Ayat

Terjemahan Per Kata
وَٱمۡتَٰزُواْ
dan berpisahlah kamu
ٱلۡيَوۡمَ
hari ini
أَيُّهَا
hai
ٱلۡمُجۡرِمُونَ
orang-orang yang berdosa
وَٱمۡتَٰزُواْ
dan berpisahlah kamu
ٱلۡيَوۡمَ
hari ini
أَيُّهَا
hai
ٱلۡمُجۡرِمُونَ
orang-orang yang berdosa
Terjemahan

(Dikatakan kepada orang-orang kafir,) “Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai para pendurhaka!
Tafsir

(Dan) Dia berfirman pula, ("Berpisahlah kalian dan orang-orang mukmin pada hari ini hai orang-orang yang berbuat jahat) mereka diperintahkan supaya berpisah di kala mereka bercampur dengan orang-orang mukmin.
Tafsir Surat Yasin: 59-62
Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), "Berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat. Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu, hai Bani Adam, supaya kamu tidak menyembah setan. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu. dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya setan itu telah menyesatkan sebagian besar di antaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan? Allah Swt berfirman, menceritakan nasib yang dialami oleh orang-orang kafir kelak di hari kiamat, yaitu Dia telah memerintahkan kepada mereka agar berpisah dari tempat orang-orang mukmin.
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya: (Ingatlah) suatu hari (ketika itu) Kami mengumpulkan mereka semuanya kemudian Kami berkata kepada orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), "Tetaplah kamu dan sekutu-sekutumu di tempatmu itu. Lalu Kami pisahkan mereka. (Yunus. 28) Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolong-golongan. (Ar-Rum: 14) Dan firman Allah Swt.: pada hari itu mereka terpisah-pisah (Ar-Rum: 43) Yakni menjadi dua golongan yang terpisah (golongan orang mukmin dan golongan orang kafir). Dan firman Allah Swt.: (Kepada malaikat diperintahkan), "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. (Ash-Shaffat: 22-23) Firman Allah Swt.: Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu, hai Bani Adam, supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu. (Yasin: 60) Ini merupakan ancaman dari Allah Swt. yang ditujukan kepada orang-orang kafir dari kalangan Bani Adam.
Yaitu mereka yang menaati setan, padahal setan itu adalah musuh besar mereka; dan mereka durhaka terhadap Tuhan Yang Maha Pemurah, padahal Dialah Yang Menciptakan dan Yang Memberi rezeki mereka. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan: dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus (Yasin: 61) Artinya, Aku telah memerintahkan kepada kalian sewaktu di dunia untuk menentang setan. Kuperintahkan pula kalian agar menyembah-Ku, karena inilah jalan yang lurus.
Tetapi kalian menempuh jalan yang lain, dan kalian mengikuti apa yang diperintahkan oleh setan. Dalam firman berikutnya disebutkan: Sesungguhnya setan itu telah menyesatkan sebagian besar di antaramu. (Yasin: 62) Lafaz jibillan menurut pendapat lain diucapkan jubilan, dan di antara ahli qiraat ada yang membacanya jiblan, maka yang dimaksud ialah 'sebagian besar dari manusia'. Demikianlah menurut Mujahid, Qatadah, As-Saddi, dan Sufyan ibnu Uyaynah.
Firman Allah Swt.: Maka apakah kamu tidak memikirkan? (Yasin: 62) Yakni apakah kalian tidak berakal hingga menentang Tuhan kalian yang telah memerintahkan kepada kalian agar menyembah-Nya semata tiada sekutu bagi-Nya, lalu justru kalian mengikuti setan? Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Muhammad Al-Muharibi, dari Ismail ibnu Rafi', dari seseorang yang telah menceritakan kepadanya hadis berikut dari Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: bahwa apabila hari kiamat tiba, Allah Swt. memerintahkan kepada neraka Jahanam (untuk keluar). Maka keluarlah dari neraka Jahanam sesuatu yang bentuknya seperti leher dalam rupa yang hitam pekat, lalu berkata: "Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu, hai Bani Adam, supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu," dan hendaklah kamu menyembah-Ku.
Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya setan itu telah menyesatkan sebagian besar di antaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan. Inilah Jahanam yang dahulu kamu diancam (dengannya). (Yasin: 60-63) Maka manusia pun bergolong-golong secara terpisah dan mereka berlutut; hal inilah yang diungkapkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya: Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan. (Al-Jasiyah: 28)"
Usai memaparkan keadaan orang mukmin beserta kenikmatan yang mereka peroleh di surga, Allah dalam ayat ini beralih menjelaskan kondisi orang kafir di akhirat. Dan dikatakan kepada orang kafir, 'Berpisahlah kamu pada hari ini dari orang mukmin, wahai orang-orang yang berdosa! Masuklah kamu ke neraka, berpisah dari orang mukmin yang akan menuju surga (Lihat pula: Surah a'-''ff't/37: 22'23)60. Dikatakan juga kepada orang kafir itu, 'Bukankah Aku dahulu telah memerintahkan kepadamu, wahai anak cucu Adam, agar kamu sekali-kali tidak menyembah setan' Aku bahkan telah mengutus para rasul untuk menyampaikan risalah kepadamu. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu karena sejak dahulu telah menyesatkan manusia.
Allah memerintahkan kepada orang-orang kafir agar segera berpisah dari orang-orang yang beriman dan masuk ke dalam neraka sebagai tempat yang telah disediakan untuk mereka.
Perintah ini disampaikan Allah, sewaktu seluruh manusia telah selesai dihisab di Padang Mahsyar. Orang-orang yang beriman diperintahkan masuk ke dalam surga dan orang-orang kafir diperintahkan masuk ke dalam neraka.
Ayat lain yang senada dengan ayat ini ialah firman Allah:
(Diperintahkan kepada malaikat), "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan apa yang dahulu mereka sembah, selain Allah, lalu tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. (ash-shaffat/37: 22-23).
BILA KIAMAT DATANG
Ayat 51
“Dan ditiuplah pada senunai sangkakala."
Pekik yang terdengar sekali yang pertama sebagaimana disebutkan di ayat 49 di atas tadi, ialah pekik panggilan untuk mematikan segala manusia yang manusia dan segala yang bernyawa yang masih hidup di waktu itu. Sebagaimana yang diterangkan tadi, bila pekik itu terdengar orang pun mati di waktu itu juga, sehingga tidak sempat meninggalkan wasiat dan tidak sempat pulang ke rumah, Dengan demikian matilah semua yang bernyawa.
“Maka tiba-tiba mereka pun pada muncul dari dalam pusara-pusara menuju kepada Tuhan mereka."
Berkumpullah mereka datang ke sana, keluar atau muncul dari pusara-pusara atau kuburan masing-masing.
Maka janganlah kita sampai bingung karena yang terkhayal dalam pikiran kita ialah orang yang telah beratus tahun ditidurkan di dalam kubur, akan bangkit kembali dalam kehidupan. Padahal kerap kali suatu kuburan tergali, didapati sedangkan tulang-tulangnya hanya tinggal sedikit dan sudah terpotong-potong, ujung-ujung jari sudah tidak ada lagi. Tulang kaki sudah patah, tulang tangan sudah remuk, bagaimana menyusun kembali. Dan ada orang yang meninggal terbakar hangus jadi abu. Dan ada orang yang mati di kapal lalu dibuangkan di lautan dimakan habis oleh ikan-ikan. Bagaimana semuanya itu akan disusun kembali?
Bukankah kita telah mengakui mutlaknya kekuasaan Allah SWT? Mengapa Allah akan kita ukur dengan pikiran kita yang pendek dan daerah penglihatan yang terbatas?
Hal itu hanya sukar bagi kita, karena ilmu kita sangat sempit. Bagi Allah SWT tidak sukar. Sedangkan kita manusia diciptakan Allah SWT dari mani atau kama, yang jadi darah segumpal, daging segumpal kemudian jadi manusia yang hidup di dunia, padahal kalau kejadian itu kita saksikan tiap hari, dan tidak juga dapat seorang ahli pengetahuan di mana pun jua menguraikan bagaimana jadi demikian. Setinggi-tinggi pengetahuan mereka hanyalah dapat mengatakan, “Begitulah kejadiannya, dan kita tidak tahu bagaimana jalannya maka sampai demikian." Kononlah tentang hari berbangkit itu keiak. Kita pun akan percaya kemungkinan itu, sebab telah kita lihat kekuasaan Allah, sanggup mencipta manusia hanya dari segumpal air yang kita namai mani. Niscayatah Dia sanggup dan Mahakuasa mengembalikan hidup manusia dalam keadaan lain dari hanya bekas yang tinggal. Baik bekas itu sepotong tulang, atau sejemput tanah yang berasal dari tubuh yang telah kembali ke asal, ataupun setengah genggam debu yang telah terserak di mana-mana.
Ayat 52
“Mereka pun berkata, “Wahai celakalah kita! Siapakah yang membangkitkan rata dari tempat tidur kita."
Itulah ucapan yang diliputi rasa heran dan tercengang melihat diri telah bangun kembali. Sebab sejak mengembuskan napas yang penghabisan dan kemudian dihantarkan dan dimasukkan ke dalam kubur, kesadaran nyawa tidak ada lagi. Dia telah tidur dengan nyenyak, yaitu setelah selesai pemeriksaan pertama di dalam alam kubur. Tidak ada di antara mereka yang tahu berapa lama mereka tidur nyenyak itu. Sebab perhitungan jam, hari, bulan, dan tahun di alam barzakh sudah berbeda dengan perhitungan kita di dalam dunia ini yang berpedoman kepada perjalanan matahari. Maka datanglah jawaban,
“Inilah yang dijanjikan oleh Tuhan Pengasih, dan benarlah utusan-utusan."
Itulah hal yang sekalian rasul yang diutus Allah SWT telah memberitahukannya semasa di dunia. Ini tinggal semata-mata pelaksanaan, bahwasanya orang yang telah meninggal dunia akan dibangkitkan kembali dalam kehidupan yang lain.
Ayat 53
“Tidak ada pekikan itu selain sekali saja."
Ayat ini menunjukkan betapa kekuasaan Allah dan kebesaran-Nya. Panggilan itu tidak akan diadakan berulang kali. Satu kali tiupan serunai sangkakala itu sudahlah cukup.
“Maka tiba-tiba mereka semua dihadirkan ke hadapan Kami."
Kalau dalam gambaran terbatas dapatlah kita umpamakan dengan terompet apel pagi membangunkan tentara dalam asrama di waktu pagi; terompet berbunyi hanya satu kali. Dengan satu kali sudah cukup, segala perajurit bangun, bersiap dan terus berbaris. Demi-kianlah keadaan di hari berbangkit (ba'ats) dan hari berkumpul (mahsyar) itu kelak dan berjuta-juta hamba Allah SWT, dari pangkal adanya hidup di muka bumi ini bagi manusia sampai kepada manusia yang terakhir.
Sesudah siap berkumpul mulailah diadakan perhitungan (Yaumul Hisab), sesudah itu datanglah keputusan. Amal baik mendapat keputusan baik. Amal buruk mendapat keputusan buruk. Bersilang siurlah keluar surat keputusan. Berbahagialah orang yang menerima keputusan dari sebelah kanan dan celakalah, orang yang menerima keputusan dari sebelah kiri atau dari belakang.
Ayat 54
“Maka di hari itu tidaklah akan dianiaya suaku diri sedikit jua pun."
Allah SWT akan berlaku menurut nama-Nya, yaitu al-'Adlu, adil sebenar adil. Sehingga orang yang menerima hukuman tidaklah akan menyesali Allah SWT, melainkan menyesali dirinya sendiri, sebab tidak menjalankan sebagaimana tuntunan Rasul. Dan orang yang diberi ganjaran yang mulia tidak pula akan menyangka, bahwa dia dilebihkan dari orang lain, melainkan ganjaran yang patut, yang sesuai dengan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.
“Dan hendaklah kamu akan diganjari melainkan menunut apa yang kamu kerjakan."
Oleh sebab itu, keraguan pada segala pihak tidak akan ada lagi. Dan untuk menentukan ke mana beratnya daun timbangan di akhirat itu kelak, tidak ada tempat yang lain untuk mengerjakannya, hanyalah di dunia ini saja.
Ayat 55
“Sesungguhnya penghuni-penghuni surga di hari itu, di dalam keadaan santai bersenda-gurau."
Setelah semuanya selesai menerima ke-putusan, maka ahli neraka digiring bersama-sama ke dalam neraka dan ahli surga diarak dengan serba kehormatan, bersama-sama pula, beramai-ramai ke dalam surga. Sesampai ahli surga itu di dalam tempat yang mulia itu, duduklah mereka pada tempat masing-masing yang telah disediakan. Di sanalah mereka beristirahat dengan santai. Tidak lagi sibuk, tidak lagi bekerja keras membanting tulang sebagaimana di dunia. Di sanalah mereka bersenda gurau, baik dengan anak dan istri yang sama-sama berhak duduk di dalamnya karena amalnya, atau dengan tolan sahabat yang sepaham menegakkan agama Allah semasa di dunia, dan bagi yang lain lagi bercengkeramalah dia dengan anak-anak bidadari untuk menambah kegembiraan.
Pertemuan dengan istri-istri itu dijelaskan lagi dalam ayat berikutnya,
Ayat 56
“Mereka dan istri-istri mereka di dalam tempat kelindungan."
Tidak kena terik panasnya matahari, melainkan nyaman, aman dan tenteram.
“Ke atas singgasana-singgasana mereka itu bertelekan “
Bertelekan di atas singgasana, yaitu tempat duduk dan boleh sambil berbaring, ber-sandar kepada bantal-bantal beludru buatan surga.
Ayat 57
“Untuk mereka di dalamnya ada buah-buahan."
Segala buah-buahan segar dari berbagai macam yang ada kita kenal di daerah kelahiran kita dan di tempat lain.
“Dan untuk mereka di dalamnya sedia apa saja yang mereka pesan."
Apa saja yang mereka ingini dari segala macam kesenangan, sampai kepada anggur yang tidak memabukkan, semuanya sedia.
Ayat 58
“Selamat sejahtera." Ucapan dari Tuhan Maha Penyayang."
Artinya bahwa dengan ucapan selamat datang ahli-ahli surga itu disambut oleh Allah SWT kedatangan mereka ke dalam surga itu, sebagaimana malaikat-malaikat pemelihara surga itu pun mengucapkan salam demikian pula kepada mereka. Dan surah lain-lain. Apatah lagi surga itu sendiri pun bernama “Darus Salam “, negara bahagia. Bahkan satu di antara nama Allah yang 99 itu pun ialah “Assalam “.
As-Salam mempunyai arti keselamatan, kedamaian, ketenteraman. Itulah yang diinginkan oleh tiap-tiap orang. Dan itulah yang akan mereka temui di sana kelak.
Ayat 59
“Dan terpencillah (menyisihlah) kamu hari ini, wahai orang-orang durjana."
Mendengar berita dari Allah SWT bagaimana nikmat dan rahmat yang akan diterima oleh orang-orang yang beriman itu di dalam surga kelak kemudian hari, tentu ada juga terasa di hati orang yang selama ini mendurhaka kepada Allah, yang hidupnya penuh dengan kedurjanaan belaka, bagaimanalah akan nasibnya kelak. Samalah halnya dengan seorang bapak yang banyak anak dan sebagian besar dari anak itu patuh menuruti bimbingan orang tua. Maka pada hari-hari tertentu anak-anak itu dipanggil berkumpul oleh orang tuanya itu dan ditunjukkannya kasih sayang kepada mereka. Maka anak yang nakal dan keras kepala tidak mau menuruti kehendak orang tua itu, melihat saudara-saudaranya berkumpul ke dekat ayahnya, dia pun ingin pula masuk dalam kumpulan itu. Tetapi ayahnya tidak memanggil dia. Dia tidak menegur dia, tidak menyapa dia. Sehingga terpencillah dia seorang diri, tersisih dari saudara-saudaranya.