Ayat
Terjemahan Per Kata
مِن
dari
دُونِ
selain
ٱللَّهِ
Allah
فَٱهۡدُوهُمۡ
maka tunjukkan mereka
إِلَىٰ
kepada
صِرَٰطِ
jalan
ٱلۡجَحِيمِ
jahim/naraka
مِن
dari
دُونِ
selain
ٱللَّهِ
Allah
فَٱهۡدُوهُمۡ
maka tunjukkan mereka
إِلَىٰ
kepada
صِرَٰطِ
jalan
ٱلۡجَحِيمِ
jahim/naraka
Terjemahan
selain Allah. Lalu, tunjukkanlah kepada mereka jalan ke (neraka) Jahim.
Tafsir
(Selain Allah) yaitu berhala-berhala (maka tunjukkanlah kepada mereka) dan giringlah mereka (ke jalan jahim) atau jalan ke neraka.
Tafsir Surat As-Saffat: 20-26
Dan mereka berkata, "Aduhai, celakalah kita!" Inilah hari pembalasan. Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya. (Kepada malaikat diperintahkan), "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah selain Allah, maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian), karena sesungguhnya mereka akan ditanya, 'Mengapa kamu tidak tolong-menolong?' Bahkan pada hari itu mereka menyerah diri. Allah ﷻ menceritakan apa yang diucapkan oleh orang-orang kafir pada hari kiamat nanti, bahwa mereka mencela diri mereka sendiri, dan mengakui bahwa mereka dahulu sewaktu di alam dunia telah berbuat aniaya terhadap diri sendiri.
Apabila mereka menyaksikan kengerian-kengerian di hari kiamat, barulah mereka menyesali perbuatan mereka dahulu dengan penyesalan yang sebesar-besarnya. Pada saat itu tiada gunanya lagi penyesalan, karena nasi telah menjadi bubur. Dan mereka berkata, "Aduhai, gelakalah kita!" Inilah hari pembalasan (Ash-Shaffat: 20) Maka para malaikat dan orang-orang mukmin berkata kepada mereka: Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya. (Ash-Shaffat: 21) Ini dikatakan kepada mereka dengan nada kecaman dan cemooh, dan Allah ﷻ memerintahkan kepada malaikat untuk memisahkan orang-orang kafir dari orang-orang mukmin dalam tempat pemberhentian mereka.
Karena itulah disebutkan oleh firman selanjutnya: Kumpulkanlah orang-orang yang. zalim beserta teman sejawat mereka. (Ash-Shaffat: 22) Al-Nu'man ibnu Basyir r.a. mengatakan bahwa yang dimaksud dengan azwajahum ialah orang-orang yang serupa dan yang semisal dengan mereka. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abbas, Sa'id ibnu Jubair, Ikrimah, Mujahid, As-Saddi, Abu Saleh, Abul Aliyah, dan Zaid ibnu Aslam. Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Sammak, dari An-Nu'man ibnu Basyir ibnu Umar ibnul Khattab r.a. yang telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka. (Ash-Shaffat: 22) Bahwa yang dimaksud dengan azwajahum ialah teman-teman mereka.
Syarik telah meriwayatkan dari Sammak, dari An-Nu'man yang mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya ini, bahwa ia pernah mendengar Umar membaca firman-Nya: Kumpulkanlah orang-orang yang zalim bersama teman sejawat mereka. (Ash-Shaffat: 22) Makna yang dimaksud ialah orang-orang yang serupa dengan mereka. Umar mengatakan bahwa para penzina dikumpulkan bersama-sama para penzina lainnya, para pemakan riba dikumpulkan bersama para pemakan riba lainnya, dan para peminum khamr dikumpulkan dengan para peminum khamr lainnya.
Kasif telah meriwayatkan dari Miqsam, dari Ibnu Abbas r.a, bahwa yang dimaksud dengan azwajahum ialah istri-istri mereka: tetapi pendapat ini garib, karena yang terkenal dari Ibnu Abbas adalah pendapat yang pertama tadi, seperti yang diriwayatkan oleh Mujahid dan Sa'id ibnu Jubair dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan azwajahum ialah teman-teman sejawat mereka dan apa yang dahulu mereka sembah selain Allah, yakni berhala-berhala dan sekutu-sekutu yang mereka sembah-sembah dikumpulkan bersama-sama mereka di suatu tempat khusus buat mereka.
Firman Allah ﷻ: maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka (Ash-Shaffat-23) Yakni tunjukkanlah mereka jalan menuju ke Jahanam. Makna ayat ini sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat dengan muka mereka (diseret) dalam keadaan buta, bisu, dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam. Tiap-tiap kali nyala api Jahanam itu akan padam, Kami tambah bagi mereka nyalanya. (Al-Isra: 97) Adapun firman Allah ﷻ: Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) karena sesungguhnya mereka akan ditanya. (Ash-Shaffat: 24) Yakni hentikanlah mereka untuk menjalani pertanyaan tentang amal perbuatan dan ucapan-ucapan yang pernah mereka lakukan selama di dunia, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ad-Dahhak dari Ibnu Abbas, bahwa dikatakan, "Hentikanlah mereka, sesungguhnya mereka akan menjalani perhitungan amal perbuatan." Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami An-Nufaili, telah menceritakan kepada kami Al-Mu'tamir ibnu Sulaiman yang mengatakan, bahwa ia pernah mendengar Lais menceritakan hadis berikut dari Bisyr, dari Anas ibnu Malik r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda: Barang siapa yang menyeru kepada sesuatu, maka sesuatu itu dikumpulkan bersamanya sampai hari kiamat tanpa bisa meninggalkannya dan tanpa berpisah darinya.
Jika yang diserunya adalah seorang lelaki, maka yang menemaninya adalah seorang lelaki. Kemudian Rasulullah ﷺ membaca firman-Nya: Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) karena sesungguhnya mereka akan ditanya (Ash-Shaffat: 24) Iman Turmuzi meriwayatkannya melalui hadis Lais ibnu Abu Salim, dan Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Ya'qub ibnu Ibrahim, dari Mu'tamir, dari Lais, dari seorang lelaki, dari Anas r.a. secara marfu'. Abdullah ibnul Mubarak mengatakan bahwa ia pernah mendengar Usman ibnu Zaidah mengatakan bahwa sesungguhnya yang mula-mula dipertanyakan kepada seseorang adalah teman-teman sekedudukannya, kemudian dikatakan kepada mereka dengan nada kecaman dan cemoohan: Mengapa kamu tidak tolong-menolong? (Ash-Shaffat: 25) Sebagaimana yang kalian duga bahwa kalian semua mendapat pertolongan.
Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri. (Ash-Shaffat: 26) Yakni taat kepada perintah Allah, tidak berani menentang-Nya dan tidak berani menyimpang dari perintah-Nya; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui."
Bawalah serta apa yang orang-orang musyrik itu sembah selain Allah, lalu tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka dan giringlah mereka masuk ke dalamnya. '24. Allah memerintah malaikat, 'Tahanlah mereka di tempat pemberhentian, sesungguhnya mereka akan ditanya tentang kebohongan dan dosa yang telah mereka lakukan di dunia. '.
Kemudian pada hari itu diperintahkan kepada malaikat Zabaniyah untuk mengumpulkan orang-orang yang telah berbuat zalim, agar pergi ke tempat hukuman menurut kelompok perbuatan dosa mereka masing-masing, yaitu para pezina sesama pezina, pemakan riba sesama pemakan riba, demikianlah seterusnya. Demikian pula penyembah-penyembah berhala dikumpulkan bersama berhalanya agar mereka tambah merasa malu dan sedih. Lalu mereka digiring menuju neraka Jahim. Allah berfirman:
Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari Kiamat dengan wajah tersungkur, dalam keadaan buta, bisu, dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam. Setiap kali nyala api Jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi nyalanya bagi mereka. (al-Isra'/17: 97).
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
PENDERITAAN
Ayat 20
“Dan mereka pun berkata, ‘Wahai malangnya kita!'"
Itulah suatu sesalan nasib yang sangat menyayat hati. Mengeluh dan merasa diri telah malang. Betapa tidak, padahal kalau perintah Allah dikerjakan, jalan Rasul dituruti di waktu hidup di dunia yang hanya sebentar atau sejenak di banding dengan hidup di akhirat, tidaklah badan akan menderita semacam ini dalam panasnya api neraka. Barulah mereka sadar, pada tempat yang kesadaran tidak berguna lagi,
“Inilah rupanya hari pembalasan, itu."
Yah, itulah Hari Pembalasan. Hal itu dari jauh hari, masih tatkala di dunia sudah diperingatkan. Tetapi apalah hendak dikata, peringatan itu diabaikan saja, tidak dipedulikan, seakan-akan tidak didengar bahkan dibenci.
Maka datanglah penegasan dari Allah ﷻ
Ayat 21
Memang, Inilah dia Hati Keputusan yang selalu kamu dustakan itu."
Dan keputusan itu dijatuhkan dengan adil. Tidak ada orang yang dihukum padahal dia tidak bersalah, dan tidak pula ada kebaikan yang tersembunyi dari mata Allah ﷻ Kesalahan yang besar-besar yang dinamai al-Kabaair, dosa besar, yang berpokok pada mempersekutukan yang lain dengan Allah, membunuh sesama manusia di luar keputusan hukum, berzina, naik saksi dusta untuk mencelakakan orang lain, dan berbagai dosa yang telah banyak disebutkan di dalam hadits-hadits Rasulullah ﷺ adalah perhitungan utama tentang dosa. Yang paling hebat ialah menolak kebenaran agama Allah ﷻ yang dibawa rasul, mendustakan apa yang dia sampaikan.
Lalu datanglah perintah Allah ﷻ kepada malaikat-malaikat yang ditugaskan,
Ayat 22
“Kumpulkanlah orang-orang yang zalim itu bersama yang sehaluan."
Kumpulkan segala yang seragam, penipu sama penipu, pezina sama pezina, pemakan riba sesama pemakan riba, munafik sesama munafik, peminum tuak sesama peminum tuak. Demikianlah ditafsirkan oleh Sa'id bin Jubair dan Mujahid.
“Dan barang yang telah mereka sembah."
Jika yang mereka sembah itu berhala, kumpulkan bersama berhala itu sekali. Jika yang mereka sembah harta benda, longgok-kan harta benda yang mereka sembah itu ber-sama mereka, biar sama-sama hanyut masuk neraka.
Ayat 23
“Lain dari Allah."
Yaitu hendaklah segala yang mereka sembah selain dari Allah itu dilonggokkan dan dikumpulkan bersama mereka untuk melenyapkan siksaan yang akan mereka derita, karena sudah nyata bahwa segala barang yang mereka sembah itu, sedikit pun tidak ada yang akan dapat menolong mereka di hari itu.
Niscaya termasuk jugalah dalam barang yang akan dikumpulkan bersama orang-orang berdosa yang seragam itu, ialah kuburan dengan segala pemuja kubur. Berapa banyaknya dalam negeri Islam, setelah kaum Muslimin tidak memahamkan lagu hakikat ajaran tauhid, mereka pergi berduyun-duyun meminta tolong, menyampaikan permohonan, memuja, membakar kemenyan dan membawa berbagai kembang-kembang ke atas kubur orang yang mereka anggap keramat. Kubur-kubur itu di mana-mana sudah disamakan dengan berhala. Ke sana minta tolong diberi keuntungan berniaga, diberi putra, supaya anak gadis lekas mendapat jodoh.
“Maka tunjukkanlah kepada mereka jalan menuju neraka Jahim."
Tentu dalam perjalanan beramai-ramai itu, seragam sama seragam, pemabuk sama pe-mabuk, pezina sama pezina, dan sebagainya dan disertai pula dengan persembahan masing-masing, maka di tengah perjalanan itu jelaslah lesu wajah mereka karena bingung, takut, sesal dan cemas. Lalu tanya bertanya ke mana kita ini akan dibawa.
Ayat 24
“Dan tahanlah mereka."
Tiba-tiba dalam perjalanan menuju jahim itu, di tengah jalan datanglah perintah Allah kepada malaikat, supaya mereka itu ditahan sewaktu. Mereka belum dapat terus saja masuk ke neraka itu.
“Sesungguhnya mereka akan ditanya."
Untuk menjelaskan maksud ayat ini dapat kita tafsirkan lagi lanjutan ayat 71 dari surah az-Zumar itu. Di sana dinyatakan setelah rombongan itu dekat ke pintu neraka Jahannam itu, pintu itu pun segera terbuka. Maka datanglah khazanahnya yaitu malaikat-malaikat yang ditugaskan Allah ﷻ menanggung jawab keadaan neraka. Lalu malaikat itu bertanya, “Mengapa kalian sampai kemari, bukankah telah datang kepada kamu utusan-utusan Allah, yang terdiri dari kaum kamu sendiri, menyampaikan ayat-ayat
Allah kepada kamu, dan memberi ingat kepada kamu bahwa kalau ajaran itu tidak kamu ikuti niscaya kamu akan bertemu dengan hari yang seperti ini. Semua menjawab, “Balaa “ Artinya bahwa mereka mengakui terus terang bahwa memang rasul-rasul itu telah datang, dan mereka itu bukan orang lain, melainkan keluarga kami sendiri, dan ajaran itu telah mereka sampaikan, namun kami ingkari tidak kami acuhkan seruan itu. Maka berlakulah kalimat Allah yang benar atas orang yang aniaya.
Kemudian datang lagi pertanyaan, yang akan menambah dalam luka siksaan jua.
Ayat 25
“Mengapa kamu tidak bertolong-tolongan?"
Bukankah semasa di dunia kamu bela-membela,tolong-menolong. Jika seorangteman sepaham bersalah, yang lain membela dengan sekuat tenaga, walaupun jelas kesalahan teman yang sepaham itu. Walaupun membela menurut pepatah orang, “Menegakkan benang basah." Sekarang semuanya dibelenggu, digiring dengan penuh kehinaan, ketakutan, ke-cemasan ke dalam Jahim, yaitu neraka yang bernyala, namun seorang pun tidak ada yang berusaha membela temannya, mengapa?
Ayat selanjutnya menjelaskan duduk soal.
Ayat 26
“Bahkan mereka di hari itu sudah menyerah saja."
Mereka sudah menyerah saja, karena kekuatan untuk bertahan tidak ada lagi. Kesalahan itu telah merekan diri, sehinga tidak dapat mengangkat muka. Hati pun mengakui bahwa hukuman yang diterima adalah adil, karena diri memang bersalah. Tidak ada yang kuat kuasa, melainkan Allah.