Ayat
Terjemahan Per Kata
ذَٰلِكُم
demikian itu
بِأَنَّهُۥٓ
karena sesungguhnya
إِذَا
apabila
دُعِيَ
di seru/di sembah
ٱللَّهُ
Allah
وَحۡدَهُۥ
sendiri-Nya
كَفَرۡتُمۡ
kamu kafir
وَإِن
dan jika
يُشۡرَكۡ
dipersekutukan
بِهِۦ
dengan-Nya
تُؤۡمِنُواْۚ
kamu percaya
فَٱلۡحُكۡمُ
maka hukum/keputusan
لِلَّهِ
bagi Allah
ٱلۡعَلِيِّ
Maha Tinggi
ٱلۡكَبِيرِ
Maha Besar
ذَٰلِكُم
demikian itu
بِأَنَّهُۥٓ
karena sesungguhnya
إِذَا
apabila
دُعِيَ
di seru/di sembah
ٱللَّهُ
Allah
وَحۡدَهُۥ
sendiri-Nya
كَفَرۡتُمۡ
kamu kafir
وَإِن
dan jika
يُشۡرَكۡ
dipersekutukan
بِهِۦ
dengan-Nya
تُؤۡمِنُواْۚ
kamu percaya
فَٱلۡحُكۡمُ
maka hukum/keputusan
لِلَّهِ
bagi Allah
ٱلۡعَلِيِّ
Maha Tinggi
ٱلۡكَبِيرِ
Maha Besar
Terjemahan
(Dikatakan kepada mereka,) “Itu (terjadi) karena kamu benar-benar kufur apabila diseru untuk menyembah Allah semata. (Namun,) jika Dia dipersekutukan, kamu (langsung) percaya. Maka, keputusan (saat ini) ada pada Allah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar.”
Tafsir
(Yang demikian itu) maksudnya, azab yang kalian sedang jalani itu (adalah karena) ketika di dunia (kalian kafir apabila Allah saja disembah) artinya, kalian kafir bilamana Dia diesakan. (Dan apabila Allah dipersekutukan) menjadikan sekutu bagi-Nya (kalian percaya) kalian percaya kepada kemusyrikan itu. (Maka putusan) untuk mengazab kalian (adalah pada Allah Yang Maha Tinggi) atas semua makhluk-Nya (lagi Maha Besar) Maha Agung.
Tafsir Surat Al-Mu'min: 10-14
Sesungguhnya orang-orang yang kafir diserukan kepada mereka (pada hari kiamat), "Sesungguhnya kebencian Allah (kepadamu) lebih besar daripada kebencianmu kepada dirimu sendiri karena kamu diseru untuk beriman, namun kamu kafir. Mereka menjawab, "Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)? Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan. Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar.
Dialah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu rezeki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah). Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya). Allah ﷻ berfirman, menceritakan perihal orang-orang kafir, bahwa kelak di hari kiamat mereka diseru, sedangkan mereka berada di dalam pembakaran api neraka yang membakar tubuh mereka. Saat itu mereka mulai merasakan azab Allah yang tidak terperikan. Maka pada saat itu mereka membenci dirinya sendiri dengan kebencian yang sangat karena perbuatan-perbuatan dosa yang dahulu mereka kerjakan semasa di dunia yang menyebabkan diri mereka dimasukkan ke dalam neraka.
Lalu para malaikat memberitahukan kepada mereka saat itu, dengan pemberitahuan suara yang keras, bahwa kebencian Allah ﷻ terhadap mereka sewaktu di dunia saat ditawarkan kepada mereka iman, lalu mereka kafir, jauh lebih hebat daripada kebencian kalian kepada diri sendiri, hai orang-orang yang sedang di azab, pada hari ini dan dalam keadaan seperti sekarang. Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya kebencian Allah kepadamu lebih besar daripada kebencianmu kepada dirimu sendiri karena kamu diseru untuk beriman, namun kamu kafir. (Al-Mumin: 10) Yakni sesungguhnya kebencian Allah kepada orang-orang yang sesat saat mereka diseru untuk beriman di dunia, namun mereka berpaling dari iman dan tidak mau menerimanya, adalah lebih besar daripada kebencian mereka kepada diri mereka sendiri ketika menyaksikan azab Allah di hari kiamat.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri, Mujahid, As-Saddi, Zar ibnu Ubaidillah Al-Hamdani, Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam, dan Ibnu Jarir At-Tabari. Semoga rahmat Allah terlimpahkan kepada mereka semua. Firman Allah ﷻ: Mereka menjawab, "Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula)." (Al-Mumin: 11) Ats-Tsauri mengatakan dari Abu Ishaq, dari Abul Ahwas, dari Ibnu Mas'ud r.a., bahwa ayat ini semakna dengan firman-Nya: Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah kamu di kembalikan? (Al-Baqarah: 28) Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abbas, Ad-Dahhak, Qatadah, dan Abu Malik; ini adalah pendapat yang benar dan tidak diragukan atau dibimbangkan lagi kebenarannya.
Qatadah mengatakan bahwa mereka dimatikan di dunia, kemudian dihidupkan kembali dalam kubur mereka untuk menjalani pertanyaan (kuburan). Kemudian mereka dimatikan dan dihidupkan kembali pada hari kiamat. Ibnu Zaid mengatakan bahwa mereka dihidupkan ketika diambil perjanjian dari mereka saat mereka masih berada di dalam sulbi Adam a.s. Kemudian mereka diciptakan di dalam rahim, lalu dimatikan, kemudian dihidupkan kembali pada hari kiamat.
Kedua pendapat yang dikatakan oleh As-Saddi dan Ibnu Zaid ini lemah, karena yang tersimpulkan darinya hanyalah tiga kali kehidupan dan tiga kali kematian. Pendapat yang benar adalah yang dikatakan oleh Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas serta orang-orang yang mengikuti pendapat keduanya. Makna yang dimaksud ialah bahwa orang-orang kafir meminta untuk dikembalikan ke dunia saat mereka berdiri di hadapan Allah ﷻ di padang mahsyar, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.(As-Sajdah: 12) Maka mereka tidak diperkenankan, kemudian bilamana mereka melihat neraka dengan mata kepala mereka sendiri berada di hadapannya dan menyaksikan azab dan pembalasan Allah yang ada di dalamnya, maka mereka kembali meminta dengan permintaan yang sangat untuk dapat dikembalikan ke dunia, tetapi tidak diperkenankan.
Allah ﷻ berfirman: Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata, "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman, " (tentulah kami melihat suatu peristiwa yang mengharukan). Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka. (Al-An'am: 27-28) Apabila mereka telah masuk neraka dan merasakan sentuhan api neraka, luapan apinya, palu-palu godamnya, dan belenggu-belenggunya, maka permintaan mereka untuk dapat dikembalikan ke dunia jauh lebih memelas dan lebih kuat lagi daripada yang sebelumnya.
Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan. Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolong pun. (Fatir: 37) Dan firman Allah ﷻ: .
Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah kami ke dunia). Maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim. Allah berfirman, "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. (Al-Muminun: 107-108) Dan dalam surat Al-Mumin ini disebutkan ungkapan permohonan belas kasihan mereka yang mendahului perkataan mereka yang disebutkan dalam ayat-ayat di atas, yaitu ucapan mereka yang disitir oleh firman-Nya: Ya Tuhan kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali. (Al-Mumin: 11) Yakni Kekuasaan-Mu Mahabesar, karena sesungguhnya Engkau telah menghidupkan kami sesudah kami mati, kemudian Engkau matikan lagi kami, kemudian Engkau hidupkan kembali kami.
Maka Engkau Mahakuasa atas apa yang Engkau kehendaki. Kami telah mengakui dosa-dosa kami, dan sesungguhnya kami telah berbuat aniaya terhadap diri kami sendiri semasa di dunia. Maka adakah suatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)? (Al-Mumin: 11) Yaitu apakah Engkau perkenankan kami untuk dapat kembali ke dunia, karena sesungguhnya Engkau Mahakuasa untuk memberlakukan hal tersebut, agar kami dapat mengerjakan selain dari apa yang pernah kami kerjakan dahulu. Jika ternyata kami masih kembali kepada perbuatan semula, maka sesungguhnya kami adalah orang-orang yang aniaya.
Lalu mereka dijawab, "Tiada jalan untuk kembali ke dunia bagi kalian." Kemudian Allah menyebutkan alasan tertolaknya permintaan mereka, "Watak kalian itu tidak mau menerima kebenaran dan kebenaran tidak cocok bagi watak kalian, bahkan watak kalian selalu menentang dan membangkang terhadapnya." Karena itu, disebutkan dalam firman berikutnya: Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja disembah.
Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan. (Al-Mumin: 12) Yakni demikianlah yang akan kamu lakukan bila kamu dikembalikan ke dunia, seperti juga yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain: Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang telah dilarang mereka mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka. (Al-An'am: 28) Adapun firman Allah ﷻ: Maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar. (Al-Mumin: 12) Artinya, Dialah Yang memutuskan perkara makhluk-Nya.
Dia Mahaadil dan tidak zalim, maka Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya dan menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya; merahmati siapa yang dikehendaki-Nya dan mengazab siapa yang dikehendaki-Nya; tidak ada Tuhan selain Allah. Firman Allah ﷻ: Dialah Yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. (Al-Mumin: 13) Yaitu menampakkan kekuasaan-Nya kepada makhluk-Nya melalui apa yang mereka saksikan pada makhluk lainnya yang ada di atas dan yang ada di bawah, padanya terdapat tanda-tanda yang besar yang menunjukkan akan kesempurnaan Penciptanya yang telah mengadakan dan yang telah menjadikannya.
dan menurunkan untukmu rezeki dari langit. (Al-Mumin: 13) Yakni hujan yang menjadi penyebab tumbuhnya tetumbuhan dan buah-buahan seperti yang terlihat oleh mata, beraneka ragam warna, rasa, bau, dan bentuknya, padahal asal kejadiannya dari air yang sama. Maka berkat kekuasaan-Nya Yang Mahabesar, Dia menjadikan masing-masing dari semuanya itu berbeda-beda. Dan tiadalah mendapat pelajaran. (Al-Mumin: 13) Maksudnya, tiada yang dapat mengambil pelajaran dan memikirkan segala sesuatu itu dan mengambil kesimpulan darinya akan Kebesaran Penciptanya.
kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah). (Al-Mumin: 13) Yaitu orang yang mempunyai pandangan hati lagi selalu taat kepada Allah. Firman Allah ﷻ: Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya). (Al-Mumin: 14) Artinya, murnikanlah penyembahan dan berdoa itu hanya kepada Allah semata, dan berbedalah dengan orang-orang musyrik dalam sepak terjang dan pendapat mereka. Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Namir, telah menceritakan kepada kami Hisyam (yakni Urwah ibnuz Zubair), dari Abuz Zubair alias Muhammad ibnu Muslim seorang guru di Mekah yang mengatakan bahwa Abdullah ibnuz Zubair selalu mengucapkan doa berikut seusai dalam salatnya, yaitu: Tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, bagiNya kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Tidak ada Tuhan selain Allah, dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya, milik-Nyalah semua nikmat, karunia, dan pujian yang baik. Tidak ada Tuhan selain Allah, (kami nyatakan ini dengan) memurnikan penyembahan hanya kepada-Nya, sekalipun orang-orang kafir tidak menyukai (nya). Lalu Ibnuz Zubair mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ selalu mengucapkan doa tersebut setiap usai salatnya. Imam Muslim dan Imam Abu Daud serta Imam Nasai telah meriwayatkannya melalui berbagai jalur dari Hisyam ibnu Urwah dan Hajjaj ibnu Abu Usman serta Musa ibnu Uqbah; ketiganya dari Abuz Zubair, dari Abdullah ibnuz Zubair yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ setiap usai salatnya mengucapkan doa berikut: Tidak ada Tuhan melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, hingga akhir hadis.
Di dalam kitab sahih disebutkan dari Ibnuz Zubair r.a., bahwa Rasulullah ﷺ setiap usai mengerjakan salat fardunya mengucapkan doa berikut: Tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji, dan adalah Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Tidak ada Tuhan selain Allah, dan kami tidak menyembah selain hanya kepada-Nya. Bagi-Nya semua nikmat, karunia, dan pujian yang baik.
Tidak ada Tuhan selain Allah (dengan) memurnikan ketaatan kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai (nya). Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ar-Rabi', telah menceritakan kepada kami Al-Khasib ibnu Nasih, telah menceritakan kepada kami Saleh (yakni Al-Murri), dari Hisyam ibnu Hassan, dari Ibnu Sirin, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi ﷺ yang telah bersabda: Berdoalah kepada Allah ﷻ, sedangkan kalian merasa yakin akan diperkenankan. Dan ketahuilah bahwa Allah ﷻ tidak memperkenankan doa dari orang yang hatinya lalai lagi tidak khusyuk."
Yang demikian itu tidak bisa terjadi lagi, karena sesungguhnya kamu ketika di kehidupan dunia telah mengingkari seruan apabila kalian diseru untuk menyembah Allah saja tanpa mempersekutukan-Nya. Dan jika Allah dipersekutukan, kamu sangat percaya bahwa Allah itu mempunyai sekutu. Maka keputusan sekarang ini wewenangnya adalah hanya pada Allah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar. 13. Pada ayat-ayat yang lalu digambarkan bagaimana orang-orang kafir menyesal dan memohon untuk dikembalikan ke kehidupan dunia agar dapat memperbaiki diri. Untuk itu, guna menghindari timbulnya penyesalan yang sama, ayat-ayat berikut memperingatkan umat manusia agar peduli terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah. Dialah Allah Tuhan Yang Maha Esa, yang memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepa-damu, dan menurunkan rezeki yang berlimpah dari langit untukmu. Dan sungguh tidak lain, yang mendapat pelajaran dari tanda-tanda kekuasaan Allah itu hanyalah orang-orang yang kembali kepada-Nya.
Pada ayat ini dijelaskan bahwa permintaan mereka itu tidak mungkin diperkenankan oleh Allah. Mereka tidak akan dikembalikan ke dunia, karena hati mereka sudah tidak menerima kebenaran lagi. Di dunia, mereka kafir dan ingkar apabila diseru untuk hanya menyembah Allah saja, tetapi apabila Allah dipersekutukan dengan yang lain, mereka percaya dan membenarkannya. Permintaan mereka ke luar dari neraka dan dikembalikan ke dunia untuk beramal saleh, dijawab oleh Allah dengan firman-Nya:
????? ??????????? ??????? ????? ????????????? ???
Dia (Allah) berfirman, ?Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.? (al-Mu?minun/23: 108)
Andaikata permintaan mereka diperkenankan dan dikembalikan ke dunia, mereka akan tetap mengerjakan hal-hal yang dilarang Allah sebagaimana halnya dahulu. Mereka itu pembohong, sebagaimana firman Allah:
?????? ???????? ?????????? ????? ??????? ?????? ??????????? ????????????
Seandainya mereka dikembalikan ke dunia, tentu mereka akan mengulang kembali apa yang telah dilarang mengerjakannya. Mereka itu sungguh pendusta. (al-An?am/6: 28)
Ayat ini ditutup dengan satu ketegasan bahwa putusan di hari Kiamat berada di tangan Allah yang akan memberi putusan dengan hak dan adil, Tuhan Yang Mahatinggi dan Mahabesar tiada sesuatu yang menyamai-Nya. Tuhan sangat benci kepada yang mempersekutukan-Nya dan telah member?lakukan kebijaksanaan yaitu mengekalkan mereka di dalam neraka.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
KEMURKAAN-KU DAN KEMURKAANMU!
Ayat 10
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir diserukan kepada mereka, ‘Sesungguhnya kemurkaan Allah lebih besar daripada kemurkaan kamu kepada dirimu sendiri.'"
Meskipun seseorang telah murka kepada dirinya sendiri, telah sangat menyesal atas perbuatan itu, yang dengan demikian mungkin ada harapannya bahwa hukumannya akan diringankan. Ditegaskan dalam peringatan Allah, “Sesungguhnya kemurkaan Allah lebih besar daripada kemurkaan kamu kepada dirimu sendiri." Sebabnya ialah karena tentang suruhan dan larangan telah diterangkan sejak dahulu, telah didatangkan rasul-rasul dan dengan perantaraan mereka telah disampaikan wahyu Ilahi memberi peringatan. Maka kalau masih ada yang melanggar bukanlah lagi karena tidak tahu, melainkan karena hendak menentang Allah semata-mata, yang dinamai kafir. Sebab itu meskipun dia telah memarahi dirinya terlebih dahulu, namun murka Allah masih lebih besar. Sebabnya dijelaskan pada akhir ayat,
“Karena diseru kamu kepada beriman, namun kamu kafir jua."
Oleh sebab itu maka jelaslah seruan Allah kepada hamba-Nya bahwa jika hendak menyesali kesalahan, menyesallah sekarang juga, di kala hidup ini. Jika hendak bertobat, ingatlah kini. Jika hendak kembali kepada jalan yang benar, kembalilah sementara lagi hidup. Adapun tobat atau minta ampun ataupun menyesal diri dan memurkai diri setelah sampat di akhirat tidaklah akan saat mengurangi siksaan Allah, bahkan akan menambah berlipat gandanya.
Ayat 11
“Mereka berkata, Tuhan kami! Engkau telah matikan kami dua kali dan Engkau telah hidupkan kami dua kali."
Ucapan manusia yang seperti ini adalah suatu keluhan. Bukan mereka mengatakan bahwa Allah telah mematikan mereka dua kali, bahwa mati yang pertama ialah sebelum manusia dijadikan lengkap bertubuh sebagai insan. Manusia telah ada dalam ilmu Allah Ta'aala, bahan-bahan yang kelak akan dibentuk menjadi seorang manusia sudah ada dalam rencana Allah. Seumpama seseorang yang menyimpan bahan-bahan kayu akan membikin rumah, dia telah tahu bahwa kayu yang ini akan dijadikan papan, yang itu akan jadi tonggak dan yang lain akan jadi lantai. Sebab itu barangnya telah ada tetapi belum jadi. Maka sejak manusia masih berupa zat yang akan jadi bahan gizi yang kelak akan masuk ke dalam sayur yang akan dimakan, lalu menyelinap dalam darah, lalu tersembunyi dalam mani, manusia telah ada, tetapi belum hidup. Sebab itu pada waktu yang demikian manusia masih direken mati! Maka itulah mati pertama.
Kemudian berpadulah mani si laki-laki dengan mani si perempuan, terjadilah nuthfah, ‘alaqah, mudhghah, lalu kelaknya cukup bulannya dan lahirlah dia ke dunia. Itulah hidup yang pertama.
Sesudah itu sampailah ajalnya (janjinya) maka dia pun mati. Itulah mati yang kedua. Kemudian itu ditiupfah serunai sangkakala yang kedua, untuk membangunkan manusia daripada matinya. Lalu manusia pun bangun. Itulah hidup yang kedua, itulah yang dikatakan mati dua kali dan hidup dua kali.
“Maka kami pun telah mengakui dosa-dosa kami," kami telah menyesal, sedang Engkau adalah Allah Maha Pemurah. Jika Engkau Mahakuasa mematikan kami dua kali dan menghidupkan kami dua kali, Engkau pun Mahakuasa pula akan mengulangi hidup kami sekali lagi, hidup yang ketiga kali.
“Maka adakah suatu jalan bagi kami untuk keluar."
Bolehkah agaknya kami hidup kembali semacam yang dahulu? Keluar lagi ke muka bumi, agar kami perbaiki hidup kami yang ketiga itu dengan beriman yang benar, dengan beramal yang saleh?
Allah telah memberikan kepastian bahwa hal itu tidak bisa, dan Allah berfirman,
Ayat 12
“Demikianlah kamu."
Artinya, memang sudah sewajarnya demikian nasib yang kamu mesti terima, karena dari salahmu sendiri, “Karena apabila diseru Allah sendiri saja, kamu kafir." Jika dikatakan bahwa Allah itu adalah Esa, berdiri sendiri-Nya, tunggal, tiada bersekutu yang lain dengan Dia, kamu tolak seruan itu mentah-mentah, kamu musuhi orang yang menyerukan demikian, kamu tuduh gila lagi, bahkan hendak kamu bunuh, bahkan hendak kamu usir dari kampung halamannya."Dan jika Dia dipersekutukan, kamu pun beriman."
“Maka Keputusan hukum adalah pada Allah Yang Mahatinggi, Mahabesar."
Ditutup ujung ayat dengan ketegasan ini supaya jelas bagi kaum musyrikin bahwa keputusan terakhir tetap pulang kepada Allah jua, sebab Yang Mahakuasa, Mahatinggi hanya Allah; Yang Mahabesar hanya Allah, tidak ada berhala, tidak ada al-Laata, tidak ada al-Uzza, tidak ada Manaata, dan yang lain. Jika di zaman sekarang tidak ada kubur keramat, wali anu, dan keramat anu. Omong kosong!