Ayat
Terjemahan Per Kata
فَٱلۡيَوۡمَ
maka pada hari itu
لَا
tidak
تُظۡلَمُ
dianiaya/dirugikan
نَفۡسٞ
seseorang
شَيۡـٔٗا
sesuatu/sedikitpun
وَلَا
dan tidak
تُجۡزَوۡنَ
kamu diberi balasan
إِلَّا
kecuali
مَا
apa
كُنتُمۡ
kalian adalah
تَعۡمَلُونَ
kamu kerjakan
فَٱلۡيَوۡمَ
maka pada hari itu
لَا
tidak
تُظۡلَمُ
dianiaya/dirugikan
نَفۡسٞ
seseorang
شَيۡـٔٗا
sesuatu/sedikitpun
وَلَا
dan tidak
تُجۡزَوۡنَ
kamu diberi balasan
إِلَّا
kecuali
مَا
apa
كُنتُمۡ
kalian adalah
تَعۡمَلُونَ
kamu kerjakan
Terjemahan
Pada hari itu tidak ada sama sekali orang yang dirugikan sedikit pun. Kamu tidak akan diberi balasan, kecuali atas apa yang telah kamu kerjakan.
Tafsir
(Pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kalian tidak dibalasi, kecuali) dengan balasan (apa yang telah kalian kerjakan.).
Tafsir Surat Yasin: 51-54
Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata, "Aduhai, celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasul-(Nya). Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami. Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dan kamu tidak dibalasi kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.
Inilah yang disebut tiupan yang ketiga, yaitu tiupan kebangkitan di mana semua makhluk dihidupkan lagi dari kuburnya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. (Yasin: 51) An-naslan artinya berjalan dengan cepat, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: (yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia). (Al-Ma'arij: 43) Firman Allah ﷻ: Mereka berkata, "Aduhai, celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" (Yasin: 52) Yakni dari kubur mereka yang dahulu semasa mereka masih hidup di dunia tidak percaya bahwa mereka akan dibangkitkan hidup kembali dari kubur mereka.
Setelah mereka menyaksikan di tempat mereka dikumpulkan itu apa yang dahulunya mereka dustakan, Mereka berkata, "Aduhai, celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" (Yasin: 52) Hal ini bukan berarti menafikan siksa kubur bagi mereka yang selama mereka berada di dalam kuburnya, karena siksa kubur itu bila dibandingkan dengan kerasnya azab di alam akhirat sama halnya dengan tidur. Ubay ibnu Ka'b r.a., Mujahid, Al-Hasan, dan Qatadah mengatakan, mereka tidur sejenak sebelum dibangkitkan hidup.
Qatadah mengatakan bahwa hal tersebut terjadi di antara dua tiupan sangkakala, karena itulah mereka mengatakan, "Siapakah yang membangunkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?" Menurut bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf, manakala mereka telah mengatakan hal tersebut, maka orang-orang mukmin menjawab: Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasul-(Nya). (Yasin: 52) Al-Hasan mengatakan bahwa yang menjawab mereka dengan ucapan itu adalah para malaikat. Tidak ada pertentangan jika kedua pendapat bisa digabungkan.
Hanya Allah yang lebih mengetahui. Abdur Rahman ibnu Zaid mengatakan bahwa semuanya adalah ucapan orang-orang kafir: Aduhai, celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)? Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasul-(Nya) (Yasin 52) Demikianlah menurut apa yang telah dinukil oleh Ibnu Jarir, tetapi dia sendiri memilih pendapat yang pertama karena pendapat itulah yang paling sahih. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan mereka berkata, "Aduhai, celakalah kita!" Inilah hari pembalasan.
Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya. (Ash-Shaffat: 20-21) Dan pada hari terjadinya kiamat, bersuimpahlah orang-orang yang berdosa, bahwa mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat saja. Seperti demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran). Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir).Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu, tetapi kamu selalu tidak meyakininya). (Ar-Rum: 55-56) Adapun firman Allah ﷻ: Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami. (Yasin: 53) Semakna dengan firman Allah ﷻ dalam ayat lain: Sesungguhnya pengembalian itu hanya dengan satu kali tiupan saja, maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi. (An-Nazi'at: 13-14) Tidak ada kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). (An-Nahl: 77) Dan firman Allah ﷻ: yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja. (Al-Isra: 52) Yaitu sesungguhnya Kami hanya memerlukan sekali perintah saja, maka dengan serta merta mereka semuanya dihadapkan kepada Kami.' Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun. (Yasin: 54) Yakni dari amal perbuatannya.
dan kamu tidak dibatasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan. (Yasin: 54)"
Maka pada hari kebangkitan itu seseorang tidak akan dirugikan sedikit pun dalam menerima imbalan atau balasan dari Allah atas amal perbu-atan mereka, dan kamu tidak akan diberi balasan berupa siksa atau pahala kecuali sesuai dengan apa yang telah kamu kerjakan di dunia. 55. Beralih dari penjelasan tentang keniscayaan hari Kiamat dan kebangkitan, Allah kemudian menggambarkan kebahagiaan orang mukmin di surga. Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan mereka. Mereka merasakan kesenangan dan kenikmatan yang belum pernah mereka temukan, keindahan yang belum pernah mereka lihat, dan suara menyejukkan kalbu yang belum pernah mereka dengar.
Kemudian Allah menerangkan bahwa pada hari Kiamat itu, setiap manusia akan menerima balasan semua perbuatan yang telah dilakukannya selama hidup di dunia, perbuatan baik dibalas dengan pahala yang berlipat ganda dan perbuatan buruk dan jahat akan dibalas dengan siksa yang seimbang dengan perbuatan itu. Sebagaimana sifat Allah yang memberikan keputusan dengan adil maka pada hari itu pun Dia memberi keputusan dengan adil. Oleh karena itu, seseorang tidak akan menerima pahala kebaikan yang dikerjakan orang lain, sebaliknya seseorang tidak akan menerima azab karena perbuatan jahat yang dilakukan orang lain.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
BILA KIAMAT DATANG
Ayat 51
“Dan ditiuplah pada senunai sangkakala."
Pekik yang terdengar sekali yang pertama sebagaimana disebutkan di ayat 49 di atas tadi, ialah pekik panggilan untuk mematikan segala manusia yang manusia dan segala yang bernyawa yang masih hidup di waktu itu. Sebagaimana yang diterangkan tadi, bila pekik itu terdengar orang pun mati di waktu itu juga, sehingga tidak sempat meninggalkan wasiat dan tidak sempat pulang ke rumah, Dengan demikian matilah semua yang bernyawa.
“Maka tiba-tiba mereka pun pada muncul dari dalam pusara-pusara menuju kepada Tuhan mereka."
Berkumpullah mereka datang ke sana, keluar atau muncul dari pusara-pusara atau kuburan masing-masing.
Maka janganlah kita sampai bingung karena yang terkhayal dalam pikiran kita ialah orang yang telah beratus tahun ditidurkan di dalam kubur, akan bangkit kembali dalam kehidupan. Padahal kerap kali suatu kuburan tergali, didapati sedangkan tulang-tulangnya hanya tinggal sedikit dan sudah terpotong-potong, ujung-ujung jari sudah tidak ada lagi. Tulang kaki sudah patah, tulang tangan sudah remuk, bagaimana menyusun kembali. Dan ada orang yang meninggal terbakar hangus jadi abu. Dan ada orang yang mati di kapal lalu dibuangkan di lautan dimakan habis oleh ikan-ikan. Bagaimana semuanya itu akan disusun kembali?
Bukankah kita telah mengakui mutlaknya kekuasaan Allah SWT? Mengapa Allah akan kita ukur dengan pikiran kita yang pendek dan daerah penglihatan yang terbatas?
Hal itu hanya sukar bagi kita, karena ilmu kita sangat sempit. Bagi Allah ﷻ tidak sukar. Sedangkan kita manusia diciptakan Allah ﷻ dari mani atau kama, yang jadi darah segumpal, daging segumpal kemudian jadi manusia yang hidup di dunia, padahal kalau kejadian itu kita saksikan tiap hari, dan tidak juga dapat seorang ahli pengetahuan di mana pun jua menguraikan bagaimana jadi demikian. Setinggi-tinggi pengetahuan mereka hanyalah dapat mengatakan, “Begitulah kejadiannya, dan kita tidak tahu bagaimana jalannya maka sampai demikian." Kononlah tentang hari berbangkit itu keiak. Kita pun akan percaya kemungkinan itu, sebab telah kita lihat kekuasaan Allah, sanggup mencipta manusia hanya dari segumpal air yang kita namai mani. Niscayatah Dia sanggup dan Mahakuasa mengembalikan hidup manusia dalam keadaan lain dari hanya bekas yang tinggal. Baik bekas itu sepotong tulang, atau sejemput tanah yang berasal dari tubuh yang telah kembali ke asal, ataupun setengah genggam debu yang telah terserak di mana-mana.
Ayat 52
“Mereka pun berkata, “Wahai celakalah kita! Siapakah yang membangkitkan rata dari tempat tidur kita."
Itulah ucapan yang diliputi rasa heran dan tercengang melihat diri telah bangun kembali. Sebab sejak mengembuskan napas yang penghabisan dan kemudian dihantarkan dan dimasukkan ke dalam kubur, kesadaran nyawa tidak ada lagi. Dia telah tidur dengan nyenyak, yaitu setelah selesai pemeriksaan pertama di dalam alam kubur. Tidak ada di antara mereka yang tahu berapa lama mereka tidur nyenyak itu. Sebab perhitungan jam, hari, bulan, dan tahun di alam barzakh sudah berbeda dengan perhitungan kita di dalam dunia ini yang berpedoman kepada perjalanan matahari. Maka datanglah jawaban,
“Inilah yang dijanjikan oleh Tuhan Pengasih, dan benarlah utusan-utusan."
Itulah hal yang sekalian rasul yang diutus Allah ﷻ telah memberitahukannya semasa di dunia. Ini tinggal semata-mata pelaksanaan, bahwasanya orang yang telah meninggal dunia akan dibangkitkan kembali dalam kehidupan yang lain.
Ayat 53
“Tidak ada pekikan itu selain sekali saja."
Ayat ini menunjukkan betapa kekuasaan Allah dan kebesaran-Nya. Panggilan itu tidak akan diadakan berulang kali. Satu kali tiupan serunai sangkakala itu sudahlah cukup.
“Maka tiba-tiba mereka semua dihadirkan ke hadapan Kami."
Kalau dalam gambaran terbatas dapatlah kita umpamakan dengan terompet apel pagi membangunkan tentara dalam asrama di waktu pagi; terompet berbunyi hanya satu kali. Dengan satu kali sudah cukup, segala perajurit bangun, bersiap dan terus berbaris. Demi-kianlah keadaan di hari berbangkit (ba'ats) dan hari berkumpul (mahsyar) itu kelak dan berjuta-juta hamba Allah SWT, dari pangkal adanya hidup di muka bumi ini bagi manusia sampai kepada manusia yang terakhir.
Sesudah siap berkumpul mulailah diadakan perhitungan (Yaumul Hisab), sesudah itu datanglah keputusan. Amal baik mendapat keputusan baik. Amal buruk mendapat keputusan buruk. Bersilang siurlah keluar surat keputusan. Berbahagialah orang yang menerima keputusan dari sebelah kanan dan celakalah, orang yang menerima keputusan dari sebelah kiri atau dari belakang.
Ayat 54
“Maka di hari itu tidaklah akan dianiaya suaku diri sedikit jua pun."
Allah ﷻ akan berlaku menurut nama-Nya, yaitu al-'Adlu, adil sebenar adil. Sehingga orang yang menerima hukuman tidaklah akan menyesali Allah SWT, melainkan menyesali dirinya sendiri, sebab tidak menjalankan sebagaimana tuntunan Rasul. Dan orang yang diberi ganjaran yang mulia tidak pula akan menyangka, bahwa dia dilebihkan dari orang lain, melainkan ganjaran yang patut, yang sesuai dengan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.
“Dan hendaklah kamu akan diganjari melainkan menunut apa yang kamu kerjakan."
Oleh sebab itu, keraguan pada segala pihak tidak akan ada lagi. Dan untuk menentukan ke mana beratnya daun timbangan di akhirat itu kelak, tidak ada tempat yang lain untuk mengerjakannya, hanyalah di dunia ini saja.
Ayat 55
“Sesungguhnya penghuni-penghuni surga di hari itu, di dalam keadaan santai bersenda-gurau."
Setelah semuanya selesai menerima ke-putusan, maka ahli neraka digiring bersama-sama ke dalam neraka dan ahli surga diarak dengan serba kehormatan, bersama-sama pula, beramai-ramai ke dalam surga. Sesampai ahli surga itu di dalam tempat yang mulia itu, duduklah mereka pada tempat masing-masing yang telah disediakan. Di sanalah mereka beristirahat dengan santai. Tidak lagi sibuk, tidak lagi bekerja keras membanting tulang sebagaimana di dunia. Di sanalah mereka bersenda gurau, baik dengan anak dan istri yang sama-sama berhak duduk di dalamnya karena amalnya, atau dengan tolan sahabat yang sepaham menegakkan agama Allah semasa di dunia, dan bagi yang lain lagi bercengkeramalah dia dengan anak-anak bidadari untuk menambah kegembiraan.
Pertemuan dengan istri-istri itu dijelaskan lagi dalam ayat berikutnya,
Ayat 56
“Mereka dan istri-istri mereka di dalam tempat kelindungan."
Tidak kena terik panasnya matahari, melainkan nyaman, aman dan tenteram.
“Ke atas singgasana-singgasana mereka itu bertelekan “
Bertelekan di atas singgasana, yaitu tempat duduk dan boleh sambil berbaring, ber-sandar kepada bantal-bantal beludru buatan surga.
Ayat 57
“Untuk mereka di dalamnya ada buah-buahan."
Segala buah-buahan segar dari berbagai macam yang ada kita kenal di daerah kelahiran kita dan di tempat lain.
“Dan untuk mereka di dalamnya sedia apa saja yang mereka pesan."
Apa saja yang mereka ingini dari segala macam kesenangan, sampai kepada anggur yang tidak memabukkan, semuanya sedia.
Ayat 58
“Selamat sejahtera." Ucapan dari Tuhan Maha Penyayang."
Artinya bahwa dengan ucapan selamat datang ahli-ahli surga itu disambut oleh Allah ﷻ kedatangan mereka ke dalam surga itu, sebagaimana malaikat-malaikat pemelihara surga itu pun mengucapkan salam demikian pula kepada mereka. Dan surah lain-lain. Apatah lagi surga itu sendiri pun bernama “Darus Salam “, negara bahagia. Bahkan satu di antara nama Allah yang 99 itu pun ialah “Assalam “.
As-Salam mempunyai arti keselamatan, kedamaian, ketenteraman. Itulah yang diinginkan oleh tiap-tiap orang. Dan itulah yang akan mereka temui di sana kelak.
Ayat 59
“Dan terpencillah (menyisihlah) kamu hari ini, wahai orang-orang durjana."
Mendengar berita dari Allah ﷻ bagaimana nikmat dan rahmat yang akan diterima oleh orang-orang yang beriman itu di dalam surga kelak kemudian hari, tentu ada juga terasa di hati orang yang selama ini mendurhaka kepada Allah, yang hidupnya penuh dengan kedurjanaan belaka, bagaimanalah akan nasibnya kelak. Samalah halnya dengan seorang bapak yang banyak anak dan sebagian besar dari anak itu patuh menuruti bimbingan orang tua. Maka pada hari-hari tertentu anak-anak itu dipanggil berkumpul oleh orang tuanya itu dan ditunjukkannya kasih sayang kepada mereka. Maka anak yang nakal dan keras kepala tidak mau menuruti kehendak orang tua itu, melihat saudara-saudaranya berkumpul ke dekat ayahnya, dia pun ingin pula masuk dalam kumpulan itu. Tetapi ayahnya tidak memanggil dia. Dia tidak menegur dia, tidak menyapa dia. Sehingga terpencillah dia seorang diri, tersisih dari saudara-saudaranya.