Ayat
Terjemahan Per Kata
فَإِنَّهُمۡ
maka sesungguhnya mereka
يَوۡمَئِذٖ
pada hari itu
فِي
dalam
ٱلۡعَذَابِ
azab
مُشۡتَرِكُونَ
orang-orang yang bersekutu
فَإِنَّهُمۡ
maka sesungguhnya mereka
يَوۡمَئِذٖ
pada hari itu
فِي
dalam
ٱلۡعَذَابِ
azab
مُشۡتَرِكُونَ
orang-orang yang bersekutu
Terjemahan
Sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama merasakan azab.
Tafsir
Allah ﷻ berfirman, (Maka sesungguhnya mereka pada hari itu) pada hari kiamat (bersama-sama dalam azab) karena mereka bersekutu dalam kesesatan.
Tafsir Surat As-Saffat: 27-37
Sebagian dari mereka menghadap kepada sebagian yang lain berbantah-bantahan. Pengikut-pengikut mereka berkata (kepada pemimpin-pemimpin mereka), "Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dari kanan. Pemimpin-pemimpin mereka menjawab, "Sebenarnya kamulah yang tidak beriman.Dan sekali-kali kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamulah kaum yang melampaui batas. Maka pastilah putusan (azab) Tuhan kita menimpa atas kita; sesungguhnya kita akan merasakan (azab itu). Maka kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat. Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab.
Sesungguhnya demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat. Sesungguh nya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka, La illaha ilallah" (tiada Tuhan melainkan Allah), mereka menyombongkan diri dan mereka berkata, "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa kebenaran dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya). Allah ﷻ menyebutkan bahwa orang-orang kafir saling mencela di antara sesamanya di tempat perhentian hari kiamat, saling bertengkar di antara sesamanya di dasar neraka.
Seperti, yang disebutkan dalam firman-Nya: maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, "Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebagian azab api neraka?" Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab, "Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka, karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-Nya." (Al-Mu-min: 47-48) Dan firman Allah ﷻ: Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat ketika orang-orang yang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, "Kalau tidaklah karena kamu, tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman.
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah, "Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak) sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa. Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, "(Tidak), sebenarnya tipu daya(mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya.
Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan. (Saba- 31-33) Hal yang semisal dikatakan oleh mereka dalam surat ini melalui firman-Nya yang menyitir kata-kata mereka, yaitu: Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dari kanan (Ash-Shaffat: 28) Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada pemimpin-pemimpin mereka, "Kalianlah yang memaksa kami dengan kekuasaan kalian atas diri kami' karena kami adalah orang-orang yang lemah, sedangkan kalian adalah orang-orang yang kuat." Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan 'anilyamin ialah dari pihak kebenaran, ini merupakan perkataan orang-orang kafir yang ditujukan kepada setan-setan yang telah menyesatkan mereka.
Qatadah mengatakan bahwa manusia berkata kepada jin, "Dahulu sesungguhnya kalian datang kepada kami dari arah kebenaran, tetapi pada akhirnya kalian menghalang-halangi kami darinya dan menahan kami darinya. As-Saddi mengatakan bahwa kalian datang kepada kami dari arah kebenaran, padahal itu adalah kebatilan yang kalian hiasi sehingga kami menganggapnya baik, padahal hakikatnya kalian mencegah dan menghalang-halangi kami dari kebenaran.
Al-Hasan telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dari kanan. (Ash-Shaffat: 28) Yakni Allah datang kepadanya dari arah setiap kebaikan yang disukaiNya, tetapi setan menghalang-halangi manusia dari kebaikan itu. Ibnu Zaid mengatakan makna ayat ialah bahwa kalian menghalang-halangi antara kami dan kebaikan, dan kalian hambat kami dari Islam, Iman, dan mengerjakan amal kebaikan yang diperintahkan kepada kami, Yazid Ar-Risyk mengatakan, dari arah "Lailaha illallah" (tiada Tuhan melainkan Allah).
Khasif mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah setan-setan datang kepada mereka dari arah kanan mereka. Ikrimah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dari kanan. (Ash-Shaffat: 28) Yakni dari arah yang membuat kami percaya kepada kalian. Firman Allah ﷻ: (Pemimpin-pemimpin mereka) menjawab, "Sebenarnya kamulah yang tidak beriman. (Ash-Shaffat: 29) Para pemimpin dari kalangan jin dan manusia berkata kepada para pengikutnya masing-masing, bahwa duduk perkara yang sebenarnya tidaklah seperti yang kalian duga, melainkan hati kalian sendirilah yang ingkar terhadap keimanan, dan justru menerima kekafiran dan kedurhakaan.
Dan sekali-kali kami tidak berkuasa terhadapmu (Ash-Shaffat-30) Yakni tidak mempunyai alasan yang membuktikan kebenaran dari apa yang kami serukan kepadamu. bahkan kamulah kaum yang melampaui batas. (Ash-Shaffat: 30) Yaitu bahkan sebenarnya pada diri kalian terdapat sikap melampaui batas, karena itulah kalian memenuhi seruan kami dan meninggalkan kebenaran yang didatangkan kepada kalian oleh para nabi, padahal mereka telah mengemukakan alasan-alasan yang membenarkan apa yang disampaikan oleh mereka, tetapi kalian tetap menentang para nabi.
Maka pastilah putusan (azab) Tuhan kita menimpa atas kita, sesungguhnya kita akan merasakan (azab itu). Maka kami telah menyesatkan kamu, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat. (Ash-Shaffat: 31-32) Para pemimpin mereka berkata kepada mereka yang lemah, "Telah tetap keputusan Allah menyatakan bahwa kami adalah orang-orang yang celaka yang merasakan azab di hari kiamat." Maka kami sesatkan kalian. (Ash-Shaffat: 32) Artinya, kami seru kalian kepada kesesatan. sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat. (Ash-Shaffat: 32) Yakni maka kami seru kalian untuk melakukan hal seperti kami, dan ternyata kalian memenuhi seruan kami.
Maka Allah ﷻ berfirman: Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab. (Ash-Shaffat: 33) Yakni semuanya berada di dalam neraka mendapat azab yang sesuai dengan kesalahan masing-masing. Sesungguhnya demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat. Sesungguhnya mereka dahulu (Ash-Shaffat: 34-35) Yaitu ketika berada di alam dunia. apabila dikatakan kepada mereka "La ilaha illallah" (tiada Tuhan melainkan Allah), mereka menyombongkan diri. (Ash-Shaffat: 35)' Mereka sombong, tidak mau mengucapkannya, tidak seperti orang-orang mukmin yang mau mengatakannya. -: Ibnu Abu Hatim mengatakan telah menceritakan kepada kami Ubaidillah (Keponakan Ibnu Wahb), telah menceritakan kepada kami pamanku, telah menceritakan kepada kami Al-Lais, dari Ibnu Musafir alias Abdur Rahman ibnu Khalid, dari Ibnu Syihab, dari Sa'id ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mengucapkan, 'Tidak ada Tuhan selain Allah.
Barang siapa yang mengucapkannya, maka sesungguhnya dia telah memelihara harta dan jiwanya dariku kecuali dengan cara yang hak, sedangkan perhitungannya ada pada Allah ﷻ Dan Allah ﷻ menurunkan di dalam Kitab-Nya hal yang menceritakan tentang kaum yang sombong. Untuk itu Allah ﷻ berfirman: Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka, "La ilaha illallah" (tiada Tuhan melainkan Allah), mereka menyombongkan diri. (Ash-Shaffat: 35) Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Salamah Musa ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Sa'id Al-Jariri, dari Abul Ala yang mengatakan bahwa kelak di hari kiamat orang-orang Yahudi dihadapkan, lalu dikatakan kepada mereka, "Apakah yang dahulu kalian sembah?" Mereka menjawab, "Kami menyembah Allah dan Uzair." Dikatakan kepada mereka, "Pergilah ke arah kiri." Kemudian didatangkan kaum musyrik dan dikatakan kepada mereka, "Tidak ada Tuhan melainkan Allah." Maka mereka menyombongkan diri' Kemudian dikatakan kepada mereka, "Tidak ada Tuhan melainkan Allah," maka mereka menyombongkan diri.
Dikatakan lagi kepada mereka, "Tidak ada Tuhan melainkan Allah," maka mereka menyombongkan diri. Akhirnya dikatakan kepada mereka, "Ambillah jalan ke kiri!" Abu Nadrah (perawi) mengatakan bahwa lalu mereka berangkat dengan kecepatan yang lebih kencang daripada terbangnya burung. Abul Ala melanjutkan, bahwa kemudian didatangkanlah kaum muslim, lalu dikatakan kepada mereka, "Apakah yang dahulu kalian sembah?" Mereka menjawab, "Kami menyembah Allah ﷻ" Dikatakan kepada mereka, "Apakah kalian mengenal-Nya jika kalian melihat-Nya?" Mereka menjawab, "Ya." Maka Allah ﷻ memperkenalkan diri-Nya kepada mereka, dan Allah menyelamatkan mereka.
Firman Allah ﷻ: dan mereka berkata, "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?" (Ash-Shaffat: 36) Yakni apakah kami meninggalkan penyembahan berhala yang merupakan tuhan-tuhan nenek moyang kami hanya karena perkataan seorang penyair gila ini, yang mereka maksud Rasulullah ﷺ Maka Allah ﷻ menyanggah mereka dan mendustakan ucapan mereka itu: Sebenarnya dia (Muhammad) telah membawa kebenaran. (Ash-Shaffat: 37) Artinya, Rasulullah ﷺ itu datang membawa perkara yang hak dalam semua berita dan perintah yang disampaikan olehnya dari Allah ﷻ dan membenarkan rasul-rasul (sebelumnya). (Ash-Shaffat: 37) Yakni Nabi ﷺ membenarkan semua yang diberitakan oleh mereka menyangkut perihal dirinya yang antara lain sifat-sifat yang terpuji dan tuntunan-tuntunan yang lurus. Dan bahwa dia telah menyampaikan dari Allah tentang syariat dan perintah-Nya, sebagaimana yang disampaikan oleh para rasul sebelumnya. Tidaklah ada yang dikatakan (oleh orang-orang kafir) kepadamu itu selain apa yang sesungguhnya telah dikatakan kepada rasul-rasul sebelum kamu. (Fussilat: 43)"
Maka sesungguhnya mereka, baik para pemimpin maupun pengikut, pada hari itu bersama-sama merasakan azab sebagaimana mereka bersekutu dalam kesesatan. 34. Sungguh, demikianlah ketetapan Kami dalam memperlakukan dan memutuskan hukuman terhadap orang-orang yang berbuat dosa.
Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa azab ditimpakan kepada pemimpin-pemimpin dan pengikut-pengikutnya. Kedua golongan itu saling menuduh dan melempar tanggung jawab, namun mereka sama-sama dalam kesesatan. Yang menyesatkan tentulah menerima hukuman lebih berat. Mereka tidak hanya menanggung beban mereka sendiri, tetapi juga harus menanggung beban orang-orang yang mereka sesatkan.
Hukuman yang dijatuhkan Tuhan kepada kaum musyrikin itu sesuai dengan keadilan Tuhan terhadap hamba-hamba-Nya. Semua orang yang berdosa akan mendapat hukuman sesuai dengan kejahatannya. Demikian pula orang yang berbuat kebaikan akan diberi balasan sesuai dengan kebaikannya.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
TOLAK BERTOLAK KESALAHAN
Maka terjadilah tolak bertolak kesalahan, atau salah menyalahkan di antara si pengikut dengan yang diikut. Karena kejahatan menantang Allah dan Rasul-Nya itu pun mempunyai pemimpin-pemimpin juga. Setelah mereka dikumpulkan dalam neraka menerima adzab siksaan yang setimpal, di sanalah mereka sesal menyesali, salah-menyalahkan. Ini dijelaskan pada ayat yang selanjutnya.
Ayat 27
“Maka menghadaplah yang setengah mereka kepada yang setengah, tanya bertanya."
Dalam bunyi ayat sudah jelas, bahwa tempat mereka sudah disamakan, karena mereka sama seragam atau sejenis, sama-sama dalam golongan pendurhaka kepada Ilahi. Sehingga si pengikut yang selama dunia dipandang lebih rendah dari pemimpinnya, sekarang sudah berhadapan di satu tempat tinggal dalam neraka.
Ayat 28
“Mereka berkata, “Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dari sebelah kanan."
Yang berkata ini ialah si pengikut mendakwa atau menuduh orang-orang yang mem-bujuk mereka di kala hidup di atas dunia. Di ujung ayat dikatakan bahwa mereka datang dari sebelah kanan. Jalan dari sebelah kanan ialah berarti merayu, membujuk, memberikan harapan yang indah-indah, menghiasi kata-kata dengan mulut manis, sehingga yang dibujuk merasa senang dan percaya.
Ayat 29
“Mereka menjawab."
Yaitu pemimpin-pemimpin yang telah didakwa dan disesali oleh pengikutnya yang merasa telah tertipu itu.
“Bahkan kamu sendirilah yang sebenarnya tidak beriman."
Bukti mereka tidak beriman ialah karena mereka menurut saja apa yang dibujuk rayukan orang kepada mereka, karena tidak mempunyai pendirian. Orang yang beriman adalah orang yang berpendirian. Mereka itu tidak mudah menurut saja apa yang dikatakan orang. Oleh sebab itu janganlah kesesatan kamu, yang menyebabkan kamu masuk neraka ini semata-mata kalian timpakan kesalahannya kepada kami. Seruan kami tidak akan berkembang kalau tidak ada yang menyambutnya. Kalian telah menerimanya dengan kesukaan kalian sendiri.
Ayat 30
“Dan tidaklah ada pada kami sesuatu kekuasaan pun atas kamu."
Dalam ayat ini dijelaskan pengakuan pemimpin yang membujuk rayu itu bahwa mereka pun tidaklah ada kekuasaan apa-apa atas para pengikut itu. Para mengikut ada akal, ada pikiran buat menimbang. Kalau mereka tidak mau, tidak ada pemimpin yang dapat menguasainya.
“Bahkan kamulah kaum yang melanggar."
Artinya bahwa kamu sendiri pun tahu mana pekerjaan yang melanggar, mana yang melampaui batas.
Ayat 31
“Maka sudah sepantasnyalah keputusan Tuhan kita atas diri kita."
Dan ucapan ini terbayanglah pula penyesalan yang mendalam. Mereka mengakui terus terang bahwa mereka memang telah menyesatkan orang lain, tetapi orang-orang itu tidak akan dapat mereka sesatkan kalau orang itu beriman. Sekarang keduanya sudah nyata bersalah, baik yang mengajak mengapa mengajak, atau yang diajak mengapa mau. Keputusan Allah ﷻ menghukum mereka adalah pantas, adalah benar dan adil.
"Sesungguhnya dia!'—yaitu keputusan yang dijatuhkan Allah itu— “akan kita derita."
Tidak dapat kita mengelakkan diri lagi. Karena keputusan itu adalah tersebab ke-salahan kita sendiri.
Ayat 32
“Maka kami telah menyesatkan kamu."
Kami telah menyesatkan kamu karena selalu kami puji-puji kekafiran kamu dan kami katakan benar segala perbuatan yang salah, kami puji pekerjaanmu yang sepantasnya dicela;
“Sesungguhnya kami pun adalah orang-orang yang sesat."
Kami adalah orang yang sesat karena waswas dan keraguan, karena kedustaan dan kebohongan, karena kekosongan yang dikatakan berisi, karena penipuan kami terhadap orang yang bodoh.
Ayat 33
“Maka sesungguhnya mereka di hari itu di dalam adzab, adalah akan bersekutu."
Baik yang disesatkan atau yang menyesatkan bersama-samalah mereka itu menerima adzab dan siksaan dalam tempat yang sama, yaitu neraka Jahim.
Di dalam ayat-ayat bertemulah satu inti persoalan. Yaitu bahwa di dalam hal beragama tidaklah boleh seseorang hanya turut-turutan saja. Tidaklah boleh hanya menerima apa yang dikatakan dan dibujukrayukan oleh pemimpin dan pemuka. Hendaklah memakai pertimbangan sendiri, berpikir dengan logika (mantiq), mempertimbangkan yang benar dengan yang salah. Di hari Kiamat guru yang disanjung-sanjung itu tidaklah akan dapat memberikan pertolongan, malahan bisa saja sama-sama menerima hukuman di tempat yang sama di neraka.
Ayat 34
“Sesungguhnya Kami, begitulah yang akan Kami pembuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat."
Yang durhaka dan mempersekutukan Allah dengan yang lain. Karena kejahatan yang paling besar ialah durhaka dengan mempersekutukan Allah. Dialah puncaknya segala dosa.
Ayat 35
“Sesungguhnya mereka itu jika dikatakan orang kepada mereka, ‘Tidak ada tuhan selain Allah, “ mereka menyombongkan diri."
Menyombongkan diri, bersikap acuh tak acuh dan senang serta bangga dalam kemusyrikannya.
Dengan sikap sombong inilah Nabi Muhammad ﷺ diterima oleh musyrikin Quraisy di kala beliau menyampaikan seruan ini. Malahan seketika paman beliau Abu Thalib di dalam sakit keras akan meninggal, beliau dikerumuni oleh pemuka-pemuka musyrikin Quraisy itu. Maka seketika Nabi ﷺ membujuk pamannya itu supaya segera beliau mengucapkan dua kalimah syahadat, mengakui tidak ada tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah, pemuka musyrikin yang hadir itu, di antaranya Abu Jahal melarang pula Abu Thalib meninggalkan agama nenek moyangnya, sehingga meninggallah paman yang berjasa itu dalam keadaan musyrik karena dihambat oleh kesombongan pemuka musyrikin itu.
Ayat 36
“Dan mereka berkata, “Apakah kita akan meninggalkan tuhan-tuhan kita karena seorang penyair yang gila?"
Inilah salah satu bukti kesombongan mereka. Nabi Muhammad ﷺ yang menyam-paikan dakwah kepada mereka agar mengakui tidak ada tuhan selain Allah, mereka tuduh seorang penyair yang gila. Apakah karena hendak menuruti penyair gila ini akan kita hentikan menyembah tuhan-tuhan kita, dewa-dewa kita, berhala dan patung yang kita puja sejak zaman nenek moyang kita?
Namun Allah mempertahankan Rasul-Nya.
Ayat 37
“Padahal sebenarnya dia itu datang dengan kebenaran “
Dengan seruan yang tahan uji kebenarannya. Karena tuhan-tuhan berhala yang mereka sembah itu tidak ada mempunyai kekuatan secuil jua pun. Perbuatan mereka adalah perbuatan salah, yang tidak tahan uji dengan pikiran sehat.
“Dan dia pun mengakui rasul-iasul yang telah diutus."
Ayat 38
“Sesungguhnya kamu, pastilah kamu akan merasakan adzab siksaan pedih."
Karena kesombongan kamu dan penolakan kamu atas ajakan Rasul itu.
Ayat 39
“Dan tidaklah kamu akan diberi ganjalan, kecuali karena apa yang telah kamu kerjakan."
Tegasnya bahwa orang yang tidak bersalah, tidaklah akan menerima hukuman setimpal dan semua amalan dinilai menurut coraknya; amal baik diganjari baik, amal jahat diganjari siksaan dan adzab yang dijatuhkan dengan adil.