Ayat
Terjemahan Per Kata
أَفَمَن
maka apakah orang
زُيِّنَ
dijadikan memandang baik
لَهُۥ
baginya
سُوٓءُ
seburuk-buruk
عَمَلِهِۦ
pekerjaannya
فَرَءَاهُ
lalu dia melihat/menganggapnya
حَسَنٗاۖ
baik
فَإِنَّ
maka sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
يُضِلُّ
menyelesaikan
مَن
dari
يَشَآءُ
Dia kehendaki
وَيَهۡدِي
dan Dia memberi petunjuk
مَن
dari
يَشَآءُۖ
dia kehendaki
فَلَا
maka tidak/janganlah
تَذۡهَبۡ
kamu menghilangkan/membinasakan
نَفۡسُكَ
dirimu
عَلَيۡهِمۡ
atas mereka
حَسَرَٰتٍۚ
kesedihan
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
عَلِيمُۢ
Maha Mengetahui
بِمَا
dengan/tentang apa
يَصۡنَعُونَ
mereka perbuat
أَفَمَن
maka apakah orang
زُيِّنَ
dijadikan memandang baik
لَهُۥ
baginya
سُوٓءُ
seburuk-buruk
عَمَلِهِۦ
pekerjaannya
فَرَءَاهُ
lalu dia melihat/menganggapnya
حَسَنٗاۖ
baik
فَإِنَّ
maka sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
يُضِلُّ
menyelesaikan
مَن
dari
يَشَآءُ
Dia kehendaki
وَيَهۡدِي
dan Dia memberi petunjuk
مَن
dari
يَشَآءُۖ
dia kehendaki
فَلَا
maka tidak/janganlah
تَذۡهَبۡ
kamu menghilangkan/membinasakan
نَفۡسُكَ
dirimu
عَلَيۡهِمۡ
atas mereka
حَسَرَٰتٍۚ
kesedihan
إِنَّ
sesungguhnya
ٱللَّهَ
Allah
عَلِيمُۢ
Maha Mengetahui
بِمَا
dengan/tentang apa
يَصۡنَعُونَ
mereka perbuat
Terjemahan
Maka, apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya (oleh setan), lalu menganggap baik perbuatannya itu (sama dengan yang mendapat petunjuk)? Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki (berdasarkan pilihannya) dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk). Maka, jangan engkau (Nabi Muhammad) biarkan dirimu binasa karena kesedihan terhadap (sikap) mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.
Tafsir
Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Jahal dan orang-orang sepertinya. (Maka apakah orang yang dihiasi pekerjaannya yang buruk) karena setan telah menyulapnya (lalu ia menganggapnya baik?) lafal Man adalah Mubtada, sedangkan Khabarnya ialah, sebagaimana orang yang mendapat petunjuk dari Allah. Tentu saja tidak sama. Khabar ini disimpulkan dari ayat selanjutnya, yaitu, (Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa sebab ulah mereka itu) yaitu atas orang-orang yang menganggap baik perbuatannya yang buruk itu (karena kesedihan) yaitu kamu merasa sedih karena mereka tidak mau beriman (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat) kelak Dia akan membalasnya kepada mereka.
Tafsir Surat Al-Fatir: 7-8
Orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang keras. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh bagi mereka ampunan dan pahala yang besar. Maka apakah orang yang dijadikan (setan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk, lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh setan)? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Setelah menyebutkan perihal para pengikut iblis dan tempat kembali mereka di dalam neraka yang menyala-nyala, lalu Allah ﷻ menyebutkan bahwa orang-orang yang kafir itu bagi mereka azab yang keras disebabkan mereka taat kepada setan dan durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Dan bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan mengerjakan amal saleh bagi mereka ampunan. (Fathir: 7) Mereka beroleh ampunan terhadap dosa-dosa yang mereka lakukan di masa silam.
dan pahala yang besar. (Fathir: 7) sebagai balasan dari amal perbuatan mereka, yaitu pahala yang baik. Dalam firman selanjutnya disebutkan: Maka apakah orang yang dijadikan (setan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk. (Fathir: 8) Yakni seperti halnya orang-orang kafir dan orang-orang pendurhaka, mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk, sedangkan mereka mempunyai keyakinan bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah perbuatan baik. Dengan kata lain, apakah orang yang telah disesatkan oleh Allah seperti itu, kamu mempunnyai cara untuk memberinya petunjuk? Tidak ada jalan bagimu untuk memberinya petunjuk.
Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. (Fathir: 8) Yaitu dengan kekuasaan-Nya, maka terjadilah apa yang dikehendaki-Nya. maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. (Fathir: 8) Maksudnya, janganlah kamu merasa kecewa dengan hal tersebut, karena sesungguhnya Allah Mahabijaksana dalam menentukan takdir-Nya. Sesungguhnya Allah menyesatkan orang yang sesat dan memberi petunjuk orang yang mendapat petunjuk hanyalah karena pengetahuanNya yang sempurna dan hujah-Nya yang tiada taranya.
Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya: Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (Fathir: 8) -: ". Ibnu Abu Hatim sehubungan dengan makna ayat ini mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Auf Al-Himsi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Kasir, dari Al-Auza'i, dari Yahya ibnu Abu Amr Asy-Syaibani atau Rabi'ah, dari Abdullah ibnu Ad-Dailami yang mengatakan bahwa ia datang kepada Abdullah ibnu Amr r.a. yang saat itu sedang berada di sebuah kebun di Taif yang dikenal dengan nama Al-Waht.
Lalu Abdullah ibnu Amr berkata, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesungguhnya Allah ﷻ menciptakan makhluk-Nya dalam kegelapan, kemudian Dia melemparkan sebagian dari cahaya-Nya kepada mereka, maka barang siapa yang terkena cahaya-Nya pada hari itu, berarti dia mendapat petunjuk. Dan barang siapa yang luput dari cahaya-Nya berarti ia akan sesat. Karena itulah aku hanya dapat mengatakan, "Keringlah pena untuk mencatat apa yang diketahui oleh Allah ﷻ Kemudian Ibnu Abu Hatim mengatakan: ". telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdah Al-Qazuwaini, telah menceritakan kepada kami Hasan ibnu Hassan Al-Basri, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Bisyr, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Mu'in, telah menceritakan kepada kami Ibrahim Al-Qurazyi, dari Sa'id ibnu Syurahbil, dari Zaid Abu Aufa r.a. yang mengatakan bahwa di suatu hari Rasulullah ﷺ keluar menemui kami (para sahabat), lalu beliau bersabda: Segala puji bagi Allah yang memberi petunjuk dari kesesatan dan menghindarkan kesesatan dari orang yang disukai-Nya. Hadis ini garib sekali."
Allah membedakan dengan sangat nyata mereka yang menjadikan setan sebagai musuh dan mereka yang menjadikannya kawan. Maka, apakah pantas orang yang dijadikan terasa indah perbuatan buruknya karena berkawan dengan setan, lalu menganggap baik perbuatannya itu' Tentu tidak pantas! Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki karena dia lebih memilih kesesatan daripada petunjuk Allah melalui rasul-Nya, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki karena dia memilih petunjuk atas izin Allah. Maka, jangan engkau, wahai Nabi Muhammad, biarkan dirimu binasa karena kesedihan hatimu dan larut dalam penyesalan terhadap kesesatan dan keingkaran mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat dan akan memberi balasan yang sepadan. 9. Usai menjelaskan kepastian janji Allah, kedatangan hari Kiamat, dan perbedaan antara orang yang taat dengan yang ingkar serta balasan yang akan mereka peroleh, pada ayat ini Allah menunjukkan tanda-tanda kekuasan-Nya di alam semesta sekaligus menjadi perumpamaaan terjadinya hari Kebangkitan. Dan Allah-lah yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami arahkan awan yang mengan-dung air itu ke suatu negeri yang mati, yakni tandus, lalu turunlah hujan dan dengan hujan itu lalu Kami hidupkan bumi setelah mati, yakni kering. Seperti itulah kebangkitan itu akan terjadi.
Pada ayat ini, Allah menerangkan perbedaan besar antara dua golongan disebut pada ayat sebelumnya. Orang-orang yang teperdaya dan dapat ditipu oleh setan, sehingga pekerjaan mereka yang buruk dianggapnya baik, tentunya tidak sama dengan orang-orang yang tidak dapat ditipu oleh setan. Sebagaimana firman Allah:
Katakanlah (Muhammad), "Apakah perlu Kami beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?" (Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya. (al-Kahf/18: 103-104)
Tersesat atau mendapat petunjuk ada di tangan Allah. Dia menyesatkan atau memberikan petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, sesuai dengan kebijaksanaan-Nya, berdasarkan keadaan hamba yang bersangkutan. Orang-orang yang ditetapkan tersesat, dia selalu mengerjakan perbuatan buruk dan keji. Sebaliknya orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah, selalu mengerjakan amalan yang baik. Oleh karena itu, Nabi Muhammad dilarang Allah untuk sedih dan cemas menghadapi kaumnya yang belum mau beriman dan menerima ajakannya, sehingga tidak membinasakan dirinya. Hal semacam ini diterangkan juga di ayat yang lain, firman Allah:
Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an). (al-Kahf/18: 6)
Ayat ini ditutup dengan penegasan Allah bahwa Ia Mengetahui apa yang mereka perbuat, termasuk perbuatan buruk dan keji yang akan dibalas-Nya dengan balasan yang setimpal.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
Belum tersedia. Dibutuhkan biaya untuk menambahkan tafsir ini.
PERINGATAN
Ayat 4
“Dan jika mereka telah mendustakan engkau, maka sesungguhnya telah didustakan pula rasul-rasul yang sebelum engkau."
Ketika engkau menyeru mereka kepada tauhid, meninggalkan menyembah berhaia, kembali menyembah kepada Allah Yang Satu, mereka telah mendustakan engkau. Mereka tidak mau percaya, mereka membantah keras. Maka hal yang seperti ini bukanlah terjadi pada engkau saja. Bahkan pada rasul-rasul yang terdahulu dan engkau semacam ini jugalah yang mereka derita. Mereka pun ditolak, mereka pun didustakan. Rasul-rasul yang terdahulu dari engkau itu pun menderita sanggahan yang berat pula dari kaum mereka sebagaimana yang engkau alami sekarang.
“Dan kepada Allah-lah akan dikembalikan segala urusan “
Maka janganlah engkau cemas dan kecil hati lantaran itu. Sebab segala sikap tantangan mereka itu akan dikembalikan belaka kepada Allah dan Allah-lah yang akan menghukum kelak. Dan tugas yang dipikulkan ke atas dirimu, teruskanlah dan berjuanglah!
Kemudian itu datanglah peringatan kepada manusia sendiri. Oleh sebab Al-Qur'an turun sebagai wahyu kepada Muhammad ﷺ tetapi seruan untuk seluruh manusia, maka berlakulah seruan ini untuk manusia pada sekalian zaman.
Ayat 5
“Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya penjanjian Allah itu adalah benar."
Adalah benar bahwa kamu dahulu tidak ada, kemudian diadakan oleh Allah ﷻ lalu hidup di dunia dan kemudian mati. Adalah benar sebagaimana janji yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwasanya sesudah mati manusia akan hidup lagi di alam yang lain dalam keadaan lain. Adalah benar bahwa hari kelak akan Kiamat. Sebab semuanya itu adalah benar, hendaklah kamu bersiap-siap menghadapi kebenaran itu. “Maka janganlah memperdayakan akan dikau kehidupan dunia." Janganlah kamu diperdayakan, ditipu rayu oleh kehidupan dunia yang pasti akan segera kamu tinggalkan ini. Ingatlah bahwa tidak ada di antara kamu yang kekal tinggal di sini. Datang ajalnya pastilah mati.
“Dan janganlah memperdayakan akan dikau tentang Allah oleh penipu “
Janganlah memperdayakan akan dikau tentang Allah, yaitu di dalam menuju jalan yang dituntunkan Allah, atau Sabilillah, atau Sirathal Mustaqim. Karena sebagaimana di-sebutkan tadi, Allah ﷻ telah mengutus rasul-rasul menyampaikan janji Allah. Yaitu hidup yang kekal ialah hidup yang sesudah hidup sekarang ini. Untuk keselamatan di sana hendaklah beriman dan beramal saleh selama di dunia ini. Jangan disangka bahwa dunia tempat yang kekal, dia hanya semata-mata tempat singgah dalam perjalanan. Sebab itu disuruhlah manusia hati-hati, jangan sampai tempat singgah dianggap sebagai tempat ber-henti buat selamanya. Padahal perjalanan ini masih jauh lagi terusannya. Jangan sampai dunia ini memperdayakan kita, membujuk merayu kita.
Maka dalam ayat lanjutan ini dikatakan pula jangan sampai diperdayakan lagi oleh penipu lain atau tukang memperdayakan yang lain. Siapa penipu lain selain dari dunia itu? Penipu yang lain itu ialah setan. Ini dijelaskan pada lanjutan ayat,
Ayat 6
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagi kamu."
Ini diperingatkan oleh Allah ﷻ sejak permusuhan yang timbul sejak nenek moyang manusia, yaitu Adam. Ketika beliau telah dikejayaan. Di ayat 19 surah a3-Mujaadilah itu juga ditegaskan bahwa Hizbusy-Syaitan pastilah merugi.
Masuk Hizb yang mana kita? Pendapatannya adalah pada sikap hidup kita sendiri. Apabila kita teguh berbenteng dengan iman, kita akan jadi Hizbullah, golongan Allah dan apabila kita terpedaya oleh setan kita pasti jadi anggota Hizbusy-Syaitan. Na'udzubillah.
Ayat 7
“Dan orang-orang yang beriman dan beramal yang saleh, untuk mereka adalah ampunan dan pahala yang besar."
Pokok yang utama sudah ada, yaitu iman. Bukti dari iman itu pun sudah ada, yaitu amal yang saleh, pekerjaan dan usaha yang baik. Iman bukan semata-mata pengakuan pada mulut, tetapi dibuktikan pada usaha, pada pekerjaan dan perbuatan. Sehingga seluruh tin-dakan dalam hidup dipelopori atau terbit dari kesadaran iman. Maka Allah ﷻ menjanjikan untuk mereka adalah ampunan. Sebab sebagai manusia mungkin terdapat kekhilafan dan kealpaan, terlanjur langkah dengan tidak disengaja. Sesudah salah baru tahu. Bagi orang ini disediakan Allah ampunan, sebab dia beriman, sebab dia berusaha, beramal dan bekerja yang baik. Senantiasa meninggikan mutu pekerjaan. Dan bagi mereka disediakan pahala yang besar di sisi Allah ﷻ
Ayat 8
“Apakah orang-orang yang dihiaskan baginya seburuk-buruk amalannya, lalu dia merasa amalan itu baik?"
Amalan yang pada hakikatnya adalah seburuk-buruk amalan, bisa saja karena rayuan dan perdayaan setan, amal yang buruk itu dielok-elokkan oleh setan, dipuji, disanjung. Suatu perbuatan yang sangat jahat, yang tidak disetujui oleh pikiran waras, yang disebut juga mungkar, karena pandainya setan merayu bisa saja dirasakan oleh yang beramal paling buruk itu bahwa itu adalah perbuatan baik. Itu namanya yang tidak elok lalu dielok-elokkan.
“Sesungguhnya Allah akan menyesatkan barangsiapa yang Dia kehendaki dan memberikan petunjuk kepada barangsiapa yang Dia kehendaki." Maksud isi ayat ini ialah menunjukkan kekuasaan dan takdir tertinggi dari Allah ﷻ untuk memperlihatkan bahwa keramaian dunia ini adalah karena pertentangan yang hak dengan yang batil terus-menerus. Perjuangan di antara cita-cita manusia mendekati Allah dengan rayuan Iblis menambah golongannya. Kalau tidaklah Allah mengambil garis tertinggi dalam hikmah rahasia-Nya, membuat ada yang selamat dan ada yang jatuh ke dalam pengaruh setan, tidaklah akan begini hebatnya pergolakan hidup insani di dunia. Ini pun terbayang dalam pertanyaan malaikat seketika Allah ﷻ menyatakan kehendak-Nya akan mengadakan khalifah di muka bumi. Malaikat hanya melihat dari segi orang-orang yang akan merusak dan orang-orang yang akan menumpahkan darah. Tetapi Allah ﷻ mengatakan bahwa ilmu-Nya lebih tinggi dari jangkauan malaikat.
“Maka janganlah terbawa diri engkau atas mereka karena kecewa." Artinya kalau mereka masih menantang engkau, mendustakan engkau. Kalau setan masih merayu mereka sehingga seburuk-buruk amalan mereka hiasi dalam pandangan mereka, sehingga yang buruk mereka anggap baik, janganlah engkau kecewa. Janganlah engkau berhiba hati.
“Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka usahakan."
Gerak langkah mereka telah diketahui dan telah dalam ukuran Allah ﷻ Kekuatan mereka terbatas. Kadang-kadang tipu daya yang mereka perbuat hanyalah semata-mata untuk mempertinggi tempat mereka jatuh saja. Sebab itu janganlah engkau kecewa atas sikap mereka itu.