Ayat
Terjemahan Per Kata
إِن
tidak
يُوحَىٰٓ
diwahyukan
إِلَيَّ
kepadaku
إِلَّآ
kecuali/melainkan
أَنَّمَآ
bahwa sesungguhnya hanyalah
أَنَا۠
aku
نَذِيرٞ
seorang pemberi peringatan
مُّبِينٌ
nyata
إِن
tidak
يُوحَىٰٓ
diwahyukan
إِلَيَّ
kepadaku
إِلَّآ
kecuali/melainkan
أَنَّمَآ
bahwa sesungguhnya hanyalah
أَنَا۠
aku
نَذِيرٞ
seorang pemberi peringatan
مُّبِينٌ
nyata
Terjemahan
Tidaklah diwahyukan kepadaku, kecuali aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata.”
Tafsir
(Tidak) tiada (diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku) yakni aku ini (hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata") artinya nyata peringatannya.
Tafsir Surat Sad: 65-70
Katakanlah (ya Mumammad), "Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, dan sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah Yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan. Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Mahaperkasa lagi Maha Pengampun. Katakanlah, "Berita itu adalah berita yang besar, yang kamu berpaling darinya. Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang al-mala-ul a'la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan. Tidak diwahyukan kepadaku melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata.
Allah ﷻ berfirman, memerintahkan kepada Rasul-Nya agar mengatakan kepada orang-orang yang mempersekutukan Allah lagi mendustakan rasulNya, bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan dan bukanlah seperti yang kalian duga. dan sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (Shad: 65) Yakni hanya Dia sematalah yang dapat mengalahkan dan memaksa segala sesuatu. Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. (Shad: 66) Artinya, Dia adalah Raja dari semuanya dan Yang Mengaturnya, Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengampuni. (Shad: 66) lagi Maha Pengampun, sekalipun Dia Mahabesar lagi Mahaperkasa.
Katakanlah, 'Berita itu adalah berita yang besar. (Shad: 67) Yang dimaksud dengan berita besar ialah diutus-Nya aku kepada kalian. yang kamu berpaling darinya. (Shad: 68) Yakni lalai darinya. Mujahid, Syuraih Al-Qadi, dan As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Katakanlah, "Berita itu adalah berita yang Besar. (Shad: 67) Yaitu Al-Qur'an. Firman Allah ﷻ: Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang al-mala-ul a'la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan. (Shad: 69) Yakni seandainya tidak ada wahyu, maka dari manakah aku dapat mengetahui perselisihan yang terjadi di kalangan mala-ul a'la Yakni tentang Adam a.s.
dan membangkangnya iblis tidak mau bersujud kepadanya, juga tentang resolusi iblis yang menentang Tuhannya karena Dia lebih mengutamakan Adam daripada dirinya. Adapun mengenai hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, yaitu bahwa: ". ". telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id maula Bani Hasyim, telah menceritakan kepada kami Jahdam Al-Yamami, dari Yahya ibnu Abu Kasir, dari Zaid ibnu Abu Salam, dari Abu Salam, dari Abdur Rahman ibnu Aisy, dari Malik ibnu Yukhamir, dari Mu'az r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ menahan dirinya tidak menemui kami di suatu pagi hari dalam salat Subuh, hingga kami hampir melihat sinar mentari akan terbit.
Tiba-tiba Rasulullah ﷺ keluar dengan cepat, lalu diiqamahkanlah salat Subuhnya. Beliau mengerjakan salat Subuhnya dengan ringan (cepat). Setelah bersalam, beliau ﷺ bersabda, "Tetaplah di tempat." Kemudian beliau menghadapkan wajahnya ke arah kami dan bersabda: Sesungguhnya tadi malam aku bangun, lalu salat sebagaimana biasanya kulakukan, dan aku mengantuk dalam salatku hingga aku sadar, tiba-tiba aku melihat Tuhanku dengan penampilan yang sangat baik, lalu Dia berfirman, 'Hai Mumammad, tahukah kamu, mengapa mala-ul a'la berbantah-bantahan? Aku menjawab.Ya Tuhanku, aku tidak megetahui, sebanyak tiga kali. Lalu kulihat Dia meletakkan telapak tangan-Nya di antara dua tulang belikatku, sehingga aku dapat merasakan kesejukan jari-jemari-Nya menembus dadaku.
Maka Dia menampakkan kepadaku segala sesuatu sehingga aku mengetahui. Lalu Dia bertanya.Hai Muhammad, apakah yang diperselisihkan oleh al-mala-ul a'la? Aku menjawab, "Tentang perbuatan-perbuatan yang menghapuskan dosa-dosa. Allah ﷻ bertanya, "Apakah yang dimaksud dengan hal-hal yang menghapuskan dosa itu? Aku menjawab, "Melangkahkan kaki menuju ke salat berjamaah, duduk di dalam masjid sesudah mengerjakan salat, dan mengerjakan wudu dengan sempurna di saat-saat yang sulit. Allah ﷻ bertanya.Apakah yang dimaksud dengan amal-amal yang meninggikan derajat itu?" Aku menjawab, "Memberi makan (fakir miskin), bertutur kata dengan lemah lembut, dan mengerjakan salat di saat manusia lelap dalam tidurnya.
Allah ﷻ berfirman, "Mintalah. Aku memohon, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau (agar aku dapat) mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang munkar, dan cinta kepada kaum miskin. Dan aku memohon kepada-Mu, ampunilah bagiku dan berilah aku rahmat. Dan apabila Engkau hendak menimpakan suatu cobaan terhadap suatu kaum, maka matikanlah aku dalam keadaan tidak terkena cobaan. Dan aku memohon kepada Engkau kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada orang yang mencintai-Mu, dan kecintaan kepada amal yang mendekatkan diriku kepada kecintaan kepada-Mu.
Lalu Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya ini adalah hak, maka hafalkanlah dan amalkanlah. Ini adalah hadis mimpi yang terkenal, dan orang yang menganggapnya terjadi saat beliau ﷺ dalam keadaan terbangun merupakan suatu kekeliruan. Hadis ini ada di dalam kitab-kiab sunan diriwayatkan melalui berbagai jalur. Hadis yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi melalui riwayat Jahdam ibnu Abdullah Al-Yamami dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih. Bantah-bantahan ini bukanlah bantah-bantahan yang disebutkan di dalam Al-Qur'an, karena bantah-bantahan ini telah ditafsirkan. Sedangkan mengenai bantah-bantahan yang disebutkan di dalam Al-Qur'an akan ditafsirkan dalam penjelasan berikutnya, yaitu:"
69-70. Katakanlah pula kepada mereka, 'Aku tidak mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang al-mala'ul a'l' itu, yaitu malaikat, ketika mereka berbantah-bantahan terhadap keputusan Allah terkait penciptaan Nabi Adam sebagai khalifah di bumi. Yang diwahyukan kepadaku hanyalah kepastian bahwa aku hanyalah seorang rasul pemberi peringatan dan petunjuk yang nyata tentang adanya siksa di akhirat bagi orang-orang yang mengingkari para utusan Allah. '71-72. Usai menafikan pengetahuan Rasulullah menyangkut al-Mala'ul-A'la kecuali apa yang sudah diwahyukan oleh Allah, pada ayat berikut Allah lalu menguraikan sekelumit tentang al-Mala'ul-A'la dan penciptaan Nabi Adam. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, 'Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia Adam sebagai khalifah di bumi. Aku menciptakannya dari tanah bercampur air. Kemudian, apabila telah Aku sempurnakan kejadian fisik-nya dengan anggota tubuh dan bentuk yang sempurna dan Aku tiupkan roh ciptaan-Ku kepadanya, maka tunduklah kamu semua dengan bersujud penuh hormat kepadanya, bukan sujud penghambaan dan pengagungan.
Selanjutnya Rasulullah diperintahkan Allah menyatakan kepada orang-orang musyrik Mekah bahwa seandainya Allah tidak menurunkan wahyu kepadanya, tentu ia tidak akan mengetahui para malaikat yang selalu tunduk dan patuh kepada Allah. Ia juga tidak akan mengetahui pembicaraan yang dilakukan para malaikat, Iblis, dan Adam di hadapan Allah. Malaikat dan Adam tunduk dan patuh kepada Allah, sedang Iblis ingkar dan durhaka kepada-Nya.
Pada akhir ayat ini Rasulullah menegaskan lagi tugas yang diberikan Allah, "Aku ini hanyalah seorang rasul yang memberi petunjuk dan peringatan, bukanlah seorang yang dapat memaksa manusia masuk agama Islam.".
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Allah ﷻ berfirman kepada Rasul-Nya, agar beliau ﷺ menjelaskan kepada kaumnya yang masih musyrikin itu tentang tugasnya datang ke dunia ini.
Ayat 65
“Katakanlah! Sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan."
Tugasnya hanya semata-mata memberi peringatan, menyuruh awas akan bahaya yang akan menimpa hidup kamu dan pada hidup yang sesudah mati kelak, apabila kamu tidak mematuhi jalan kebenaran yang disuruh Allah aku menyampaikannya."Dan sekali-kali tidaklah ada yang Tuhan selain Allah." Itulah pokok ajaran yang wajib aku sampaikan kepada kamu. Tuhan hanyalah Allah saja. Yang lain tidak ada yang Tuhan. Arti Tuhan ialah yang dipuja, yang disembah, yang dijunjung tinggi, yang sangat dihormati, yang perintahnya tidak boleh dilalaikan."Maha Esa; “ tiada Dia bersekutu dengan yang lain. Karena yang lain itu terjadi hanyalah atas ciptaan Allah belaka. Selain dari Allah tidak ada suatu pun yang mencipta. Mustahil Dia bersekutu.
“Allah Gagah."
(ujung ayal 65)
Mahagagah dan menguasai, memengaruhi, sehingga tidak ada sesuatu pun yang dapat menentang-Nya. Mana yang menantang pasti kalah. Kehendak-Nyalah yang berlaku, kehendak yang lain tidak berlaku. Tidak ada sesuatu pun yang dapat menyimpang dari peraturan yang telah ditentukan-Nya.
Ayat 66
“Tuhan dari semua langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya."
Telah kita ketahui makna Tuhan, yaitu Yang Menguasai sebenar-benar kuasa, Yang Mengatur sebenar-benar mengatur, Yang Menggagahi, sehingga seluruh langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya itu tunduk dan taat kepada Maha Pengatur itu. Di ayat sebelumnya sudah dikatakan bahwa Maha Pengatur itu Hanya Satu, Esa, Tunggal."Mahaperkasa, “ sehingga seluruh perkasaan hanya ada pada-Nya. Kalau hendak memerhatikan keperkasaan Allah dan kegagahan-Nya perhatikanlah misalnya perjalanan matahari yang tidak pernah berubah dan tidak akan berubah. Berkat kesungguhan hati manusia menyelidiki alam telah diketahui bahwa bintang-bintang yang terdapat di antara langit dan bumi itu berjuta-juta dan berjuta-juta banyaknya. Kita lihat dengan mata, dia hanya kecil saja sebesar pasir. Padahal ada bintang itu yang satu juta kali bumi kita ini besarnya.
“Maha Mengampuni."
Maha Pengampun atas manusia yang tadinya sombong, yang menyangka dia akan dapat mengetahui semua.
Dengan tenaga segar, otak cerdas, dan pikiran mendalam manusia mencoba hendak mengetahui semua, dan telah banyak yang diselaminya. Akhirnya dia pulang dengan satu keyakinan yang bulat, “Sekarang bertambah keyakinanku, bahwa banyak yang tidak dapat aku ketahui." Sebab itu dia segera memohon ampun atas congkak dan sombongnya selama ini, dan Allah ﷻ senantiasa bersedia memberi ampun.
Ayat 67
“Katakanlah, “Dianya adalah berita yang besar."
Atau ini adalah suatu berita sangat penting. Soal ini lebih besar daripada apa yang tersingkap pada kulitluarnya. Seorang manusia dari kalangan Quraisy sendiri, yang mereka kenal semenjak masa kecilnya menerima tugas dari Allah ﷻ menyampaikan pesan bagi seluruh manusia. Kalau kiranya pada kejadian seluruh langit dan bumi dan apa yang didapat di antara langit dan bumi itu diatur demikian rapi, maka mengatur hidup manusia itu sendiri, hari kininya dan hari depannya adalah termasuk dalam rangka keseluruhan peraturan itu juga. Semuanya itu tidaklah terpisah. Tidak terpisah di antara zaman lampau yang telah tertinggal jauh dan zaman depan yang masih terlindung dalam kabut rahasia zaman. Di tengah antara masa dahulu dan masa depan itu hiduplah manusia berganti datang. Yang dahulu disambung oleh yang kini dan yang kini akan mewariskan kepada yang akan datang.
Berita besar ini atau berita penting ini mula tumbuh di Tanah Mekah, namun dia akan melampaui Quraisy meliputi Jazirah Arab, bahkan akan meliputi Jazirah Arab dan menjalar melalui benua-benua dan pulau, lautan dan daratan sampai meliputi kepada seluruh permukaan jagat raya ini, melalui ruang melalui waktu. Dia akan memengaruhi perikehidupan dan pandangan hidup manusia di segala zaman dan di segala pelosok. Dia akan memberi corak pandangan hidup manusia di muka bumi tentang hubungan dengan Maha Pencipta alam ini.
Empat belas abad yang lalu wahyu ini telah disampaikan kepada Muhammad ﷺ bahwa “Dia ini adalah suatu berita yang besar." Kedatangannya dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ dan disampaikan dalam masa 23 tahun, 13 tahun di Mekah dan 10 tahun di Madinah. Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, than'an au karhan dia telah tumbuh. Ada orang yang percaya dan ada orang yang menolak. Ada orang yang berjuang memberikan segenap hidupnya, tenaganya, darah dan air matanya untuk menegakkan berita besar ini dan ada pula yang menghalangi dengan sehabis daya, memeranginya, menghambatnya, dan bahkan mencoba membendungnya, maka gabungan di antara perjuangan pembelanya dengan hantaman penghalangnya itulah yang menambah kuat kukuh tumbuhnya dan menambah pula penting dan besar artinya.
Besar sekali kemungkinan, bahwa seketika ayat ini diturunkan di Mekah, baik orang-orang musyrik yang menantangnya, bahkan orang-orang Mukmin yang mempertahankannya tidaklah ada agaknya yang menyangka bahwa pengaruh berita besar ini akan sampai begini besar pengaruhnya meliputi dunia dan mengubah perjalanan sejarah. Dan apabila ditilik pula perjalanan sejarah tidaklah ada agaknya suatu agama yang sampai begini besar halangan dan rintangan dan berkali-kali percobaan membunuhnya, namun selama perjumlahan empat belas abad sangatlah mengagumkan bagaimana pengaruh berita besar ini atas dunia seluruhnya.
Ayat 68
“Yang kamu."
Hai kaum Quraisy,
“Benpating darinya."
Biarpun kamu berpaling sekarang, hai kaum Quraisy, namun perpalinganmu tidak akan dapat menghambat berita besar ini buat tersebar ke seluruh dunia.
Ayat 69
“Tidak ada padaku sebatang pengetahuan pun tentang golongan tertinggi itu ketika mereka benbantah-bantahan."
Rasulullah ﷺ disuruh menjelaskan, bahwa tidaklah ada padanya pengetahuan secara terperinci tentang bantahan yang di-kemukakan oleh para malaikat kepada Allah SWT, tentang maksud Allah hendak menjadikan khalifah di muka bumi.
Di sini jelaslah, bahwa Nabi kita Muhammad ﷺ benar-benar bertutur dan bercakap hanya sekadar ukuran wahyu yang diterimanya. Setelah surah Madinah (al-Baqarah) baru lebih terperinci diwahyukan kepada beliau tentang bantahan malaikat itu, sebagaimana telah kita dapati tafsirnya di dalam surah al-Baqarah ayat 30 sampai ayat 38.
Di sanalah kita dapati keterangan, bahwa Allah ﷻ bersabda kepada malaikat, bahwa Dia hendak mengadakan khalifah di muka bumi. Lalu malaikat mengemukakan semacam pertanyaan, tetapi bersifat bantahan, apakah Allah ﷻ akan menjadikan di muka bumi itu orang yang akan merusak dan menumpah darah, padahal kami selalu memuji Engkau dan menyucikan Engkau? Allah ﷻ menjawab, bahwa Allah lebih tahu apa yang mereka tidak tahu. Kemudian itu Allah ﷻ mengajarkan kepada Adam sekalian nama-nama. Lalu Dia tanyakan kepada malaikat, namun malaikat mengakui terus terang bahwa mereka tidak ada pengetahuan kecuali sekadar yang diajarkan oleh Allah ﷻ Dan setelah ditanyakan kepada Adam, segala pertanyaan itu dapat dijawabnya. Lalu Allah ﷻ berfirman, “Bukankah sudah Aku katakan kepadamu bahwa Aku lebih tahu yang gaib di semua langit dan di bumi dan Aku pun lebih tahu apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan “
Allah ﷻ tidak memungkiri apa yang dibantahkan maiaikat. Memang bisa terjadi juga ada yang merusak, tetapi lebih banyak yang beramal yang saleh. Memang akan ada juga yang menumpah darah, tetapi pengaruh dari yang menyucikan nama Allah ﷻ akan jauh lebih besar.
Ayat selanjutnya ialah
Ayat 70
‘Tidaklah diwahyukan kepadaku melainkan bahwa aku hanyalah semata-mata pemberi peringatan yang nyata."
Di sinilah Nabi Muhammad ﷺ disuruhkan Allah ﷻ menyatakan tegas dengan jelas nyata, sebagai penguatkan dari yang telah dikatakannya tadi (ayat 65), bahwa kewajiban utama beliau ialah menyampaikan peringatan, agar umat manusia jangan melangkah semau-maunya saja di muka bumi ini. Dan pekerjaan ini beliau mulai terlebih dahulu terhadap kaumnya sendiri kaum Quraisy, dan dari sini kelak akan menjalar ke seluruh dunia. Karena kedatangannya adalah akan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Celakalah manusia kalau hal ini tidak diberi ingat dan kalau tidak ada rasul-rasul yang diutus untuk memberi ingat. Agar tahulah manusia, bahwa tugas hidupnya di dunia ini adalah jadi Khalifah dari Ilahi, membangunkan sebuah di antara berjuta-juta bintang di ruang angkasa ini, bintang yang bernama bumi. Meskipun sebagai manusia dia datang ke bumi ini sebentar, sesudah tubuhnya akan kembali lagi ke dalam bumi ini, namun bekas jejak yang ditinggalkannya di bumi hendaklah bekas amal yang saleh dan yang akan didapatinya di hari perhitungan esok pun hendaklah perbuatan dan catatan yang diterima baik oleh Allah yang menakdirkannya datang ke muka bumi itu.