Ayat
Terjemahan Per Kata
يَٰحَسۡرَةً
alangkah besarnya penyesalan
عَلَى
atas
ٱلۡعِبَادِۚ
hamba-hamba
مَا
tidak
يَأۡتِيهِم
datang kepada mereka
مِّن
dari
رَّسُولٍ
seorang Rasul
إِلَّا
kecuali
كَانُواْ
adalah mereka
بِهِۦ
dengannya/padanya
يَسۡتَهۡزِءُونَ
mereka memperolok-olok
يَٰحَسۡرَةً
alangkah besarnya penyesalan
عَلَى
atas
ٱلۡعِبَادِۚ
hamba-hamba
مَا
tidak
يَأۡتِيهِم
datang kepada mereka
مِّن
dari
رَّسُولٍ
seorang Rasul
إِلَّا
kecuali
كَانُواْ
adalah mereka
بِهِۦ
dengannya/padanya
يَسۡتَهۡزِءُونَ
mereka memperolok-olok
Terjemahan
Alangkah besar penyesalan diri para hamba itu. Setiap datang seorang rasul kepada mereka, mereka selalu memperolok-olokkannya.
Tafsir
(Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu) terhadap mereka dan orang-orang yang seperti mereka, yaitu orang-orang yang mendustakan rasul-rasul, karena akhirnya mereka dibinasakan. Yang dimaksud dengan penyesalan di sini adalah perasaan sakit yang amat sangat akibat suara malaikat Jibril. Kata Nida atau kata seru pada lafal Yaa hasratan hanyalah merupakan kata kiasan, maknanya sudah saatnya bagimu, maka menghadaplah kamu (tiada datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya) ungkapan-ungkapan ini untuk menjelaskan penyebab dari penyesalan tadi. Di dalamnya terkandung pengertian ejekan mereka yang menyebabkan diri mereka binasa, setelah itu mereka menyesal karenanya.
Tafsir Surat Yasin: 30-32
Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwa orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mereka. Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu (Yasin: 30) Maksudnya, alangkah celakanya hamba-hamba itu.
Sedangkan menurut Qatadah, makna firman-Nya: Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu (Yasin: 30) Yakni alangkah kecewanya hamba-hamba itu atas diri mereka sendiri karena menyia-nyiakan perintah Allah dan melalaikan kewajiban mereka kepada Allah. Menurut suatu qiraat disebutkan "., yang artinya 'alangkah besarnya kekecewaan dan penyesalan mereka kelak di hari kiamat bila mereka menyaksikan azab Allah ﷻ karena mereka telah mendustakan rasul-rasul Allah dan menentang perintah Allah saat mereka hidup di dunia'.
Ungkapan ini ditujukan kepada mereka yang mendustakan hal tersebut. tiada datang seorang rasul pun kepada mereka, melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. (Yasin: 30) Yaitu mendustakannya, memperolok-olokkannya, dan mengingkari kebenaran yang disampaikan olehnya. Kemudian disebutkan dalam firman selanjutnya: Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwa orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mereka. (Yasin: 31) Yakni apakah mereka tidak mengambil pelajaran dari orang-orang yang sebelum mereka yang mendustakan para rasul.
Allah telah membinasakan mereka, dan tiadalah mereka dikembalikan lagi ke dunia ini, dan perkaranya tidaklah seperti apa yang diduga oleh kebanyakan dari orang-orang bodoh dan orang-orang durhaka mereka yang telah mengatakan seperti apa yang disitir oleh firman-Nya: kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup. (Al-Mu-minun: 37) Mereka adalah orang-orang yang mempercayai adanya reinkarnasi suatu sekte dari aliran Dahriyyah.
Mereka berkeyakinan, karena kebodohan mereka, bahwa mereka akan dikembalikan lagi ke dunia seperti masa mereka hidup. Maka Allah menyanggah keyakinan mereka yang batil itu melalui firman-Nya: Tidakkah mereka mengetahui berapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwa orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mereka. (Yasin: 31) Adapun firman Allah ﷻ: Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami. (Yasin: 32) Yakni sesungguhnya semua umat yang terdahulu dan yang akan datang, kelak akan dihimpunkan untuk menjalani perhitungan amal perbuatan di hari kiamat di hadapan Allah ﷻ Maka Dia akan membalas masing-masing dari mereka sesuai dengan amal perbuatannya, yakni semua amal baik dan amal buruknya.
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya: Dan sesungguhnya kepada masing-masing (mereka yang berselisih itu) pasti Tuhanmu akan menyempurnakan dengan cukup (balasan) pekerjaan mereka. (Hud: 111) Ulama ahli qiraat berselisih pendapat sehubungan dengan bacaan ayat ini, di antara mereka ada yang membacanya dengan bacaan takhfif pada lafaz lamma sehingga menjadi lama. Atas dasar qiraat ini, berarti huruf in menunjukkan makna itbat. Di antara mereka ada pula yang men-tasydid-kan lamma serta menjadikan in sebagai huruf nafi.
sedangkan huruf lamma bermakna illa, artinya 'dan tidaklah masing-masing dari mereka melainkan dikumpulkan kepada Kami'. Akan tetapi, makna kedua qiraat ini sama tidak ada bedanya."
Orang-orang yang mendustakan para rasul akan menyesal pada hari Kiamat. Alangkah besar penyesalan terhadap hamba-hamba itu, setiap datang seorang rasul yang menyeru kepada mereka agar beriman kepada Allah dan menempuh jalan yang benar, mereka selalu memperolok-olokkan bahkan membunuh-nya. 31. Dengan berita yang orang-orang musyrik Mekah terima dari Rasulullah, tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan akibat pengingkaran mereka kepada utusan Allah' Padahal Kami telah menetapkan bahwa orang-orang yang telah Kami binasakan itu tidak ada yang kembali lagi kepada mereka. Me-reka tidak akan kembali ke dunia.
Allah menerangkan bahwa sikap dan tingkah laku kaum kafir semacam ini sangat disesalkan. Mereka tidak hanya menolak seruan iman, tetapi juga memperolok-olokkan para rasul dan orang-orang yang telah beriman. Bahkan, tak jarang mereka menganiaya dan membunuhnya. Jika mereka mau berpikir dengan akal yang sehat, pastilah mereka menerima seruan iman dari para rasul dan orang-orang yang telah beriman. Allah menerangkan kedudukan orang-orang kafir di akhirat nanti tatkala mereka ditimpa azab yang dahsyat karena mendustakan para rasul.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Ayat 30
“Wahai penyesalan atas hamba-hamba itu."
Ayat ini adalah peringatan bahwasanya kelak pada hari Kiamat akan datanglah pe-nyesalan dalam diri hamba-hamba Allah itu karena mereka telah bersalah besar tidak dapat diperbaiki lagi. Sebabnya ialah, “Tidaklah datang seorang rasul pun kepada mereka, “ untuk menyampaikan peringatan dari Allah, untuk membimbing mereka kepada jalan yang lurus, agar mereka terhindar dari dalam gelap gulita hidup, agar kenal kepada Allah sebagai Pencipta mereka, karena mereka adalah hamba Allah belaka.
“Melainkan adalah mereka terhadapnya memperolok-olokkan."
Ada yang mengatakan bahwa rasul itu gila. Ada yang mengatakan bahwa rasul itu pembohong. Ada yang mengatakan bahwa rasul itu hanyalah seorang sastrawan saja. Ada yang mengatakan bahwa yang datang dari Allah ﷻ yang disampaikan oleh rasul itu mereka katakan hanya dikarang-karang saja oleh rasul itu. Pendeknya utusan Allah yang akan membawa mereka ke dalam jalan yang selamat mereka anggap sebagai musuh besar.
Ayat 31
“Apakah tidak mereka perhatikan; telah berapa banyaknya dari angkatan demi angkatan yang telah Kami binasakan."
Angkatan demi angkatan, atau turunan demi turunan, karena angkatan umat yang datang kemudian adalah sambungan dari angkatan yang terdahulu. Kemudian pula kaum yang lain,
“Bahwasanya mereka tidaklah ada yang kembali kepada mereka."
Angkatan yang telah dibinasakan Allah ﷻ itu telah terus hilang buat selama-lamanya. Tidak diharap lagi buat kembali.
Ayat 32
“Dan setiap mereka itu."
Yaitu orang-orang yang tidak percaya akan risalah yang dibawa rasul, yang ragu-ragu akan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT, bahkan siapa pun jua yang hidup di dunia ini,
“Pastilah semuanya akan dihadirkan ke hadapan Kami."