Ayat
Terjemahan Per Kata
قَالُوٓاْ
mereka berkata
أَوَلَمۡ
ataukah tidak
تَكُ
kepadamu
تَأۡتِيكُمۡ
datang kepadamu
رُسُلُكُم
rasul-rasul kamu
بِٱلۡبَيِّنَٰتِۖ
dengan keterangan yang nyata
قَالُواْ
mereka berkata
بَلَىٰۚ
ya benar
قَالُواْ
mereka berkata
فَٱدۡعُواْۗ
maka berdo'alah
وَمَا
dan tidaklah
دُعَٰٓؤُاْ
do'a
ٱلۡكَٰفِرِينَ
orang-orang yang kafir
إِلَّا
kecuali
فِي
dalam
ضَلَٰلٍ
kesesatan
قَالُوٓاْ
mereka berkata
أَوَلَمۡ
ataukah tidak
تَكُ
kepadamu
تَأۡتِيكُمۡ
datang kepadamu
رُسُلُكُم
rasul-rasul kamu
بِٱلۡبَيِّنَٰتِۖ
dengan keterangan yang nyata
قَالُواْ
mereka berkata
بَلَىٰۚ
ya benar
قَالُواْ
mereka berkata
فَٱدۡعُواْۗ
maka berdo'alah
وَمَا
dan tidaklah
دُعَٰٓؤُاْ
do'a
ٱلۡكَٰفِرِينَ
orang-orang yang kafir
إِلَّا
kecuali
فِي
dalam
ضَلَٰلٍ
kesesatan
Terjemahan
(Penjaga-penjaga Jahanam) berkata, “Bukankah rasul-rasul telah datang kepadamu dengan membawa
Tafsir
(Para penjaga neraka Jahanam berkata) dengan nada sinis, ("Dan apakah belum datang kepada kalian rasul-rasul kalian dengan membawa keterangan-keterangan?") yakni mukjizat-mukjizat yang tampak. (Mereka menjawab, "Benar, sudah datang") tetapi mereka kafir kepada rasul-rasul mereka itu. (Penjaga-penjaga Jahanam berkata, "Berdoalah kalian") karena sesungguhnya kami tidak akan memberikan syafaat/pertolongan kepada orang-orang kafir. Lalu Allah berfirman, (Tiadalah doa orang-orang kafir itu melainkan sia-sia belaka) yakni tiada gunanya, karena pasti tidak akan diperkenankan.
Tafsir Surat Al-Mu'min: 47-50
Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, "Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebagian azab api neraka? Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab, "Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka, karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-Nya. Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahanam, "Mohonkanlah pada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari.
Para penjaga Jahanam berkata, "Dan apakah belum datang kepadamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan? Mereka menjawab, "Benar, sudah datang. Penjaga-penjaga Jahanam bekata, "Berdoalah kamu. Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka. Allah ﷻ menceritakan perdebatan dan bantah-bantahan yang terjadi di antara sesama penghuni neraka, sedangkan Fir'aun dan kaumnya termasuk dari mereka. Maka orang-orang yang lemah (yaitu para pengikut) berkata kepada orang-orang yang menyombongkan dirinya (yaitu para pemimpin dan tetua serta pembesar mereka): Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu. (Al-Mumin: 47) Yakni kami menaati apa yang kamu serukan kepada kami semasa di dunia untuk melakukan kekufuran dan kesesatan.
maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebagian azab api neraka? (Al-Mumin: 47) Yaitu sebagian dari azab yang kamu tanggung oleh dirimu sebagai ganti dari kami. Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab, "Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka. (Al-Mumin: 48) Maksudnya, kami tidak dapat menanggung sesuatu azab pun untuk mewakili kalian, sudah cukuplah bagi kami azab yang kami terima dan pembalasan yang kami tanggung. sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-Nya. (Al-Mumin: 48) Yakni Dia telah membagi di antara kita azab sesuai dengan apa yang berhak diterima oleh kita masing-masing.
Hal ini seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Allah berfirman, "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, tetapi kamu tidak mengetahui. (Al-A'raf: 38) Adapun firman Allah ﷻ: Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahanam, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari. (Al-Mumin: 49) Setelah mereka mengetahui bahwa Allah ﷻ tidak memperkenankan permohonan mereka, dan Dia tidak mendengar doa mereka, bahkan sebaliknya dikatakan kepada mereka: "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. (Al-Muminun: 108) Lalu mereka meminta kepada para penjaga neraka Jahanam yaitu para malaikat yang kedudukan mereka adalah seperti sipir-sipir bui di masa kita supaya memohonkan kepada Allah hendaknyalah Dia meringankan sebagian azab untuk orang-orang kafir, sekalipun hanya sehari saja.
Permintaan mereka dijawab oleh para malaikat penjaga neraka: Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan? (Al-Mumin: 50) Yakni bukankah telah ditegakkan atas kalian hujah-hujah di dunia melalui lisan para rasul? Mereka menjawab, "Benar, sudah datang. Penjaga-penjaga neraka berkata, "Berdoalah kamu.(Al-Mumin: 50) Maksudnya, berdoalah untuk kamu sendiri, kami tidak mau mendoakan buatmu, kami tidak mau mendengar kata-katamu, kami tidak menginginkan keselamatanmu, dan kami berlepas diri dari kamu sekalian.
Kemudian kami beritahukan kepadamu bahwa sama saja apakah kamu berdoa atau tidak berdoa, tidak akan diperkenankan bagi kamu dan tidak akan diringankan azab bagimu. Karena itu, dalam firman selanjutnya disebutkan: Dan doa orang-orang kafir itu sia-sia belaka. (Al-Mumin: 50) Yaitu tiada gunanya karena tidak diterima dan tidak diperkenankan."
Ketika mendengar permohonan itu, malaikat para penjaga neraka itu menghardik mereka, 'Maka penjaga-penjaga neraka Jahanam ber-kata, 'Apakah rasul-rasul belum pernah datang kepadamu ketika kalian masih di dunia dengan membawa bukti-bukti yang nyata serta keterangan-keterangan yang jelas'' Mereka menjawab, 'Benar, rasul-rasul sudah pernah datang kepada kami di kehidupan dunia, tetapi kami abaikan dan dustakan. ' Penjaga-penjaga neraka Jahanam berkata, 'Berdoa-lah kamu sendiri sekarang ini, hanya itu yang bisa kalian lakukan!' Namun demikian, ketahuilah bahwa doa orang-orang kafir itu sia-sia belaka karena tidak akan dikabulkan oleh Allah. 51. Sebagai pamungkas dari dialog yang terjadi di neraka tersebut, Allah kemudian mengingatkan semua, apakah itu orang-orang kafir ataupun orang-orang mukmin, dengan berfirman, 'Sesungguhnya Kami akan senantiasa menolong rasul-rasul yang telah Kami utus dan juga orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan juga menolong mereka pada hari tampilnya para saksi yakni hari Kiamat. '.
Para penjaga neraka itu menjawab, "Bukankah dahulu telah diutus kepadamu rasul-rasul yang memberikan keterangan, bukti, dan dalil yang menunjukkan keesaan Allah, memberimu petunjuk-petunjuk ke jalan kebahagiaan serta menyampaikan kabar peringatan kepadamu, tentang akibat perbuatan terlarang yang kamu kerjakan seperti mengingkari Allah." Firman Allah:
"Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul dari kalangan kamu yang membacakan ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan (dengan) harimu ini?" (az-Zumar/39: 71)
Orang-orang musyrik itu menjawab, "Benar, rasul-rasul telah datang kepada kami, mengajak kami beriman kepada Allah dan rasul-Nya, tetapi kami mengingkari seruan itu dan tidak mau beriman. Bahkan kami menentang dan menyiksa para rasul itu dan orang-orang yang beriman kepadanya."
Penjaga neraka menjawab, "Jika tindakan dan sikapmu terhadap rasul sewaktu hidup di dunia benar-benar seperti yang kamu terangkan itu, maka mohonlah sendiri kepada Allah. Kami tidak akan mendoakan semua orang kafir yang mendustakan rasul. Ingatlah, doa orang yang sepertimu itu tidak akan diperkenankan Allah dan tidak akan ada faedahnya. Bagi kamu sama saja, apakah kamu berdoa atau tidak, azab itu tidak akan berkurang sedikit pun, rasakanlah azab itu sebagai akibat perbuatan kamu sendiri."
Tentang keadaan penghuni neraka itu, at-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu ad-Darda'., ia berkata:Penghuni neraka ditimpa kelaparan yang menandingi azab mereka. Mereka memohon bantuan makanan. Mereka diberi makanan pohon berduri yang tidak dapat menggemukkan dan tidak dapat menghilangkan lapar, lalu mereka makan pohon itu, tetapi mereka bertambah lapar. Mereka minta tolong lagi, lalu mereka diberi makanan yang dapat menyekat di kerongkogan setelah mereka makan. Mereka mengatakan bahwa ketika di dunia jika mereka makan dan tercekik, mereka minta air, maka mereka minta tolong agar diberi minuman sirup. Akan tetapi, mereka diberi air yang sangat panas yang diangkat dengan cantolan-cantolan. Apabila minuman itu mendekati muka mereka, muka mereka pun terbakar. Apabila minuman itu sampai ke perut mereka, maka minuman itu menghancurkan usus dan apa yang ada di perut mereka. Akhirnya mereka minta tolong kepada malaikat, mereka berkata, "Mohonkanlah kepada Tuhanmu agar Dia meringankan azab atas kami sehari saja." Para malaikat menjawab, "Apakah rasul-rasul belum datang kepadamu dengan membawa bukti-bukti yang nyata?" Mereka menjawab, "Benar, sudah datang." (Penjaga-penjaga Jahanam) berkata, "Berdoalah kamu (sendiri!)" Namun doa orang-orang kafir itu sia-sia belaka. (Riwayat at-Tirmidzi dari Abu ad-Darda').
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
PERTENGKARAN PENGHUNI NERAKA
Ayat 47
“Dan (ingatlah) ketika mereka berbantah-bantahan dalam neraka."
Bertalian dengan kedurhakaan yang diperbuat oleh Fir'aun dan golongannya terhadap Allah, yang menyebabkan mereka akan menjadi penghuni neraka maka pada ayat selanjutnya ini diterangkan bagaimana pula satu cabang adzab yang akan mereka derita dalam neraka. Yaitu adzab berbantah-bantah, bertengkar, sesal-menyesali, terutama di antara pengikut dengan yang diikut. Karena biasanya dosa pengikut timbul karena anjuran dari yang diikut karena besar pengaruhnya."Maka berkatalah yang lemah-lemah kepada yang membesarkan diri." Yang lemah-lemah ialah pengikut, orang awam yang tidak mempunyai kemampuan untuk melawan kepada orang-orang yang mengajak mereka, yaitu orang yang merasa dirinya lebih pandai, lebih kuat, cabang atas, disegani orang, apa saja ajakannya dituruti. Setelah dalam neraka terasalah oleh si lemah tadi bahwa keadaan mereka yang lemah selama di dunia telah sama saja dengan orang yang merasa kuat itu, yang di kala hidup sombong membesarkan diri. Kalau hal ini kita talikan dengan Fir'aun dalam golongan pengikutnya yang menantang dan menolak keras dakwah Nabi Musa, nyatalah bahwa yang menyombong itu ialah Fir'aun dan yang lemah-lemah itu ialah golongannya, atau pengikutnya yang tidak mempunyai keberanian membantah kehendak Fir'aun. Yang berani hanyalah orang yang beriman kepada Allah yang beberapa waktu lamanya menyembunyikan imannya itu. Selain dari dia, yang lain hanya menyesali, membantah dan menyanggah kepada pemimpin-pemimpin yang telah menjerumuskan mereka itu."Sesungguhnya kami ini adalah pengikut bagi kamu." Kami telah malang sampai terjerumus masuk neraka ini adalah karena menuruti kehendak kamu.
“Maka adakah kamu mampu menghindarkan dari kami bahagian dari api neraka itu?"
Tentu saja si sombong pengangkat diri yang tampil ke muka jadi pemimpin ketika di dunia tidak dapat mengabulkan permintaan itu. Karena di waktu itu ternyata bahwa derajat telah sama, yaitu sama-sama hamba Allah dan sama-sama kena hukum. Sedangkan di dunia ini penjara tempat orang bersalah misalnya membunuh orang, tidaklah berbeda di antara pembunuh orang kampung dengan pembunuh anak orang besar, apalah lagi di akhirat. Oleh sebab itu maka si mutakabbir menyombongkan diri itu menjawab,
Ayat 48
“Berkata orang-orang yang membesarkan diri itu, ‘Sesungguhnya kita semua ada di dalamnya.'"
Tidak berbeda di antara kami dengan kalian. Kita sama-sama terhukum karena bersalah mendurhakai perintah Allah, tidak mau mengakui kebesaran Ilahi. Kita sama-sama ahli neraka.
“Sesungguhnya Allah telah menghukum di antara hamba-hamba."
Maka yang bersalah samalah menerima hukum. Waktu itu tidak ada lagi perbedaan di antara yang bergelar Fir'aun atau bergelar tukang kuda Fir'aun. Ketentuan dan keadilan Ilahi tidaklah sama keadaannya dengan lah-wun wa la'ibun, permainan dan senda gurau di dunia.
Ayat 49
“Dan berkatalah yang di dalam neraka kepada penjaga-penjaga Jahannam."
Yang di dalam neraka ialah orang-orang yang telah menerima hukuman dan tinggal di dalam. Yang menjadi penjaga Jahannam atau neraka itu ialah malaikat yang telah ditugaskan buat itu, “Mohonkanlah kiranya kepada Tuhan kamu," wahai malaikat-malaikatyang menjaga Jahannam,
“Agan diringankan bagi kami agak sehari dari adzab."
Karena sangat sakit, pedih, dan dahsyatnya adzab yang mereka terima, tidak henti-hentinya walau sesaat, mereka memohonkan kepada malaikat penjaga Jahannam, supaya malaikat itu menolong mereka memohonkan kepada Allah agar agak sehari saja pun di-berilah mereka istirahat dari siksaan.
Ayat 50
“Mereka menjawab,"
Yaitu malaikat penjaga Jahannam, “Bukankah telah ada datang kepada kamu rasul-rasul kamu dengan keterangan-keterangan?" Bukankah rasul-rasul itu, yaitu rasul-rasul yang terdiri dari keluarga kamu sendiri, bukan orang lain? Semua hal ini telah diterangkan kepada kamu terlebih dahulu di waktu di dunia? Mereka memberikan kabar yang menggembirakan hati (basyiran) bagi barangsiapa yang menurut jalan yang benar dan mereka pun memberikan kabar ancaman, kabar yang ngeri (nadziiran) bagi barangsiapa yang tidak mau menurutinya?
“Mereka menjawab, ‘Memang!'" Artinya bahwa mereka mengakui bahwa segalanya itu telah disampaikan oleh rasul-rasul kepada mereka, tetapi beginilah jadinya nasib mereka karena ajakan rasul tidak mereka pedulikan."Berkata mereka." (Yaitu malaikat penjaga Jahannam), “Maka mohonkanlah!" Coba jugalah minta, coba jugalah mohonkan, coba jugalah berdoa,
“Dan tidaklah ada permohonan orang-orang yang kafir melainkan percuma belaka."
Maka diperingatkanlah hal-hal yang ngeri hari itu dari sekarang supaya mereka dapat berawas diri dan berusaha menuruti seruan rasul dan menjauhi seruan setan dan iblis yang menyesatkan. Karena kalau sudah masuk neraka kelak, memohon diringankan siksaan agak sehari saja pun tidak bisa. Padahal sementara hidup ini mudahlah semuanya itu dielakkan, kalau mau.
Ayat 51
“Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada hidup di dunia."
Inilah janji yang pasti dari Allah kepada rasul-rasul dan orang-orang yang beriman, yakni orang-orang yang sungguh-sungguh percaya akan kesucian tujuannya dan kebenaran apa yang dia perjuangkan. Dalam urutan ayat-ayat ini telah kita lihat bagaimana kemegahan dan kekuasaan Fir'aun yang tidak berbatas, sampai dia yakin sendiri bahwa dialah yang tuhan, bukan Allah. Sampai Nabi Musa dikatakan pengacau atau ingin hendak merebut kekuasaan.
Boleh orang mengatakan bahwa cerita Musa menghadapi Fir'aun lain dan yang dihadapi di lain tempat lain pula. Orang-orang yang sombong boleh membantah keterangan bahwa sejarah bisa berulang. Memang sejarah tidak berulang, namun perjuangan di antara kebenaran selalu ada di dunia ini, selesai satu timbul yang lain.
Banyak disaksikan penderitaan hebat dari pejuang-pejuang kebenaran. Bahkan ada nabi, ada rasul yang dibunuh, Nabi Yahya sampai dipenggal leher, ayahnya Nabi Zakariya sampai digergaji kepalanya. Nabi-nabi yang lain ada yang dihinakan bahkan diusir dari kampung halamannya. Beberapa banyaknya orang-orang yang beriman jadi kurban dari keyakinannya, ada yang dipencilkan, ada yang dibuang, bahkan ada yang dibunuh, dinaikkan ke tiang gantungan karena keyakinan.
Orang yang lemah imannya, orang yang mengukurkan suatu pendirian dengan diri manusia dan umumnya kerap kali ragu akan janji Allah ini. Mereka mengukur kebenaran dengan batas waktu atas batas ruang, padahal kedua batas itu adalah sempit. Urusan aqidah, urusan iman dan keyakinan adalah lebih luas dan jauh, jauh sekali.
Kebenaran aqidah, keyakinan dan iman adalah daulat dalam jiwa dan hati. Manusia adalah penjelmaan dari aqidah dan iman. Meskipun manusia yang menganut aqidah itu mati dibunuh, yang dengan sebuah pelor menembus benaknya dia sudah mati, bukanlah berarti bahwa aqidah itu turut mati. Dia tetap hidup dalam hati pewarisnya, kadang-kadang menggerumbuk dalam hati yang memusuhinya sendiri.
Nabi Ibrahim dihukum, disuruh melompati api menyala karena dia menganut aqidah yang berlawanan dengan aqidah kaumnya. Dia bersedia menempuh mati dan dia tidak bersedia melepaskan aqidah. Meskipun dirinya tidak berdaya menolak hukuman, namun aqidah tidaklah tercabut dari dadanya. Sebab itu dia menang!
Ketika para pejuang penegak agama dan pembela tanah air dapat dikalahkan dengan kekuatan senjata oleh musuh-musuhnya, seumpama Pangeran Diponegoro dan Imam Bonjol, apakah mereka kalah? Tidak! Ketika mereka telah ditangkap, ditawan dan diasingkan, sampai mati di tanah pembuangan, apakah mereka kalah? Tidak! Semuanya itu kemenangan! Kalau bukan kemenangan, tentu mereka tidak akan dipuja-puji oleh bangsanya setelah mereka meninggal. Tentu perjuangan mereka bagi kemerdekaan agama dan tanah airnya tidak menjadi cita-cita pula dari yang datang di belakang.
Mati syahid, terbunuh di medan perang kadang-kadang lebih besar kemenangan yang dia capai lantaran dia mati, daripada misalnya kalau dia hidup 1.000 tahun!
“Dan pada hari akan berdiri saksi-saksi."
Yang di bagian pertama tadi ialah kemenangan di dunia, yaitu lanjutan dan tegaknya kebenaran aqidah, walaupun pelopor-pelopor perjuangan telah tak ada lagi. Seumpama Hamzah bin Abi Thalib dan Mush'ab bin Umair yang tewas dalam Peperangan Uhud sehingga tidak merasakan Futuh (penaklukan) kota Mekah. Maka kemenangan di dunia ini akan bersambung lagi dengan kemenangan di akhirat, hari saksi-saksi akan berdiri menjadi saksi, baik manusia yang dipanggil, di antara nabi-nabi tadi, ataupun malaikat, memberikan kesaksian di hadapan Allah tentang amal baik si anu. Yang kadang-kadang tatkala di dunia ini dilupakan orang atau sengaja orang tidak mau menyebutnya ketika yang bersangkutan masih hidup atau rezim yang berkuasa tidak menyukainya.
Tentu orang-orang yang beriman itu di akhirat kelak tidak akan menonjolkan diri, tidak akan mengemukakan Sejarah Hidup untuk diberi penghargaan jasa. Sebab keterangan dari saksi-saksi lebih jelas dan lebih menguntungkan.
Ayat 52
“Pada hari yang tidak bermanfaat bagi orang yang zalim permintaan maaf mereka."
Karena kesalahan itu sudah nyata. Karena saksi-saksi yang didatangkan itu pun menjadi saksi juga atas kejahatan orang yang kafir. “Dan bagi mereka adalah laknat," artinya kutuk dan kemurkaan.
“Dan bagi mereka adalah seburuk-buruk tempat tinggal."
Dalam neraka.
Ayat 53
“Dan sesungguhnya telah Kami datangkan kepada Musa petunjuk."
Kalau di ayat 51 Allah memberikan perjanjian pasti bahwa rasul-rasul-Nya dan orang-orang yang beriman akan ditolong, baik di dunia atau di akhirat kelak, maka ayat 53 ini memberikan paham kepada kita tentang siapa rasul yang akan diberi kemenangan bersama orang yang beriman itu. Di sini dijelaskan bahwa Musa diutus jadi rasul dengan diberi petunjuk. Sekalian rasul pun tidaklah jadi rasul semena-mena atau mengakui saja dirinya jadi rasul. Dia mesti membawa petunjuk dari Allah langsung. Cara sekarangnya, rasul itu mesti mempunyai program, jangka pendek dan jangka panjang, jangka cepat dan jangka lama.
“Dan Kami wariskan kepada Bani Israil al-kitab."
Sehingga setelah Musa wafat sekalipun ada waris yang dia tinggalkan, yaitu Al-Kitab. Kitab Taurat untuk bimbingan dan pedoman hidup dengan petunjuk orang bisa melanjutkan langkah dan dengan peringatan orang bisa mawas diri dalam perjalanan.
Ayat 55
“Maka bersabarlah engkau."
Karena engkau pun, wahai utusan-Ku mempunyai pula tugas berat sebagaimana Musa dan nabi yang lain. Sebagai Musa engkau pun diberi petunjuk dan kepada umatmu, yang bukan lagi semata-mata bangsa Arab, bahkan seluruh umat manusia diwariskan pula Al-kitab, yaitu Al-Qur'an."Sesungguhnya janji Allah adalah benar." Ternyata janji bahwa Allah akan menolong rasul-rasul-Nya dan orang-orang yang beriman (ayat 51).
“Dan mohonkanlah ampun bagi dosa engkau dan bertasbihlah dengan memuji Tuhan engkau di waktu petang dan pagi hari."
Tidak usah kita perkatakan lagi apakah nabi itu berdosa, makanya dia mesti meminta ampun pagi dan petang, mengucapkan tasbih kepada Allah. Karena yang dimaksud mohon ampun dan bertasbih petang dan pagi itu ialah bershalat, mengontakkan diri selalu dengan Allah. Walaupun beliau adalah Nabi yang ma'shum, namun beliau adalah pemimpin dan pendidik. Dia memberikan bimbingan kepada orang-orang yang beriman bahwa dalam perjuangan menegakkan agama Allah, mestilah selalu berkontak dengan Allah. Isi dinamo diri dengan strum dari kekuatan Allah. Agar sesudah shalat terasa mengalirnya kekuatan Ilahi itu ke dalam diri dan jalan terus.
Ayat 54
“Petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang mempunyai teras pikiran."