Ayat
Terjemahan Per Kata
هَٰذَاۚ
ini
وَإِنَّ
dan sesungguhnya
لِلطَّـٰغِينَ
bagi orang-orang yang durhaka
لَشَرَّ
benar-benar buruk
مَـَٔابٖ
tempat kembali
هَٰذَاۚ
ini
وَإِنَّ
dan sesungguhnya
لِلطَّـٰغِينَ
bagi orang-orang yang durhaka
لَشَرَّ
benar-benar buruk
مَـَٔابٖ
tempat kembali
Terjemahan
Inilah (kenikmatan bagi orang yang bertakwa). Sesungguhnya bagi orang-orang yang melampaui batas benar-benar (disediakan) tempat kembali yang buruk.
Tafsir
(Beginilah) keadaan yang dialami oleh orang-orang yang beriman. (Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka) kalimat ayat ini merupakan jumlah Isti'naf atau kalimat baru (benar-benar disediakan tempat kembali yang paling buruk.).
Tafsir Surat Sad: 55-64
Beginilah (keadaan mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka benar-benar (disediakan) tempat kembali yang buruk, (yaitu) neraka Jahanam, yang mereka masuk ke dalamnya, maka amat buruklah Jahanam itu sebagai tempat tinggal. Inilah (azab neraka), biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin. Dan azab yang lain yang serupa itu berbagai macam. (Dikatakan kepada mereka), "Ini adalah suatu rombongan (pengikut-pengikutmu) yang masuk berdesak-desak bersama kamu (ke neraka). (Berkata pemimpin-pemimpin mereka yang durhaka).Tiadalah ucapan selamat datang kepada mereka karena sesungguhnya mereka akan masuk neraka. Pengikut- pengikut mereka menjawab, "Sebenarnya kamulah. Tiada ucapan selamat datang bagimu, karena kamulah yang menjerumuskan kami ke dalam azab, maka amat buruklah Jahanam itu sebagai tempat menetap.
Mereka berkata (lagi), "Ya Tuhan kami, barang siapa yang menjerumuskan kami ke dalam azab ini, maka tambahkanlah azab kepadanya dengan berlipat ganda di dalam neraka. Dan (orang-orang durhaka) berkata, "Mengapa kami tidak melihat orang-orang yang dahulu (di dunia) kami anggap sebagai orang-orang yang jahat (hina). Apakah kami dahulu menjadikan mereka olok-olokan, ataukah karena mata kami tidak melihat mereka? Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi, (yaitu) pertengkaran penghuni neraka. Setelah menyebutkan nasib orang-orang yang berbahagia, lalu Allah ﷻ mengiringinya dengan sebutan tentang keadaan orang-orang yang celaka, tempat kembali mereka di hari kemudian, serta hisab yang dijalani oleh mereka.
Untuk itu Allah ﷻ berfirman: Beginilah (keadaan mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka. (Shad: 55) Yaitu mereka yang menyimpang dari jalan ketaatan kepada Allah ﷻ lagi menentang Rasulullah ﷺ benar-benar (disediakan) tempat kembali yang buruk. (Shad: 55) Yakni tempat kembali yang buruk. Lalu ditafsirkan oleh firman berikutnya: (yaitu) neraka Jahanam, yang mereka masuk ke dalamnya. (Shad: 56) Artinya, kelak mereka dimasukkan ke dalamnya dan api neraka menutupi mereka dari semua penjuru. maka amat buruklah Jahanam itu sebagai tempat tinggal. Inilah (azab neraka). Biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin. (Shad: 56-57) Adapun hamim adalah air yang sangat panas, sedangkan gassaq adalah lawan katanya, yakni air yang sangat dingin yang karena dinginnya yang sangat hingga menjadi sangat menyakitkan. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: Dan azab yang lain yang serupa itu berbagai macam. (Shad: 58) Yakni masih banyak lagi siksaan lainnya yang berpasang-pasangan dengan lawannya, lalu ditimpakan kepada mereka sebagian azabnya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, telah menceritakan kepada kami Darij, dari Abul Haisam, dari Abu Sa'id r.a, dari Rasulullah ﷺ yang telah bersabda: Seandainya setimba gassaq ditumpahkan ke dunia, niscaya seluruh penduduk dunia berbau busuk karenanya. Imam Turmuzi meriwayatkan hadis ini melalui Suwaid ibnu Nasir, dari Ibnul Mubarak, dari Rasyidin ibnu Sa'd. dari Amr ibnul Haris, dari Darij dengan sanad yang sama.
Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa ia tidak mengenal hadis ini kecuali melalui hadis Rasyidin. Demikianlah menurutnya, tetapi ternyata ada yang diriwayatkan bukan melalui hadis Rasyidin seperti yang telah disebutkan di atas. Ibnu Jarir meriwayatkan hadis ini dari Yunus ibnu Abdul A'la, dari Ibnu Wahb dari Amr ibnul Haris dengan sanad yang sama. Ka'bul Ahbar mengatakan bahwa gassaq adalah suatu mata air yang ada di dalam neraka Jahanam, mengalir kepadanya racun dari setiap ular dan kalajengking neraka serta binatang lainnya yang berbisa, lalu membentuk menjadi rawa (genangan).
Maka didatangkanlah anak Adam (yang durhaka), lalu dicelupkan di dalamnya sekali celup; dan ia keluar darinya, sedangkan semua kulit dan dagingnya telah terkelupas dari tulangnya. Daging dan kulitnya bergantung pada kedua siku dan kedua tumit kakinya, lalu ia menyeret semua dagingnya yang menggantung itu seperti seseorang menyeret bajunya. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan azab yang lain yang serupa itu berbagai macam. (Shad: 58) Yakni berbagai macam azab dan siksaan.
Ulama lainnya mengatakan bahwa antara lain siksaan itu seperti dingin yang sangat, angin yang amat panas, minuman air yang sangat panas, dan makan buah zakum, pendakian yang terjal, dan jurang yang amat dalam, serta siksaan lainnya yang berlawanan. Semuanya itu merupakan siksaan yang ditimpakan kepada mereka dengan penuh kehinaan. Firman Allah ﷻ: (Dikatakan kepada mereka), "Ini adalah suatu rombongan (pengikut-pengikutmu) yang masuk berdesak-desakkan bersama kamu (ke neraka)." (Berkata pemimpin-pemimpin mereka yang durhaka).Tiadalah ucapan selamat datang kepada mereka, karena sesungguhnya mereka akan masuk neraka, " (Shad: 59) Ini merupakan berita dari Allah ﷻ yang menceritakan tentang percakapan antara sesama penduduk neraka.
Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), dia mengutuk kawannya (yang menyesatkannya). (Al-A'raf: 38) Yakni sebagai pengganti ucapan penghormatan mereka saling melaknat dan saling mencaci maki sebagian dari mereka dengan sebagian yang lainnya. Segolongan yang masuk sebelum golongan yang lain apabila golongan yang sesudahnya itu mulai masuk ke dalam neraka bersama para malaikat zabaniah mengatakan: Ini adalah suatu rombongan yang masuk bersama kamu berdesak-desak (ke neraka). Tiadalah ucapan selamat datang bagi mereka karena sesungguhnya mereka akan masuk neraka. (Shad: 59) Karena mereka memang ahli neraka Jahanam.
Pengikut-pengikut mereka menjawab, "Sebenarnya kamulah. Tiada ucapan selamat datang bagimu. (Shad: 60) Maka berkatalah kepada mereka orang-orang yang baru masuk itu. Sebenarnya kamulah. Tiada ucapan selamat datang bagimu, karena kamulah yang menjerumuskan kami ke dalam azab. (Shad: 60) Yakni kalianlah yang menyebabkan kami masuk ke tempat kembali seperti ini. maka amat buruklah Jahanam itu sebagai tempat menetap. (Shad: 60) Artinya, seburuk-buruk tempat menetap ialah neraka Jahanam. Mereka berkata (lagi), "Ya Tuhan kami; barang siapa yang menjerumuskan kami ke dalam azab ini, maka tambahkanlah azab kepadanya dengan berlipat ganda di dalam neraka. (Shad: 61) Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman Allah ﷻ: berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu, "Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka.
Allah berfirman, "Masing-masing mendapat (siksaan), yang berlipat ganda, tetapi kamu tidak mengetahui. (Al-A'raf: 38) Yaitu masing-masing dari kalian mendapat siksaan yang setimpal. Dan (orang-orang durhaka) berkata, "Mengapa kami tidak melihat orang-orang yang dahulu (di dunia) kami anggap sebagai orang-orang yang jahat (hina). Apakah kami dahulu menjadikan mereka olok-olokan, ataukah karena mata kami tidak melihat mereka? (Shad: 62-63) Hal ini menceritakan keadaan orang-orang kafir di neraka, bahwa mereka merasa kehilangan banyak orang yang dahulunya mereka kira dalam keadaan sesat. Yang mereka maksudkan sebenarnya adalah orang-orang mukmin, yang menurut dugaan mereka dinilai sesat.
Untuk itu mereka mengatakan, "Mengapa kami tidak melihat mereka bersama kami di neraka ini?" Menurut Mujahid, ini adalah ucapan Abu Jahal. Ia mengatakan, "Mengapa saya tidak melihat Bilal, Amar, Suhaib, dan si Fulan dan si Anu." Sebenarnya ini adalah tamsil belaka, karena sesungguhnya semua orang kafir mengalami keadaan seperti ini; mereka mempunyai dugaan bahwa orang-orang mukmin masuk neraka.
Setelah orang-orang kafir itu dimasukkan ke dalam neraka, maka mereka kehilangan orang-orang mukmin dan tidak melihatnya. Untuk itu mereka mengatakan: Mengapa kami tidak melihat orang-orang yang dahulu (di dunia) kami anggap sebagai orang-orang yang jahat (hina). Apakah kami dahulu menjadikan mereka olok-olokan? (Shad: 62-63) Yakni semasa berada di dunia. ataukah karena mata kami tidak melihat mereka? (Shad: 63) Mereka bertanya kepada diri sendiri tentang hal yang mereka anggap mustahil; mereka mengatakan atau barangkali orang-orang mukmin itu ada bersama kami di neraka Jahanam, tetapi kami tidak melihat mereka di sini.
Maka pada saat itu mereka baru mengetahui bahwa orang-orang mukmin berada di atas kedudukan yang tinggi, sebagaimana yang disebutkan kisahnya oleh Allah ﷻ melalui firman-Nya: Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada penghuni-penghuni neraka (dengan mengatakan), "Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu menjanjikannya (kepadamu)? Mereka (penduduk neraka) menjawab.Betul. Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu.Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim. (Al-A'raf: 44) sampai dengan firman-Nya: (Kepada orang-orang mukmin itu dikatakan), "Masuklah ke dalam surga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati. (Al-A'raf: 49) Adapun firman Allah ﷻ: Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi, (yaitu) pertengkaran penghuni neraka. (Shad: 64) Yakni sesungguhnya peristiwa ini yang Kami beritakan kepadamu, hai Muhammad, menyangkut pertengkaran ahli neraka sebagian dan mereka dengan sebagian yang lainnya, dan saling laknat di antara sesama mereka adalah berita yang benar dan tiada keraguan atau kebimbangan padanya, yakni pasti terjadi."
55-56. Bila Allah menyediakan surga beserta segala kenikmatan di dalamnya bagi orang yang taat, maka Allah menyediakan jahanam bagi orang yang durhaka terhadap risalah Allah. Beginilah karunia Allah kepada orang-orang yang bertakwa. Dan sungguh, bagi orang-orang yang durhaka terhadap perintah Allah dan rasul-Nya di dunia pasti di akhirat nanti disediakan tempat kembali yang buruk. Itulah neraka Jahanam, tempat tinggal yang kelak akan mereka masuki; maka Jahanam itulah seburuk-buruk tempat tinggal. 55-56. Bila Allah menyediakan surga beserta segala kenikmatan di dalamnya bagi orang yang taat, maka Allah menyediakan jahanam bagi orang yang durhaka terhadap risalah Allah. Beginilah karunia Allah kepada orang-orang yang bertakwa. Dan sungguh, bagi orang-orang yang durhaka terhadap perintah Allah dan rasul-Nya di dunia pasti di akhirat nanti disediakan tempat kembali yang buruk. Itulah neraka Jahanam, tempat tinggal yang kelak akan mereka masuki; maka Jahanam itulah seburuk-buruk tempat tinggal.
Pada ayat ini diterangkan keadaan orang-orang kafir di dalam neraka. Mereka memperoleh tempat kembali yang buruk, mengalami kesengsaraan yang tiada taranya di dalam neraka. Segala tempat yang mereka tempati baik tempat duduk, tempat tidur, tempat istirahat, dan sebagainya, merupakan tempat yang tidak mereka senangi, karena di tempat itu mereka selalu mengalami siksaan yang berat.
Dalam ayat yang lain diterangkan keadaan orang kafir di dalam neraka, Allah berfirman:
Bagi mereka tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim. (al-A.'raf/7: 41).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 55
“Inilah."
Dia adzab siksaan itu. Yang wajar diterima oleh orang yang tidak mau menuruti jalan yang benar."Maka biarlah mereka rasakan dia, “ karena salah mereka sendiri.
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka adalah sejahat-jahat tempat kembali."
Karena tidak ada kedurhakaan dan pelanggaran kebenaran yang mengakibatkan baik.
Ayat 56
“Jahannam, yang menderita mereka di dalamnya."
Karena segala macam adzab dan siksaan, sengsara dan kehinaan ada di sana, yang tidaklah dapat dibandingkan dengan adzab siksaan dalam dunia ini. Karena penderitaan dunia masih boleh berakhir dengan mati. Berapa banyaknya orang menderita sakit yang sangat memuncak sangat mengharapkan segera mati agar terlepas dari siksaan itu, namun dalam Jahannam jalan keluar misalnya dengan mati tidak ada.
“Seburuk-buruk tempat tinggal."
Ayat 57
Inilah."
Dia adzab siksaan itu."Maka biarlah mereka rasakan dia “ Karena apa yang mereka rasakan itu adalah hukuman adil yang sudah wajar mereka terima, sebab kejahatan mereka lebih berat timbangannya dari kebaikan. Lebih banyak kerja buruk yang mereka kerjakan semasa di dunia dan sangat sedikit amal yang saleh. Yang akan terutama mereka rasakan ialah
“Cairan sangat panas dan aman nanah."
Dalam ayat ini disebutkan dua macam minuman, yaitu dua macam cairan yang mesti mereka rasakan, mesti mereka minum. Pertama bernama Hamiim , yang berarti cairan yang sangat panas, sehingga apabila diminum akan runtuhlah isi perut karena panasnya. Yang kedua ialah Ghassaaq.
Ayat 58
“Dan yang lain yang menyerupai itu berbagai macam."
Ayat ini menyimpulkan segala macam adzab dan siksaan, atau makanan keji dan lata, yang susahlah buat digambarkan betapa hinanya untuk dibandingkan dalam dunia ini karena berbagai-bagai macamnya.
Ayat 59
“Ini adalah satu rombongan yang berdesak-desak bersama kamu."
Maksudnya bahwa rombongan yang berdesak-desak ini, ialah rombongan yang biasanya jadi pengikut dari orang-orang jadi pemimpin dan pengajak. Menurut tafsir dari Ibnu Abbas perkataan di pangkal ayat ini adalah ucapan dari malaikat pengawal neraka atas perintah Allah kepada pemuka-pemuka itu ketika di halau masuk neraka. Ketika mereka dimasukkan ke neraka itu, dihalau pula pengikut-pengikut mereka selama di dunia dahulu, yang hanya taqlid menurut saja ke mana di bawa oleh orang-orang yang memimpin dengan tidak mempergunakan akalnya sendiri. Maka melihat para pengikut yang berdesak-desak masuk neraka itu berkatalah pemimpin-pemimpin yang bernasib sama itu."Tidak ada ucapan selamat datang terhadap mereka." Yakni ketika diberitahu kepada pemimpin-pemimpin itu, bahwa sebagai akibat dari pimpinan mereka yang jahat maka orang-orang yang dipimpin itu pun turut masuk neraka. Maka si pemimpin itu pun merasa tidak ada lagi hubungan dengan orang-orang itu. Tidak ada ucapan selamat datang. Hidup sekarang sudah sama-sama menderita. Tepat sebagaimana yang disebutkan di ujung ayat,
“Sesungguhnya mereka semua adalah penyala api neraka."
Tidak ada lagi perbedaan di antara yang memimpin dengan yang dipimpin, pihaknya sudah sama jatuh martabatnya, sama-sama menjadi penghuni dan jadi kayu api penambah nyala api neraka. Si pengikut tidak dapat lagi menyalahkan yang diikuti, karena dia sendiri diberi akal buat menimbang buruk dan baik. Dan si pemimpin tidak laku lagi pimpinannya di saat itu.
Ayat 60
“Mereka berkata."
Yaitu para pengikutyangsama berbondong berdesak dihalau masuk neraka itu; “Bahkan kamulah, tidak ada ucapan selamat datang terhadap kamu." Kalau kami tidak disambut dengan selamat datang, kalau tidak diberi persediaan tempat yang terhormat, tidaklah berat bagi kami dibandingkan dengan keberatan kamu yang selama ini mengaku dan merasa diri jadi pemimpin."Kamulah yang menyarankan itu kepada kami." Sampai kami berbuat jahat, sampai kami mendurhaka, sampai kami tersesat jalan lain tidak adalah karena kamu yang menyarankan kepada kami,
kamu yang mengajak dan membujuk kami. Maka datanglah penutup ayat,
“Maka itulah sejahat-jahat tempat menetap."
Yang sama-sama bergelimang siksaan di sana di antara yang mengajak dengan yang diajak, di antara yang menyarankan dengan yang kena saran.
Lalu oleh karena jengkelnya si pengikut itu atas kejahatan dan khianat pemimpin-pemimpin itu kepada mereka, mereka pun berseru kepada Allah.
Ayat 61
“Mereka berkata, “Ya Tuhan kami. Barangsiapa yang menyarankan ini kepada kami."
Sehingga sudah begini malangnya nasib kami, meringkuk kena siksaan neraka.
“Maka tambahlah baginya adzab berlipat ganda di neraka."
Di ayat ini diterangkan bagaimana sumpah dan kejengkelan pengikut terhadap yang diikuti itu. Mereka memandang sudah sepatutnya jika para pemimpin itu disiksa berlipat ganda karena mereka yang jadi biang keladi, yang jadi sebab dari tersesatnya orang-orang yang mengikut.
Ayat 62
“Dan mereka berkata."
Menurut ahli tafsir yang berkata di sini ialah pemuka-pemuka tadi. Perkataan mereka berupa pertanyaan,
“Mengapa kami tidak melihat orang-orang yang dahulu kami anggap termasuk orang-orang jahat?"
Pertanyaan ini adalah penyesalan yang mendalam terhadap diri sendiri, di saat yang penyesalan itu tidak ada gunanya lagi. Kata Ibnu Abbas, ‘‘Beginilah kelak macam pertanyaan Abu Jahal yang sombong ketika dia telah dimasukkan ke dalam neraka tidak ditemuinya orang-orang yang dahulunya dihinakannya, dipandangnya rendah. Seumpama Abdullah bin Mas'ud, Bilal bin Rabah, Amar bin Yasir, Abu Dzar al-Ghifari. Dia anggap orang-orang itu hina, jahat, rendah dan tidak ada harganya, dan semua mereka masuk Islam. Setelah si Abu jahal masuk neraka tidak seorang pun dia mendapati orang-orang yang dihinakannya itu, karena keadaan sudah terbalik. Mereka yang dia hinakan itu sudah masuk surga mendapat kemuliaan dan Abu jahal yang sombong menjadi hina, jadi ahli neraka “
Ayat 63
“Apakah kami mengambil mereka dahulu jadi olok-olok."
Yaitu menyesali perbuatan mereka masa di dunia dahulu terhadap orang yang dipandang hina itu;
“Ataukah karena tertutup dari mereka penglihatan kami?"
Tertutup pemandangan untuk menilai isi dada mereka yang penuh iman, ditutup oleh kesombongan kami sendiri.
Ayat 64
“Sesungguhnya yang demikian itu memanglah suatu kebenaran."
Yang pasti akan kejadian kelak pada penduduk neraka yang ketika di dunia bersikap sombong merasa diri benar sendiri, di neraka mereka mencari-cari orang yang mereka hinakan itu, tidak bertemu. Sebab tempat mereka Isukan di sana. Mereka adalah orang mulia-mulia. Begitulah
“Pentengkaran penghuni neraka."