Ayat
Terjemahan Per Kata
ثُمَّ
kemudian
إِنَّ
sesungguhnya
لَهُمۡ
bagi mereka
عَلَيۡهَا
atasnya
لَشَوۡبٗا
pasti dipakaikan/dicampurkan
مِّنۡ
dari
حَمِيمٖ
air yang sangat panas/mendidih
ثُمَّ
kemudian
إِنَّ
sesungguhnya
لَهُمۡ
bagi mereka
عَلَيۡهَا
atasnya
لَشَوۡبٗا
pasti dipakaikan/dicampurkan
مِّنۡ
dari
حَمِيمٖ
air yang sangat panas/mendidih
Terjemahan
(Setelah makan buah zaqum,) sesungguhnya bagi mereka minuman yang dicampur dengan air yang sangat panas.
Tafsir
(Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas) yang mereka minum, hingga bercampur di dalam perut mereka apa yang mereka makan dan apa yang mereka minum itu.
Tafsir Surat As-Saffat: 62-70
(Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka yang menyala, mayangnya seperti kepala setan-setan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu.
Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar neraka Jahim. Karena sesungguhnya mereka mendapati bapak-bapak mereka dalam keadaan sesat. Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak orang-orang tua mereka itu. Allah ﷻ berfirman bahwa apakah semua kenikmatan surga dan semua makanan, minuman, istri-istri, dan lain sebagainya lebih baik sajian dan pemberiannya. ataukah pohon zaqqum. (Ash-Shaffat: 62) yang berada di dalam neraka Jahanam.
Dapat pula ditakwilkan bahwa makna yang dimaksud ialah sebuah pohon tertentu. Seperti yang dikatatakan oleh sebagian ulama, bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan zaqqum adalah sebuah pohon yang cabang-cabangnya menjalar ke seluruh tempat di neraka Jahanam. Sebagaimana pohon Tuba merupakan sebuah pohon di surga yang tiada suatu gedung pun di dalam surga melainkan terdapat suatu cabang dari pohon tersebut.
Dapat pula ditakwilkan bahwa makna yang dimaksud ialah jenis suatu pohon yang dikenal dengan nama pohon zaqqum, seperti pengertian yang disebutkan di dalam firman-Nya: dan pohon kayu keluar dari Tursina yang menghasilkan minyak, dan penyedap makanan bagi orang-orang yang makan. (Al-Mu-minun: 20) Yakni pohon zaitun. Diperkuat pula dengan pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya: Kemudian sesungguhnya kamu, hai orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum (Al-Waqi'ah: 51-52) Adapun firman Allah ﷻ: Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. (Ash-Shaffat: 63) Qatadah mengatakan bahwa ketika disebutkan pohon zaqqum, maka orang-orang yang sesat merasa keheranan dan mengatakan, "Teman kalian ini memberitakan bahwa di dalam neraka terdapat pohon, padahal api itu membakar pohon." Maka Allah menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka yang menyala. (Ash-Shaffat: 64) Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa pohon zaqqum itu hidup dari api dan diciptakan dari api.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim. (Ash-Shaffat: 63); Abu Jahal la'natullah mengatakan bahwa sesungguhnya zaqqum itu adalah buah kurma yang dicampur dengan mentega, lalu kita santap sebagai makanan. Menurut hemat kami, makna ayat adalah seperti berikut: Bahwa sesungguhnya Kami ceritakan kepadamu, hai Muhammad, tentang pohon zaqqum tiada lain sebagai batu ujian yang engkau cobakan terhadap manusia, siapa saja di antara mereka yang membenarkannya dan siapa saja di antara mereka yang mendustakannya.
Makna ayat ini semakna dengan firman-Nya: Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu terkutuk dalam Al-Qur'an. Dan Kami menakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. (Al-Isra: 60) Adapun firman Allah ﷻ: Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka yang menyala. (Ash-Shaffat: 64) Yakni tempat tumbuhnya berada di dasar neraka. mayangnya seperti kepala setan-setan. (Ash-Shaffat: 65) Yaitu mengerikan dan menjijikkan bila disebutkan.
Wahb ibnu Munabbih mengatakan bahwa rambut setan itu berdiri tegak menjulang ke langit, dan sesungguhnya pohon tersebut diserupakan dengan kepala setan sekalipun kepala setan tidak dikenal oleh mukhatab (lawan bicara) tiada lain karena telah dimaklumi di kalangan mereka bahwa setan itu sangat buruk penampilannya. Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud ialah sejenis ular yang kepalanya sangat buruk. Dan menurut pendapat yang lainnya lagi yaitu sejenis tumbuh-tumbuhan yang mayangnya sangat buruk rupanya.
Akan tetapi, kedua takwil ini masih diragukan. Ibnu Jarir telah menyebutkan kedua pendapat tersebut, tetapi pendapat pertamalah yang lebih kuat: hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. Firman Allah ﷻ: Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu. (Ash-Shaffat: 66) Allah ﷻ menyebutkan bahwa penghuni neraka memakan dari pohon ini yang bentuknya tiada yang lebih mengerikan dan tiada yang lebih buruk darinya, selain dari rasa, bau, dan citranya yang sangat buruk.
Mereka terpaksa memakan buah pohon zaqqum ini karena mereka tidak menemukan makanan lainnya kecuali pohon tersebut. Hal yang semakna disebutkan oleh Allah ﷻ dalam ayat lain melalui firman-Nya: Mereka tidak memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar. (Al-Gasyiyah: 6-7) ". Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Marzuq, telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Al-A'masy, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas r.a., bahwa Rasulullah ﷺ membaca ayat ini (Ash-Shaffat: 66), kemudian beliau bersabda: Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Seandainya setetes zaqqum dimasukkan ke dalam laut dunia, tentulah ia merusak (mencemari) penghidupan seluruh penduduk bumi, maka bagaimana pula dengan orang yang pohon zaqqum adalah makanannya? Iman Turmuzi, Imam Nasai, dan Ibnu Majah mengetengahkannya melalui hadis Syu'bah, dan Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Firman Allah ﷻ: Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas. (Ash-Shaffat: 67) Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah minuman air yang sangat panas sesudah makan buah zaqqum itu. Dan menurut riwayat lain bersumber darinya, dicampur dengan air yang sangat panas. Sedangkan selain Ibnu Abbas mengatakan bahwa minuman air yang sangat panas buat mereka itu dicampur dengan nanah dan keringat busuk yang keluar dari farji dan mata penduduk neraka.
:" Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Haiwah ibnu Syuraih Al-Hadrami, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah ibnul Walid, dan Safwan ibnu Amr, telah menceritakan kepadaku Ubaid, dari Abu Umamah Al-Bahilia r.a., dari Rasulullah ﷺ yang telah bersabda: Disajikan kepada penduduk neraka air yang sangat panas, maka ahli neraka yang bersangkutan sangat membencinya; dan apabila air itu didekatkan kepadanya, maka wajahnya terpanggang sehingga kulit kepalanya terkelupas dan terjatuh pada air itu; dan apabila ia meminumnya, semua ususnya hancur sehingga keluar dari duburnya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Rafi', telah menceritakan kepada kami Ya'qub ibnu Abdullah, dari Ja'far dan Harun ibnu Antrah, dari Sa'id ibnu Jubair yang telah mengatakan bahwa apabila penduduk neraka lapar, mereka meminta agar diberi pohon zaqqum. Lalu mereka memakan sebagian darinya, maka terkelupaslah kulit wajah mereka karenanya.
Seandainya seseorang yang kenal bersua dengan mereka, tentulah dia mengetahui mereka melalui kulit wajah mereka yang menempel pada buah zaqqum itu. Kemudian dijadikan mereka merasa haus. Lalu mereka meminta minum, maka mereka diberi minum dengan air yang sangat panas. Apabila air itu didekatkan kepada mereka dan berada di dekat mulut mereka, maka panasnya air itu membakar daging wajah mereka yang kulitnya telah terkelupas, dan isi perutnya hancur luluh.
Lalu mereka berjalan sedangkan isi perutnya keluar dalam keadaan hancur dan kulitnya rontok. Kemudian mereka dipukuli dengan gada-gada besi, maka semua anggota tubuhnya berentakan dan mereka menjerit seraya menyerukan kata-kata kecelakaan bagi dirinya. Firman Allah ﷻ: Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke neraka Jahim. (Ash-Shaffat: 68) Yakni selanjutnya tempat kembali mereka sesudah hukuman tersebut benar-benar ke neraka yang menyala-nyala dengan sangat hebatnya.
Adakalanya mereka disiksa dengan cara yang pertama, adakalanya pula disiksa dengan cara yang ini. Sebagaimana yang disebutkan di dalam firman Allah ﷻ: Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air yang mendidih yang memuncak panasnya (Ar-Rahman: 44) Demikianlah yang dikatakan oleh Qatadah sehubungan dengan tafsir ayat ini, dan ini merupakan tafsir yang baik lagi cukup kuat. As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan qiraat Ibnu Mas'ud r.a. tentang firman-Nya: Kemudian sesungguhnya tempat istirahat mereka benar-benar ke neraka Jahim. (Ash-Shaffat: 68) Ibnu Mas'ud r.a. pernah mengatakan, -'Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, tidaklah siang hari mencapai pertengahannya di hari kiamat, melainkan ahli surga telah ditempatkan di dalam surga dan ahli neraka ditempatkan di dalam neraka." Kemudian ia membaca firman-Nya: Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (Al-Furqan: 24) As-Sauri telah meriwayatkan dari Maisarah, dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Abu Ubaidah, dari Abdullah ibnu Mas'ud r.a. yang mengatakan bahwa belum lagi tengah hari berlalu di hari kiamat, melainkan ahli surga telah berada di tempatnya dan ahli neraka telah berada di tempatnya.
Sufyan mengatakan bahwa menurutnya setelah itu Abdullah ibnu Mas'ud r.a. membaca firman-Nya: Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (Al-Furqan: 24) Kemudian tempat peristirahatan mereka adalah neraka Jahim. Menurut hemat kami, berdasarkan tafsir ini berarti summa adalah huruf ataf yang mengetamkan antara khabar dengan khabar lainnya. Dan firman selanjutnya: Karena sesungguhnya mereka mendapati bapak-bapak mereka dalam keadaan sesat. (Ash-Shaffat: 69) Yakni sesungguhnya Kami balas mereka dengan siksaan tersebut, karena mereka menjumpai bapak-bapak mereka dalam keadaan sesat, lalu mereka mengikutinya tanpa dalil dan tanpa bukti.
Karena itulah disebutkan dalam firman berikunya: Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak orang-orang tua mereka itu. (Ash-Shaffat: 70) Mujahid mengatakan bahwa yuhra'un sama maknanya dengan berlari. Sa'id ibnu Jubair mengatakan seperti kerbau dicocok hidungnya, yakni menuruti jejak mereka tanpa pengetahuan."
Kemudian sungguh, setelah makan buah zaqqum yang pahit itu mereka mendapat minuman yang dicampur dengan air yang sangat panas hingga merusak pencernaan (Lihat pula: Surah Mu'ammad/47: 15). 68. Kemudian, sudah pasti tempat kembali mereka adalah ke neraka Jahim untuk selama-lamanya.
Kemudian Allah menjelaskan bahwa makanan penghuni neraka itu buah pohon zaqqum. Walau pun mereka mengetahui baunya yang busuk dan rasanya yang pahit tetapi karena sangat lapar dan makanan lain tidak ada terpaksa mereka memakannya sampai penuh perut mereka.
Allah berfirman:
Tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak menghilangkan lapar. (al-Gasyiyah/88: 6-7)
Sehabis makan buah zaqqum itu tentulah mereka memerlukan minuman. Maka kepada mereka disediakan minuman yang bercampur dari air yang sangat panas yang menghanguskan muka mereka, sebagaimana dilukiskan Allah dalam firman-Nya:
Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka bagi orang zalim, yang gejolaknya mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan (minum), mereka akan diberi air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan wajah. (al-Kahf/18: 29)
Setelah mereka makan dan minum maka mereka dikembalikan ke neraka Jahim, tempat asal mula mereka.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
POHON ZAQQUUM?
Setelah menerangkan berbagai nikmat yang dirasakan di dalam surga, sampai duduk bercengkerama bersoal jawab memperkatakan pengalaman zaman dahulu waktu hidup di dunia, sampai juga disimpulkan bahwa “mati itu sendiri telah mati “ sehingga orang akan khuluud atau kekal dalam nikmat itu, maka orang pun diajak berpikir kembali pada ayat yang berikutnya ini.
Ayat 62
“‘Apakah itu yang baik jadi sajian ataukah pohon zaqquum?"
Pada ayat 41 teiah dijelaskan bahwa sebagai orang-orang yang dimuliakan dalam surga, kepada mereka disajikan pula buah-buahan aneka warna. Di dalam ayat 45 dijelaskan pula, bahwa yang membawakan hidangan dan piala-piala tempat minum ialah pemuda-pemuda yang tampan. Diberi minuman air jernih menghilangkan haus dan dahaga, tidak ada minuman keras dan tidak pula yang membuat mabuk, itulah hidangan dan itulah sajian da-lam surga. Sekarang datanglah pertanyaan, manakah yang baik sajian demikian dengan pohon zaqquum?
Banyaklah disebutkan di dalam kitab-kitab tafsir tentang keadaan pohon zaqquum itu, yang tumbuhnya di dalam neraka, jika telah kita pahamkan dalam ayat 41 di atas, bahwa di dalam surga tumbuh berbagai macam pohon yang menghasilkan buah-buahan yang lezat, maka jelaslah bahwa kesuburan pohon surga itu ialah karena cukupnya air, sebab itu dia dipupuk dengan air dan tumbuh pada tanah. Tetapi zaqquum tumbuh dalam neraka, di tengah-tengah nyala api.
Ayat 63
“Sesungguhnya dia itu."
Yaitu pohon yang bernama zaqquum yang tumbuh dalam neraka itu,
“Kami jadikan percobaan bagi kaum yang Zalim."
Karena mereka tidak mau percaya bahwa ada pohon yang tumbuh di atas nyala api, bahkan dipupuk tumbuhnya oleh api. Padahal segala pohon selama ini tumbuh di atas tanah dan dipupuk kesuburannya oleh air. Lalu dijelaskan sekali lagi pada ayat berikut.
Ayat 64
“Dia adalah pohon yang keluar dari dasar neraka jahim."
Kaum musyrikin Quraisy menolak keterangan Nabi Muhammad ﷺ yang di-terimanya sebagai wahyu dari Allah ﷻ bahwa zaqquum tumbuh dalam api, karena yang mereka saksikan tiap hari hanyalah bahwa pohon tumbuh di tanah, dipupuk dan disuburkan oleh air. Adapun api, yang mereka saksikan selama ini hanya semata membakar. Kayu-kayu kering dibakar oleh api. Pada ayat 63 dikatakan, bahwa keterangan ini adalah fitnah, atau percobaan atau ujian bagi cara berpikirnya orang-orang musyrikin itu. Mereka tidak sanggup mempergunakan akal buat berpikir lebih jauh. Mereka saksikan manusia dan binatang hidup di permukaan bumi ini, di tanah daratan. Manusia dan binatang lain tidak dapat hidup di laut. Kalau dipindahkan ke laut manusia dan binatang lain itu akan mati. Tetapi untuk hidup di laut disediakan pada kehidupan ikan. Kalau ikan dipindahkan ke darat dia pun mati. Maka tidaklah mustahil jika Allah menyediakan sesuatu makhluk khususnya pohon bernama zaqquum, hidup suburnya dalam nyala api.
“Buahnya, “ yaitu buah dari pohon kayu zaqquum di neraka itu,
Ayat 65
“seakan-akan dia itu kepala-kepala setan-setan."
Setan adalah musuh manusia turun-temurun sejak Nabi Adam sampai kepada anak cucunya, sampai hari Kiamat. Sebab itu sejak semula kita mendengar nama setan timbullah rasa benci, rasa jijik, dan hina. Maka dtserupakanlah buah dari pohon zaqquum itu dengan setan-setan. Untuk memperkuat perumpamaan dari hal buruk dan terkutuknya. Dan biasanya, manusia janganlah mendekat, sedangkan menyebut saja nama setan dia sudah merasa hendak menjauh. Maka akan lebih terasalah siksaan itu setelah membaca ayat yang sesudahnya.
Ayat 66
“Maka sesungguhnya mereka benar-benar akan makan darinya."
Buah kayu zaqquum yang laksana kepala setan itulah yang akan jadi makanan mereka dalam neraka, sebagai imbalan dari buah-buahan lezat, enak dan memuaskan dalam surga sebagaimana yang telah disebutkan Allah ﷻ pada ayat 42 di atas tadi.
“Maka mereka akan memenuhi perut mereka dengan dia."
Karena tidak ada makanan lain hanya itu, terpaksalah itu juga yang dimakan, meskipun rasanya tidak enak, berduri, rupanya pun buruk laksana kepala-kepala setan.
Ayat 68
“Kemudian itu, sesungguhnya tempat mereka kembali ialah ke dalam Jahim."
Dengan merenungkan isi ayat 68 ini terasalah bagaimana keluh kesah manusia dalam neraka. Tempat berdiam adalah neraka Jahim yang selalu bernyala. Perut lapar ingin makan, lalu dibawa ke tempat makan. Padahal yang terhidang di sana hanya buah kayu zaqquum yang menimbulkan jijik dan benci, karena menyerupai kepala setan. Belum dimakan hati sudah muak, selera tidak terbuka, sedang makanan lain tidak ada. Setelah perut penuh oleh makanan yang terpaksa dilulur itu terasa keinginan minum. Sedang air yang tersedia tidak ada lain hanyalah air yang panas mendidih menggelegak tak dapat diminum. Akhirnya dalam penderitaan batin yang demikian kembali ke tempat semula, yaitu neraka Jahim tadi juga.
Ayat 67
“Kemudian setelah memakan buah itu."
Niscaya akan terasa haus, akan sangat dahaga yang memerlukan sangat kepada minum, karena perut telah penuh dengan makanan yang terpaksa saja dimakan. Kadang-kadang perlu ditolak dengan air, karena dia tersekat di kerongkongan.
“Pasti mereka akan meminum minuman yang bercampur air sangat panas."
Begitu payahnya, ngerinya dan seramnya, terasa haus ingin minum. Biasanya kalau dahaga telah memuncak, air jernih bersih dan sejuklah yang diharap akan diminum, tetapi yang didapat hanyalah air panas dan menggelegak, sebagai imbalan dari air jernih putih
Ayat 69
“Sesungguhnya mereka telah mendapati nenek moyang mereka dalam sesat."
Segala peribadahan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka, mereka turuti saja, tidak mereka pertimbangkan dengan akal, tidak mereka pikirkan dengan matang, tidak mereka selidiki menurut akal yang sehat kebenaran atau kesalahannya. Apatah lagi setelah Nabi Utusan Allah ﷻ datang memberikan keterangan, tidak pula mereka mau menerima penerangan itu dengan hati tulus, bahkan mereka tantang dengan keras.
Ayat 70
“Lalu mereka terburu-buru mengikut jejak mereka itu."
Itulah pangkal celaka yang akan membawa mereka masuk ke dalam neraka.
Maka di dalam ayat 69 dan 70 ini dijelaskan, bahwa memeluk suatu kepercayaan janganlah hanya semata-mata turut-turutan. Hendaklah pertimbangkan dengan baik. Pergunakanlah akal dan pikiran dan diiringi dengan kehalusan perasaan, agar diri jangan tersesat.
Di dalam ayat-ayat itu diuraikan nikmat yang akan diterima dalam surga dan adzab siksaan yang akan diderita dalam neraka. Keindahan nikmat dalam surga dapat dicapai dengan menyediakan diri sejak hidup yang sekarang. Dan untuk menjauhi adzab siksaan kejam yang menakutkan itu pun mudah pula mengaturnya dari sekarang. Yaitu kendalikan nafsu, latih diri menempuh jalan yang telah dibimbing dan dipimpinkan oleh Rasul yang telah diutus oleh Allah buat menunjukkan jalan yang benar bagi manusia.