Ayat
Terjemahan Per Kata
فَلَا
maka janganlah
يَحۡزُنكَ
menyedihkan kamu
قَوۡلُهُمۡۘ
perkataan mereka
إِنَّا
sesungguhnya Kami
نَعۡلَمُ
Kami mengetahui
مَا
apa
يُسِرُّونَ
yang mereka rahasiakan
وَمَا
dan apa yang
يُعۡلِنُونَ
mereka nyatakan
فَلَا
maka janganlah
يَحۡزُنكَ
menyedihkan kamu
قَوۡلُهُمۡۘ
perkataan mereka
إِنَّا
sesungguhnya Kami
نَعۡلَمُ
Kami mengetahui
مَا
apa
يُسِرُّونَ
yang mereka rahasiakan
وَمَا
dan apa yang
يُعۡلِنُونَ
mereka nyatakan
Terjemahan
Maka, jangan sampai ucapan mereka membuat engkau (Nabi Muhammad) bersedih hati. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan.
Tafsir
(Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu) seperti ucapan, bahwa kamu bukanlah seseorang yang diutus oleh Allah dan ucapan-ucapan lainnya. (Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan) dari perkataan-perkataan semacam itu dan yang lainnya, kelak Kami akan membalasnya kepada mereka.
Tafsir Surat Yasin: 74-76
Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah, agar mereka mendapat pertolongan. Berhala-berhala itu tidak dapat menolong mereka, padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka. Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan. Allah ﷻ berfirman, mengecam sikap orang-orang musyrik yang menjadikan tandingan-tandingan yang disembah-sembah selain Allah ﷻ Mereka berbuat demikian dengan tujuan agar tandingan-tandingan tersebut dapat membantu mereka, memberi mereka rezeki, dan mendekatkan diri mereka kepada Allah ﷻ Allah ﷻ berfirman: Berhala-berhala itu tidak dapat menolong mereka. (Yasin: 75) Yakni sembahan-sembahan mereka yang selain Allah itu tidak dapat menolong mereka yang menyembahnya, bahkan berhala-berhala itu lebih lemah, lebih hina, lebih rendah, dan lebih kecil; bahkan untuk membela dirinya sendiri dari orang yang bertujuan jahat terhadap dirinya pun tidak mampu.
Karena berhala-berhala itu benda mati, tidak dapat mendengar dan tidak dapat berpikir. Firman Allah ﷻ: padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka. (Yasin: 75) Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah 'di hari penghisaban amal perbuatan, Allah bermaksud menghimpun semua berhala itu kelak di hari kiamat, semuanya dihadirkan saat dilakukan penghisaban terhadap para pengabdinya'. Yang sudah barang tentu hal tersebut dimaksudkan untuk memperberat kesedihan mereka dan merupakan bukti yang lebih akurat menunjukkan kesalahan mereka (yang menyembahnya).
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Berhala-berhala itu tidak dapat menolong mereka. (Yasin: 75) Yakni sembahan-sembahan mereka itu tidak dapat membantu mereka. padahal berhala-berhala itu menjadi tentara yang disiapkan untuk menjaga mereka. (Yasin: 75) Orang-orang musyrik semasa di dunia mereka marah demi berhala-berhala sesembahan mereka. Padahal berhala-berhala itu tidak dapat mendatangkan suatu kebaikan pun bagi mereka, tidak dapat pula menolak suatu keburukan pun dari mereka, karena sesungguhnya berhala-berhala itu adalah patung-patung belaka.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri; pendapat ini baik dan dipilih oleh Ibnu Jarir. Firman Allah ﷻ: Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu. (Yasin: 76) Yaitu ucapan mereka yang mendustakan kamu dan kekafiran mereka kepada Allah. Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan. (Yasin: 76) Artinya, Kami mengetahui semua yang ada pada diri mereka, dan kelak Kami akan membalas mereka dengan balasan yang setimpal; tiada sesuatu pun dari perbuatan mereka, baik yang besar maupun yang kecil, luput dari Kami. Bahkan semua amal perbuatan mereka yang dahulu dan yang terkemudian ditampakkan dihadapan mereka.
Maka dari itu, wahai Nabi Muhammad, jangan sampai ucapan me-reka yang penuh kekafiran kepada Allah dan pendustaan kepadamu itu membuat engkau bersedih hati. Sungguh, Kami mengetahui apa yang me-reka rahasiakan dalam hati mereka dan apa yang mereka nyatakan dalam bentuk perbuatan. Mereka akan diminta pertanggungjawaban atasnya pada hari Kiamat dan pasti akan menerima balasannya. 77. Beralih dari uraian tentang pendustaan kaum kafir kepada Nabi Muhammad, Allah melalui ayat ini menjelaskan keniscayaan hari kebangkitan. Ayat ini turun untuk menjawab kelancangan al-''' bin W'il yang menantang Rasulullah untuk membuktikan kemampuan Allah membangkitkan kembali tulang lapuk yang dibawanya. Dan tidakkah manusia memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setetes mani, kemudian setelah melalui berbagai proses ia lahir ke dunia dan tumbuh menjadi manusia sempurna, lalu ternyata dia menjadi musuh yang nyata! Mereka berubah menjadi musuh dengan mengingkari hari kebangkitan. Sungguh, sikap ini tidak sejalan dengan akal sehat.
Akhirnya, Allah menghibur Nabi Muhammad ﷺ dari tingkah laku dan perbuatan kaum kafir dan musyrik itu, yaitu Nabi tidak perlu merasa sedih mendengarkan ucapan dan tuduhan mereka yang bukan-bukan, yang ditujukan kepadanya dan kepada Al-Qur'an. Allah Maha Mengetahui semua perbuatan mereka, baik yang dilakukan dengan terang-terangan maupun yang mereka rahasiakan. Semua itu akan dimintakan pertanggungjawabannya kepada mereka kelak di hari Kiamat dan mereka pasti akan menerima balasannya berupa azab yang pedih.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
BINATANG TERNAK
Ayat 71
“Dan apakah tidak mereka lihat?"
Yang maksudnya tentu saja melihat sambil memerhatikan dan merenungkan, sehingga di belakang yang nyata kelihatan oleh mata, ada pula yang nyata kelihatan oleh pikiran."Bahwa sesungguhnya Kami telah mertciptakan untuk mereka binatang-binatang ternak."
Binatang-binatang ternak ialah binatang yang telah jinak dipelihara oleh manusia. Yaitu unta, kerbau, sapi, kambing dan domba, ditambah dengan kuda, keledai dan bighal untuk kendaraan."Sebagai bagian dari perbuatan tangan-tangan Kami." Artinya bahwa binatang ternak adalah bagian dari berbagai binatang yang telah diciptakan Allah ﷻ Masih banyak belahannya di rimba lebat, di hutan belantara yang belum jinak dan belum diternakkan oleh manusia,
“Lalu mereka menguasainya."
Yaitu bahwa binatang yang telah jadi ternak itu, yaitu binatang yang telah jinak sudah dapat manusia menguasainya. Dia tidak liar lagi. Seorang anak gembala dapat saja menguasai dan mengiringkan beratus ekor kambing. Seorang Badwi di padang pasir bisa saja menghalaukan berpuluh ekor unta, kerbau, dan lembu, demikian juga kuda. Karena jinaknya dan telah hidup di bawah kuasa manusia, binatang itu tidak mau pergi lagi ke tempat lain. Banyaklah terdengar tentang kesetiaan kuda membawa tuannya. Dalam perjalanan yang jauh serombongan unta dapat dikerahkan membawa beban yang berat. Kerbau dapat memikul pasangan pedari mendaki bukit. Lembu dapat meneroka dan membajak sawah. Di Tanah Arab dapat memutar kilangan untuk mengeluarkan air.
Ayat yang selanjutnya memperjelas lagi hubungan itu.
Ayat 72
“Dan Kami tundukkan dia kepada mereka."
Tunduk yang dicampuri dengan kesetiaan. Bahkan anjing pun dapat tunduk setia yang jarang tandingan."Maka darinyalah tunggangan mereka." Yaitu kuda, keledai, dan bighal (peranakan kuda dengan keledai);
“Dan sebagiannya (lagi) mereka makan."
Unta merangkap jadi tunggangan, jadi pengangkutan perjalanan jauh dan juga da-gingnya dapat dimakan.
Ayat 73
“Dan untuk mereka padanya berbagai manfaat dan minuman."
Memang berbagai manfaat dapat diambil dari binatang-binatang ternak itu. Kulitnya dapat dipergunakan untuk berbagai maksud, di antaranya untuk sepatu, untuk tempat air (guriba dari kulit kambing), bulunya untuk pakaian, untuk khaimah. Tanduk kerbau dan sapi bisa pula dipergunakan untuk berbagai keperluan. Dan untuk minuman ialah susunya. Segala susu dari binatang ternak itu: susu kuda, unta, kambing, domba, sapi, dan kerbau mengandung banyak kesehatan.
Sebagai penutup ayat datanglah peringatan,
“Apakah mereka tidak bersyukur?"
Begitu banyaknya nikmat yang diterima dari Allah SWT, khusus yang berkenaan dengan binatang ternak. Unta selain untuk kendaraan dan hubungan jarak jauh dari zaman ke zaman, dapat pula mengangkut barang-barang. Di negeri lain terdapat kerbau yang hampir sama kegunaannya dengan unta, pemikul barang, penghela pedari dan gerobak, peluku sawah, penggiling tebu. Sapi atau lembu kekuatannya dapat juga dipergunakan, dagingnya bisa dimakan. Kambing dan domba dapat dipergunakan juga bulunya. Kulit dari sekalian binatang itu dapat dipergunakan untuk alat-alat yang penting. Semua binatang ternak itu menghasilkan susu. Kuda, keledai, dan bighal dapat dijadikan kendaraan. Kuda khusus dapat dipergunakan untuk kendaraan ke medan perang. Sampai zaman modern sekarang ini kuda sebagai kendaraan perang masih amat diperlukan, meskipun alat-alat persenjataan sudah banyak berubah. Sungguh-sungguh semuanya itu nikmat yang amat besar dari Allah. Akhirnya timbullah pertanyaan, “Apakah mereka tidak bersyukur kepada Allah ﷻ atas nikmat yang demikian rupa?"
Ayat 74
“Dan mereka ambil yang selain Allah jadi tuhan-tuhan “
Sesudah Allah memberi ingat dan menyuruh perhatikan, menyuruh renungkan dan pikirkan bahwa segala nikmat adalah diterima langsung dari Dia, di antaranya ialah binatang ternak yang membawa banyak keuntungan dan pertolongan bagi kehidupan manusia itu maka Allah ﷻ menyatakan salahnya orang yang masih saja mengambil yang lain dari Allah jadi tuhan-tuhan. Ada yang mengambil batu, atau kayu atau berhala, atau keris, atau pohon kayu, atau gunung yang tinggi, atau kuburan orang yang telah mati dan berbagai lagi yang lain.
“Agar mereka dapat ditolong “
Yaitu mereka pergi memuja dan mempertuhan berbagai tuhan-tuhan buatan itu ialah karena mereka hendak meminta tolong kepada tuhan-tuhan yang dikarangnya sendiri itu.
Allah menegaskan,
Ayat 75
“Tidaklah semuanya itu berkesanggupan menolong mereka."
Allah menegaskan dan akal kita yang cerdas pun dapat menerima bahwa segala tuhan-tuhan yang dikarang-karangkan oleh khayat manusia itu tidak sebuah jua pun yang sanggup memberikan pertolongan yang diminta itu. Adalah perbuatan sangat bodoh, atau jahiliyyah meminta tolong kepada tuhan-tuhan yang dibikin sendiri oleh tangan manusia, jika manusia itu minta tolong kepada buah hasil tangannya sendiri.
“Padahal mereka menjadi tentara yang selalu disiapkan untuk menjaga."
(Ujung ayat 75)
Dibuatnya patung dengan tangannya, lalu dia berkerumun jadi penjaga dengan segala hormatnya kepada patung itu. Ditanamnya beringin dengan tangannya, lalu dia pergi menyembah-nyembah ke bawah beringin itu dengan segala kehormatan. Ada seorang meninggal, dikuburkan sebagaimana biasa. Lalu manusia datang membina kuburnya, menemboknya, memagarinya dengan besi, lalu dia pergi meminta-minta tolong kepada kuburan yang dibuatnya dengan tangannya sendiri itu. Padahal kalau kubur itu digali yang akan bertemu ialah tulang-tulang yang telah mumuk dan rapuh, kadang-kadang sudah patah-patah. Malahan ada yang sengaja menjaganya bergiliran karena dianggap barang persembahan itu seakan-akan hidup. Yang lebih lucu lagi ialah jika orang yang datang ziarah dipungut bayaran dan bayaran itu masuk ke dalam kantong tukang-tukang jaga itu. Tuhan-tuhan dipersewakan oleh orang-orang yang menyembahnya. Atau tuhan-tuhan itu diperbesar tuahnya oleh tukang jaga (juru kunci) untuk kepentingan dirinya sendiri.
Ayat 76
“Maka janganlah kata-kata mereka mendukacitakan engkau! “
Karena berbagai macam celaan dan makian akan mereka sampaikan atau telah mereka sampaikan kepada engkau, ya Muhammad!
“Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan."
Dalam kata-kata yang nyata mereka mengatakan bahwa Nabi Muhammad ﷺ telah bersalah karena mengusik kebiasaan yang telah mereka terima turun-temurun dari nenek moyang mereka, namun maksud yang tersembunyi dan yang rahasia ialah karena berhala-berhala itu selama ini banyak sekali mendatangkan keuntungan bagi menanamkan pengaruh mereka kepada kabilah-kabilah Arab yang datang ziarah ke Mekah. Kalau berhala tidak dipuja lagi tentu pengunjung akan sepi.