Ayat
Terjemahan Per Kata
قُلِ
katakanlah
ٱللَّهَ
Allah
أَعۡبُدُ
aku menyembah
مُخۡلِصٗا
ikhlas/suci
لَّهُۥ
kepada-Nya
دِينِي
agamaku/ketaatanku
قُلِ
katakanlah
ٱللَّهَ
Allah
أَعۡبُدُ
aku menyembah
مُخۡلِصٗا
ikhlas/suci
لَّهُۥ
kepada-Nya
دِينِي
agamaku/ketaatanku
Terjemahan
Katakanlah, “Hanya Allah yang aku sembah dengan mengikhlaskan ketaatanku kepada-Nya.”
Tafsir
(Katakanlah, "Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya") dari perbuatan syirik atau menyekutukan Allah.
Tafsir Surat Az-Zumar: 13-16
Katakanlah, "Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku. Katakanlah.Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku. Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah, 'Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. Ingatlah, yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah mereka pun lapisan-lapisan (dari api).
Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku, hai hamba-hamba-Ku. Allah ﷻ berfirman, "Katakanlah, hai Muhammad, sebagai seorang utusan Allah ﷻ: 'Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku. '(Az-Zumar: 13) Yakni hari kiamat. Ungkapan ini merupakan syarat, sedangkan makna yang dimaksudnya adalah sindiran kepada yang lainnya dengan skala prioritas. (Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa jika Nabi ﷺ yang sedemikian dekatnya dengan Allah takut berbuat durhaka, maka terlebih lagi bagi yang lainnya, pent.) Katakanlah, "Hanya Allah sajalah yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku.
Maka sembahlah olehmu (hai orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. (Az-Zumar: 14-15) Hal ini pun merupakan ancaman dan pernyataan bersih diri dari perbuatan orang-orang musyrik. Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang rugi. (Az-Zumar: 15) Yaitu kerugian yang sesungguhnya hanyalah dialami oleh, orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat. (Az-Zumar: 15) Yakni mereka bercerai berai dan tidak akan bertemu lagi untuk selama-lamanya, apakah keluarga mereka dimasukkan ke dalam surga, sedangkan mereka sendiri masuk ke dalam neraka ataukah keluarga mereka sama-sama menjadi penghuni neraka, semuanya sama saja.
Sekalipun sama-sama di neraka, mereka tidak dapat berkumpul dan tiada kebahagiaan bagi mereka. Ingatlah, yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. (Az-Zumar: 15) Maksudnya, yang demikian itu adalah kerugian yang jelas, gamblang, dan terang-terangan. Kemudian Allah menggambarkan keadaan mereka di neraka melalui firman-Nya: Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah mereka pun lapisan-lapisan (dari api). (Az-Zumar: 16) Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat: Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka).
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim. (Al-A'raf: 41) Pada hari mereka ditutup oleh azab dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka dan Allah berkata (kepada mereka), "Rasailah (pembalasan dari) apa yang telah kamu kerjakan. (Al-'Ankabut: 55) Adapun firman Allah ﷻ: Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. (Az-Zumar: 16) Yakni sesungguhnya Dia mengisahkan berita yang pasti terjadi ini untuk mempertakuti hamba-hamba-Nya agar mereka menjauhi hal-hal yang diharamkan dan perbuatan-perbuatan dosa. Firman Allah ﷻ: Maka bertakwalah kepada-Ku, hai hamba-hamba-Ku. (Az-Zumar: 16) Artinya, takutlah kalian terhadap pembalasan, siksaan, dan kemurkaan-Ku."
13-14. Katakanlah pula wahai Nabi, kepada manusia, 'Sesungguhnya aku takut akan murka Allah dan azab yang menimpa pada hari yang sangat besar lagi dahsyat yaitu hari Kiamat jika aku durhaka kepada Tuhanku dengan melanggar perintah-Nya. ' Katakanlah pula kepada mereka, 'Hanya Allah yang aku sembah dengan penuh ketaatan kepada-Nya dan istikamah serta tulus dalam menjalankan agamaku. '15. Wahai manusia, jika kamu enggan mengikuti ajakanku untuk menyembah Allah dan lebih memilih jalan kekafiran dan kemusyrikan, maka sembahlah selain Dia sesukamu! Katakanlah, wahai Nabi, kepada mereka, 'Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya karena melakukan perbu-atan yang menjerumuskan mereka ke dalam azab dan siksa pada hari Kiamat. ' Ingatlah! Kerugian orang kafir yang demikian itu adalah kerugian yang nyata karena hanya azab kekal di neraka yang akan mereka terima di akhirat nanti.
Sesudah itu Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar mengatakan kepada kaumnya bahwa hanya Allah saja yang ia sembah dan hanya untuk-Nya ia memurnikan ketaatan dalam menjalankan urusan agama. Dari ayat ini dapatlah diambil pengertian bahwa dalam melaksanakan urusan keagamaan harus ada garis pemisah yang tegas, tidak boleh dicampuradukkan antara mengesakan Allah dengan mempersekutukan-Nya. Antara yang diperintahkan oleh agama dan mana yang tidak diperintahkan. Dalam urusan akidah dan ibadah tidak ada kompromi, sedang dalam urusan dunia dan kemaslahatan, boleh dipecahkan dengan ijtihad, asal prinsipnya tidak bertentangan dengan ajaran agama.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
PERHAMBAAN KEPADA ALLAH SECARA IKHLAS
Ayat 10
“Katakanlah!"
Yaitu perintah dari Allah kepada Nabi Muhammad ﷺ supaya menyampaikan perintah Allah kepada hamba-hamba-Nya, “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhan kamu!" Di sini jelaslah bahwa di antara iman dengan takwa adalah lengkap-melengkapi. Beriman atau percaya saja belumlah cukup, sebelum dilengkapi dengan takwa, yaitu mengadakan hubungan dan memelihara hubungan dengan Allah. “Bagi orang-orang yang berbuat kebajikan di dunia ini adalah kebajikan pula." Asal orang suka berbuat baik di dunia ini dia mesti mensaat ganjaran yang baik pula; di dunia dan di akhirat. "Dan bumi Allah adalah luas." Ar-Razi menerangkan dalam tafsirnya bahwa ayat ini yang turun di Mekah telah mulai membayangkan bahwa bumi Allah luas karena satu waktu orang-orang yang beriman kepada Allah di Mekah itu mungkin akan pindah ke tempat lain, yang di sana mereka akan saat mengembangkan bakat berbuat kebajikan. “Sesungguhnya hanyalah orang-orang yang bersabar yang akan menerima pahala mereka tanpa batas." (ujung ayat 10)
Ayat 11
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku ini diperintahkan kepadaku bahwa hendaklah aku mengabdi kepada Allah, dalam keadaan memurnikan agamaku kepada-Nya semata.'"
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ supaya menyampaikan berterus terang kepada kaumnya, kaum Quraisy itu tentang pendirian dan aqidahnya. “Memurnikan agamaku kepada-Nya semata-mata."
Ayat 12
“Dan diperintahkan pula kepadaku bahwasanya aku adalah orang yang mula-mula berserah diri."
Tegasnya ialah bahwa segala yang diperintahkan Allah supaya aku sampaikan kepada kaumku dan seluruh umat manusia, akulah yang terlebih dahulu wajib memulainya.
Ayat 13
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku takut jika aku mendurhaka kepada Tuhanku dan adzab siksaan di hari yang besar itu.'"
Ayat ini pun menjelaskan lagi bagaimana berat tanggung jawab beliau sebagai Rasul. Dia tidak boleh mundur selangkah. Dalam hal aqidah tidak ada tenggang-menenggang. Nabi mesti mengatakan terus terang mana yang salah.
Ayat 14
“Katakanlah! Allah-lah yang aku sembah dalam keadaan ikhlas agamaku bagi-Nya."
Ayat ini adalah penjelasan lagi dari ayat 11 bahwa seluruh kegiatan adalah agama dan agama itu hanya semata-mata murni buat Allah, tidak ada persembahan dan pengabdian kepada yang lain.
Ayat 15
“Maka sembahlah olehmu apa yang kamu kehendaki selain Dia."
Maksud ayat ini bukanlah bahwa Rasulullah benar-benar menyuruhkan mereka menyembah yang lain, melainkan sebagai tantangan belaka. “Katakanlah, ‘Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri dan keluarga mereka di hari Kiamat.'" Sebab kiamat itu pasti akan dialami dan kehidupan yang sekarang ini sekali-kali tidak akan berulang lagi. Sebab itu kalau telah terlanjur berbuat salah tidaklah akan saat diperbaiki lagi. Karena tidak saat lagi meng-ulang hidup yang telah lalu.
“Ketahuilah, yang demikian itulah kerugian yang nyata “
Ayat 16
Lalu dijelaskan bagaimana macam adzab siksaan yang akan mereka derita kelak. “Bagi mereka dari atas mereka lapis naungan dari api."
Artinya ialah bahwa dari atas mereka datanglah api berlapis-lapis akan menimpa mereka dengan adzab yang sangat panas. “Dan dari bawah mereka lapisan-lapisan itu pula." Yaitu api pula sebagai yang menimpa dari atas itu. “Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya," agar mereka jauhilah jalan yang buruk itu dan terimalah ajakan Rasul. “Wahai hamba-hamba-Ku maka bertakwalah kamu kepada-Ku."