Ayat
Terjemahan Per Kata
وَأُمِرۡتُ
dan aku diperintahkan
لِأَنۡ
agar
أَكُونَ
aku menjadi
أَوَّلَ
pertama-tama
ٱلۡمُسۡلِمِينَ
orang-orang yang berserah diri
وَأُمِرۡتُ
dan aku diperintahkan
لِأَنۡ
agar
أَكُونَ
aku menjadi
أَوَّلَ
pertama-tama
ٱلۡمُسۡلِمِينَ
orang-orang yang berserah diri
Terjemahan
Aku diperintahkan untuk menjadi orang pertama (dari umatnya) yang berserah diri (kepada Allah).”
Tafsir
(Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri) dari kalangan umat ini.
Tafsir Surat Az-Zumar: 10-12
Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. Katakanlah. Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri. Allah ﷻ berfirman, memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman agar terus-menerus mengerjakan ketaatan kepada-Nya dan bertakwa kepada-Nya: Katakanlah, "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu.
Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. (Az-Zumar: 10) Yakni bagi orang yang mengerjakan amal baik di dunia ini pahala kebaikan baginya di dunia dan akhiratnya. Firman Allah ﷻ: Dan bumi Allah itu adalah luas. (Az-Zumar: 10) Mujahid mengatakan bahwa karena itu berhijrahlah kalian padanya, berjihadlah dan pisahkanlah diri kalian dari berhala-berhala. Syuraik telah meriwayatkan dari Mansur, dari Ata sehubungan dengan makna firman Allah ﷻ: Dan bumi Allah itu adalah luas. (Az-Zumar: 10) Karena itu, apabila kalian diseru untuk melakukan perbuatan durhaka, larilah kalian darinya.
Kemudian ia membaca firman-Nya: Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu. (An-Nisa: 97) Firman Allah ﷻ: Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (Az-Zumar: 10) Al-Auza'iy mengatakan bahwa pahala mereka tidak ditukar ataupun ditimbang melainkan diberikan secara borongan tanpa perhitungan. Ibnu Juraij mengatakan bahwa pahala mereka tidak diperhitungkan melainkan ditambah terus-menerus As-Saddi menyatakan sehubungan dengan firman-Nya: Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (Az-Zumar: 10) Yakni kelak di surga.
Firman Allah ﷻ: Katakanlah, "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. (Az-Zumar: 11) Yaitu sesungguhnya aku hanya diperintahkan untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri. (Az-Zumar: 12). As-Saddi mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah sebagian dari umatnya."
11-12. Katakanlah, wahai Nabi Muhammad, 'Sesungguhnya aku diperintahkan agar menyembah Allah dengan tulus dan penuh ketaatan, berserah diri hanya kepada-Nya, dan konsisten dalam melaksanakan ajaran agama. Dan aku pun diperintahkan agar menjadi orang yang pertama-tama berserah diri, patuh, dan tunduk kepada-Nya. '13-14. Katakanlah pula wahai Nabi, kepada manusia, 'Sesungguhnya aku takut akan murka Allah dan azab yang menimpa pada hari yang sangat besar lagi dahsyat yaitu hari Kiamat jika aku durhaka kepada Tuhanku dengan melanggar perintah-Nya. ' Katakanlah pula kepada mereka, 'Hanya Allah yang aku sembah dengan penuh ketaatan kepada-Nya dan istikamah serta tulus dalam menjalankan agamaku. '.
Rasulullah juga diperintahkan menjadi orang yang pertama kali berserah diri kepada Allah. Dengan demikian, Rasulullah menjadi suri teladan yang harus dicontoh seluruh perbuatannya dan dijauhi apa yang dilarangnya. Dia menjadi teladan dalam hal memurnikan tauhid, memurnikan ibadah, dan membersihkan diri dari tingkah laku dan perbuatan orang-orang musyrik Mekah.
Berserah diri yang dimaksud dalam ayat ini ialah tunduk pada seluruh ketentuan Allah, baik yang berhubungan dengan perintah-perintah syara' atau pun tunduk dan patuh terhadap ketentuan Allah yang berhubungan dengan sunnah kauniyah.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
PERHAMBAAN KEPADA ALLAH SECARA IKHLAS
Ayat 10
“Katakanlah!"
Yaitu perintah dari Allah kepada Nabi Muhammad ﷺ supaya menyampaikan perintah Allah kepada hamba-hamba-Nya, “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhan kamu!" Di sini jelaslah bahwa di antara iman dengan takwa adalah lengkap-melengkapi. Beriman atau percaya saja belumlah cukup, sebelum dilengkapi dengan takwa, yaitu mengadakan hubungan dan memelihara hubungan dengan Allah. “Bagi orang-orang yang berbuat kebajikan di dunia ini adalah kebajikan pula." Asal orang suka berbuat baik di dunia ini dia mesti mensaat ganjaran yang baik pula; di dunia dan di akhirat. "Dan bumi Allah adalah luas." Ar-Razi menerangkan dalam tafsirnya bahwa ayat ini yang turun di Mekah telah mulai membayangkan bahwa bumi Allah luas karena satu waktu orang-orang yang beriman kepada Allah di Mekah itu mungkin akan pindah ke tempat lain, yang di sana mereka akan saat mengembangkan bakat berbuat kebajikan. “Sesungguhnya hanyalah orang-orang yang bersabar yang akan menerima pahala mereka tanpa batas." (ujung ayat 10)
Ayat 11
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku ini diperintahkan kepadaku bahwa hendaklah aku mengabdi kepada Allah, dalam keadaan memurnikan agamaku kepada-Nya semata.'"
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ supaya menyampaikan berterus terang kepada kaumnya, kaum Quraisy itu tentang pendirian dan aqidahnya. “Memurnikan agamaku kepada-Nya semata-mata."
Ayat 12
“Dan diperintahkan pula kepadaku bahwasanya aku adalah orang yang mula-mula berserah diri."
Tegasnya ialah bahwa segala yang diperintahkan Allah supaya aku sampaikan kepada kaumku dan seluruh umat manusia, akulah yang terlebih dahulu wajib memulainya.
Ayat 13
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku takut jika aku mendurhaka kepada Tuhanku dan adzab siksaan di hari yang besar itu.'"
Ayat ini pun menjelaskan lagi bagaimana berat tanggung jawab beliau sebagai Rasul. Dia tidak boleh mundur selangkah. Dalam hal aqidah tidak ada tenggang-menenggang. Nabi mesti mengatakan terus terang mana yang salah.
Ayat 14
“Katakanlah! Allah-lah yang aku sembah dalam keadaan ikhlas agamaku bagi-Nya."
Ayat ini adalah penjelasan lagi dari ayat 11 bahwa seluruh kegiatan adalah agama dan agama itu hanya semata-mata murni buat Allah, tidak ada persembahan dan pengabdian kepada yang lain.
Ayat 15
“Maka sembahlah olehmu apa yang kamu kehendaki selain Dia."
Maksud ayat ini bukanlah bahwa Rasulullah benar-benar menyuruhkan mereka menyembah yang lain, melainkan sebagai tantangan belaka. “Katakanlah, ‘Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri dan keluarga mereka di hari Kiamat.'" Sebab kiamat itu pasti akan dialami dan kehidupan yang sekarang ini sekali-kali tidak akan berulang lagi. Sebab itu kalau telah terlanjur berbuat salah tidaklah akan saat diperbaiki lagi. Karena tidak saat lagi meng-ulang hidup yang telah lalu.
“Ketahuilah, yang demikian itulah kerugian yang nyata “
Ayat 16
Lalu dijelaskan bagaimana macam adzab siksaan yang akan mereka derita kelak. “Bagi mereka dari atas mereka lapis naungan dari api."
Artinya ialah bahwa dari atas mereka datanglah api berlapis-lapis akan menimpa mereka dengan adzab yang sangat panas. “Dan dari bawah mereka lapisan-lapisan itu pula." Yaitu api pula sebagai yang menimpa dari atas itu. “Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya," agar mereka jauhilah jalan yang buruk itu dan terimalah ajakan Rasul. “Wahai hamba-hamba-Ku maka bertakwalah kamu kepada-Ku."