Ayat
Terjemahan Per Kata
لَّوۡ
jika
أَرَادَ
menghendaki
ٱللَّهُ
Allah
أَن
bahwa
يَتَّخِذَ
Dia mengambil
وَلَدٗا
seorang anak
لَّٱصۡطَفَىٰ
tentu Dia memilih
مِمَّا
dari apa
يَخۡلُقُ
Dia ciptakan/ciptaan-Nya
مَا
apa
يَشَآءُۚ
Dia kehendaki
سُبۡحَٰنَهُۥۖ
Maha Suci Dia
هُوَ
Dia
ٱللَّهُ
Allah
ٱلۡوَٰحِدُ
Maha Esa
ٱلۡقَهَّارُ
Maha Perkasa/Mengalahkan
لَّوۡ
jika
أَرَادَ
menghendaki
ٱللَّهُ
Allah
أَن
bahwa
يَتَّخِذَ
Dia mengambil
وَلَدٗا
seorang anak
لَّٱصۡطَفَىٰ
tentu Dia memilih
مِمَّا
dari apa
يَخۡلُقُ
Dia ciptakan/ciptaan-Nya
مَا
apa
يَشَآءُۚ
Dia kehendaki
سُبۡحَٰنَهُۥۖ
Maha Suci Dia
هُوَ
Dia
ٱللَّهُ
Allah
ٱلۡوَٰحِدُ
Maha Esa
ٱلۡقَهَّارُ
Maha Perkasa/Mengalahkan
Terjemahan
Seandainya Allah hendak mengambil (makhluk-Nya sebagai) anak, pasti akan memilih yang Dia kehendaki dari apa yang Dia ciptakan. Mahasuci Dia. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
Tafsir
(Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak) seperti apa yang mereka katakan, yaitu sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya, "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak..." (Q.S. Al-Anbiya, 26) (tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang diciptakan-Nya) untuk dijadikan-Nya anak; bukan seperti apa yang telah mereka katakan, bahwa para malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah, Uzair itu putra Allah dan juga Al-Masih adalah putra Allah (Maha Suci Allah) kalimat ini memahasucikan-Nya dari mengambil anak (Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan) semua makhluk-Nya.
Tafsir Surat Az-Zumar: 1-4
Kitab (Al-Qur'an ini) diturunkan oleh Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya-Nya. Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), "Kami tidak menyembah mereka, melainkan supaya mereka mendekatkan diri kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesunggguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaannya yang telah diciptakan-Nya.
Mahasuci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. Allah ﷻ memberitahukan bahwa penurunan Kitab ini (yakni Al-Qur'an) adalah dari sisi-Nya. Al-Qur'an adalah Kitab yang benar yang tiada kebimbangan dan keraguan padanya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan sesungguhnya Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dan dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas. (Asy-Syu'ara: 192-195) Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur'an) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana Lagi Maha Terpuji. (Fussilat: 41-42) Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya: Kitab (Al-Qur'an ini) diturunkan oleh Allah Yang Mahaperkasa. (Az-Zumar: 1) Yakni Zat Yang Mahakokoh lagi Mahaperkasa.
lagi Mahabijaksana. (Az-Zumar: 1) dalam semua ucapan, syariat, dan takdir-Nya. Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. (Az-Zumar: 2) Yaitu sembahlah Dia semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan serulah makhluk untuk menyembah-Nya, dan beri tahukanlah kepada mereka bahwa tidak ada Tuhan yang patut disembah selain hanya Dia semata. Dan bahwa tiada sekutu bagi-Nya, tiada saingan, serta tiada tandingan bagi-Nya. Karenanya dalam firman berikutnya disebutkan: Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). (Az-Zumar: 3) Maksudnya, tiada suatu amal pun yang diterima kecuali yang dikerjakan oleh pelakunya dengan niat ikhlas hanya karena Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). (Az-Zumar: 3) Bahwa yang dimaksud ialah persaksian yang menyatakan bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah melainkan hanya Allah. Kemudian Allah memberitahukan tentang alasan orang-orang musyrik yang menyembah berhala-berhala, bahwa mereka mengatakan: Kami tidak menyembah mereka, melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. (Az-Zumar: 3) Yakni sesungguhnya hal yang mendorong mereka menyembah berhala-berhala itu hanyalah karena berhala-berhala tersebut mereka pahat dengan rupa malaikat-malaikat yang terdekat (dengan Allah) menurut dugaan mereka.
Lalu mereka sembah patung-patung itu yang mereka anggap sebagai malaikat-malaikat.yang terdekat, agar malaikat-malaikat tersebut mau meminta pertolongan bagi mereka di sisi Allah ﷻ untuk menolong mereka, memberi mereka rezeki, dan melepaskan dari mereka perkara duniawi yang menimpa diri mereka. Adapun terhadap hari kemudian, maka mereka mengingkari dan kafir terhadapnya. Qatadah, As-Saddi, dan Malik telah meriwayatkan dari Zaid ibnu Aslam dan Ibnu Zaid sehubungan dengan makna firman-Nya: melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. (Az-Zumar: 3) Yaitu agar sembahan-sembahan itu dapat menolong kami dan mendekatkan kami kepada Allah ﷻ Karena itulah mereka mengatakan dalam talbiyahnya bila melakukan ibadah haji di masa Jahiliah, "labbaika la syarikalaka illa syar'ikan huwa laka tamlikuhu wama malak. (Kupenuhi seruan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu kecuali sekutu yang kepunyaan-Mu, Engkau memilikinya, sedangkan sekutu-sekutu itu tidak memiliki).
Kekeliruan semacam inilah yang sengaja dilakukan oleh orang-orang musyrik di masa silam dan masa sekarang. Lalu datanglah kepada mereka para rasul yang menolak keyakinan seperti ini, melarangnya, serta menyeru mereka untuk memurnikan penyebaran hanya kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang dibuat-buat oleh orang-orang musyrik dari diri mereka sendiri.
Allah tidak mengizinkan hal itu, tidak merestuinya, bahkan murka terhadapnya dan melarangnya. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), 'Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah tagut itu.(An-Nahl:36) Dan firman Allah ﷻ: Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, "Bahwasanya tidak ada tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku. (Al-Anbiya: 25) Allah ﷻ memberitahukan bahwa para malaikat yang ada di langit, yaitu para malaikat yang terdekat dan juga malaikat lainnya, semuanya ialah hamba-hamba Allah yang tunduk patuh kepada-Nya; mereka tidak mau meminta syafaat di sisi-Nya kecuali dengan seizin-Nya terhadap orang yang direstui-Nya.
Para malaikat di sisi-Nya tidaklah seperti keadaan para amir di hadapan raja-raja mereka yang dapat memberikan syafaat (pertolongan) di sisi raja-raja mereka tanpa restu dari raja-raja mereka; raja mereka setuju ataukah tidak, syafaat tetap dilakukan. Maka janganlah kamu membuat perumpamaan-perumpamaan bagi Allah. (An-Nahl: 74) Mahasuci lagi Mahatinggi Allah dari hal tersebut dengan ketinggian yang setinggi-tingginya. Firman Allah ﷻ: Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka (kelak di hari kiamat) tentang apa yang mereka berselisih padanya. (Az-Zumar: 3) Yakni kelak Allah akan memutuskan perkara di antara semua makhlukNya pada hari mereka dikembalikan, dan Dia akan membalas setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya masing-masing.
Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya, kemudian Allah berfirman kepada malaikat, "Apakah mereka ini dahulu menyembahmu?" Malaikat-malaikat itu menjawab, "Mahasuci Engkau. Engkaulah Pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin, kebanyakan mereka beriman kepada jin itu. (Saba: 40-41) Adapun firman Allah ﷻ: Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (Az-Zumar: 3) Maksudnya, Allah tidak menunjuki mereka ke jalan hidayah, yaitu orang-orang yang tujuannya dusta dan mengada-adakan kebohongan terhadap Allah ﷻ serta hatinya kafir kepada ayat-ayat-Nya, juga ingkar kepada hujah-hujah dan bukti-bukti yang jelas dari-Nya.
Kemudian Allah ﷻ menjelaskan bahwa Dia tidak beranak, tidak seperti apa yang dikira oleh orang-orang yang bodoh dari kalangan kaum musyrik yang mengira bahwa malaikat-malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah, juga tidak seperti yang diduga oleh orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani terhadap Uzair dan Isa. Untuk itu Allah ﷻ berfirman: Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya. (Az-Zumar: 4) Yakni tentulah kejadiannya berbeda dengan apa yang diduga oleh mereka. Hal ini semata-mata syarat yang tidak mengharuskan kejadiannya dan tidak pula membolehkannya, bahkan merupakan suatu hal yang mustahil.
Dan sesungguhnya tujuan utama dari ungkapan ini hanyalah semata-mata menggambarkan tentang kebodohan mereka dalam dakwaan dan perkiraannya, seperti yang diungkapkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Sekiranya Kami hendak membuat suatu permainan (istri dan anak), tentulah Kami membuatnya dari sisi Kami. Jika Kami menghendaki berbuat demikian, (tentulah kami telah melakukannya). (Al-Anbiya: 17) Dan firman Allah ﷻ: Katakanlah, "Jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu). (Az-Zukhruf: 81) Semua ini termasuk ke dalam ungkapan syarat, dan diperbolehkan menggantungkan syarat dengan hal yang mustahil karena tujuan tertentu dari si pembicara.
Firman Allah ﷻ: Mahasuci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Az-Zumar: 4) Yakni Mahatinggi lagi Mahasuci bila dikatakan Allah mempunyai anak, karena sesungguhnya Dia Maha Esa, Tuhan Yang Satu lagi Tunggal, bergantung kepada-Nya segala sesuatu, segala sesuatu merupakan hambaNya dan berhajat kepada-Nya, sedangkan Dia Mahakaya dari yang lainNya. Segala sesuatu kalah, tunduk, dan hina di hadapan-Nya serta patuh kepada-Nya. Mahasuci Allah lagi Mahatinggi dari apa yang dikatakan oleh orang-orang yang zalim lagi ingkar dengan ketinggian yang setinggi-tingginya."
Sekiranya Allah hendak mengambil anak, sebagaimana anggapan orang-orang musyrik, tentu Dia akan memilih apa yang Dia kehendaki dari apa yang telah diciptakan-Nya, bukan menuruti apa yang menjadi anggapan orang musyrik. Mahasuci Dia dari segala yang menyerupai-Nya. Dialah Allah Yang Maha Esa tanpa sekutu, Mahaperkasa dalam menciptakan alam raya. 5. Di antara bukti kuasa Allah menciptakan, mengurus, dan mengatur alam semesta adalah bahwa Dia menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar. Dia senantiasa memasukkan malam atas siang sehingga gelap berganti terang, dan senantiasa memasukkan siang atas malam sehingga terang berganti gelap, dan menundukkan matahari dan bulan; masing-masing patuh pada hukum Allah, beredar pada porosnya, dan berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah, Allah menyempurnakan dan membaguskan ciptaan-Nya. Dialah Yang Mahamulia, Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang.
Allah menjelaskan dengan lebih rinci perbuatan yang menyebabkan mereka terjerumus ke dalam kesesatan. Allah mengemukakan bahwa sekiranya Dia berkeinginan untuk mengambil anak, tentulah Dia tidak akan mengambil anak seperti yang mereka katakan. Sudah tentu Allah berkuasa memilih anak menurut kehendak-Nya, dan yang dipilih itu tentunya anak lelaki. Akan tetapi, mengapa orang-orang kafir Mekah itu mengatakan bahwa Allah mempunyai anak perempuan, padahal mereka sendiri enggan mempunyai anak perempuan?
Allah berfirman:
Ataukah (pantas) untuk Dia anak-anak perempuan sedangkan untuk kamu anak-anak laki-laki? (ath-thur/52: 39)
Dan firman-Nya:
Apakah (pantas) untuk kamu yang laki-laki dan untuk-Nya yang perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. (an-Najm/53: 21-22)
Anggapan bahwa Allah mempunyai anak bagaimana pun juga bentuknya, adalah termasuk mempersekutukan Allah dengan tuhan-tuhan yang lain. Hal ini berarti memecah-belah kekuasaan Tuhan. Bagaimana pun juga anak itu tentunya mewarisi kekuasaan dari ayah, dan apabila kekuasaan itu terbagi, maka hilanglah kemahakuasaan Allah. Hal ini tidak bisa terjadi karena Allah yang menciptakan langit dan bumi serta isinya, tentu mempunyai kekuasaan tidak terbatas, sehingga kekuasaan-Nya pun tidak mungkin terbagi-bagi.
Itulah sebabnya maka Allah menandaskan bahwa Mahasuci Dia dari sifat-sifat yang dikemukakan oleh orang-orang musyrik itu. Sebaliknya Allah menandaskan bahwa Dia Maha Esa, tidak beranak dan tidak berbapak. Dia tidak memerlukan sesuatu apa pun, bahkan Dia Maha Mengalahkan. Dia berkuasa menundukkan apa saja yang ada di langit dan di bumi serta seluruh isinya, dan memaksanya tunduk takluk di bawah kekuasaan-Nya dan patuh menurut kehendak-Nya.
.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
SURAH AZ-ZUMAR
(ROMBONGAN-ROMBONGAN)
SURAH KE-39, 75 AYAT, DITURUNKAN DI MEKAH
(AYAT 1 -75)
Ayat 1
“Turun Al-Kitab dari Allah."
Kalau dari Allah datangnya, siapa yang akan saat menyanggah dan membantah lagi akan betapa besar pengaruhnya?
“Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana."
Mahaperkasa, sehingga tidak ada satu kekuatan pun yang akan saat menyeleweng atau menggeserkan kehendak Ilahi dari tujuannya. Dan Mahabijaksana sehingga yang memaksa orang tunduk dan menerima ialah karena sesuai dengan akal budinya jua.
Ayat 2
“Sesungguhnya Kami telah mengirimkan kepada engkau sebuah al-kitab dengan kebenaran"
Allah membersihkan Muhammad saw, dari tuduhan yang dituduhkan oleh orang yang menolak kepercayaan kepada Islam, yang sampai zaman kita masih ada. Dia bukan karangan Muhammad. Dia adalah wahyu yang diturunkan dengan benar. Muhammad sendiri secara pribadi tidak sanggup menyusun kata sedemikian indah dari kehendaknya sendiri.."Maka sembahlah olehmu akan Allah!" Karena sudah saat engkau rasakan sendiri bahwa Al-Kitab ini tidak datang dari sumber lain, melainkan langsung diterima dari Allah.
“Dalam keadaan murni untuk-Nya seluruh agama."
Ayat 3
“Ketahuilah! Hanya untuk Allah agama yang murni."
Itulah yang dirumuskan dengan kalimat Laa Ilaha Illallah."Dan orang-orang yang mengambil selain Dia akan jadi pelindung." Mereka berkata untuk membela perbuatannya yang salah itu, “Tidaklah kami menyembah kepada mereka, melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya." Di dalam pembelaan diri itu mereka mengakui memang Allah itu Esa adanya. Tiada Dia bersekutu dengan yang lain. Tetapi kata mereka karena Allah itu sangat tinggi tidaklah akan sampai orang semacam kita yang hina dina ini akan saat mencapai Dia, kalau tidak ada orang perantaraan atau orang pengantar.
Bahkan ada di antara orang musyrikin itu yang mengumpamakan Allah dengan Raja Besar. Kata mereka, tidaklah saat kita langsung saja bertemu dengan sang Raja kalau tidak terlebih dahulu mengadakan orang perantaraan, atau orang pengantar yang dekat hubungannya dengan Raja itu. Mereka telah berpikir dengan sangat salah. Mereka telah mengumpamakan Allah dengan makhluk-Nya sendiri, yaitu raja. Sedang raja-raja itu adalah manusia yang lemah, tidak berbeda dengan manusia yang lain. Karena takut dia akan diintai oleh musuh-musuhnya, atau orang yang ingin merebut kekuasaan dari tangannya, diadakan pengawalan yang ketat. Raja itu tidak pula berani keluar sendiri dari istana kalau tidak dengan pengawalan yang rapi. Raja-raja itu tidak saat berbuat apa-apa kalau tidak ada wazir-wazir yang membantunya. Kalau tidak ada tentara yang menjaga negerinya. Dan raja itu belum raja, sebelum diangkat dan tidal raja lagi kalau telah dimakzulkan dan habislah kekuasaannya setelah dia mati. Manusia semacam itu yang mereka angkat martabatnya menyerupai Allah, atau martabat Allah Yang Mahakuasa mereka turunkan agar disamakan dengan martabat raja-raja.
Sesudah itu selanjutnya Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka pada barang yang mereka perselisihkan padanya itu." Artinya bahwa keputusan Allah akan datang penolak peribadahan semacam itu.
“Sesungguhnya Allah tidaklah akan membelikan petunjuk kepada orang yang pembohong lagi sangat kafir."
Orang yang pembohong seperti itu sukarlah akan saat dimasuki oleh petunjuk Allah. Demikian juga orang yang kaffaar, sangat kafir. Yaitu yang mencari segala usaha untuk menolak kepercayaan akan adanya Allah dan kekuasaan-Nya yang mutlak, sebagaimana dilakukan oleh kaum komunis di zaman kini.
Ayat 4
“Kalau kiranya Allah hendak mengambil anak, niscaya Dia telah memilih di antara apa yang Dia ciptakan mana yang Dia kehendaki
Kalau memang Allah itu mau beranak, tentu Dia yang menentukan dan memilih mana yang disukai di antara segala makhluk yang Dia ciptakan. Karena kehendak-Nya bebas leluasa, tidak ditentukan oleh orang lain, apalah lagi kalau orang lain itu hamba-hamba-Nya dan makhluk-Nya sendiri. Tetapi Dia, Tuhan seru sekalian Mahasuci dari keinginan memungut anak. "Amat Sucilah Dia!" Karena akan beranak adalah Dia mustahil. Memungut anak pun tidak karena semua adalah makhluk-Nya terjadi atas kehendak-Nya."Dia adalah Allah! Maha Esa Mahagagah."
Ayat 5
“Dia telah menciptakan semua langit dan bumi dengan kebenaran!"
Artinya semua berlaku menurut peraturan yang benar dan tepat. Tidak ada yang diciptakan dengan kacau balau. Sehingga lantaran benarnya menyebabkan semuanya menjadi ilmu yang seharusnya dipelajari."Dia menutupkan malam ke atas siang dan menutupkan siang ke atas malam." Sedang enak-enaknya hari siang, tiba-tiba matahari terbenam maka dengan sendirinya hari pun malam. Sedang kelam piciknya malam, tiba-tiba fajar menyingsing, dan berangsur hari pun siang. Dan setiap musim bertukar, bertukar pula pergeseran pergantian hari. Sehari semalam tetap dua puluh empat jam. Tetapi kadang-kadang lebih panjang malam, sampai empat belas jam dan siang tinggal hanya sepuluh jam. “Dan Dia telah menundukkan matahari dan bulan." Sehingga sudah jutaan tahun lamanya matahari dan bulan itu mengedar di ruang angkasa, belumlah pernah keduanya berjalan semaunya saja. Keduanya tunduk kepada ukuran dan jangka yang telah ditentukan Allah. "Masing-masing mengedar menuju waktu yang telah ditentukan." Demikian juga makhluk Allah yang lain adalah menuju suatu batas tertentu.
“Ketahuilah! Dia adalah Mahaperkasa, Maha Pengampun."
Dengan menunjukkan sifat Allah Maha-perkasa kita diinsafkan bahwa tidak ada suatu kekuatan pun di dalam alam ini yang saat menandingi wibawa dan disiplin peraturan Allah.
Ayat 6
“Dia telah menciptakan kamu diri dari yang satu."
Pada hakikatnya manusia dan perikemanusiaan itu adalah satu. “Kemudian Dia jadikan daripadanya akan istrinya." Yaitu bahwasanya yang dijadikan jadi istri dari manusia yang laki-laki adalah sesamanya manusia juga. Sebab itu maka pada hakikatnya mereka itu adalah satu. Barulah lebih sempurna kesatuannya bilamana mereka telah bersatu! “Dan Dia menurunkan untuk kamu delapan sepasang." Delapan sepasang artinya ialah empat pasang, yaitu unta seekor jantan seekor betina, sepasang. Sapi dan sejenisnya seekor jantan seekor betina, sepasang. Domba seekor jantan dan seekor betina, sepasang. Kambing seekor jantan dan seekor betina, sepasang pula, jadi delapan ekor menjadi empat pasang. “Dia mendptakan kamu di dalam perut ibu-ibu kamu dalam keadaan suatu dptaan sesudah sesuatu ciptaan." Ciptaan pertama bergabungnya mani dari dua pihak laki-laki dan perempuan lalu menjadi nuthfah. Kemudian itu berangsurnya mani yang telah menjadi nuthfah itu menjadi segumpal darah yang bernama ‘alaqah. Kemudian itu berangsurnya pula segumpal darah ‘alaqah itu menjadi daging segumpal yang bernama mudhghah, “Dalam kegelapan yang tiga." Selama dalam tiga masa itu, nuthfah, ‘alaqah dan mudhghah, manusia yang dalam kandungan masih dalam tiga suasana gelap; gelap dalam rahim, gelap dalam keluntun yang dikelilingi air (katuban) dan gelap dalam perut ibu itu sendiri. Meskipun keadaan telah berubah tiga kali, namun gelap masih tetap tiga lapis selama belum lahir.
“Itulah Allah, Tuhan kamu! Yang bagi-Nyalah segala kekuasaan."
Tidaklah ada kekuasaan lain yang sanggup berbuat demikian. "Tidak ada Tuhan melainkan Dia." Tidak ada yang lain yang berkuasa; hanya Dialah yang Mahakuasa sendiri-Nya. Tidak ada yang lain yang patut disembah dan dipuja. Hanya Dia sajalah yang berhak buat disembah dan dipuja.
“Maka ke mana lagi kamu akan dipalingkan?"
Yaitu dari jalan ash-Shirathal Mustaqim atau Sabilillah.