Ayat
Terjemahan Per Kata
ٱلۡيَوۡمَ
pada hari
تُجۡزَىٰ
diberi balasan
كُلُّ
tiap-tiap
نَفۡسِ
jiwa
بِمَا
dengan menurut
كَسَبَتۡۚ
ia telah usahakan
لَا
tidak
ظُلۡمَ
dirugikan
ٱلۡيَوۡمَۚ
pada hari
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
سَرِيعُ
amat cepat
ٱلۡحِسَابِ
perhitungan
ٱلۡيَوۡمَ
pada hari
تُجۡزَىٰ
diberi balasan
كُلُّ
tiap-tiap
نَفۡسِ
jiwa
بِمَا
dengan menurut
كَسَبَتۡۚ
ia telah usahakan
لَا
tidak
ظُلۡمَ
dirugikan
ٱلۡيَوۡمَۚ
pada hari
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
سَرِيعُ
amat cepat
ٱلۡحِسَابِ
perhitungan
Terjemahan
Pada hari ini setiap jiwa diberi balasan sesuai dengan apa yang telah diusahakannya. Tidak ada yang terzalimi pada hari ini. Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.
Tafsir
(Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya) Dia menghisab semua makhluk hanya dalam waktu setengah hari dunia, demikianlah menurut keterangan hadis.
Tafsir Surat Al-Mu'min: 15-17
(Dialah) Yang Mahatinggi derajat-Nya, Yang mempunyai 'Arasy Yang mengutus Jibril dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat), (yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman), "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya. Allah ﷻ menceritakan tentang kebesaran dan keagungan diri-Nya, juga tentang ketinggian' Arasy-Nya yang besar berada di atas semua makhluk-Nya bagaikan atap bagi semuanya.
Seperti yang disebutkan dalam firman-Nya: (Yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. (Al-Ma'arij: 3-4) Insya Allah akan dijelaskan bahwa ini merupakan jarak antara 'Arasy sampai bumi yang ketujuh, menurut pendapat segolongan ulama Salaf dan ulama Khalaf, dan ini merupakan pendapat yang paling kuat. Bukan hanya seorang ulama telah menyebutkan bahwa 'Arasy itu dari yaqut merah yang mempunyai garis tengah sama dengan jarak perjalanan lima puluh ribu tahun, dan ketinggiannya dari bumi yang ketujuh sama dengan jarak perjalanan lima puluh ribu tahun.
Dalam kisah tentang 'kambing gunung' telah disebutkan hal yang menunjukkan ketinggian 'Arasy dari langit ke tujuh, yaitu jarak yang sangat jauh. Firman Allah ﷻ: Yang mengutus Jibril dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. (Al-Mumin: 15) Semakna dengan firman Allah ﷻ yang menyebutkan: [] Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu, "Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwa tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku. (An-Nahl: 2) Juga semakna dengan firman-Nya: Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruhul Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan. (Asy-Syu'ara: 192194) Adapun firman Allah ﷻ: supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat), (Al-Mumin: 15) Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Yaumut Talaq adalah salah satu nama hari kiamat, yang dengannya Allah memperingatkan kepada hamba-hamba-Nya.
Ibnu Juraij mengatakan, Ibnu Abbas r.a. telah mengatakan bahwa pada hari itu Adam bersua dengan keturunannya yang terakhir. Ibnu Zaid mengatakan bahwa pada hari itu semua hamba Allah bersua. Qatadah, As-Saddi, Bilal ibnu Sa'd, dan Sufyan ibnu Uyaynah mengatakan bahwa pada hari itu bersualah penduduk langit dan penduduk bumi, juga Khaliq dan makhluk-Nya. Maimun ibnu Mahran mengatakan bahwa hari itu bertemu antara penganiaya dan orang yang dianiaya olehnya. Ada juga yang mengatakan bahwa sesungguhnya Yaumut Talaq mempunyai pengertian yang mencakup semua pendapat di atas, juga mencakup pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang akan menjumpai amal baik dan amal buruk yang telah dikerjakannya; ini dikatakan oleh ulama lainnya.
Firman Allah ﷻ: (yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Al-Mumin: 16) Yakni semuanya tampak dan muncul, tiada sesuatu pun yang menyembunyikan mereka, tiada sesuatu pun yang menaungi mereka, tiada pula sesuatu pun yang menutupi mereka. Karena itulah disebutkan dalam firman-Nya: (yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada sesuatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Al-Mumin: 16) Artinya, semuanya diketahui oleh Allah dengan saksama, tanpa ada beda. Firman Allah ﷻ: (Lalu Allah berfirman), "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Al-Mumin: 16) Dalam hadis Ibnu Umar yang lalu telah disebutkan bahwa Allah ﷻ menggulung langit dan bumi dengan tangan-Nya, kemudian berfirman, "Akulah Raja, Akulah Yang Mahaperkasa, Akulah Yang Mahaagung, di manakah sekarang raja-raja bumi? Di manakah sekarang orang-orang yang angkara murka? Di manakah sekarang orang-orang yang sombong?" Di dalam hadis sangkakala disebutkan pula bahwa Allah ﷻ apabila telah mencabut semua roh makhluk-Nya, maka tiada seorang pun yang hidup selain Dia semata, tiada sekutu bagi-Nya.
Maka pada saat itu Allah berfirman: Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? (Al-Mumin: 16) sebanyak tiga kali. Kemudian Dia sendirilah yang menjawab seraya berfirman: Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Al-Mumin: 16) Yakni Tuhan Yang hanya Dia sematalah Yang dapat mengalahkan dan menundukkan segala sesuatu. Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Galib Ad-Daqqaq, telah menceritakan kepada kami Ubaid ibnu Ubaidah, telah menceritakan kepada kami Mu'tamir, dari ayahnya, telah menceritakan kepada kami Abu Nadrah, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa sebelum hari kiamat terjadi, ada suara yang berseru, "Hai manusia, telah datang kepadamu hari kiamat." Maka terdengarlah seruan itu oleh semua orang yang hidup dan orang yang telah mati.
Ibnu Abbas melanjutkan, bahwa lalu turunlah Allah ﷻ ke langit yang terdekat dan berfirman: Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Al-Mumin: 16) Adapun firman Allah ﷻ: Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya. (Al-Mumin: 17) Allah ﷻ menceritakan tentang keadilan-Nya dalam keputusan hukum di antara makhluk-Nya, bahwa Dia tidak merugikan barang sekecil apa pun dari kebaikan atau keburukan seseorang. Bahkan Dia membalas suatu kebaikan dengan sepuluh kali lipatnya, dan membalas satu keburukan dengan balasan satu keburukan.
Karena itulah disebutkan dalam firman-Nya: Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. (Al-Mumin: 17) Seperti apa yang disebutkan di dalam kitab Sahih Muslim melalui Abu Zar, dari Rasulullah ﷺ yang menceritakan firman Tuhannya, bahwa Allah ﷻ telah befirman (di dalam hadis qudsi): -: Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan perbuatan aniaya terhadap diri-Ku, dan Aku jadikan pula perbuatan itu haram di antara sesama kalian, maka janganlah kalian saling menganiaya. Hingga akhirnya disebutkan: Hai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya balasan ini hanyalah berdasarkan amal perbuatan kalian yang telah Kucatat untuk kalian, lalu aku menunaikannya kepada kalian. Maka barang siapa yang menjumpai kebaikan, hendaklah ia memuji kepada Allah ﷻ Dan barang siapa yang menjumpai selain dari itu, maka jangan sekali-kali ia mencela kecuali terhadap dirinya sendiri.
Firman Allah ﷻ: Sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya. (Al-Mumin: 17) Yakni Dia menghisab semua makhluk sebagaimana Dia menghisab seorang diri. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu, melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. (Luqman: 28) Dan firman Allah ﷻ: Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata. (Al-Qamar: 50)"
Ayat-ayat yang lalu menegaskan bahwa Allah telah memperingatkan manusia tentang hari pertemuan, yang pada hari itu semua tampak dengan jelas, tanpa kemampuan menutup apa yang dirahasiakan. Ayat ini memperjelas penegasan tersebut, dengan firman Allah, 'Pada hari itu, yakni pada hari pertemuan, setiap jiwa diberi balasan sesuai de-ngan apa yang telah dikerjakannya di kehidupan dunia. Tidak ada yang dirugikan atau dianiaya pada hari itu. Sungguh, Allah Yang Maha Bijaksana sangat cepat perhitungan-Nya. 18. Dan wahai Nabi Muhammad, berilah mereka para pendurhaka itu peringatan akan hari yang semakin lama semakin dekat yakni hari Kiamat, di hari ketika hati kaum musyrik itu menyesak sampai di kerongkongan karena menahan kesedihan. Tidak ada seorang pun teman setia atau karib kerabat maupun teman sejawat bagi orang yang zalim itu, dan tidak ada juga baginya seorang penolong yang diterima pertolongannya. '.
Sekalipun Allah Mahakuasa dan Mahaperkasa, dan tidak seorang pun yang dapat dan sanggup menghalangi kehendak-Nya, namun ia tetap berlaku adil terhadap hamba-hamba-Nya. Di akhirat, Allah memberi balasan bagi setiap orang sesuai dengan usaha dan perbuatan mereka di dunia. Tak seorang pun yang dianiaya dan dirugikan pada hari itu. Orang yang berbuat baik dibalas dengan baik dengan tidak dikurangi sedikit pun, dan orang yang berbuat jahat, dibalas sesuai dengan perbuatan jahatnya. Tidak akan ditambah sedikit pun balasan dari kejahatan yang pernah dilakukannya. Tidak seorang pun yang ditunda dan ditangguhkan hisab dan perhitungan amalnya. Allah cepat sekali perhitungannya. Tidak ada suatu hisab dan perhitungan secepat hisab Allah. Ia menghisab semua makhluk-Nya seperti menghisab seorang saja, karena ilmu-Nya sangat luas meliputi segala sesuatu yang ada. Tiada bedanya ketika Dia menciptakan dan membangkitkan manusia dari dalam kubur secara serentak, sebagaimana firman Allah:
Menciptakan dan membangkitkan kamu (bagi Allah) hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja (mudah). (Luqman/31: 28)
Dan firman-Nya:
Dan perintah Kami hanyalah (dengan) satu perkataan seperti kejapan mata. (al-Qamar/54: 50)
.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
MENGHADAPI HARI KIAMAT
Ayat 13
“Dialah yang memperlihatkan ayat-ayat-Nya kepadamu dan menurunkan rezeki kepadamu dari langit."
Sesudah itu begitu keras ancaman Allah kepada orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan yang lain, maka di sini Allah melunakkan kembali peringatannya dengan menimbulkan kesadaran dalam diri manusia bagaimana besar karunia Allah kepadanya, sehingga tidaklah patut jika manusia mempersekutukan Tuhannya dengan yang lain. Adalah dua nikmat terpenting pengisi hidup manusia. Pertama nikmat buat kesadaran jiwa. Maka Allah pun memperlihatkan kepada mereka bagaimana banyak tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya. Di samping itu Allah pun menurunkan rezeki kepada mereka dari langit. Artinya dari kemuliaan Allah yang tinggi diturunkan rezeki kepada makhluk. Maka adalah peringatan tentang ayat-ayat kebesaran Allah mengenai kesadaran jiwa; itulah agama. Dan rezeki untuk kesehatan badan. Ayat-ayat Allah untuk hidup ruhaniah, rezeki untuk hidup badariah. Kalau rezeki saja yang diberi, sedang agama tidak ada, samalah hidupnya dengan kehidupan binatang, cuma memikirkan makan dan minum belaka. Sebaliknya ajaran agama pun tidak akan saat dijalankan dengan lancar kalau rezeki tidak terjamin.
“Dan tidaklah menyadari akan yang demikian itu kecuali orang yang kembali."
Ar-Razi menafsirkan tentang kembali ini ialah bahwa merenungkan dan memerhatikan bukti-bukti tentang keesaan Allah adalah seakan-akan terpusat pada akal manusia. Tetapi apabila orang telah mempersekutukan Allah dengan beribadah kepada yang selain Allah jadilah perbuatannya itu sebagai penghambat akan sampainya cahaya tajalli itu ke dalam diri. Tetapi apabila seseorang telah membuang jauh persembahan kepada yang lain itu, lalu pikirannya sadar dan kembali kepada Allah, niscaya hilanglah segala penghambat tadi dan mulailah jelas kebenaran itu.
Di situlah baru dia merasakan bahagia!
Ayat 14
“Maka serulah Allah dalam keadaanmemurnikan agama kepada-Nya."
Inilah pula yang diperingatkan di akhir ayat 2 dan pangkal ayat 3 dari surah az-Zumar. Segala gerak keagamaan hendaklah murni, bersih, tidak ada cacatnya barang sedikit jua pun, hanya tertuju kepada Allah saja. Aqidah (kepercayaan), ibadah (perhambaan dan persembahan), syariah (peraturan dan tata cara) yang dilakukan hendaklah murni, ikhlas kepada Allah. Dengan kalimat mukhlishima yang berarti orang-orang yang berhati jujur, murni, maka berjumpaiah kata ikhlash. Kalimat ikhlash sama artinya dengan tauhid, yang berarti menyatukan pikiran, menyatukan tujuan kepada Allah saja. Surah
“Katakanlah! Allah itu adalah satu," bernama surah al-Ikhlaash.
“Walaupun tidak merasa senang orang-orang yang kafir."
Tadi pada ayat 12 sudah dinyatakan sikap orang-orang kafir itu. Kalau yang diseru itu Allah saja dalam keesaan-Nya, mereka tidak mau terima, mereka kafir. Tetapi kalau dipersekutukan yang lain dengan Allah, mereka mau beriman. Sekarang dalam ayat ini Nabi Muhammad ﷺ dan orang-orang yang beriman disuruh tetap pada pendirian, yaitu bahwa agama semata-mata murni untuk Allah sahaja. Biar si kafir itu benci, biar si kafir itu tidak senang.
Pendirian itu adaiah pertahanan jiwa sebagai Muslim. Dengan itu kita hidup dan dengan itu kita mati, bahkan dengan itu pula kita akan bangkit kembali. Kalau Rasulullah saw, diwajibkan memegang pendirian setegas itu menghadapi musyrikin Quraisy dahulu kala maka pengikut Muhammad sampai di akhir zaman wajib pula mempertahankan pendirian itu. Agamanya murni untuk Allah saja. Kadang-kadang mereka bertemu dengan penyembah-penyembah berhala model lain; berhala tanah air, berhala diktator, berhala mendewa-dewa-kan pemimpin, berhala kultus individu, bahkan berhala menyembah dan memuja kubur-kubur, sampai menjadi mata pencarian. Maka hendaklah seorang Mukmin Muslim dengan tegas menegakkan keyakinannya bahwa agama adalah murni untuk Allah semata-mata; walaupun untuk itu dia akan dibenci orang. Walaupun yang membencinya itu mengaku Islam juga! Karena mereka telah mengotori tauhid, ikhlas, dan Muslim (menyerah bulat kepada Allah) dengan memberhalakan kubur-kubur.
Dalam ayat yang selanjutnya dijelaskan tentang Allah itu, tempat kaum yang beriman memusatkan perhatiannya dan membulatkan tujuannya.
Ayat 15
“Mahaluhur derajat-Nya, Yang Empunya."
Dia sendirinya saja yang paling luhur, paling tinggi, berdiri sendiri-Nya, bersinggasana mahligai di Arsy tertinggi, untuk menjelaskan kekuasaan-Nya yang tidak tercapai oleh siapa pun dan oleh apa pun, usahkan teratasi. “Dia turunkan ruh dari sebab perintah-Nya kepada barangsiapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya." Dari maqam-Nya yang Mahamulia itu, Allah Yang Mahaluhur, Mahatinggi, dan Mahaagung menurunkan ruh kepada barangsiapa di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Itulah rasul-rasul yang telah Dia pilih (mushthafaa) di antara manusia. Yang terakhirnya sekali ialah Nabi kita Muhammad ﷺ.
Di sini ingatlah dipahamkan bahwasanya seseorang belumlah berarti hidupnya, samalah keadaannya dengan mati kalau jiwanya itu belum diberi ruh dengan wahyu Ilahi yang disampaikan oleh Rasul.
Maka dalam ayat 15 surah al-Mu'min yang tengah kita tafsirkan ini ingatlah kita pahamkan bahwa Allah menurunkan ruh yang berisi perintah-Nya kepada barangsiapa menolong pada waktu itu hanya satu saja, yaitu kalau mereka ada mempunyainya. Yang satu itu ialah amal saleh yang timbul dari iman.
Ayat 17
“Pada hari ini akan dibatasi tiap-tiap diri dengan apa yang mereka usahakan."
Dengan pangkal ayat ini dijelaskan bahwa hukum yang akan dijatuhkan kepada tiap-tiap diri adalah menurut nilai usaha seseorang, tidak berlebih dan tidak berkurang. “Sekali-kali tidak ada penganiayaan hari ini." Karena Allah Mahaluhur, Mahatinggi, dan Mahabesar tidaklah berkepentingan dengan melakukan aniaya kepada seseorang. Aniaya adalah berlawanan dengan sifat-Nya yang kasih, sayang, santun dan melindungi.
“Sesungguhnya Allah adalah amat cepat perhitungannya."
Perhitungan Allah cepat sekali, karena Dia Mengetahui semua. Menahan lama-lama suatu perkara dan baru di belakang dihitung, bukanlah sifat dari yang Mahaperkasa dan Mahateliti.
Malahan ayat-ayat yang lain pun menunjukkan bahwa suatu kesalahan hanya dihukum dengan memberikan satu ganjaran pula. Sedang kalau berbuat satu kebajikan, sepuluh ganda pahalanya. Bahkan kadang-kadang tidak ada perhitungan lagi, diboroskan saja dengan penuh kasih.
Ayat 18
“Beri peringatanlah mereka tentang hari yang telah dekat itu."
Hari yang telah dekat itu, yang dalam ayat disebut Al-Aazifah, ialah salah satu dari nama hari Kiamat. Hari Kiamat itu telah dekat sekali, terutama bagi masing-masing kita. Bagi masing-masing kita bila maut telah datang, mulailah kita menghadapi Kiamat. Artinya ditutuplah masa kita di dunia dan tidak akan terulang iagi. Setelah nyawa cerai dari badan kita diistirahatkan di alam barzakh berapa lama masanya, yang kita tidak tahu dan ukurannya bukan lagi ukuran perjalanan matahari dua puluh empat jam siang dan malam. Di dalam surah al-Baqarah ayat 259 ada diqiyaskan Allah tentang seorang yang ditidurkan Allah sampai seratus tahun. Setelah dia dibangunkan kembali dia merasa dia tidur hanya satu hari atau setengah hari. Camkanlah ayat ini dan ayat isyarat yang lain. Setelah kita meninggal dunia maka jarak di antara Kiamat dengan maut itu mungkin kita rasakan hanya setengah hari atau sehari saja."Seketika semua hati itu akan mendesak ke kerongkongan dari menahan perasaan" Menahan perasaan entah karena menyesal, entah karena berduka cita, entah karena bersedih hati memikirkan kesalahan yang telah diperbuat. Bertambah dekat masa pemeriksaan bertambah teringatlah tiap-tiap orang akan kesalahan yang telah diperbuatnya dan bertambah menyesal pada waktu yang penyesalan itu tidak ada gunanya lagi.
“Tidak ada bagi orang yang zalim
seorang teman setia dan tidak pula
seorang pemberi syafaat yang akan
dituruti kehendaknya."
Orang-orang yang telah berlaku zalim, artinya orang yang telah menempuh jalan yang salah di kala hidupnya, menempuh jalan gelap yang bukan dituntunkan oleh Rasul, melainkan menuruti jalan gelap yang ditunjukkan oleh setan, pada hari perhitungan di akhirat itu kelak tidaklah saat dibela walaupun oleh temannya yang paling setia dan paling karib dan tidak pula akan ada seorang pun yang saat membela mempertahankan di hadapan Allah, agar hukuman diringankan. Allah tidaklah saat dibujuk-bujuk supaya mengubah sikapnya di hari itu. Allah tetap bersifat kasih dan sayang, yaitu kepada yang menaati perintah-Nya. Tetapi Allah pun bersifat sangat murka kepada siapa yang melanggar ketentuan-Nya. Dan Allah pun bersifat adil dalam menjatuhkan keputusan hukuman-Nya.
Ayat 19
“Dia mengetahui kedipan khianat mata dan apa yang tersimpan dalam dada."
Di pangkal ayat diisyaratkan tentang apa yang dinamai kedipan khianat dari mata. Mata adalah membayangkan paling halus dari isi hati seseorang. Orang yang halus perasaannya saat mengetahui bila seseorang bercakap dusta dengan memerhatikan kedipan matanya. Urat-urat saraf yang halus pada diri manusia mempertalikan perasaan dengan kedipan matanya. Bila seseorang bercakap jujur kedipan dan pandangan matanya pun memperlihatkan ketenangan. Tetapi kalau mulutnya bertukar percakapan dengan hatinya, kedipan matanyalah yang akan jadi saksi dari kebohongannya. Ahli-ahli di zaman modern ini pun telah mensaat alat perkakas halus yang dipasang di bagian tubuh seorang yang sedang ditanyai, untuk mengetahui benar atau tidaknya apa yang dikatakannya. Demikian juga apa yang tersimpan dalam dada seorang, walaupun dia tidak bercakap, namun gerak geriknya me-nunjukkan bagaimana perasaannya,
Ayat 20
“Dan Allah akan memutuskan dengan benar."
Atau dengan adil. Karena di antara benar dan adil adalah mengandung satu maksud. Dia adil sebab dia benar dan dia benar sebab dia adil. “Dan yang kamu seru selain Dia itu tidaklah mereka akan memutuskan sesuatu pun" Mereka tidak akan saat membuat keputusan seperti Allah atau bersama Allah, bahkan kalau mereka itu manusia, mereka pun akan kena hukum. Apalah lagi kalau yang diseru itu batu, kayu, beringin, puncak gunung, dan se-bagainya. Semua adalah alam ciptaan Allah; bagaimana mereka akan saat turut memutuskan."Sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Mendengar," segala bunyi, segala suara, jauh dan dekat, nyaring dan badak, merdu dan parau.
“Maha Melihat"