Ayat
Terjemahan Per Kata
وَأَبۡصِرۡهُمۡ
dan lihatlah/terangkanlah mereka
فَسَوۡفَ
maka kelak
يُبۡصِرُونَ
mereka akan melihat/mendengar
وَأَبۡصِرۡهُمۡ
dan lihatlah/terangkanlah mereka
فَسَوۡفَ
maka kelak
يُبۡصِرُونَ
mereka akan melihat/mendengar
Terjemahan
Lihatlah mereka! Maka, kelak mereka akan melihat (azab itu).
Tafsir
(Dan terangkanlah kepada mereka) apabila azab turun kepada mereka (maka kelak mereka akan mengetahui) akibat dari kekafiran mereka.
Tafsir Surat As-Saffat: 171-179
Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang. Maka berpalinglah kamu (Muhammad) dari mereka sampai suatu ketika. Dan terangkanlah kepada mereka, (akibat kekafiran mereka) maka kelak mereka akan mengetahui (nya). Maka apakah mereka meminta supaya siksa Kami disegerakan? Maka apabila siksaan itu turun di halaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu.
Dan berpalinglah kamu dari mereka hingga suatu ketika. Dan lihatlah, karena mereka juga akan melihat. Firman Allah ﷻ: Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul. (Ash-Shaffat: 171) Yakni telah ditetapkan di dalam Kitab yang pertama (Lauh Mahfuz), bahwa kesudahan yang baik itu bagi para rasul dan orang-orang yang mengikutinya di dunia dan di akhirat. Seperti yang disebutkan oleh ayat lain melalui firman-Nya: Allah telah menetapkan, "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.
Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa. (Al-Mujadilah: 21) Dan firman Allah ﷻ: Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat) (Al-Mu-min: 51) Karena itulah disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya: Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. (Ash-Shaffat: 171-172) Maksudnya, di dunia dan di akhirat. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa mereka mendapat pertolongan dari Allah atas kaumnya yang mendustakan dan menentang mereka, dan bagaimana Allah membinasakan orang-orang kafir dan menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang beriman.
Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menane (Ash-Shaffat: 173) Yaitu kesudahan yang baik hanyalah bagi mereka. Firman Allah ﷻ: Maka berpalinglah kamu (Muhammad) dari mereka sampai suatu ketika. (Ash-Shaffat: 174) Artinya, bersabarlah kamu dalam menghadapi gangguan mereka yang menyakitkan terhadap dirimu, tunggulah sampai batas waktu yang ditetapkan; karena sesungguhnya Kami akan menjadikan bagimu kesudahan yang baik, pertolongan dari Kami dan kemenangan. Karena itulah ada sebagian dari mereka yang mengatakan bahwa Allah menangguhkan janji-Nya itu sampai hari Perang Badar, sedangkan peperangan lain yang sesudahnya termasuk ke dalam pengertiannya.
Firman Allah ﷻ: Dan terangkanlah kepada mereka (akibat kekafiran mereka), maka kelak mereka akan mengetahui (nya). (Ash-Shaffat: 175) Yakni tunggulah dan perhatikanlah apa yang akan menimpa mereka dari siksaan dan pembalasan disebabkan menentang dan mendustakanmu. Karena itu, disebutkan dalam firman selanjutnya: maka kelak mereka akan mengetahui (nya). (Ash-Shaffat: 175) Ungkapan ini mengandung ancaman dan peringatan terhadap mereka. Firman Allah ﷻ: Maka apakah mereka meminta supaya siksa Kami disegerakan? (Ash-Shaffat: 176) Yakni sikap mereka yang mendustakan dan mengingkari itu seakan-akan mereka minta disegerakan agar siksaan segera diturunkan kepada mereka.
Karena sesungguhnya Allah ﷻ pasti murka terhadap perbuatan mereka itu dan akan menyegerakan siksaan atas mereka. Selain itu karena kekafiran dan keingkaran mereka yang sangat, mereka meminta agar azab dan siksaan segera diturunkan atas diri mereka. Firman Allah ﷻ: Maka apabila siksaan itu turun di halaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu. (Ash-Shaffat: 177) Apabila azab diturunkan di tempat mereka, maka seburuk-buruk hari adalah hari turunnya kebinasaan dan kehancuran atas diri mereka.
As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka apabila siksaan itu turun di halaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu. (Ash-Shaffat: 177) Yakni betapa buruklah pagi hari yang dialami oleh mereka. Karena itulah disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui hadis Ismail ibnu Aliyyah, dari Abdul Aziz ibnu Suhaib, dari Anas r.a. yang menceritakan bahwa pada pagi hari Rasulullah ﷺ (bersama pasukannya) berada di tanah Khaibar, ketika orang-orang Khaibar keluar (dari benteng mereka) dengan membawa cangkul dan alat pertanian mereka (menuju kebun-kebun mereka) melihat pasukan (kaum muslim) itu, maka mereka kembali masuk ke dalam bentengnya seraya berseru (kepada teman-temannya), "Muhammad, demi Tuhan, datang dengan pasukannya!" Maka Nabi Saw! bersabda: Allah Mahabesar, hancurlah Khaibar.
Sesungguhnya kami apabila menyerang halaman suatu kaum, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu. Imam Bukhari meriwayatkan hadis ini melalui hadis Malik ibnu Humaid, dari Anas. Imam Ahmad berkata: Rauh menceritakan kepada kami, Said bin Abu Arubah menceritakan kepada kami, dari Qatadah, dari Anas bin Malik, dari Abu Talhah r.a. Disebutkan bahwa pada pagi hari Rasulullah ﷺ sampai di Khaibar, sedangkan penduduknya telah mengambil peralatan pertanian mereka dan berniat akan berangkat pagi itu menuju lahan dan kebun mereka. Tetapi manakala mereka melihat Nabi ﷺ (bersama pasukannya), kembalilah mereka ke belakang (masuk ke dalam benteng mereka). Maka Rasulullah ﷺ bersabda: Allahu Akbar, Allahu Akbar! Sesungguhnya kami apabila turun di halaman suatu kaum maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu.
Mereka tidak mengetengahkannya melalui jalur ini, tetapi predikatnya sahih dengan syarat syaikhain. Firman Allah ﷻ: Dan berpalinglah kamu dari mereka hingga suatu ketika. Dan lihatlah, karena mereka juga akan melihat. (Ash-Shaffat: 178-179) Ayat ini berkedudukan mengukuhkan perintah yang telah disebutkan di atas; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui."
174-176. Wahai Nabi Muhammad, demikianlah janji Allah. Maka berpalinglah engkau dari mereka yang musyrik itu sampai waktu tertentu, yaitu waktu datangnya azab bagi mereka di dunia atau datangnya du-kungan Allah yang menguatkan dan memenangkanmu atas mereka. Dan perlihatkanlah kepada mereka gambaran azab yang akan Allah timpakan kepada orang-orang yang ingkar, maka kelak mereka akan melihat dan merasakan azab itu. Setelah engkau laksanakan perintah Allah tersebut, maka perhatikanlah apakah mereka merasa takut atau bergeming seraya meminta kepadamu, dengan nada mengejek, agar azab Kami disegerakan menimpa mereka. 174-176. Wahai Nabi Muhammad, demikianlah janji Allah. Maka berpalinglah engkau dari mereka yang musyrik itu sampai waktu tertentu, yaitu waktu datangnya azab bagi mereka di dunia atau datangnya du-kungan Allah yang menguatkan dan memenangkanmu atas mereka. Dan perlihatkanlah kepada mereka gambaran azab yang akan Allah timpakan kepada orang-orang yang ingkar, maka kelak mereka akan melihat dan merasakan azab itu. Setelah engkau laksanakan perintah Allah tersebut, maka perhatikanlah apakah mereka merasa takut atau bergeming seraya meminta kepadamu, dengan nada mengejek, agar azab Kami disegerakan menimpa mereka.
Untuk mewujudkan kemenangan itu, Allah meminta Nabi Muhammad agar berpaling dari mereka. Maksudnya yaitu menunjukkan sikap tidak suka pada sikap pembangkangan mereka, tidak menghiraukan ancaman mereka, dan melanjutkan dakwah pada mereka dengan penuh tawakal kepada Allah, sebagaimana diperintahkan Allah dalam ayat lain:
Dan janganlah engkau (Muhammad) menuruti orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, janganlah engkau hiraukan gangguan mereka dan bertawakallah kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung. (al-A.hzab/33: 48)
Di samping diperintahkan berpaling, Nabi Muhammad juga diperintahkan untuk melihat perkembangan selanjutnya, yaitu menunggu, karena pertolongan Allah pasti datang. Pertolongan itu adalah takluknya kota Mekah, sebagaimana dinyatakan ayat berikut:
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah, maka bertasbihlah dalam dengan Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat. (an-Nashr/110: 1-3)
Mereka juga akan melihat perkembangan dan menunggu. Tetapi yang mereka tunggu hanyalah kekalahan.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
JANJI ALLAH ﷻ KEPADA RASUL-RASUL-NYA
Ayat 171
“Dan sesungguhnya telah terdahulu janji Kami terhadap hamba-hamba Kami yang diutus “
Ayat 172
“Sesungguhnya mereka itu, mereka adalah orang-orang yang pasti ditolong."
Dengan ayat-ayat ini Allah ﷻ memberikan permakluman kepada Rasul-Nya, Muhammad ﷺ sebagai pengobat jerih payah beliau berjuang, bahwasanya bagaimana pun kesusahan, kesukaran, dan penderitaan yang dia hadapi, bagaimana pun halangan dan rintangan dari kaumnya, namun kemenangan terakhir tetap akan ada pada Muhammad saw,. Karena begitulah yang telah ditentukan Allah terlebih dahulu sebelum mengutus seorang rasul. Mereka akan disakiti, mereka akan dicemoohkan, mereka akan didustakan. Pada ayat-ayat yang telah lalu telah diterangkan secara pendek tentang perjuangan beberapa orang dari rasul-rasul itu, sejak Nuh, Ibrahim, Musa dan Harun, Luth dan Ilyas, demikian pula Yunus. Betapa hebat perjuangan mereka itu, namun kemenangan terakhir tetap pada mereka. Allah ﷻ memberikan kepastian bahwa mereka akan ditolong.
Ayat 173
“Dan sesungguhnya tentara Kami, merekalah yang pasti akan menang."
Segala mereka yang berjuang menegakkan jalan Allah di dunia ini, bernamalah ten-tara Allah. Kadang-kadang mereka disebut jundullah, kadang-kadang disebut Hizbullah, tentara Allah atau partai Allah. Yakni orang yang telah mengorbankan dirinya untuk semata-mata menyampaikan seruan Allah, atau melapangkan jalan Allah di muka bumi ini. Perjuangan mereka pasti menang. Dengan arti bahwa setiap perjuangan mesti menempuh pengorbanan. Bila peperangan telah terjadi, yang akan tewas mencapai syahid sudah ter-masuk dalam perhitungan. Barangkali akan banyak tentara yang tewas, karena hebatnya pertempuran. Tetapi kemenangan terakhir akan tercapai oleh tentara Allah. Sebab tidaklah dia bernama tentara Allah kalau bukan kebenaran yang dia perjuangkan.
Inilah yang dijanjikan oleh Rasulullah ﷺ dalam sabda beliau,
“Senantiasa akan ada suatu golongan dalam umatku orang-orang yang tegak membela kebenaran. Tidaklah mereka akan dapat diperdayakan oleh orang yang mencoba menggagalkan mereka dan tidak pula orang yang menantang mereka, sampai datang saat yang ditentu Allah (Kiamat). Dan merekalah yang menang." (HR Bukhari dan Muslim)
Imam Nawawi ketika menafsirkan hadits ini berkata bahwa yang dimaksud dengan Thaaifah atau golongan yang berbagai corak orang yang beriman, di antaranya ialah orang-orang yang di medan perang, di antaranya ialah ahli-ahli pikir agama (fiqih), di antaranya ialah ahli-ahli hadits, di antaranya ialah orang-orang yang zahid, di antaranya ialah orang yang berani melakukan amar ma'ruf nahi munkar, dan di antaranya ialah macam ragam Mukmin yang lain yang suka dengan jelas mengerjakan yang baik-baik. Sebab itu tidaklah mesti bahwa mereka terkumpul. Mungkin mereka tersebar di negeri, namun corak perjuangan mereka adalah sama, yaitu menegakkan jalan Allah dengan gagah berani."
Ayat 174
“Maka berpalinglah engkau dari mereka."
Maksud menyuruh Nabi ﷺ berpaling dan mereka bukanlah berarti menyuruh Nabi meninggalkan mereka buat selama-lamanya. Maksud yang terkandung dalam kalimat ber-paling di sini ialah jangan begitu dipedulikan sikap mereka yang menyakiti itu, pandang seakan-akan tidak ada saja.
“Sampai suatu ketika."
Karena segala rencana dari pihak kaum musyrikin itu pastilah akan gagal juga, sebab yang mereka perjuangkan bukanlah barang yang benar, melainkan memperturutkan kata hati karena mempertahankan sesuatu yang salah.
Setengah ahli tafsir berpendapat, suatu ketika itu ialah kekalahan musyrikin yang membuat kehancuran mereka dalam Peperangan Badar, yang terjadi setelah Rasulullah hijrah ke Madinah.
Dalam ungkapan yang biasa terpakai di Indonesia kalimat sampai suatu ketika itu berdekatan aitinya dengan “tunggu tanggal mainnya."
Ayat 175
“Dan pandanglah mereka, maka mereka pun akan memandang."
Maksud ayat ini ialah menganjurkan kepada Rasulullah ﷺ supaya memerhatikan gerak-gerik mereka, perkembangan mereka. Yaitu kaum musyrikin itu. Dalam perintah Allah ﷻ ini terkandung suatu anjuran yang penting, yaitu mengetahui di mana segi kekuatan dan kelemahan lawan. Sehingga mana perhitungan langkah mereka, di mana letak latar belakang mereka. Perhatikan perpecahan yang ada di kalangan mereka, sehingga mana jauh pandangan mereka. Dan mereka pun akan memandang pula. Tetapi yang akan mereka pandang itu bukanlah jalan masuk ke dalam Islam, melainkan jalan untuk menantangnya. Sebab itu pandangan mereka yang terakhir kelak ialah adzab api neraka.
Ayat 176
“Maka apakah terhadap adzab Kami mereka minta disegerakan?"
Dengan congkak dan sombongnya mereka pernah menantang Nabi ﷺ meminta, kalau benar ada adzab siksaan neraka itu, coba bawa sekarang juga.
Lalu Allah ﷻ memberi peringatan.
Ayat 177
“Maka apabila dia turun di halaman mereka."
Yaitu apabila adzab yang mereka minta disegerakan itu diturunkan Allah ﷻ di halaman rumah mereka, atau di lapangan tempat mereka berkumpul.
“Maka amat buruklah pagi hrti yang akan dialami oleh orang-orang yang diberi peringatan itu."
Kalau permohonan atau tantangan mereka yang congkak itu dikabulkan Allah SWT, sehingga di lapangan tempat mereka berkumpul itu sendiri adzab turun, semuanya akan kelabakan. Tidak akan ada yang sanggup bertahan, tidak akan ada yang sanggup melarikan diri ke mana jua pun. Pendeknya pagi sehari adzab itu datang adalah pagi yang kucar-kacir bagi mereka.
Adzab itu memang datang juga di Peperangan Badar. Tujuh puluh pemuka dan prajurit Quraisy yang penting sebagai penantang selama ini tewas di sana.
Ayat 178
“Dan berpalinglah engkau dari mereka, sampai suatu ketika."
Maka apabila datang tantangan mereka minta agar adzab itu diturunkan sekarang juga, jangan engkau naik darah atau murka mendatangkan tantangan itu karena apa yang mereka minta akan diberi. Mereka akan merasakannya sendiri kelak.
Ayat 179
“Dan pandanglah, maka mereka pun akan memandang."
Namun Nabi ﷺ melihat dan memandang sejak dari jauh hari, akibat apa yang akan mereka derita kelak, sedang mereka, kaum musyrikin itu akan melihat sesuatu kehancuran yang dari semula tidak pernah mereka pikirkan.