Ayat
Terjemahan Per Kata
فَـَٔامَنُواْ
lalu mereka beriman
فَمَتَّعۡنَٰهُمۡ
maka Kami beri kesenangan mereka
إِلَىٰ
kepada/sampai
حِينٖ
waktu yang tertentu
فَـَٔامَنُواْ
lalu mereka beriman
فَمَتَّعۡنَٰهُمۡ
maka Kami beri kesenangan mereka
إِلَىٰ
kepada/sampai
حِينٖ
waktu yang tertentu
Terjemahan
lalu mereka beriman. Maka, Kami menganugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu.
Tafsir
(Lalu mereka beriman) sewaktu mereka menyaksikan azab yang telah dijanjikan kepada mereka (karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka) artinya, kami biarkan mereka menikmati harta yang ada pada mereka (hingga waktu yang tertentu) hingga ajal mereka datang.
Tafsir Surat As-Saffat: 139-148
Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedangkan ia dalam keadaan sakit.
Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu. Dalam surat Al-Anbiya telah disebutkan bahwa kisah Nabi Yunus a.s. Dan di dalam Kitab Sahihan disebutkan, bahwa Rasulullah ﷺ Telah bersabda: Tidaklah layak bagi seseorang bila mengatakan bahwa aku ini lebih baik daripada Yunus ibnu Mata.
Nisbatnya itu kepada ibunya dan menurut pendapat lain dinisbatkan kepada ayahnya. Firman Allah ﷻ: (ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan. (Ash-Shaffat: 140) Ibnu Abbas r.a. mengatakan bahwa al-masyhun artinya yang sarat dan penuh dengan muatan. kemudian ia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. (Ash-Shaffat: 141) Yakni terkalahkan dalam undian tersebut. Demikian itu karena perahu yang ditumpanginya keberatan muatan hingga hampir tenggelam dan ombak laut masuk ke dalam perahu itu dari semua sisinya. Kemudian mereka mengadakan undian, dengan ketentuan bahwa barang siapa yang namanya keluar dari undian tersebut, maka ia harus dilemparkan ke laut agar beban perahu tidak terlalu berat.
Ternyata undian tersebut jatuh kepada Nabi Yunus a.s. sekalipun diulang tiga kali, karena mereka tidak suka bila beliau dilemparkan ke laut. Akhirnya Nabi Yunus terpaksa melepaskan bajunya untuk menceburkan dirinya ke laut. Sekalipun mereka mencegahnya. Kemudian Allah ﷻmemerintahkan kepada ikan besar (ikan paus) dari laut hijau untuk membelah laut dan pergi ke tempat Nabi Yunus berada, lalu menelannya, tetapi tidak boleh melukai dagingnya, dan tidak boleh pula mematahkan tulangnya.
Ikan besar itu telah berada di tempat saat Nabi Yunus menceburkan dirinya ke laut, lalu ia langsung menelannya dan membawanya pergi mengelilingi semua laut. Ketika Nabi Yunus telah berada di dalam perut ikan, ia mengira bahwa dirinya telah mati. Lalu ia gerakkan kepala dan kedua kakinya serta semua anggota tubuhnya, ternyata dirinya masih hidup. Kemudian ia berdiri dan salat di dalam perut ikan; dan di antara doa yang diucapkannya ialah ''Ya Tuhanku, aku jadikan untuk menyembahmu sebuah masjid di suatu tempat yang tidak dapat dicapai oleh seorang manusia pun." Para ulama berselisih pendapat tentang lamanya masa Nabi Yunus berada di dalam perut ikan besar itu.
Suatu pendapat mengatakan tiga hari, ini menurut Qatadah. Ada yang menyebutkan tujuh hari, ini menurut Ja'far As-Sadiq r.a. Dan menurut pendapat lainnya empat puluh hari, ini menurut Abu Malik. Mujahid telah meriwayatkan dari Asy-Sya'bi, bahwa Nabi Yunus ditelan oleh ikan besar di waktu pagi hari, dan dikeluarkan darinya pada petang hari. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui tentang lamanya dia berada di dalam perut ikan. Di dalam syair Umayyah ibnu Abus Silt disebutkan: ...
Engkau telah menyelamatkan Yunus berkat karunia dari-Mu, padahal dia telah tinggal di dalam perut ikan itu setelah beberapa malam. Firman Allah ﷻ: Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. (Ash-Shaffat:. 143-144) Menurut suatu pendapat sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa sekiranya dia tidak pernah mengerjakan amal saleh di masa sukanya.
Demikianlah menurut takwil yang dikemukakan oleh Ad-Dahhak ibnu Qais Abul Aliyah, Wahb ibhu Munabbih, Qatadah, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dan dipilih oleh Ibnu Jarir. Dan memang ada hadis yang menerangkan hal tersebut yang akan kami kemukakan, insya Allah, dapat dijadikan sebagai dalil jika memang predikatnya sahih. Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas disebutkan: Kenalilah Allah di masa suka.
niscaya Dia mengenalmu di masa duka(mu) Ibnu Abbas r.a., Said ibnu Jubair,Ad-Dahhak, Ata ibnus Sa'ib As-Saddi, Al-Hasan, dan Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah. (Ash-Shaffat: 143) Yakni orang-orang vang salat: sebagian dari mereka menyebutkan bahwa memang Yunus sebelum itu termasuk orang yang rajin mengerjakan salat. Dan sebagian lainnya mengatakan bahwa dia memang termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah sejak masih berada di dalam perut ibunya.
Pendapat yang lain mengatakan: Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah. (Ash-Shaffat: 143) Bahwa yang dimaksud adalah apa yang dijelaskan oleh firman-Nya dalam ayat lainnya, yaitu: maka ia menyeru dalam tempat yang sangat gelap, "Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan.
Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. (Al-Anbiya: 87-88) Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Sa'id ibnu Jubair dan lain-lainnya -" ". Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Ubaidillah (saudara lelaki Ibnu Wahb), telah menceritakan kepada kami pamanku, telah menceritakan kepada kami Abu Sakhr, bahwa Yazid Ar-Raqqasyi pernah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah mendengar Anas ibnu Malik r.a. yang menurutnya Anas pasti me-rafa '-kan hadis ini sampai kepada Rasulullah ﷺ menceritakan hadis berikut: Bahwa Nabi Yunus ketika merasa yakin bahwa dirinya harus mengucapkan doa-doa berikut saat berada di dalam perut ikan besar, yaitu: "Ya Allah, tidak ada Tuhan melainkan Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang aniaya.
Maka doanya itu menghadap dan merintih di bawah 'Arasy. Para malaikat berkata, "Ya Tuhan kami ini adalah suara yang lemah, tetapi dikenal datang dari tempat yang jauh lagi terasing. Allah ﷻ berfirman, "Tidakkah kalian mengenalnya? Para malaikat berkata, "Ya Tuhan kami, suara siapakah ini? Allah ﷻ berfirman, "Ini suara hamba-Ku Yunus. Mereka berkata, "Hamba-Mu Yunus, yang sampai sekarang masih terus-menerus diangkat baginya amal yang diterima dan doa yang diperkenankan. Para malaikat berkata lagi, "Ya Tuhan kami, tidakkah Engkau mengasihaninya atas apa yang telah dikerjakannya di masa sukanya, maka Engkau selamatkan dia dari cobaan ini.
Allah berfirman, "Baiklah. Lalu Allah memerintahkan kepada ikan besar itu (untuk mengeluarkannya), maka ikan besar itu mencampakkannya di padang sahara. Ibnu Jarir meriwayatkan hadis ini dari Yunus, dari Ibnu Wahb dengan sanad yang sama. Ibnu Abu Hatim menambahkan bahwa Abu Sakhr alias Humaid ibnu Ziad mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ibnu Qasit, dan aku menceritakan hadis ini, bahwa ia mendengar Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Yunus dimuntahkan oleh ikan besar itu ke padang sahara. Dan Allah menumbuhkan buah labu di padang itu.
Ketika kami bertanya kepada Abu Hurairah tentang buah tersebut, maka Abu Hurairah menjawab bahwa yang dimaksud adalah buah pohon labu. Abu Hurairah melanjutkan kisahnya, bahwa Allah menyediakan baginya kambing betina liar yang makan dari serangga tanah, lalu kambing liar itu memberinya air minum dari air susunya setiap pagi dan petang hingga Nabi Yunus dapat berdiri dan segar kembali.
Sehubungan dengan kisah ini Umayyah ibnu Abus Silt mengatakan dalam salah satu bait syairnya: ... Maka tumbuhlah buah labu berkat rahmat Allah untuknya. Kalau sekiranya tidak ada pertolongan Allah, tentulah Yunus mati. Kisah lainnya telah disebutkan pula di dalam hadis Abu Hurairah r.a. yang disandarkan dan di-marfu'-kan (sampai kepada Nabi ﷺ), yaitu dalam tafsir surah Al-Anbiya. Firman Allah ﷻ: Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus. (Ash-Shaffat: 145) Ibnu Abbas r.a. dan lain-lainnya menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan al'ara ialah tanah tandus yang tidak ada tetumbuhan dan tidak ada pula bangunannya. Menurut suatu pendapat, tanah tersebut terletak di pinggir Sungai Tigris.
Dan menurut pendapat lain adalah suatu tanah yang terletak di negeri Yaman; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui. sedangkan ia dalam keadaan sakit. (Ash-Shaffat: 145) Yaitu lemah sekali tubuhnya. Ibnu Mas'ud r.a. mengatakan bahwa tubuh Nabi Yunus saat itu tak ubahnya seperti itik yang masih belum tumbuh bulunya (yaitu baru menetas). As-Saddi mengatakan bahwa keadaan Nabi Yunus saat itu mirip dengan bayi yang baru lahir. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abbas r.a. dan Ibnu Zaid. Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu. (Ash-Shaffat: 146) Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Sa'id ibnu Jubair, Wahb ibnu Munabbih, Hilal ibnu Yusaf, Abdullah ibnu Tawus, As-Saddi, Qatadah, Ad-Dahhak, Ata Al-Khurrasani, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa pohon tersebut adalah pohon labu.
Hasyim telah meriwayatkan dari Al-Qasim ibnu Abu Ayyub, dari Sa'id ibnu Jubair, bahwa setiap pohon yang tidak memiliki batang dinamakan yaqtin (labu). Menurut riwayat lain yang bersumber darinya, setiap pohon yang dikonsumsi dalam sekali tanam dinamakan yaqtin. Sebagian di antara mereka menyebutkan beberapa keistimewaan dari buah labu ini antara lain cepat pertumbuhannya, rindang pohonnya, besar, dan lembut buahnya. Buah labu tidak pernah dihinggapi oleh lalat, buahnya terasa enak dan dapat dimakan baik dalam keadaan mentah maupun dimasak, berikut kulitnya.
Telah disebutkan pula dalam hadis bahwa Rasulullah ﷺ Menyukai buah labu dan mencari-carinya di pinggir-pinggir piring (bila sedang makan). Firman Allah ﷻ: Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. (Ash-Shaffat: 147) Syahr ibnu Hausyab telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa sesungguhnya diutusnya Nabi Yunus a.s. itu hanyalah sesudah ia dimuntahkan oleh ikan besar yang menelannya. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Haris, telah menceritakan kepada kami Abu Hilal, dari Syahr ibnu Hausyab. Ibnu AbuNajih telah meriwayatkan dari Mujahid, bahwa Yunus diutus kepada mereka sebelum ditelan oleh ikan besar.
Menurut hemat kami, tidaklah mustahil bila orang-orang yang dahulu Yunus a.s. diutus kepada mereka pada mulanya, memerintahkan kepadanya untuk kembali kepada mereka setelah dikeluarkan oleh ikan besar, lalu mereka semua membenarkannya dan beriman kepadanya. Al-Bagawi mengatakan dalam riwayat yang diutarakannya, bahwa Yunus diutus kepada umat lainnya sesudah dikeluarkan dari perut ikan besar; jumlah mereka seratus ribu orang atau lebih.
Firman Allah ﷻ: atau lebih. (Ash-Shaffat: 147) Ibnu Abbas dalam suatu riwayat yang bersumber darinya menyebutkan, bahkan lebih dari seratus ribu orang, jumlah mereka adalah seratus tiga puluh ribu orang. Riwayat lain yang bersumber darinya menyebutkan seratus tiga puluh ribu orang lebih beberapa ribu. Menurut riwayat lainnya lagi yang bersumberkan darinya adalah seratus empat puluh ribu lebih beberapa ribu orang; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Sa'id ibnu Jubair menyebutkan lebih dari tujuh puluh ribu orang, yakni seratus tujuh puluh ribu orang. Makhul mengatakan bahwa jumlah mereka seratus sepuluh ribu orang, menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdur Rahim Al-Barqi, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Abu Salamah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Zuhair menceritakan dari seseorang yang mendengarnya dari Abul Aliyah; ia mengatakan bahwa telah menceritakan kepadanya Ubay ibnu Ka'b r.a. bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang makna firman-Nya: Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. (Ash-Shaffat: 147) Maka beliau ﷺ bersabda, bahwa mereka lebih dari dua puluh ribu (dari seratus ribu itu).
Imam Turmuzi meriwayatkan hadis ini melalui Ali ibnu Hujr, dari Al-Walid ibnu Muslim, dari Zuhair, dari seorang lelaki, dari Abdul Aliyah, dari Ubay ibnu Ka'b dengan lafaz yang sama. Lalu Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini garib. Ibnu Abu Hatim meriwayatkan hadis ini melalui hadis Zuhair dengan sanad yang sama. Ibnu Jarir mengatakan bahwa sebagian ahli bahasa Arab dan kalangan penduduk Basrah mengatakan sehubungan dengan ungkapan ini bahwa yang dimaksud ialah sampai seratus ribu orang, atau jumlah me'reka lebih dari itu menurut kalian.
Karena itu, Ibnu Jarir menempuh cara yang sama saat menafsirkan firman-Nya: Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu. bahkan lebih keras lagi. (Al-Baqarah: 74) tiba-tiba sebagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan rasa takutnya lebih dahsyat dari itu. (An-Nisa:77) Dan firman Allah ﷻ: maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). (An-Najm: 9) Makna yang dimaksud ialah tidak kurang dari itu, bahkan lebih. Firman Allah ﷻ: Lalu mereka beriman. (Ash-Shaffat: 148) Lalu berimanlah seluruh kaum Nabi Yunus a.s. karena itu, Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu. (Ash-Shaffat: 148) Yakni sampai dengan waktu ajal mereka, seperti pengertian yang terdapat pada ayat lain melalui firman-Nya: Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu. (Yunus: 98)"
147-148. Dan setelah pulih, Kami utus dia kembali kepada kaumnya yang saat itu berjumlah seratus ribu orang atau lebih. Kedatangannya disambut gembira karena mereka menunggu seorang rasul yang membim-bing mereka menuju keimanan. Mereka sadar bahwa Allah dengan kasih sayang-Nya telah menyelamatkan mereka dari azab yang tampak di depan mata, sehingga mereka benar-benar beriman kepada Allah de-ngan tulus. Karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu, yaitu akhir hayat mereka. Anugerah semacam ini hanya Allah karuniakan kepada umat Nabi Yunus (Lihat pula: Surah Y'nus/10: 98). 149-150. Kisah para nabi ini menjadi pelajaran bagi generasi sesudahnya. Mereka, seperti halnya Nabi Muhammad, diutus untuk menyampaikan risalah tauhid kepada umatnya, mengajak mereka untuk mengesakan Allah dan menyucikan Allah dari hal-hal yang tidak patut. Maka tanyakanlah, wahai Nabi Muhammad, kepada mereka yang ingkar dari umatmu, apakah mereka menisbatkan anak-anak perempuan itu untuk Tuhanmu sedangkan untuk mereka sendiri mereka memilih anak-anak laki-laki' Atau tanyakanlah kepada mereka apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat sebagai hamba Allah berupa makhluk berjenis kelamin perempuan, sedangkan mereka menyaksikan hal itu' Sungguh, mere-ka akan diminta pertanggungjawaban di akhirat atas tuduhan mereka itu (Lihat pula: Surah az-Zukhruf/43: 19).
Setelah kesehatan Nabi Yunus pulih, Allah mengutusnya kembali kepada kaumnya yang pada waktu itu jumlahnya sudah sampai seratus ribu orang lebih. Kedatangannya mereka sambut dengan baik karena mereka sadar bahwa dahulu mereka telah mengecewakannya sehingga ia meninggalkan mereka. Mereka menyadari telah memperoleh kasih sayang Allah, karena mereka baru beriman ketika tanda-tanda azab Allah telah menghadang mereka. Pada umat-umat yang lalu, iman di saat seperti itu tidak diterima. Hanya umat Nabi Yunus yang dikecualikan dari ketentuan itu, sebagaimana dinyatakan dalam Surah Yunus/10:98 yang sudah diterangkan di atas. Mereka kemudian hidup bahagia dan sentosa sampai waktu yang ditetapkan bagi mereka.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
NABI YUNUS
Ayat 139
“Dan sesungguhnya Yunus pun adalah seorang dari utusan-utusan itu jua."
Artinya bahwa di antara nabi-nabi dan rasul-rasul Allah yang banyak itu pula seorang rasul Allah yang bernama Yunus.
Ayat 140
“Seketika dia lari kepada kapal yang sarat."
Maksud lari di sini ialah lari atau mengelakkan diri dari kewajiban. Seumpama seorang prajurit, ketika menghadapi musuh di medan perang besar, tiba-tiba menghilang keluar dari dalam barisan lalu bersembunyi entah ke mana. Atau sebagai seorang yang tengah menjalani hukuman kurungan, sebelum masa hukuman habis dia lari. Maka diceritakanlah bahwasanya Nabi Yunus diperintah Allah ﷻ melakukan dakwah kepada kaumnya di negeri Ninive itu. Tetapi rupanya seruan beliau tidak diacuhkan oleh kaumnya, sehingga beliau iba hati, lalu merajuk dan segera meninggalkan negeri itu. Ada rasa kecewa, ada rasa marah, sehingga timbul perasaannya, lebih baik negeri ini ditinggalkan saja. Dan mungkin juga tidak kuat menghadapi rintangan, keingkaran, dan ke-durhakaan kaumnya yang tidak mau diberiteguran itu. Dia terus meninggalkan negeri itu dan berjalan menuju tepi laut.
Sesampai di tepi laut kelihatan sebuah kapal yang telah hendak membongkar sauhnya akan mulai berlayar meninggalkan pelabuhan itu menuju negeri lain. Tetapi tidaklah terpikir olehnya, bahwa kapal itu sangat sarat, karena telah banyak penumpang lain. Apatah lagi kapal di zaman itu masih kecil-kecil. Yang dia pikirkan rupanya hanya satu hal, yaitu lekas berlayar meninggalkan negeri itu. Karena ada kapal yang segera akan berlayar ke sanalah dia segera naik dan hendak menumpang.
Segeralah kapal berlayar beberapa lama, ternyata datanglah ombak dan gelombang yang kian lama kian besar. Saratnya kapal dengan muatan amat membahayakan kapal itu. Jika datang alun dan gelombang yang besar, kapal itu bisa saja tenggelam. Maka berkatalah nakhoda kapal tersebut, bahwa agar selamat hendaklah isi kapal dikurangi. Mesti ada orang yang dikeluarkan dari dalam kapal itu. Dan untuk menentukan siapa yang mesti dikeluarkan akan diadakan undian.
Ayat 141
“Maka dia pun berundi."
Yaitu bahwa Nabi Yunus pun turut dalam undian itu.
“Lalu dia terhitung orang kalah."
Seisi kapal tahu bahwa dia seorang yang saleh. Dan dia pun tidak pula ragu-ragu buat menjalankan keputusan. Tidak ditunggunya lama, melompatkan dia ke dalam laut. Seekor ikan Nun, atau ikan yang sangat besar telah menunggu dengan mengangakan mulutnya, sehingga setelah Nabi Yunus jatuh ke laut, ikan besar itu telah menyambutnya dengan mengangakan mulut, lalu ditelannya dengan tidak memakan atau mengunyah badannya sedikit jua pun, sehingga sebulat badan jatuh ke dalam perut ikan itu.
Ayat 142
“Maka ditelanlah dia oleh ikan."
Apakah ikan ini ikan paus, atau ikan lain yang sama besarnya dengan ikan paus atau lebih besar, tidaklah diterangkan dalam Al-Qur'an. Yang terang disebut namanya ialah ikan Nun. Sebab itu Nabi Yunus itu disebut juga Dzin Nuun. Artinya yang empunya Nun.
“Sedang dia adalah orang yang disesali."
Artinya bahwa keadaan dia lari meninggalkan kewajiban karena jengkel melihat perangai bangsanya itu adalah perbuatan yang sangat disesali, baik oleh Allah ﷻ ataupun oleh masyarakat, ataupun oleh dirinya sendiri.
Ayat 143
“Maka kalau bukanlah dia sesungguhnya seorang di antara orang yang bertasbih."
Tafsir ayat ini ialah Yunus itu adalah seorang yang selama ini selalu bertasbih kepada Allah SWT, bahkan di dalam perut ikan itu pun dia selalu bertasbih kepada Allah.
“Tidak ada Tuhan selain Engkau, amat sucilah Engkau, sesungguhnya aku inilah yang berada dalam keadaan zalim." (al-Anbiyaa': 87)
Doanya itu didengar oleh Allah SWT, maka dia pun dibebaskan. Kalau tidak,
Ayat 144
“Niscaya akan beitaiut-lanul dia dalam penut ikan itu sampai hati manusia akan dibangkitkan."
Itulah kata-kata yang halus sebagai ganti kata mati. Sebab ikan itu sendiri pun tentu tidak akan hidup sampai hari Kiamat. Lantaran itu maka badannya akan cair dalam perut ikan itu.
Setelah terpenjara dalam perut ikan itu beberapa lamanya, tidak ditegaskan dalam Al-Qur'an berapa lama di perut ikan itu dan
tidak pula ada hadits yang shahih dari Nabi. Akhirnya beliau dikeluarkan.
Ayat 145
“Maka Kami tempatkanlah dia ke daerah yang tandus."
Tandus, karena di tepi lautan jaranglah terdapat tempat yang subur ditumbuhi kayu-kayuan, karena di sana hanyalah pasir semata-mata yang banyak.
“Sedang dia adalah dalam keadaan sakit-sakit “
Tentu saja sudah suatu pertolongan istimewa dari Allah jika beliau masih hidup keluar dari dalam perut ikan itu. Kita dapat memerhatikan kapal-kapal selam yang dibuat manusia, meniru susunan kejadian ikan. Dalam kapal selam itu sangat panas, karena udara sangat terbatas. Zat asam sangat berkurang, dan kalau zat asam itu sudah habis diisap, manusia akan mati lemas. Maka sebelum zat asam (zuurstoj) itu habis, dia telah dilemparkan oleh ikan ke tepi pantai. Sudah pasti bahwa dia sangat payah, tidak dapat makan dan minum dalam perut ikan.
Ayat 146
“Maka Kami tumbuhkanlah untuk dia sebatang pohon kundut."
Kundur ialah semacam labu. Ada labu yang berupa urat akar yang tidak berbatang tegak. Tetapi ada lagi labu yang berbatang, dinamai juga kundur.
Khasiat buah kundur atau labu batang itu amat baik, dia membawa khasiat dingin. Mungkin dia telah ditumbuhkan Allah ﷻ terlebih dahulu sebelum Yunus dilemparkan ke sana, meskipun tanah itu tandus. Karena hal demikian bagi Allah ﷻ mudah saja, jika buah kundur telah masak dengan baik, isinya dapat dimakan seumpama memakan bubur. Maka badan Nabi Yunus yang tadinya lemah, akan berangsur kuat lantaran memakannya.
Ayat 147
“Dan Kami utuslah dia kepada seratus ribu atau lebih."
Artinya, bahwa setelah badannya sehat dan kuat kembali, dia diperintah Allah ﷻ melaksanakan perintah yang dipikulkan kepadanya, yaitu mendatangi dan melakukan dakwah kepada kaumnya di negeri Ninive itu, yang jumlahnya 100.000 orang atau lebih. Artinya lebih dari seratus ribu, kurang tidak. Tugas itu pun dilaksanakannya dengan baik karena kesalahan yang telah diperbuatnya dahulu itu, lari meninggalkan tugas karena murka atau iba hati kepada kaumnya, telah menginsafinya dan berjanji akan mengubahnya.
Ayat 148
“Maka berimanlah mereka."
Yaitu kaum Nabi Yunus yang lebih dari seratus ribu itu, semua mereka pun telah beriman. Kedua pihak, baik Yunus sebagai nabi atau kaumnya yang lebih seratus ribu itu sudah sama-sama insaf akan kesalahan masing-masing. Nabi Yunus pun tidak suka marah-marah lagi. Sebab itu berhasillah usaha Nabi Yunus karena pengalaman yang pahit itu telah dilaluinya.
“Lalu Kami berilah mereka nikmat sampai kepada suatu waktu tertentu."
Waktu tertentu ialah seketika ajal mereka masing-masing telah sampai, maka waktu itulah baru habis nikmat di dunia dan akan disambut lagi dengan nikmat di akhirat kelak.
Apabila kita renungkan ayat-ayat yang menceritakan Nabi Yunus ini, ada dua hal yang ditonjolkan tentang kelebihannya. Pertama ialah karena dia selalu bertasbih kepada Allah ﷻ Lantaran itu dia selamat. Kedua setelah dia sembuh dari sakitnya dia diutus kepada seratus ribu lebih kaumnya, dan mereka pun beriman. Jelas di sini bahwa kedudukan beliau tidak sama dengan nabi-nabi yang dahulu diceritakan darinya sejak Nuh, Ibrahim, Musa dan Harun, Luth dan Ilyas, yang kepada mereka sampai diucapkan “Selamat sejahtera “. Barangkali sebabnya ialah karena beliau meninggalkan tugas, atau dalam bahasa yang agak kasar boleh dikatakan mengelak dari tanggung jawab pada permulaan langkah. Martabat beliau sebagai seorang rasul Allah dapat beliau perbaiki setelah dia sembuh dan berhasil menanamkan iman kepada seratus ribu lebih kaumnya itu dan telah memperbaiki kedudukannya, namun cacat yang bermula itu dengan secara adil disebutkan juga oleh Allah SWT, untuk jadi peringatan bagi tiap-tiap pejuang yang menyambung tugas rasul-rasul dan nabi-nabi Allah.