkannya atas mereka dan mengalahkan mereka, membunuh para pemimpinnya dan menawan kaum hartawannya, lalu mereka digiring (ke Madinah) dalam keadaan terbelenggu. Sesudah itu Rasulullah ﷺ menganugerahkan kepada mereka pembebasan dengan tebusan yang harus dibayar oleh mereka. Selang beberapa tahun kemudian Allah menaklukkan untuknya kota Mekah, sehingga senanglah hatinya karena kota kelahirannya (yaitu tanah suci) telah jatuh ke tangannya, dan Allah menyelamatkan kota suci dari kekufuran dan kemusyrikan yang telah membudaya sebelumnya.
Sesudah itu Allah menaklukkan negeri Yaman dan tunduklah semua Jazirah Arabia kepadanya, dan manusia mulai memasuki agama Allah secara berbondong-bondong. Kemudian Allah ﷻ mewafatkannya untuk kembali ke sisi-Nya karena ia mempunyai kedudukan yang terhormat di sisi-Nya. Lalu Allah menjadikan para sahabatnya sebagai khalifahnya sepeninggalnya, dan mereka menyampaikan agama Allah kepada manusia sebagai ganti beliau, dan menyeru manusia untuk menyembah Allah ﷻ Mereka telah berhasil membuka banyak negeri dan daerah-daerah, kawasan-kawasan serta kota-kota besar, sehingga dakwah Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia, belahan timur dan belahan baratnya.
Selanjutnya agama Islam ini tetap tegak dalam keadaan diberi pertolongan oleh Allah dan dimenangkan sampai hari kiamat terjadi. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat). (Al-Mumin: 51) Yakni kelak pada hari kiamat kemenangan yang diperoleh akan lebih besar dan lebih agung serta lebih mulia. Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan asyhad ialah para malaikat.
Firman Allah ﷻ: (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya. (Al-Mumin: 52) Ini merupakan badal (kata ganti) dari firman-Nya: dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat). (Al-Mumin: 51) Ulama lainnya membacanya dengan rafa' menjadi yaumun seakan-akan menurutnya menjadi tafsir bagi kalimat yang sebelumnya. dan pada hari berdirinya saksi-saksi, (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya. (Al-Mumin: 51 -52) Yang dimaksud dengan orang-orang zalim ialah orang-orang musyrik, yakni alasan dan tebusan mereka tidak dapat diterima sama sekali. dan bagi merekalah laknat. (Al-Mumin: 52) Maksudnya, dijauhkan dan diusir dari rahmat Allah ﷻ dan bagi mereka tempat tinggal yang buruk (Al-Mumin: 52) Yaitu neraka. Menurut As-Saddi, artinya seburuk-buruk tempat tinggal dan tempat istirahat adalah neraka.
Ali ibnu Abu Talhah telah mengatakan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan bagi mereka tempat tinggal yang buruk. (Al-Mumin: 52) Yakni kesudahan yang paling buruk. Firman Allah ﷻ: Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa. (Al-Mumin: 53) Yakni hidayah dan cahaya yang diutuskan oleh Allah ﷻ kepadanya untuk menyampaikannya. dan Kami wariskan kepada Bani Israil kitab Taurat. (Al-Mumin: 53) Maksudnya, Kami jadikan kesudahan yang baik bagi mereka dan Kami wariskan kepada negeri mereka Fir'aun, harta bendanya, penghasilannya, dan tanahnya berkat kesabaran mereka dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah ﷻ dan mengikuti rasul-Nya (yaitu Musa a.s.) dan di dalam Kitab yang diwariskan kepada mereka (yaitu kitab Taurat) terkandung: petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir. (Al-Mumin: 54) Yakni akal yang sehat dan bersih.
Firman Allah ﷻ: Maka bersabarlah (hai Muhammad), karena sesungguhnya janji Allah itu benar. (Al-Mumin: 55) Kami telah menjanjikan kepadamu bahwa Kami akan meninggikan kalimahmu dan menjadikan kesudahan yang baik bagimu dan bagi orang-orang yang mengikutimu, Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. Dan apa yang Kami ceritakan kepadamu ini adalah benar, tiada keraguan padanya. Firman Allah ﷻ: dan mohonlah ampunan untuk dosamu. (Al-Mumin: 55) Ini merupakan anjuran yang menggugah umatnya untuk banyak membaca istigfar, memohon ampun kepada Allah.
dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang. (Al-Mumin: 55) Yakni di penghujung siang hari dan permulaan malam hari. dan pagi hari. (Al-Mumin: 55) Maksudnya, permulaan siang hari dan penghujung malam hari. Firman selanjutnya menyebutkan: Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. (Al-Mumin: 56) Yaitu mereka menolak perkara yang hak dengan perkara yang batil dan menolak alasan yang benar dengan keraguan yang merusak tanpa bukti dan tanpa alasan dari Allah.
tidak ada dalam dada mereka melainkah hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya. (Al-Mumin: 56) Yakni tiadalah yang tersimpan di dalam dada mereka kecuali kesombongan yang mempengaruhi diri mereka untuk tidak mengikuti perkara yang hak, dan menghina orang yang mendatangkan perkara yang hak kepada mereka. Dan tiadalah tujuan mereka yang mengarah kepada perbuatan memadamkan perkara yang hak dan meninggikan kalimah yang batil membawa hasil apa pun bagi mereka.
Bahkan sebaliknya perkara yang hak itulah yang ditinggikan, sedangkan pendapat dan tujuan merekalah yang direndahkan dan tak terpakai. maka mintalah perlindungan kepada Allah. (Al-Mumin: 56) agar terhindar dari perbuatan yang semisal dengan apa yang dilakukan oleh mereka. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (A 1-Mumin: 56) atau agar terhindar dari kejahatan perbuatan yang semisal dengan apa yang telah dilakukan oleh orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah tanpa alasan yang dibenarkan.
Demikianlah menurut tafsir yang dikemukakan oleh Ibnu Jarir. Ka'b dan Abu Aliyah mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Yahudi, yaitu firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka, tidak ada dalam dada mereka melainkah hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya. (Al-Mumin: 56) Abul Aliyah mengatakan bahwa yang demikian itu karena mereka mengira Dajjal adalah salah seorang dari mereka, dan bahwa mereka akan menguasai bumi dengannya.
Maka Allah ﷻ berfirman kepada NabiNya dan memerintahkan kepadanya agar memohon perlindungan kepada-Nya dari fitnah Dajjal. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Al-Mumin: 56) Pendapat ini garib dan menyimpang jauh dari kebenaran, sekalipun ia diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim di dalam kitabnya. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui."
Kitab Taurat itu diberikan untuk menjadi petunjuk dalam menempuh jalan supaya tidak tersesat dan juga sebagai peringatan bagi orang-orang yang berpikiran sehat dan mau menerima kebenaran. 55. Demikian pula yang terjadi terhadap Nabi Muhammad. Beliau telah dianugerahi kitab serta dijanjikan akan beroleh kemenangan menghadapi orang-orang musyrik Mekah. 'Maka tetaplah tabah dan bersabarlah kamu, wahai Nabi Muhammad, sesungguhnya janji Allah tentang akan beroleh kemenangan itu adalah janji yang benar, dan oleh sebab itu, mohonlah ampun untuk dosamu dan ajaklah para pengikutmu melakukannya serta bertasbihlah menyucikan Allah dari segala bentuk ketidakwajaran seraya memuji keagungan dan kebesaran Tuhanmu pada waktu petang dan pagi.
Pada ayat-ayat ini, Allah menerangkan berbagai macam pertolongan yang telah diberikan-Nya kepada para rasul di dunia, di antaranya memberikan kepada Musa bermacam-macam mukjizat, berbagai hukum yang mengatur hidup manusia agar mereka bahagia hidup di dunia dan di akhirat, dan menurunkan kepadanya Kitab Taurat untuk menjadi petunjuk bagi manusia. Kemudian Kitab Taurat itu diwariskan kepada keturunan dan orang-orang sesudah mereka serta menjadi peringatan bagi orang-orang yang berakal dan menjauhkan mereka dari keragu-raguan dan prasangka yang tidak baik.
Firman Allah:
Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. (al-Ma'idah./5: 44)
.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
PERTENGKARAN PENGHUNI NERAKA
Ayat 47
“Dan (ingatlah) ketika mereka berbantah-bantahan dalam neraka."
Bertalian dengan kedurhakaan yang diperbuat oleh Fir'aun dan golongannya terhadap Allah, yang menyebabkan mereka akan menjadi penghuni neraka maka pada ayat selanjutnya ini diterangkan bagaimana pula satu cabang adzab yang akan mereka derita dalam neraka. Yaitu adzab berbantah-bantah, bertengkar, sesal-menyesali, terutama di antara pengikut dengan yang diikut. Karena biasanya dosa pengikut timbul karena anjuran dari yang diikut karena besar pengaruhnya."Maka berkatalah yang lemah-lemah kepada yang membesarkan diri." Yang lemah-lemah ialah pengikut, orang awam yang tidak mempunyai kemampuan untuk melawan kepada orang-orang yang mengajak mereka, yaitu orang yang merasa dirinya lebih pandai, lebih kuat, cabang atas, disegani orang, apa saja ajakannya dituruti. Setelah dalam neraka terasalah oleh si lemah tadi bahwa keadaan mereka yang lemah selama di dunia telah sama saja dengan orang yang merasa kuat itu, yang di kala hidup sombong membesarkan diri. Kalau hal ini kita talikan dengan Fir'aun dalam golongan pengikutnya yang menantang dan menolak keras dakwah Nabi Musa, nyatalah bahwa yang menyombong itu ialah Fir'aun dan yang lemah-lemah itu ialah golongannya, atau pengikutnya yang tidak mempunyai keberanian membantah kehendak Fir'aun. Yang berani hanyalah orang yang beriman kepada Allah yang beberapa waktu lamanya menyembunyikan imannya itu. Selain dari dia, yang lain hanya menyesali, membantah dan menyanggah kepada pemimpin-pemimpin yang telah menjerumuskan mereka itu."Sesungguhnya kami ini adalah pengikut bagi kamu." Kami telah malang sampai terjerumus masuk neraka ini adalah karena menuruti kehendak kamu.
“Maka adakah kamu mampu menghindarkan dari kami bahagian dari api neraka itu?"
Tentu saja si sombong pengangkat diri yang tampil ke muka jadi pemimpin ketika di dunia tidak dapat mengabulkan permintaan itu. Karena di waktu itu ternyata bahwa derajat telah sama, yaitu sama-sama hamba Allah dan sama-sama kena hukum. Sedangkan di dunia ini penjara tempat orang bersalah misalnya membunuh orang, tidaklah berbeda di antara pembunuh orang kampung dengan pembunuh anak orang besar, apalah lagi di akhirat. Oleh sebab itu maka si mutakabbir menyombongkan diri itu menjawab,
Ayat 48
“Berkata orang-orang yang membesarkan diri itu, ‘Sesungguhnya kita semua ada di dalamnya.'"
Tidak berbeda di antara kami dengan kalian. Kita sama-sama terhukum karena bersalah mendurhakai perintah Allah, tidak mau mengakui kebesaran Ilahi. Kita sama-sama ahli neraka.
“Sesungguhnya Allah telah menghukum di antara hamba-hamba."
Maka yang bersalah samalah menerima hukum. Waktu itu tidak ada lagi perbedaan di antara yang bergelar Fir'aun atau bergelar tukang kuda Fir'aun. Ketentuan dan keadilan Ilahi tidaklah sama keadaannya dengan lah-wun wa la'ibun, permainan dan senda gurau di dunia.
Ayat 49
“Dan berkatalah yang di dalam neraka kepada penjaga-penjaga Jahannam."
Yang di dalam neraka ialah orang-orang yang telah menerima hukuman dan tinggal di dalam. Yang menjadi penjaga Jahannam atau neraka itu ialah malaikat yang telah ditugaskan buat itu, “Mohonkanlah kiranya kepada Tuhan kamu," wahai malaikat-malaikatyang menjaga Jahannam,
“Agan diringankan bagi kami agak sehari dari adzab."
Karena sangat sakit, pedih, dan dahsyatnya adzab yang mereka terima, tidak henti-hentinya walau sesaat, mereka memohonkan kepada malaikat penjaga Jahannam, supaya malaikat itu menolong mereka memohonkan kepada Allah agar agak sehari saja pun di-berilah mereka istirahat dari siksaan.
Ayat 50
“Mereka menjawab,"
Yaitu malaikat penjaga Jahannam, “Bukankah telah ada datang kepada kamu rasul-rasul kamu dengan keterangan-keterangan?" Bukankah rasul-rasul itu, yaitu rasul-rasul yang terdiri dari keluarga kamu sendiri, bukan orang lain? Semua hal ini telah diterangkan kepada kamu terlebih dahulu di waktu di dunia? Mereka memberikan kabar yang menggembirakan hati (basyiran) bagi barangsiapa yang menurut jalan yang benar dan mereka pun memberikan kabar ancaman, kabar yang ngeri (nadziiran) bagi barangsiapa yang tidak mau menurutinya?
“Mereka menjawab, ‘Memang!'" Artinya bahwa mereka mengakui bahwa segalanya itu telah disampaikan oleh rasul-rasul kepada mereka, tetapi beginilah jadinya nasib mereka karena ajakan rasul tidak mereka pedulikan."Berkata mereka." (Yaitu malaikat penjaga Jahannam), “Maka mohonkanlah!" Coba jugalah minta, coba jugalah mohonkan, coba jugalah berdoa,
“Dan tidaklah ada permohonan orang-orang yang kafir melainkan percuma belaka."
Maka diperingatkanlah hal-hal yang ngeri hari itu dari sekarang supaya mereka dapat berawas diri dan berusaha menuruti seruan rasul dan menjauhi seruan setan dan iblis yang menyesatkan. Karena kalau sudah masuk neraka kelak, memohon diringankan siksaan agak sehari saja pun tidak bisa. Padahal sementara hidup ini mudahlah semuanya itu dielakkan, kalau mau.
Ayat 51
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada hidup di dunia."
Inilah janji yang pasti dari Allah kepada rasul-rasul dan orang-orang yang beriman, yakni orang-orang yang sungguh-sungguh percaya akan kesucian tujuannya dan kebenaran apa yang dia perjuangkan. Dalam urutan ayat-ayat ini telah kita lihat bagaimana kemegahan dan kekuasaan Fir'aun yang tidak berbatas, sampai dia yakin sendiri bahwa dialah yang tuhan, bukan Allah. Sampai Nabi Musa dikatakan pengacau atau ingin hendak merebut kekuasaan.
Boleh orang mengatakan bahwa cerita Musa menghadapi Fir'aun lain dan yang dihadapi di lain tempat lain pula. Orang-orang yang sombong boleh membantah keterangan bahwa sejarah bisa berulang. Memang sejarah tidak berulang, namun perjuangan di antara kebenaran selalu ada di dunia ini, selesai satu timbul yang lain.
Banyak disaksikan penderitaan hebat dari pejuang-pejuang kebenaran. Bahkan ada nabi, ada rasul yang dibunuh, Nabi Yahya sampai dipenggal leher, ayahnya Nabi Zakariya sampai digergaji kepalanya. Nabi-nabi yang lain ada yang dihinakan bahkan diusir dari kampung halamannya. Beberapa banyaknya orang-orang yang beriman jadi kurban dari keyakinannya, ada yang dipencilkan, ada yang dibuang, bahkan ada yang dibunuh, dinaikkan ke tiang gantungan karena keyakinan.
Orang yang lemah imannya, orang yang mengukurkan suatu pendirian dengan diri manusia dan umumnya kerap kali ragu akan janji Allah ini. Mereka mengukur kebenaran dengan batas waktu atas batas ruang, padahal kedua batas itu adalah sempit. Urusan aqidah, urusan iman dan keyakinan adalah lebih luas dan jauh, jauh sekali.
Kebenaran aqidah, keyakinan dan iman adalah daulat dalam jiwa dan hati. Manusia adalah penjelmaan dari aqidah dan iman. Meskipun manusia yang menganut aqidah itu mati dibunuh, yang dengan sebuah pelor menembus benaknya dia sudah mati, bukanlah berarti bahwa aqidah itu turut mati. Dia tetap hidup dalam hati pewarisnya, kadang-kadang menggerumbuk dalam hati yang memusuhinya sendiri.
Nabi Ibrahim dihukum, disuruh melompati api menyala karena dia menganut aqidah yang berlawanan dengan aqidah kaumnya. Dia bersedia menempuh mati dan dia tidak bersedia melepaskan aqidah. Meskipun dirinya tidak berdaya menolak hukuman, namun aqidah tidaklah tercabut dari dadanya. Sebab itu dia menang!
Ketika para pejuang penegak agama dan pembela tanah air dapat dikalahkan dengan kekuatan senjata oleh musuh-musuhnya, seumpama Pangeran Diponegoro dan Imam Bonjol, apakah mereka kalah? Tidak! Ketika mereka telah ditangkap, ditawan dan diasingkan, sampai mati di tanah pembuangan, apakah mereka kalah? Tidak! Semuanya itu kemenangan! Kalau bukan kemenangan, tentu mereka tidak akan dipuja-puji oleh bangsanya setelah mereka meninggal. Tentu perjuangan mereka bagi kemerdekaan agama dan tanah airnya tidak menjadi cita-cita pula dari yang datang di belakang.
Mati syahid, terbunuh di medan perang kadang-kadang lebih besar kemenangan yang dia capai lantaran dia mati, daripada misalnya kalau dia hidup 1.000 tahun!
“Dan pada hari akan berdiri saksi-saksi."
Yang di bagian pertama tadi ialah kemenangan di dunia, yaitu lanjutan dan tegaknya kebenaran aqidah, walaupun pelopor-pelopor perjuangan telah tak ada lagi. Seumpama Hamzah bin Abi Thalib dan Mush'ab bin Umair yang tewas dalam Peperangan Uhud sehingga tidak merasakan Futuh (penaklukan) kota Mekah. Maka kemenangan di dunia ini akan bersambung lagi dengan kemenangan di akhirat, hari saksi-saksi akan berdiri menjadi saksi, baik manusia yang dipanggil, di antara nabi-nabi tadi, ataupun malaikat, memberikan kesaksian di hadapan Allah tentang amal baik si anu. Yang kadang-kadang tatkala di dunia ini dilupakan orang atau sengaja orang tidak mau menyebutnya ketika yang bersangkutan masih hidup atau rezim yang berkuasa tidak menyukainya.
Tentu orang-orang yang beriman itu di akhirat kelak tidak akan menonjolkan diri, tidak akan mengemukakan Sejarah Hidup untuk diberi penghargaan jasa. Sebab keterangan dari saksi-saksi lebih jelas dan lebih menguntungkan.
Ayat 52
“Pada hari yang tidak bermanfaat bagi orang yang zalim permintaan maaf mereka."
Karena kesalahan itu sudah nyata. Karena saksi-saksi yang didatangkan itu pun menjadi saksi juga atas kejahatan orang yang kafir. “Dan bagi mereka adalah laknat," artinya kutuk dan kemurkaan.
“Dan bagi mereka adalah seburuk-buruk tempat tinggal."
Dalam neraka.
Ayat 53
“Dan sesungguhnya telah Kami datangkan kepada Musa petunjuk."
Kalau di ayat 51 Allah memberikan perjanjian pasti bahwa rasul-rasul-Nya dan orang-orang yang beriman akan ditolong, baik di dunia atau di akhirat kelak, maka ayat 53 ini memberikan paham kepada kita tentang siapa rasul yang akan diberi kemenangan bersama orang yang beriman itu. Di sini dijelaskan bahwa Musa diutus jadi rasul dengan diberi petunjuk. Sekalian rasul pun tidaklah jadi rasul semena-mena atau mengakui saja dirinya jadi rasul. Dia mesti membawa petunjuk dari Allah langsung. Cara sekarangnya, rasul itu mesti mempunyai program, jangka pendek dan jangka panjang, jangka cepat dan jangka lama.
“Dan Kami wariskan kepada Bani Israil al-kitab."
Sehingga setelah Musa wafat sekalipun ada waris yang dia tinggalkan, yaitu Al-Kitab. Kitab Taurat untuk bimbingan dan pedoman hidup dengan petunjuk orang bisa melanjutkan langkah dan dengan peringatan orang bisa mawas diri dalam perjalanan.
Ayat 55
“Maka bersabarlah engkau."
Karena engkau pun, wahai utusan-Ku mempunyai pula tugas berat sebagaimana Musa dan nabi yang lain. Sebagai Musa engkau pun diberi petunjuk dan kepada umatmu, yang bukan lagi semata-mata bangsa Arab, bahkan seluruh umat manusia diwariskan pula Al-kitab, yaitu Al-Qur'an."Sesungguhnya janji Allah adalah benar." Ternyata janji bahwa Allah akan menolong rasul-rasul-Nya dan orang-orang yang beriman (ayat 51).
“Dan mohonkanlah ampun bagi dosa engkau dan bertasbihlah dengan memuji Tuhan engkau di waktu petang dan pagi hari."
Tidak usah kita perkatakan lagi apakah nabi itu berdosa, makanya dia mesti meminta ampun pagi dan petang, mengucapkan tasbih kepada Allah. Karena yang dimaksud mohon ampun dan bertasbih petang dan pagi itu ialah bershalat, mengontakkan diri selalu dengan Allah. Walaupun beliau adalah Nabi yang ma'shum, namun beliau adalah pemimpin dan pendidik. Dia memberikan bimbingan kepada orang-orang yang beriman bahwa dalam perjuangan menegakkan agama Allah, mestilah selalu berkontak dengan Allah. Isi dinamo diri dengan strum dari kekuatan Allah. Agar sesudah shalat terasa mengalirnya kekuatan Ilahi itu ke dalam diri dan jalan terus.
Ayat 54
“Petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang mempunyai teras pikiran."