Ayat
Terjemahan Per Kata
أَلَمۡ
apakah tidak
يَرَوۡاْ
mereka memperhatikan
كَمۡ
berapa banyak
أَهۡلَكۡنَا
Kami telah binasakan
قَبۡلَهُم
sebelum mereka
مِّنَ
dari
ٱلۡقُرُونِ
kurun/ummat-ummat
أَنَّهُمۡ
bahwasannya mereka
إِلَيۡهِمۡ
kepada mereka
لَا
tidak
يَرۡجِعُونَ
mereka akan menyembah
أَلَمۡ
apakah tidak
يَرَوۡاْ
mereka memperhatikan
كَمۡ
berapa banyak
أَهۡلَكۡنَا
Kami telah binasakan
قَبۡلَهُم
sebelum mereka
مِّنَ
dari
ٱلۡقُرُونِ
kurun/ummat-ummat
أَنَّهُمۡ
bahwasannya mereka
إِلَيۡهِمۡ
kepada mereka
لَا
tidak
يَرۡجِعُونَ
mereka akan menyembah
Terjemahan
Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan? Mereka (setelah binasa) tidak ada yang kembali kepada mereka (di dunia).
Tafsir
(Tidakkah mereka mengetahui) yakni penduduk Mekah yang mengatakan kepada Nabi ﷺ sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya, "Kamu bukan seorang yang dijadikan rasul." (Q.S. Ar-Ra'd, 43.) Istifham atau kata tanya pada ayat ini mengandung makna Taqrir yakni ketahuilah oleh kalian (berapa banyak) lafal Kam mengandung makna kalimat berita, yakni banyak sekali; maknanya, sesungguhnya Kami (telah Kami binasakan sebelum mereka) amatlah banyak (umat-umat) bangsa-bangsa. (Bahwasanya mereka itu) orang-orang yang telah Kami binasakan (kepada mereka) yaitu orang-orang yang mendustakan Nabi ﷺ (tiada kembali) apakah mereka tidak mengambil pelajaran darinya. Lafal Annahum dan seterusnya berkedudukan menjadi Badal dari kalimat sebelumnya, dengan memelihara makna yang telah disebutkan.
Tafsir Surat Yasin: 30-32
Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwa orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mereka. Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu (Yasin: 30) Maksudnya, alangkah celakanya hamba-hamba itu.
Sedangkan menurut Qatadah, makna firman-Nya: Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu (Yasin: 30) Yakni alangkah kecewanya hamba-hamba itu atas diri mereka sendiri karena menyia-nyiakan perintah Allah dan melalaikan kewajiban mereka kepada Allah. Menurut suatu qiraat disebutkan "., yang artinya 'alangkah besarnya kekecewaan dan penyesalan mereka kelak di hari kiamat bila mereka menyaksikan azab Allah ﷻ karena mereka telah mendustakan rasul-rasul Allah dan menentang perintah Allah saat mereka hidup di dunia'.
Ungkapan ini ditujukan kepada mereka yang mendustakan hal tersebut. tiada datang seorang rasul pun kepada mereka, melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. (Yasin: 30) Yaitu mendustakannya, memperolok-olokkannya, dan mengingkari kebenaran yang disampaikan olehnya. Kemudian disebutkan dalam firman selanjutnya: Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwa orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mereka. (Yasin: 31) Yakni apakah mereka tidak mengambil pelajaran dari orang-orang yang sebelum mereka yang mendustakan para rasul.
Allah telah membinasakan mereka, dan tiadalah mereka dikembalikan lagi ke dunia ini, dan perkaranya tidaklah seperti apa yang diduga oleh kebanyakan dari orang-orang bodoh dan orang-orang durhaka mereka yang telah mengatakan seperti apa yang disitir oleh firman-Nya: kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup. (Al-Mu-minun: 37) Mereka adalah orang-orang yang mempercayai adanya reinkarnasi suatu sekte dari aliran Dahriyyah.
Mereka berkeyakinan, karena kebodohan mereka, bahwa mereka akan dikembalikan lagi ke dunia seperti masa mereka hidup. Maka Allah menyanggah keyakinan mereka yang batil itu melalui firman-Nya: Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwa orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mereka. (Yasin: 31) Adapun firman Allah ﷻ: Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami. (Yasin: 32) Yakni sesungguhnya semua umat yang terdahulu dan yang akan datang, kelak akan dihimpunkan untuk menjalani perhitungan amal perbuatan di hari kiamat di hadapan Allah ﷻ Maka Dia akan membalas masing-masing dari mereka sesuai dengan amal perbuatannya, yakni semua amal baik dan amal buruknya.
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan sesungguhnya kepada masing-masing (mereka yang berselisih itu) pasti Tuhanmu akan menyempurnakan dengan cukup (balasan) pekerjaan mereka. (Hud: 111) Ulama ahli qiraat berselisih pendapat sehubungan dengan bacaan ayat ini, di antara mereka ada yang membacanya dengan bacaan takhfif pada lafaz lamma sehingga menjadi lama. Atas dasar qiraat ini, berarti huruf in menunjukkan makna itbat. Di antara mereka ada pula yang men-tasydid-kan lamma serta menjadikan in sebagai huruf nafi.
sedangkan huruf lamma bermakna illa, artinya 'dan tidaklah masing-masing dari mereka melainkan dikumpulkan kepada Kami'. Akan tetapi, makna kedua qiraat ini sama tidak ada bedanya."
Dengan berita yang orang-orang musyrik Mekah terima dari Rasulullah, tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan akibat pengingkaran mereka kepada utusan Allah' Padahal Kami telah menetapkan bahwa orang-orang yang telah Kami binasakan itu tidak ada yang kembali lagi kepada mereka. Me-reka tidak akan kembali ke dunia. 32. Dan setiap umat, dari generasi pertama hingga terakhir, semuanya akan dihadapkan oleh malaikat kepada Kami untuk diminta pertanggungjawaban atas perbuatan mereka di dunia.
Allah lalu memperingatkan mereka agar mau memperhatikan nasib yang menimpa kaum kafir berabad-abad sebelum mereka yang telah ditimpa kemurkaan Allah, sehingga mereka hancur-lebur dan lenyap dari muka bumi. Mereka takkan pernah muncul kembali di dunia ini.
Ibnu Katsir berkata, "Kebanyakan ulama salaf meriwayatkan bahwa yang dimaksud dengan 'negeri dalam ayat ini ialah negeri Antakiyah, dan mereka yang diutus itu ialah para utusan Nabi Isa, ke negeri itu untuk menyampaikan risalahnya."
Ada beberapa hal yang membuat kita keberatan menerima riwayat ini karena faktor-faktor berikut:
1. Tidak mungkin Allah menghancurkan negeri Antakiyah karena penduduk negeri itu adalah penduduk negeri yang pertama kali beriman kepada Isa. Allah tidak akan menghancurkan suatu negeri yang penduduknya sedang beriman dan memenuhi seruan rasul yang diutus kepada mereka.
2. Dalam ayat ini diterangkan bahwa negeri itu dihancurkan Allah, sehingga seluruh negeri dan penduduknya itu menjadi musnah. Al-Qur'an menerangkan bahwa Allah menurunkan azab kepada orang-orang kafir berupa kehancuran dan kemusnahan mereka dengan negerinya, sampai Kitab Taurat diturunkan. Setelah Kitab Taurat diturunkan, Allah tidak pernah menurunkan azab yang seperti itu.
Hal ini dipahami dari firman-Nya:
Dan sungguh, telah Kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat) setelah Kami binasakan umat-umat terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk serta rahmat, agar mereka mendapat pelajaran. (al-Qashash/28: 43)
3. Tidak ada satu nash pun yang kuat sehubungan dengan riwayat itu, seperti keterangan yang menerangkan kapan dan dimana peristiwa itu terjadi, dan sebagainya.
Sementara itu kaum muslimin percaya kepada kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Qur'an. Tidak semua kisah dijelaskan Al-Qur'an secara terperinci. Kisah-kisah itu ada yang diterangkan dengan terperinci dan ada yang tidak. Akan tetapi, tiap-tiap kisah itu ada maksud dan tujuannya. Oleh karena itu, kaum muslimin tidak perlu mengetahui perincian dari kisah yang disebutkan pada ayat di atas. Namun kaum muslimin agar menjadikan kisah-kisah itu sebagai pelajaran dan iktibar, sehingga dapat menambah dan menguatkan iman masing-masing.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 30
“Wahai penyesalan atas hamba-hamba itu."
Ayat ini adalah peringatan bahwasanya kelak pada hari Kiamat akan datanglah pe-nyesalan dalam diri hamba-hamba Allah itu karena mereka telah bersalah besar tidak dapat diperbaiki lagi. Sebabnya ialah, “Tidaklah datang seorang rasul pun kepada mereka, “ untuk menyampaikan peringatan dari Allah, untuk membimbing mereka kepada jalan yang lurus, agar mereka terhindar dari dalam gelap gulita hidup, agar kenal kepada Allah sebagai Pencipta mereka, karena mereka adalah hamba Allah belaka.
“Melainkan adalah mereka terhadapnya memperolok-olokkan."
Ada yang mengatakan bahwa rasul itu gila. Ada yang mengatakan bahwa rasul itu pembohong. Ada yang mengatakan bahwa rasul itu hanyalah seorang sastrawan saja. Ada yang mengatakan bahwa yang datang dari Allah ﷻ yang disampaikan oleh rasul itu mereka katakan hanya dikarang-karang saja oleh rasul itu. Pendeknya utusan Allah yang akan membawa mereka ke dalam jalan yang selamat mereka anggap sebagai musuh besar.
Ayat 31
“Apakah tidak mereka perhatikan; telah berapa banyaknya dari angkatan demi angkatan yang telah Kami binasakan."
Angkatan demi angkatan, atau turunan demi turunan, karena angkatan umat yang datang kemudian adalah sambungan dari angkatan yang terdahulu. Kemudian pula kaum yang lain,
“Bahwasanya mereka tidaklah ada yang kembali kepada mereka."
Angkatan yang telah dibinasakan Allah ﷻ itu telah terus hilang buat selama-lamanya. Tidak diharap lagi buat kembali.
Ayat 32
“Dan setiap mereka itu."
Yaitu orang-orang yang tidak percaya akan risalah yang dibawa rasul, yang ragu-ragu akan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT, bahkan siapa pun jua yang hidup di dunia ini,
“Pastilah semuanya akan dihadirkan ke hadapan Kami."